Stasiun Cikampek (CKP) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Cikampek Kota, Cikampek, Karawang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +46 meter ini merupakan stasiun yang lokasinya paling timur di Daerah Operasi 1 Jakarta serta Kabupaten Karawang, dan merupakan stasiun kereta api terbesar di kabupaten tersebut. Selain itu, Stasiun Cikampek juga merupakan salah satu stasiun utama di kabupaten tersebut selain Stasiun Karawang.
Stasiun Cikampek menjadi salah satu penghubung kereta api utama di daerah Purwasuka. Di sebelah timur stasiun, jalur bercabang menjadi dua arah, yakni jalur utama lintas selatan –utara Jawa arah Cirebon, Jawa Tengah–DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, serta jalur penghubung arah Bandung. Dahulu, sebelum beroperasinya jalur ganda pada petak Cikampek-Cirebon, hampir semua kereta api yang berangkat dari Jakarta berhenti di stasiun ini. Tujuannya adalah untuk memastikan petak jalur di depannya sudah aman untuk dilewati kereta api berikutnya serta sering kali untuk menunggu persilangan kereta api yang datang dari arah Cirebon/Bandung, terutama pada pagi dan petang hari.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Karawang, sebanyak 798.335 penumpang kereta api lokal dan antarkota telah dilayani oleh stasiun ini. Berdasarkan data ini, Stasiun Cikampek menjadi stasiun dengan penumpang terbanyak di Kabupaten Karawang.[3]
Setelah Staatsspoorwegen (SS) membeli jalur kereta api Batavia–Karawang dari Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOS) pada 1898, jalur tersebut pun kemudian dikembangkan, salah satunya adalah dengan melakukan perpanjangan jalur dari Kedunggedeh menuju ke Cikampek.[4] Perpanjangan jalur menuju ke Stasiun Cikampek ini diresmikan pada 27 Desember 1902.[5]
Pada saat itu, SS telah merencanakan akan membangun jalur kereta api baru pada petak Cikampek–Padalarang sebagai alternatif rute Jakarta–Bandung. Keinginan SS pada saat itu dikarenakan tingginya permintaan kereta api yang lebih cepat untuk sampai ke tujuan. Jalur lintas Cikampek–Padalarang ini berhasil dibuka pada 2 Mei 1906. Dari Stasiun Cikampek, pembangunan juga diarahkan menuju ke Cirebon, yang dibuka pada 3 Juni 1912.[5]
Selain jalur utama lintas Cikampek–Padalarang dan Cikampek–Cirebon, Staats Spoorwegen (SS) juga membangun jalur trem di pedalaman Karawang dengan lebar sepur 600 mm yang diinisiasi pada tahun 1909.
Adapun pembangunan jalur trem dengan lebar sepur 600 mm tersebut dibagi menjadi 4 bagian atau trase, yakni Jalur trem Cikampek–Cilamaya yang diresmikan pada tanggal 1 Juli 1909, jalur trem Cikampek–Wadas yang diresmikan pada tanggal 15 Juli 1912, jalur trem Wadas–Lamaran yang diresmikan pada tanggal 9 Februari 1920, dan jalur trem Karawang–Lamaran–Rengasdengklok yang diresmikan pada tanggal 15 Juni 1919.
Namun sayangnya, pada dekade tahun 1972 atau 1973, jalur trem tersebut ditutup karena kalah bersaing dengan moda transportasi darat yang lain dan banyak penumpang trem tidak membeli tiket atau karcis sehingga mengalami kerugian.
Bangunan stasiun ini sempat dihancurkan saat masa Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947. Hanya atap kanopi stasiun saja yang masih asli, sedangkan ruangan-ruangannya sudah direnovasi saat era Djawatan Kereta Api (DKA) pada 1950-an.[6]
Bangunan Stasiun Cikampek adalah stasiun pulau dan memiliki delapan jalur kereta api. Jalur 3 merupakan sepur lurus yang biasanya digunakan untuk kereta api yang berjalan langsung ke arah Jakarta, jalur 4 merupakan sepur lurus untuk kereta api yang berjalan langsung ke arah Cirebon dan jalur 6 merupakan sepur lurus arah Purwakarta.
Di sebelah selatan stasiun, terdapat sebuah pemutar rel (turntable) yang difungsikan untuk membalik arah lokomotif.
Pekarangan emplasemen Stasiun Cikampek juga menjadi tempat unspoor atau ditanahkannya unit-unit lokomotif diesel hidraulik milik Depo lokomotif Tanah Abang yang sudah tidak dioperasikan yang sudah afkir dan tidak digunakan lagi, seperti lokomotif C300, lokomotif BB304, lokomotif BB306, lokomotif BB303 serta lokomotif BB300.[7]
Sejak Maret 2022, sistem persinyalan elektrik yang lama di stasiun ini telah diganti dengan yang baru produksi PT Len Industri. Emplasemen stasiun ini diperpanjang ke arah barat agar dapat memuat kereta api angkutan barang (khususnya peti kemas) rangkaian panjang yang bersilang ataupun disusul oleh kereta api lain di stasiun ini.
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2025 revisi per 21 Maret 2025.[8]
Hanya jadwal pagi.
Pemberhentian hanya untuk perjalanan menuju Yogyakarta
Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang