Koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2), virus penyebab penyakit koronavirus 2019 (Covid-19), memiliki banyak varian; beberapa di antaranya diyakini cukup penting. Artikel ini membahas varian-varian penting dari SARS-CoV-2 dan beberapa mutasi penting yang ditemukan di sebagian atau seluruh varian-varian ini.
Gambaran umum
Kemunculan SARS-CoV-2 bisa saja berasal dari peristiwa rekombinasi genetika antara koronavirus-mirip-SARS pada kelelawar dan tenggiling melalui transmisi lintas spesies.[1] Mutasi memainkan peranan yang penting pada evolusi dan kemunculan varian SARS-CoV-2 baru.[2]
Varian SARS-CoV-2 yang diwaspadai mampu bermutasi sehingga mereka dapat terus menyebar terhadap peningkatan kekebalan kelompok sembari menjaga laju replikasi.[3]
Tabel berikut menampilkan informasi dan tingkat risiko relatif[4] untuk varian yang diwaspadai (VOC).[a] Interval yang ditampilkan menganggap tingkat kepercayaan 95%, kecuali dinyatakan lain. Saat ini, semua taksiran adalah pendekatan karena keterbatasan data untuk penelitian. Untuk Alpha, Beta, Gamma, dan Delta, tidak ada perubahan dalam akurasi tes.[8][13]
+137% (50–230%)[K] Tingkat fatalitas kasus 0,04% untuk kelompok usia < 50 yang belum divaksinasi, 6,5% untuk kelompok usia > 50 yang belum divaksinasi[21]
Terjadi infeksi ulang dengan laju kemunculan yang lebih kecil daripada infeksi kepada yang divaksinasi[M][35][36]
Pengurangan efikasi untuk gejala tak berat[13][36][N]
Legenda: Risiko sangat tinggi Risiko tinggi Risiko menengah Risiko rendah Risiko tak diketahui
Catatan kaki
^Format nama diperbarui pada Maret 2021 yang mengubah tahun dari empat angka ke dua angka dan bulan dari dua angka ke tiga huruf, misal VOC-202101-02 menjadi VOC-21JAN-02.[7]
^Efikasi infeksi alami terhadap infeksi ulang bila ada
^ abcB.1.1.7 dengan E484K dianggap hanya berbeda dari B.1.1.7 dalam aktivitas antibodi penetral.[9]
^ ab23 November 2020–31 Januari 2021, Inggris.[20]
^B.1.1.7 dengan E484K belum menerima label WHO dan didaftarkan di sini dengan label yang sama dengan induk keturunannya, B.1.1.7.
^Selang kepercayaan (confidence interval) dan selang kepercayaan Bayes (credible interval) yang dilaporkan memiliki probabilitas yang rendah sehingga nilai estimasi hanya dapat dipahami sebagai mungkin dan bukan sering ataupun pasti.
^ abPerbedaan bisa muncul akibat perbedaan kebijakan dan intervensi yang diadopsi dalam tiap wilayah yang diteliti pada waktu yang berbeda, kapasitas sistem kesehatan setempat, atau perbedaan varian yang menyebar pada waktu dan di tempat penelitian.
^Maret 2020 s.d. Februari 2021, Manaus.[29] Hasil pendahuluan dari sebuah penelitian di bagian selatan Brasil menemukan bahwa garis keturunan P.1 meningkatkan mortalitas terlebih pada orang muda yang sehat. Dalam kelompok tanpa penyakit bawaan sebelumnya, varian ini ditemukan dapat meningkatkan mortalitas sampai 490% (220–985%) untuk laki-laki kelompok usia 20–39, 465% (190–1003%) untuk perempuan kelompok usia 20–39, dan 670% (401–1083%) untuk perempuan kelompok usia 40–59.[30][H]
^ ab7 Februari 2021 s.d. 22 Juni 22, 2021, Ontario.[34]
^1 April 2021 s.d. 6 Juni 2021, Skotlandia.[33] Penelitian pendahuluan lainnya di Ontario menemukan bahwa rawat inap akibat varian Delta meningkat 120% relatif terhadap garis keturunan non-VOC.[K][H]
^Penelitian di Israel melacak 46.035 yang sembuh, tetapi belum divaksinasi, dan 46.035 orang yang telah divaksinasi pada sebaran usia yang sama untuk membandingkan kemunculan infeksi pada waktu selanjutnya. Terdapat 640 infeksi pada kelompok tervaksinasi dan 108 infeksi pada kelompok yang sembuh, tetapi belum divaksinasi.
