Pandemi COVID-19 di Suriname pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 13 Maret 2020.[1] Kasus pertama terjadi pada seorang wanita asal Belanda yang sedang berlibur ke Suriname.[2] Hal ini mengakibatkan ditutupnya perbatasan dan bandara pada tengah malam setelah pengumuman.[3]
Langkah-langkah pencegahan telah dilakukan sebelum terjadinya kasus pertama. Pada bulan Januari 2020, Menteri Kesehatan Umum Suriname, Cleopatra Jessurun, bertindak dalam membentuk sebuah tim respons kesehatan umum nasional, bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Pan-Amerika (PAHO).[4] Pada tanggal 2 Maret 2020, jalan perbatasan dengan negara Guyana yang disebut sebagai jalur backtrack ditutup,[5] diikuti dengan penutupan perbatasan dengan Guyana Prancis pada tanggal 5 Maret.[6]
Statistik
Garis waktu
Maret
Pada tanggal 13 Maret 2020, Wakil Presiden Ashwin Adhin mengumumkan kasus COVID-19 yang pertama ditemukan. Pasien adalah seorang warga asal Belanda yang sedang berlibur di Suriname. Ia ditempatkan di rumah karantina dalam pengawasan polisi.[2]
Pada tengah malam tanggal 14 Maret, diumumkan bahwa seluruh perbatasan dan bandar udara di Suriname ditutup bagi semua orang.[7] Di tanggal yang sama, seluruh lembaga pendidikan seperti sekolah ditutup hingga tanggal 14 April.[8]
Pada tanggal 28 Maret, Presiden Desi Bouterse mengumumkan diberlakukannya karantina wilayah separuh serta pemberlakuan jam malam dari pukul 20:00 hingga 06:00[9]
April
Pada tanggal 3 April, terjadi kasus kematian pertama akibat COVID-19 di Suriname.[10] Pasien adalah suami dari pasien kasus pertama.
Pada tanggal 7 April, tim manajemen COVID-19 mengumumkan bahwa karantina rumah tidak boleh dilakukan pada kasus baru.[11]
Korban
Pada tanggal 3 April 2020, salah satu pasien yang terpapar meninggal dunia serta hingga 30 April 2020 masih merupakan korban jiwa satu-satunya.[10] Di luar negara Suriname, terdapat beberapa tokoh Suriname yang menjadi korban, di antaranya:
- 25 Maret: Jorge Sebá, konsul kehormatan Suriname di Brazil.[12]
- 3 April: Hans Prade, mantan Duta Besar Suriname untuk Belanda dan mantan ketua Badan Pemeriksa Keuangan Suriname.[13]
- 10 April: Bas Mulder, pastur asal Belanda yang telah lama aktif di Suriname dalam rentang 1959-2009.[14]
- 12 April: Kishen Bholasing, penyanyi dan pemain perkusi.[15]
Referensi
|
---|
|
|
Institusi |
---|
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit | |
---|
Rumah sakit | |
---|
Organisasi | |
---|
|
|
|
|
Tokoh |
---|
Ahli kesehatan/ pelapor pelanggaran | |
---|
Peneliti | |
---|
Pejabat | |
---|
Lainnya | |
---|
Kematian | |
---|
|
|
|