Kereta api Gaya Baru Malam Selatan (GBMS) merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melayani relasi Surabaya Gubeng–Pasar Senen melalui lintas selatan Jawa (via Lempuyangan–Cirebon Prujakan). Walaupun memiliki nama khas dari kereta api yang beroperasi pada "malam" hari, sebagian besar perjalanan GBMS dilakukan pada siang hari.
Kereta api Gaya Baru Malam Selatan merupakan salah satu layanan kereta api tertua (mulai beroperasi) yang masih beroperasi dengan nama yang sama sejak pertama kali diperkenalkan.
Pada tahun 1964, Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) meresmikan penggunaan kereta penumpang baru dengan sistem rem udara tekan yang diimpor dari pabrik Nippon Sharyo, Jepang, untuk KA Kilat Bandung–Jakarta pp, yang dibuka pada 20 April 1964.[2] Kemudian, pada tanggal 28 September 1964, PNKA membuka layanan kereta api Ekspres Gaja Baru, sebagai layanan ekspres siang, dengan tiga rute: Gambir–Surabaya Kota pp melalui lintas selatan, Gambir–Surabaya Pasarturi pp melalui lintas utara, dan Bandung–Surabaya pp.[3] Pada tanggal 17 November 1966, PNKA menetapkan jadwal baru, dengan menghadirkan ekspres malam pada rute Jakarta–Surabaya baik via jalur selatan maupun utara.[4] Pada tanggal 14 Juni 1968, kereta api Ekspres Gaja Baru jadwal siang mendapatkan jenama baru Limited Express Djaja,[5] sedangkan layanan malamnya tetap menggunakan nama "Gaja Baru". Kereta api Limited Express Djaja bertahan hingga tahun 1973.
Pada 6 Januari 1969, PNKA menghapus KA Gaja Baru Malam Selatan. Sementara itu, Gaja Baru Malam Utara masih tetap bertahan. Pada saat yang sama pula, Djaja pun ditambahkan layanan kelas 2 (BW/AC) dengan persediaan tiket terbatas.[6]
Kemudian pada 1971, diluncurkan kereta api Gaja Baru Malam dengan relasi Gambir–Surabaya Pasarturi melalui lintas utara Jawa.
Pada tanggal 17 Februari 1975, diluncurkan sempalan dari kereta api Gaja Baru Malam, yakni kereta api Gaja Baru Malam Selatan, layanan baru ini memiliki relasi Surabaya Kota–Jakarta melalui lintas selatan Jawa (via Cirebon–Yogyakarta). Pada 1976, kereta api Gaja Baru Malam mengalami penjenamaan ulang menjadi kereta api Gaja Baru Malam Utara.
Pada dekade 1980-an, diluncurkan layanan khusus musim libur, yakni kereta api Gaya Baru Malam Selatan Lebaran, yang kemudian berubah menjadi kereta api Gaya Baru Malam Selatan Utama. Pada tahun 1990, kereta api Gaya Baru Malam Selatan Utama mengalami penjenamaan ulang menjadi kereta api Jayabaya, lalu menjadi Jayabaya Selatan (bukan kereta api Jayabaya).
Pada 15 Juni 2017, PT KAI kembali meluncurkan kereta api Gaya Baru Malam Selatan Lebaran. Dikarenakan okupansi yang tinggi, layanan ini beroperasi secara reguler setelah musim lebaran dengan nama kereta api Gaya Baru Malam Selatan Premium. Pada 28 September 2017, kereta api Gaya Baru Malam Selatan Premium berubah menjadi kereta api Jayakarta Premium, dan menjadi kereta api terpanjang di jalur selatan Jawa.
Kereta api yang pertama kali beroperasi pada 17 Februari 1975 ini merupakan penerus dari layanan kereta api Ekspres Gaja Baru yang pernah beroperasi tanggal 28 September 1964 hingga berubah menjadi Limited Express Djaja pada tahun 1968.
Sejak 1 Januari 2019, kereta api ini merupakan salah satu dari lima layanan kereta api kelas ekonomi yang subsidi-nya dihentikan oleh pemerintah.[7] Bersamaan dengan kereta api Brantas, kereta api ini juga mengalami penambahan layanan kelas eksekutif mulai 1 September 2019.[8]
Seiring dengan berlakunya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2019 pada 1 Desember 2019, kereta api Gaya Baru Malam Selatan mulai beroperasi menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi setelah dilakukan penyesuaian tempat duduk, dengan jumlah kursi yang semula 106 kursi dikurangi menjadi 80 kursi untuk meningkatkan kenyamanan penumpang.[9]
Sekitar Tahun 2020, operasional kereta api Gaya Baru Malam Selatan dipindahkan dari Daerah Operasi I Jakarta ke Daerah Operasi VIII Surabaya. Seiring dengan perubahan tersebut, rangkaian kereta dimutasi dari Depo Kereta Jakarta Kota (JAKK) ke Depo Kereta Sidotopo (SDT) di Surabaya, sebagai bagian dari pertukaran layanan operasional dengan kereta api Jayakarta.
Kereta api Gaya Baru Malam Selatan menambah pemberhentian di Stasiun Cikarang terhitung sejak 1 Februari 2022.[10]
Sebagai bagian dari perbaikan pada layanan kelas ekonomi, mulai 14 Maret 2024, kereta api Gaya Baru Malam Selatan menggunakan rangkaian kereta ekonomi generasi baru hasil modifikasi Balai Yasa Manggarai keluaran 2024 dengan 72 tempat duduk.[11]
Pada 12 Desember 2024, kereta api Gaya Baru Malam Selatan kembali mengalami peningkatan layanan berupa perubahan sarana, dengan menggunakan rangkaian kereta campuran kelas eksekutif dan ekonomi bertipe baja nirkarat generasi baru buatan PT INKA keluaran 2024. Rangkaian tersebut terdiri dari satu kereta pembangkit, empat kereta eksekutif, satu kereta makan, empat kereta ekonomi, dan satu kereta bagasi.
Mulai tanggal 1 Februari 2025, tepatnya bertepatan dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2025 kereta api Gaya Baru Malam Selatan saling bertukar rangkaian dengan kereta api Jayabaya yang beroperasi di relasi yang berbeda.
Tarif kereta api ini berkisar antara Rp 360.000–Rp 600.000, tergantung pada kelas, waktu pemesanan dan jarak yang ditempuh penumpang.
Legenda
|url-status=