^Pengurangan menengah untuk neutralisasi dengan Covaxin.[37]
Varian SARS-CoV-2 dikelompokkan berdasarkan garis keturunan dan mutasi komponennya.[47] Namun, per Juli 2021, belum ada penamaan yang konsisten untuk varian-varian ini.[48] Banyak organisasi, termasuk pemerintah dan surat kabar, merujuknya dengan tempat pertama kali varian itu ditemukan.[49][50]
Setelah membahas berbulan-bulan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan nama-nama dari huruf Yunani untuk galur penting pada 31 Mei 2021[51] agar tiap varian bisa dirujuk dengan mudah tanpa menimbulkan stigma.[52][53] Keputusan ini juga menimbang kritikan dari negara-negara terhadap penggunaan nama negara untuk merujuk varian; WHO menyinggung potensi munculnya stigma akibat penggunaan nama negara.[54]
Meskipun ada ribuan varian SARS-CoV-2,[55] varian-varian ini bisa dikelompokkan menjadi garis keturunan atau klad. Beberapa penamaan klad berbeda untuk SARS-CoV-2 telah diusulkan.[c]
Per Januari 2021, GISAID—mengacu pada SARS-CoV-2 sebagai hCoV-19—mengidentifikasi delapan klad (S, O, L, V, G, GH, GR, dan GV).[56]
Per Juni 2021, Nextstrain (Hadfield dkk.) mengidentifikasi tiga belas klad (19A–19B, 20A–20J, dan 21A).[57]
Per Agustus 2021, Pangolin (Rambaut dkk.) telah membuat 1.340 garis keturunan.[58][59]
Dalam artikel tahun 2020 di International Journal of Infectious Diseases, Guan dkk. mengidentifikasi lima klad global (G614, S84, V251, I378, dan D392).
Tiap badan penelitian dan pengembangan kesehatan juga bisa membuat sistem penamaan sendiri untuk melacak varian tertentu. Misalnya, Badan Kesehatan Masyarakat Inggris menamai tiap varian berdasarkan tahun, bulan, dan nomor dalam format [TT] [BBB]-[NN] dengan awalan "VUI" (variant under investigation) atau "VOC" (variant of concern).[7]
Deret urutan rujukan
Karena pasien nol penyakit ini belum diketahui, pilihan deret urutan acuan bersifat sebarang, antara lain sebagai berikut:
Deret urutan pertama, Wuhan-1, diambil pada 24 Desember 2019.[60]
Salah satu kelompok (Sudhir Kumar dkk.)[60] merujuk kepada genom acuan NCBI (GenBankID: NC_045512; GISAID ID: EPI_ISL_402125).[61] Sampel ini diambil pada 26 Desember 2019.[62] Meski demikian, mereka juga memakai genom acuan GISAID WIV04 (ID: EPI_ISL_402124)[63] dalam analisis mereka.[64]
Menurut sumber lainnya (Zhukova dkk.), deret urutan WIV04/2019 yang termasuk klad S GISAID, garis keturunan A Pangolin, dan klad 19B Nextstrain kemungkinan menggambarkan pengurutanan genom virus asli yang menginfeksi manusia dan dikenal sebagai "urutan nol". Urutan ini dipakai secara luas dan menjadi urutan rujukan, khususnya yang bekerja sama dengan GISAID.[43] Sampel ini diambil pada 30 Desember 2019.[65]
Kriteria pencatatan
