Kentaro Iwata (岩田 健太郎code: ja is deprecated , Iwata Kentarō) (lahir di Shimane, Jepang, 1971) adalah seorang dokter dan profesor bidang penyakit menular di Universitas Kobe, Jepang. Iwata dikenal sebagai salah satu tenaga medis pertama yang menaiki kapal Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama, Jepang dalam pandemi koronavirus 2019-2020 dan mengkritik penanganan awal pandemi yang dilakukan di kapal tersebut.[3]
Karier
Iwata merupakan lulusan Universitas Kedokteran Shimane (kini Fakultas Kedokteran Universitas Shimane) tahun 1997. Setelah lulus, ia bekerja sebagai dokter residen di Rumah Sakit Chubu Prefektur Okinawa. Pada tahun 1998, ia pindah ke Amerika Serikat untuk menjadi dokter residen penyakit dalam di Rumah Sakit St. Luke's Roosevelt, Columbia University, di Kota New York. Iwata kemudian mulai berpraktik sebagai dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Mount Sinai Beth Israel di Kota New York pada tahun 2001. Ia juga sempat melanjutkan pendidikan di Universitas London. Iwata kembali ke Jepang pada tahun 2004 dan bekerja di Rumah Sakit Kameda di Kamogawa, Prefektur Chiba. Ia kemudian mendirikan dan mengepalai Departemen Penyakit Menular di rumah sakit tersebut. Departemen Penyakit Menular di RS Kameda juga menjadi tempat pelatihan dokter di bidang penyakit menular di Jepang. Pada tahun 2008, ia diangkat menjadi profesor di Departemen Penyakit Menular Fakultas Kedokteran Universitas Kobe. Iwata telah menulis beberapa buku kedokteran dalam bahasa Jepang.[1][4][5]
Kapal pesiar Diamond Princess berlabuh dan dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang pada masa pandemi koronavirus 2019-2020. Iwata menjadi salah satu tenaga medis pertama yang memperoleh akses ke atas kapal sebagai bagian dari sebuah tim medis penanganan bencana yang diutus oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Jepang. Di dua buah video yang ia unggah ke saluran YouTube miliknya tanggal 18 Februari 2020, ia mengkritik penanganan para penumpang di atas kapal.[6][7] Ia menyebutkan bahwa kondisi di atas kapal "sangat kacau" dan menurutnya seperti sebuah "pabrik COVID-19". Selain itu, Iwata juga menyebutkan bahwa tidak ada zonasi yang dilakukan terhadap bagian-bagian kapal untuk mengendalikan penyebaran virus. Dua dari beberapa petugas pemerintah yang juga naik ke atas kapal kemudian dites positif mengidap COVID-19 meskipun telah mengenakan alat pelindung diri selama di kapal.[8][9][10] Akan tetapi, pada tanggal 20 Februari, Iwata menghapus video-video tersebut dari saluran YouTube-nya dan mengatakan bahwa tidak ada diskusi lebih lanjut mengenai isi video tersebut. Iwata juga mengatakan ia tidak ditekan oleh siapapun untuk menghapus unggahannya itu serta bahwa telah ada peningkatan kualitas penanganan penyakit menular di atas Diamond Princess.[11]
Kehidupan pribadi
Iwata memiliki sertifikasi sebagai seorang sommelier senior dari Asosiasi Sommelier Jepang.[1]