Pandemi koronavirus (COVID-19) telah dikonfirmasi masuk ke Bhutan pada tanggal 6 Maret 2020.
Latar Belakang
Pada bulan Januari tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi bahwa sebuah jenis coronavirus baru (novel koronavirus) menyebabkan terjadinya penyakit pada saluran pernapasan. Kasus pertama diidentifikasi terjadi di Wuhan, sebuah kota di provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok, yang mana disebutkan pada tanggal 31 Desember 2019.[2][3]CFR dari koronavirus jenis baru ini memang jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan SARS pada tahun 2003,[4][5] namun tingkat penyebarannya jauh lebih besar, serta jumlah kematian yang lebih tinggi.[6]
Lini Waktu
Maret 2020
6 Maret: Bhutan mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertama. Pasien pertama di Bhutan tersebut merupakan warga Amerika Serikat berusia 76 tahun yang melakukan perjalanan ke negara tersebut lewat India. Sekitar 90 orang yang berdekatan langsung dengan beliau, langsung dikarantina.[7]
Merespons kasus tersebut, pemerintahan Bhutan langsung membatasi akses bagi turis dari luar negeri untuk masuk ke negara tersebut. Sekolah-sekolah yang terdapat di ibu kota negara yaitu Thimphu juga ditutup.[7]
Pria berusia 76 tahun tersebut kemudian di evakuasi ke Amerika Serikat pada tanggal 13 Maret. Beliau dilarikan ke kota Baltimore di Maryland dan berhasil bertahan. Pasangannya yang juga bepergian bersama nya juga selamat.
22 Maret 2020: Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck mengumumkan bahwa pemerintahan Bhutan akan menutup perbatasan darat negara tersebut.[8]