Pada umumnya, virus mengalami mutasi sepanjang waktu sehingga muncul varian-varian baru. Ketika varian baru tampak berkembang dalam suatu populasi, ia dapat ditandai sebagai "varian yang sedang muncul". Untuk kasus SARS-CoV-2, garis keturunan baru sering berbeda satu sama lain hanya pada beberapa nukleotida.[47]
Beberapa potensi dampak dari varian yang baru muncul adalah sebagai berikut:[17][66]
Penurunan kerentanan terhadap obat antivirus (bila sudah ada)
Penurunan kerentanan terhadap antibodi penetral, baik terapeutik (misal plasma konvalesen atau antibodi monoklonal) maupun dalam laboratorium
Kemampuan menghindari kekebalan alami (misal infeksi ulang)
Kemampuan menyerang orang yang telah divaksinasi
Peningkatan risiko keadaan tertentu, seperti gejala peradangan multisistem atau Covid-19 jangka panjang
Peningkatan daya tarik untuk demografi atau kelompok klinis tertentu, misal anak-anak atau orang luluh imun
Varian yang tampak memenuhi setidaknya salah satu kriteria di atas dapat ditandai sebagai calon "varian dalam investigasi" atau "varian yang diperhatikan" untuk dipastikan dan disahkan. Ciri utama varian yang diperhatikan adalah peningkatan proporsi klaster baru. Namun, ia juga harus memiliki prevalensi atau perluasan skala nasional yang terbatas; kalau skalanya lebih luas, ia bisa dinaikkan menjadi "varian yang diwaspadai".[7][67]
Varian yang diwaspadai (WHO)
Bagian ini memerlukan pengembangan dengan kelengkapan dan pembaruan informasi. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. (Oktober 2021)
Berikut adalah varian yang diwaspadai (variants of concern/VOC) yang saat ini dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[5]
Garis keturunan B.1.1.7,[68] disebut juga 20I/501Y.V1 atau Variant of Concern 202012/01 (VOC-202012/01),[69] sebelumnya dikenal sebagai Variant Under Investigation pertama pada Desember 2020 (VUI-202012/01), pertama kali terdeteksi pada Oktober 2020 selama pandemi Covid-19 di Britania Raya dari sampel yang diambil bulan sebelumnya.[70] Sejak itu, prevalensinya menjadi dua kali lipat setiap 6,5 hari, perkiraan interval generasinya.[71][72] Varian ini berkorelasi dengan peningkatan yang signifikan pada tingkat infeksi Covid-19 di Britania Raya. Peningkatan ini diperkirakan setidaknya sebagian karena mutasi N501Y. Pada tanggal 2 Maret 2021, Indonesia melaporkan kasus pertamanya untuk varian ini.[73][74][75]
Varian 501.V2, disebut juga 20H/501Y.V2, VOC-202012/02, atau garis keturunan B.1.351,[76] pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan dilaporkan oleh departemen kesehatan negara itu pada tanggal 18 Desember 2020.[77] Peneliti dan pejabat melaporkan bahwa prevalensi varian tersebut lebih tinggi di antara orang muda tanpa penyebab yang jelas dan, dibandingkan dengan varian lain, varian ini lebih sering mengakibatkan penyakit serius dalam kasus tersebut.[78][79] Departemen Kesehatan Afrika Selatan juga mengindikasikan bahwa varian tersebut mungkin mendorong gelombang kedua pandemi Covid-19 di negara tersebut karena varian tersebut menyebar lebih cepat daripada varian virus sebelumnya lainnya.[77][78]
