Stasiun Semarang Poncol (SMC), juga disebut Stasiun Poncol, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Purwosari, Semarang Utara, Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang dengan jarak 442,8 km arah timur dari Jakarta Kota. Stasiun Semarang Poncol juga merupakan salah satu dari dua stasiun kereta api utama di Kota Semarang selain Stasiun Semarang Tawang yang terletak 2 km arah timur dari stasiun dan hanya melayani sebagian besar kereta api antarkota kelas campuran dan sebagian kecil kelas ekonomi di lintas utara Pulau Jawa.
Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian sebagian besar kereta api penumpang kelas ekonomi dan komuter di Semarang. Hampir semua KA barang yang melintas di jalur utara Jawa berhenti di stasiun ini, kecuali KA Parcel ONS yang bongkar muat barangnya dilayani di Stasiun Tawang. Stasiun Poncol sempat menjadi salah satu tempat pemberhentian peralihan KA di Semarang selain Stasiun Alastua hanya pada saat Stasiun Tawang sedang tergenang banjir.
Berdasarkan jumlah penumpang kereta api antarkota yang dirilis PT Kereta Api Indonesia (KAI) antara Januari–Oktober 2024, Stasiun Semarang Poncol menjadi stasiun kereta api tersibuk kedelapan di Indonesia dengan mencatatkan 2.514.480 penumpang berdasarkan total jumlah penumpang naik maupun turun.[a]
Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) didirikan pada tahun 1895 dan mendapat konsesi izin dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk membangun jalur kereta api dari Semarang menuju Cirebon. Perusahaan ini berkantor di Tegal, dan mulai membangun jalur kereta apinya pada tahun 1895 hingga akhirnya rampung pada tahun 1897. SCS memfokuskan pengangkutan penumpang dan barang (khususnya gula, minyak bumi, dan pupuk) di lintas Semarang–Pekalongan–Tegal–Cirebon.[5][6]
Untuk mengurangi penumpukan penumpang dan barang di Semarang, dibutuhkan adanya stasiun yang besar. SCS memiliki stasiun sendiri, yaitu Semarang SCS atau Semarang-West; begitu pula di Cirebon, ada Cirebon SCS. Bangunan Stasiun Semarang SCS yang sekarang ini diresmikan pada tanggal 6 Agustus 1914[7] dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont, seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Stasiun ini difungsikan untuk menggantikan fungsi Stasiun Pendrikan yang ada lebih dahulu. Tidak seperti karya Pont yang pertama (Kantor SCS Tegal—yang tidak memiliki keistimewaan apa pun dari sisi arsitekturnya), karya Pont yang satu ini pernah ikut ambil bagian dalam forum internasional Paris Exposition di Prancis, 1925.[8] Dahulu stasiun ini terpisah jalur relnya dengan Stasiun Semarang Tawang pada jarak sejauh 2,5 km.[9]
Setelah Djawatan Kereta Api mendata stasiun-stasiun seluruh Indonesia pada tahun 1950-an, Stasiun Semarang-West ini kemudian diberi nama Semarang Poncol.[10]
Stasiun Semarang Poncol memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 1-3 yang dinaungi kanopi. Awalnya jalur 4 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda pada petak antara stasiun ini ke arah timur hingga Stasiun Tawang dioperasikan pada 7 Februari 2014[11] dan kemudian ke arah barat hingga Stasiun Jerakah pada 28 Maret 2014,[12] tata letak jalur di stasiun ini mengalami sedikit perombakan dan jalur 5 juga dijadikan sebagai sepur lurus.
Di sebelah timur laut dan barat daya stasiun ini berturut-turut terdapat depo lokomotif dan depo kereta yang difungsikan untuk menyimpan dan merawat lokomotif dan kereta penumpang dengan terminus di Kota Semarang. Bangunan stasiun ini sudah berkali-kali dilakukan renovasi sehingga bentuknya sudah berbeda dari bentuk semula.
Pada 2019, sistem persinyalan elektrik lama di stasiun ini telah diganti dengan sinyal keluaran terbaru produksi PT Len Industri. Selain itu, lintasan jalur rel antara stasiun ini dan Stasiun Semarang Tawang dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar.
BL01KS01KD02JS21KG01 Berkas:PapanNamaStasiunKomuter SMC.svg
Ciri khas yang dimiliki stasiun ini adalah diputarkannya lagu Caping Gunung setiap kali terjadi kedatangan kereta api, sebelum akhirnya diubah menjadi instrumental Gambang Semarang, sama seperti stasiun besar lainnya di Daop IV Semarang.
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2025 revisi per 21 Maret 2025.[13]
Perjalanan kereta api menuju Jakarta hanya pada jadwal siang, sedangkan sebaliknya hanya pada jadwal pagi dan malam.
Perjalanan kereta api menuju Jakarta hanya pada jadwal pagi dan malam, sedangkan sebaliknya hanya pada jadwal siang.
Pada 18 Juli 2023, pukul 19.32 WIB, kereta api Brantas yang ditarik CC 201 77 11 dengan tujuan akhir Blitar menabrak truk trailer di perlintasan sebidang Jalan Madukoro Raya petak jalan Jerakah–Semarang Poncol, Krobokan, Semarang Barat, Semarang. Akibatnya, truk trailer tersebut terbakar dan terseret sejauh 50 meter hingga tersangkut di Jembatan Banjir Kanal Barat Kokrosono. Hal ini menyebabkan lalu lintas kereta api jalur utara Pulau Jawa, terutama di koridor Cirebon–Semarang, terhambat. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, tetapi satu penumpang mengalami patah tulang karena nekat melompat keluar saat kejadian.[14]