Stasiun Jombang (JG) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Jombatan, Jombang, Jombang; termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VII Madiun dan KAI Commuter pada ketinggian +43 m. Lokasi stasiun ini berada tepat di seberang Alun-alun Jombang. Semua kereta api penumpang yang melewati jalur Surakarta-Surabaya/lintas selatan Jawa pasti berhenti di stasiun ini.
Pada awalnya, Stasiun Jombang memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus, tetapi hanya jalur 1–3 yang sering digunakan. Setelah jalur ganda yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian menuju Baron dioperasikan per 30 Oktober 2019[4][5] dan menuju Mojokerto per 26 Oktober 2020,[6] tata letak jalur mengalami perubahan. Jalur 4 yang lama sudah dibongkar untuk perluasan peron tengah sehingga jumlah jalurnya tinggal delapan. Jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus arah Surakarta, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus arah Surabaya, dan jalur 8 yang lama yang sebelumnya merupakan sepur belok diubah menjadi jalur 7 yang baru sebagai sepur badug. Selain itu, dilakukan penambahan kanopi baru yang menaungi jalur 4 yang baru dan sistem persinyalan elektrik lama (tipe Ansaldo) telah diganti dengan persinyalan elektrik terbaru produksi PT Len Industri.
Stasiun ini memiliki jalur cabang ke arah utara menuju Ploso–Babat dari jalur 1 dan menuju Kediri melalui Pare dari jalur 5 yang lama, tetapi kedua percabangan tersebut sudah dinonaktifkan.
Di bagian dalam stasiun dilengkapi ruang tunggu (terdapat ruang tunggu eksekutif) serta peron yang cukup tinggi sehingga mempermudah dalam menaikturunkan penumpang.
Pada 14 Januari 1997 pukul 04.30, tiga gerbong kereta api pengangkut BBM—kemungkinan dalam Harian Kompas ditarik lokomotif BB301 22—terguling 800 meter di sebelah barat Stasiun Jombang setelah menabrak tanggul. Akibatnya, BBM (terdiri atas solar dan premium) tumpah dan mengalir di Sungai Bokrantai, kemudian terbakar. Seorang warga yang sedang buang air di sungai tewas, sementara masinis dan asisten menderita luka bakar.[7] Perjalanan sejumlah rangkaian kereta api terhambat akibat insiden ini.[8]
Pada 27 November 2007, lokomotif dan satu kereta KA Bangunkarta anjlok 300 meter di barat Stasiun Jombang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi perjalanan KA harus tertunda sampai malam hari.[9]
Pada 14 Agustus 2010, terjadi kesalahan wesel sehingga lokomotif CC203 20 yang menarik KA Rapih Dhoho masuk ke sepur badug dan tercebur sawah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.[10]
Pada 4 Agustus 2023, terjadi kecelakaan maut di perlintasan tak berpalang pintu di Dusun Godekan, Desa Jambu, Kecamatan Jombang pada petak km 84+470 lintas Surabaya Kota—Solo Balapan, sebelah barat daya dari Stasiun Jombang. Peristiwa ini melibatkan Mobil Daihatsu Luxio yang tertabrak KA Commuter Line Dhoho dan menyebabkan 6 orang tewas, sementara 2 orang terluka parah dan mengalami gegar otak sedang. Korban yang tewas pun dimakamkan keluarga masing-masing, sedangkan korban yang selamat dirawat intensif di RSUD Jombang.[11][12]
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2025 revisi per 21 Maret 2025.[13]
(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api