Varian Delta SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai B.1.617.2,[d] adalah sebuah varian SARS-CoV-2bergaris keturunan B.1.617, virus yang menyebabkan Covid-19.[81] Varian tersebut dinamai varian Delta oleh WHO melalui sistem penamaan baru yang diperkenalkan pada 31 Mei 2021.[82] Varian tersebut pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020.[83][84]
Varian dalam pengawasan (variants under monitoring/VUM) adalah varian yang memiliki perubahan genetik yang diduga memengaruhi karakteristik virus dan tanda-tanda risiko pada masa depan, tetapi tanpa bukti fenotipe dan epidemiologi yang cukup, sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih dan penilaian berulang setelah penemuan bukti baru.[5]
Cluster 5, juga disebut sebagai ΔFVI-spike oleh State Serum Institute (SSI) Denmark, ditemukan di Jutlandia Utara, Denmark, dan diyakini telah menyebar dari mink ke manusia melalui peternakan bulu. Pada 4 November 2020, diumumkan bahwa populasi cerpelai di Denmark akan dimusnahkan untuk mencegah kemungkinan penyebaran mutasi ini dan mengurangi risiko terjadinya mutasi baru. Karantina wilayah dan pembatasan perjalanan diberlakukan di tujuh kota di Jutlandia Utara untuk mencegah penyebaran mutasi yang dapat membahayakan tanggapan nasional atau internasional terhadap pandemi Covid-19.[103]
^ abDalam sumber lain, GISAID memberi nama himpunan 7 klad tanpa klad O, tetapi dengan klad GV.[46]
^Menurut WHO, "Garis keturunan atau klad dapat didefinisikan berdasarkan virus yang memiliki leluhur yang sama secara filogenetik."[48]
^Nama lainnya meliputi: – G/452R.V3[80] – varian India
Referensi
^Shahhosseini, N., Wong, G., Kobinger, G.P., dan Chinikar, S. (Juni 2021). "SARS-CoV-2 Spillover Transmission due to Recombination Event". Gene Reports. 23: 101045. doi:10.1016/j.genrep.2021.101045.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Tao, Kaiming; Tzou, Philip L.; Nouhin, Janin; Gupta, Ravindra K.; de Oliveira, Tulio; Kosakovsky Pond, Sergei L.; Fera, Daniela; Shafer, Robert W. (17 September 2021). "The biological and clinical significance of emerging SARS-CoV-2 variants". Nature Reviews Genetics. doi:10.1038/s41576-021-00408-x.
^ abcde"Variants: distribution of cases data". Public Health England (dalam bahasa Inggris). Government Digital Service. Diakses tanggal 16 Februari 2021. Diperbarui berkala. Data hingga 19 Mei 2021 dimasukkan ke dalam pembaruan 2 Juli 2021.
^ abcd"Living Evidence – SARS-CoV-2 variants". Agency for Clinical Innovation. nsw.gov.au (dalam bahasa Inggris). Kementerian Kesehatan (New South Wales). 23 Juli 2021. Diakses tanggal 22 Maret 2021. Diperbarui berkala.
^ ab"SARS-CoV-2 variants of concern". ECDC.eu (dalam bahasa Inggris). European Centre for Disease Prevention and Control. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-16. Diakses tanggal 12 Mei 2021. Diperbarui berkala
^ abcde"Emerging SARS-CoV-2 Variants". CDC.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. 28 Januari 2021. Diakses tanggal 4 Januari 2021.Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
^ abcdCampbell, F., Archer, B., Laurenson-Schafer, H., Jinnai, Y., Konings, F., Batra, N., Pavlin, B., Vandemaele, K., Van Kerkhove, M.D., Jombart, T., Morgan, O., dan le Polain de Waroux, O. (Juni 2021). "Increased transmissibility and global spread of SARS-CoV-2 variants of concern as at June 2021". Euro Surveillance. 26 (24): 2100509. doi:10.2807/1560-7917.ES.2021.26.24.2100509.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Nyberg, T., Twohig, K.A., Harris, R.J., Seaman, S.R., Flannagan, J., Allen, H., Charlett, A., De Angelis, D., Dabrera, G., dan Presanis, A.M. (Juni 2021). "Risk of hospital admission for patients with SARS-CoV-2 variant B.1.1.7: cohort analysis". BMJ. 373: n1412. doi:10.1136/bmj.n1412.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abCollier DA, De Marco A, Ferreira IA, Meng B, Datir RP, Walls AC, et al. (Mei 2021). "Sensitivity of SARS-CoV-2 B.1.1.7 to mRNA vaccine-elicited antibodies". Nature (Published). 593 (7857): 136–141. doi:10.1038/s41586-021-03412-7. We therefore generated pseudoviruses that carried the B.1.1.7 spike mutations with or without the additional E484K substitution and tested these against sera obtained after the first and second dose of the BNT162b2 mRNA vaccine as well as against convalescent sera. After the second vaccine dose, we observed a considerable loss of neutralising activity for the pseudovirus with the B.1.1.7 spike mutations and E484K (Fig. 3d, e). The mean fold change for the E484K-containing B.1.1.7 spike variant was 6.7 compared with 1.9 for the B.1.1.7 variant, relative to the wild-type spike protein (Fig. 3a–c and Extended Data Fig. 5). Similarly, when we tested a panel of convalescent sera with a range of neutralisation titres (Fig. 1f, g and Extended Data Fig. 5), we observed additional loss of activity against the mutant B.1.1.7 spike with E484K, with fold change of 11.4 relative to the wild-type spike protein (Fig. 3f, g and Extended Data Fig. 5).
^Horby, P., Barclay, W., dan Huntley, C. (13 Januari 2021). NERVTAG paper: brief note on SARS-CoV-2 variants (Note). Public Health England. Diakses tanggal 6 Juni 2021.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Horby, P., Barclay, W., Gupta, R., dan Huntley, C. (27 Januari 2021). NERVTAG paper: note on variant P.1 (Note) (dalam bahasa Inggris). Public Health England. Diakses tanggal 6 Juni 2021.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Faria NR, Mellan TA, Whittaker C, Claro IM, Candido DD, Mishra S, et al. (Mei 2021). "Genomics and epidemiology of the P.1 SARS-CoV-2 lineage in Manaus, Brazil". Science. 372 (6544): 815–821. Bibcode:2021Sci...372..815F. doi:10.1126/science.abh2644. Within this plausible region of parameter space, P.1 can be between 1.7 and 2.4 times more transmissible (50% BCI, 2.0 median, with a 99% posterior probability of being >1) than local non-P1 lineages and can evade 21 to 46% (50% BCI, 32% median, with a 95% posterior probability of being able to evade at least 10%) of protective immunity elicited by previous infection with non-P.1 lineages, corresponding to 54 to 79% (50% BCI, 68% median) cross-immunity ... We estimate that infections are 1.2 to 1.9 times more likely (50% BCI, median 1.5, 90% posterior probability of being >1) to result in mortality in the period after the emergence of P.1, compared with before, although posterior estimates of this relative risk are also correlated with inferred cross-immunity. More broadly, the recent epidemic in Manaus has strained the city's health care system, leading to inadequate access to medical care. We therefore cannot determine whether the estimated increase in relative mortality risk is due to P.1 infection, stresses on the Manaus health care system, or both. Detailed clinical investigations of P.1 infections are needed.
^Freitas AR, Lemos DR, Beckedorff OA, Cavalcanti LP, Siqueira AM, Mello RC, et al. (19 April 2021). "The increase in the risk of severity and fatality rate of covid-19 in southern Brazil after the emergence of the Variant of Concern (VOC) SARS-CoV-2 P.1 was greater among young adults without pre-existing risk conditions". medRxiv (Preprint). doi:10.1101/2021.04.13.21255281. Diakses tanggal 23 Mei 2021. Female 20 to 39 years old, with no pre-existing risk conditions, were at risk of death 5.65 times higher in February (95% CI, 2.9-11.03; p < 0.0001) and in the age group of 40 and 59 years old, this risk was 7.7 times higher (95% CI, 5.01-11.83; p < 0.0001) comparing with November–December. ... The heterogeneity observed between the age groups was greater when we analysed the subgroup of the population without preexisting risk conditions where we found that the CFR in the female sex in the second wave was 1.95 times (95% CI, 1.38-2.76) the CFR of the first wave in the population over 85 years old and was 7.7 times (95% CI, 5.01-11.83; p < 0.0001) in the population between 40 and 59 years old. In the male population without previous diseases, the CFR in the second wave was 2.18 (95% CI, 1.62-2.93) times the CFR of the first wave in the population over 85 years old and 5.9 (95% CI, 3.2-10.85; p < 0, 0001) higher in the range between 20 and 39 years old.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sheikh, A., McMenamin, J., Taylor, B., dan Robertson, C. (Juni 2021). "SARS-CoV-2 Delta VOC in Scotland: demographics, risk of hospital admission, and vaccine effectiveness". Lancet. 397 (10293): 2461–2462. doi:10.1016/S0140-6736(21)01358-1.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Yadav, P.D., Sapkal, G.N., Abraham, P., Ella, R., Deshpande, G., Patil, D.Y., Nyayanit, D.A., Gupta, N., Sahay, R.R., Shete, A.M., Panda, S., Bhargava, B., dan Mohan, V.K. (Mei 2021). "Neutralization of variant under investigation B.1.617 with sera of BBV152 vaccinees". Clinical Infectious Diseases. Oxford University Press (ciab411). doi:10.1093/cid/ciab411.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Tabel ini adalah adaptasi dan pengembangan dari Alm et al. (2020), bagan 1.
^Rambaut A, Holmes EC, O'Toole Á, Hill V, McCrone JT, Ruis C, et al. (November 2020). "A dynamic nomenclature proposal for SARS-CoV-2 lineages to assist genomic epidemiology". Nature Microbiology. 5 (11): 1403–1407. doi:10.1038/s41564-020-0770-5.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) Dikutip dalam Alm et al. (2020).
^Alm E, Broberg EK, Connor T, Hodcroft EB, Komissarov AB, Maurer-Stroh S, et al. (The WHO European Region sequencing laboratories and GISAID EpiCoV group) (August 2020). "Geographical and temporal distribution of SARS-CoV-2 clades in the WHO European Region, January to June 2020". Euro Surveillance. 25 (32). doi:10.2807/1560-7917.ES.2020.25.32.2001410.
^"Nextclade"(What are the clades?). nextstrain.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2021.
^ abcBedford, T., Hodcroft, B., dan Neher, R.A. (6 Januari 2021). "Updated Nextstrain SARS-CoV-2 clade naming strategy". nextstrain.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2021.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abTao, Kaiming; Tzou, Philip L.; Nouhin, Janin; Gupta, Ravindra K.; de Oliveira, Tulio; Kosakovsky Pond, Sergei L.; Fera, Daniela; Shafer, Robert W. (17 September 2021). "The biological and clinical significance of emerging SARS-CoV-2 variants". Nature Reviews Genetics: 1–17. doi:10.1038/s41576-021-00408-x.
^Rambaut, A., Holmes, E.C., O'Toole, Á., Hill, V., McCrone, J.T., Ruis, C., du Plessis, L., dan Pybus, O.G. (Maret 2021). "Addendum: A dynamic nomenclature proposal for SARS-CoV-2 lineages to assist genomic epidemiology". Nature Microbiology. 6 (3): 415. doi:10.1038/s41564-021-00872-5.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abKumar, S., Tao, Q., Weaver, S., Sanderford, M., Caraballo-Ortiz, M.A., Sharma, S., Pond, S.L., dan Miura, S. (Mei 2021). "An evolutionary portrait of the progenitor SARS-CoV-2 and its dominant offshoots in COVID-19 pandemic". Molecular Biology and Evolution. 38 (8): 3046–3059. doi:10.1093/molbev/msab118.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Wu, F., Zhao, S., Yu, B., Chen, Y.M., Wang, W., Song, Z.G., Hu, Y., Tao, Z.W., Tian, J.H., Pei, Y.Y., Yuan, M.L., Zhang, Y.L., Dai, F.H., Liu, Y., Wang, Q.M., Zheng, J.J., Xu, L., Holmes, E.C., dan Zhang Y.Z. (Maret 2020). "A new coronavirus associated with human respiratory disease in China". Nature. 579 (7798): 265–269. Bibcode:2020Natur.579..265W. doi:10.1038/s41586-020-2008-3.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Chiara, M., Horner, D.S., Gissi, C., dan Pesole, G. (Mei 2021). "Comparative Genomics Reveals Early Emergence and Biased Spatiotemporal Distribution of SARS-CoV-2". Molecular Biology and Evolution. 38 (6): 2547–2565. doi:10.1093/molbev/msab049.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Zhou, P., Yang, X.L., Wang, X.G., Hu, B., Zhang, L., Zhang, W., Si, H.R., Zhu, Y., Li, B., Huang, C.L., Chen, H.D., Chen, J., Luo, Y., Guo, H., Jiang, R.D., Liu, M.Q., Chen, Y., Shen, X.R., Wang, X., Zheng, X.S., Zhao, K., Chen, Q.J., Deng, F., Liu, L.L., Yan, B., Zhan, F.X., Wang, Y.Y., Xiao, G.F., dan Shi, Z.L. (Maret 2020). "A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin". Nature. 579 (7798): 270–273. Bibcode:2020Natur.579..270Z. doi:10.1038/s41586-020-2012-7.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Okada, P., Buathong, R., Phuygun, S., Thanadachakul, T., Parnmen, S., Wongboot, W., Waicharoen, S., Wacharapluesadee, S., Uttayamakul, S., Vachiraphan, A., Chittaganpitch, M., Mekha, N., Janejai, N., Iamsirithaworn, S., Lee, R.T., dan Maurer-Stroh, S. (Februari 2020). "Early transmission patterns of coronavirus disease 2019 (COVID-19) in travellers from Wuhan to Thailand, January 2020". Euro Surveillance. 25 (8). doi:10.2807/1560-7917.ES.2020.25.8.2000097.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^CDC. "Emerging SARS-CoV-2 Variants" (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 4 Januari 2021.Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
^Rizal, Jawahir Gustav (2 Maret 2021). Sari Hardiyanto, Sari, ed. "Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Sudah Masuk Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2 Maret 2021.Lebih dari satu parameter |author= dan |last= yang digunakan (bantuan); Lebih dari satu parameter |editor-last= dan |editor= yang digunakan (bantuan)
^CDC. "Emerging SARS-CoV-2 Variants" (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 4 Januari 2021.Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
^Mkhize, Dr Zwelini (18 December 2020). "Update on Covid-19 (18th December 2020)" (Siaran pers). South Africa. COVID-19 South African Online Portal. Diakses tanggal 23 Desember 2020. Our clinicians have also warned us that things have changed and that younger, previously healthy people are now becoming very sick.
^Zhou, Wenyang; Xu, Chang; Wang, Pingping; Luo, Meng; Xu, Zhaochun; Cheng, Rui; Jin, Xiyun; Guo, Yu; Xue, Guangfu; Juan, Liran; Nie, Huan; Jiang, Qinghua (23 November 2020). "N439K variant in spike protein may alter the infection efficiency and antigenicity of SARS-CoV-2 based on molecular dynamics simulation" (dalam bahasa Inggris). bioRxiv. doi:10.1101/2020.11.21.392407.
Corum, J. dan Zimmer, C. (18 Januari 2021). "Inside the B.1.1.7 Coronavirus Variant". The New York Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 1 Februari 2021.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)