Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Paru-paru buatan

Paru-paru buatan adalah sebuah perangkat medis yang digunakan untuk menggantikan fungsi paru-paru manusia yang telah kehilangan fungsi aslinya. Misalnya, paru-paru yang telah terinfeksi virus atau kehilangan fungsi akibat sesuatu kecelakaan dan sebagainya. Selain itu, paru-paru buatan ini juga akan berperan sebagai paru-paru biologi untuk mengoksidasikan darah dalam tubuh kita dan pada saat yang sama juga menghilangkan karbon dioksida (CO2).[1] Namun, karena teknologi kedokteran masih belum mencapai tingkat yang begitu maju lagi, hanya terdapat satu jenis paru-paru buatan saja, yaitu oksigenasi membran ekstrakorporeum ( Extracorporeal membrane oxygenation, ECMO).

Extracorporeal Membrane Oxygenation

Extracorporeal Membrane Oxygenation (disingkat ECMO) adalah sejenis teknik untuk mengobati kekurangan penafasan dengan menyediakan dukungan penafasan ke tubuh pasien. Darah pasien yang menyalur melalui paru-paru buatan ini akan dibagikan kepada dua bagian oleh gas-permeabel membran. Pada awalnya teknik ini hanya diaplikasikan pada bayi saja tetapi sekarang ia telah digunakan secara luas di kalangan orang dewasa

Jenis-jenis

Veno-arteri (VA) Veno-vena (VV)
Memberi dukungan kepada jantung dan pernafasan Hanya memberi dukungan kepada penafasan
Mencakup canulasi dari arteri utama, kekurangan perfusi paru-paru, penurunan pengeluaran kardiak, peningkatan risiko neurologi Memelihara kedenyutan, menghindari dari canulasi arteri utama, penurunan risiko neurologi, menghindari cedera iskemia kepada paru-paru.
Darah yang mengalir dari sistem veno dan akan pulang ke sistem arteri Darah yang mengalir dari sistem vena dan akan pulang ke sistem vena

Reka Bentuk ECMO

Kegagalan pernafasan disebabkan kegagalan paru-paru manusia untuk menjalani proses pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida). ECMO digunakan untuk melaksanakan fungsi paru-paru. Ia terdiri dari kanula, pompa, bendungan darah, oksigenator dan penukar panas.[2]

Catatan kaki

  1. ^ William J. Federspiel, K. A. (2004). Lung, Artificial: Basic Principles and Current Applications. In G. L. Gary E. Wnek, Encyclopedia of Biomaterials and Biomedical Engineering (pp. 910-931). New York: Marcel Dekker
  2. ^ (2010). Bioartificial Organ Design. Dalam K. R. Sharma, Transport Phenomena in Biomedical Engineering: Artifical organ Design and Development, and Tissue Engineering. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc

Pranala luar

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Paru paru buatan

Paru-paru Paru-paru hitam Paru-paru buatan Hipertensi paru Emboli paru Kanker paru-paru Surfaktan paru Konsonan tekanan paru-paru Radang paru-paru Paru, Sijunjung, Sijunjung Penyakit paru restriktif Resusitasi jantung paru Kontusio paru Cedera paru terkait rokok elektronik Dipnoi Penyakit paru obstruktif kronis Sabbang Paru, Wajo Transplantasi paru Talotenreng, Sabbang Paru, Wajo Bila, Sabbang Paru, Wajo Benteng Lompoe, Sabbang Paru, Wajo Edema paru Penyakit paru interstisial Liu, Sabbang Paru, Wajo Worongnge, Sabbang Paru, Wajo Sompe, Sabbang Paru, Wajo Walennae, Sabbang Paru, Wajo Mallusesal…

o, Sabbang Paru, Wajo Pasaka, Sabbang Paru, Wajo Wage, Sabbang Paru, Wajo Salotengnga, Sabbang Paru, Wajo Pallimae, Sabbang Paru, Wajo Ugi, Sabbang Paru, Wajo Tadangpalie, Sabbang Paru, Wajo Merah paru Fibrosis paru Paru-paru besi Tromboendarterektomi paru Paru Abang, Sekatak, Bulungan Ujung Pero, Sabbang Paru, Wajo Decakan kontur tekanan paru-paru Penyakit paru bawaan Tahanan vaskular paru Rumah Sakit dr. H.A. Rotinsulu Mesin pintas jantung paru Penyakit pernapasan Andreas Paru Hipertensi paru tromboemboli kronis Sabbang Paru, Lembang, Pinrang Paru, Mugi, Nduga Edema paru akibat berenang Wabah cedera paru-paru terkait rokok elektronik 2019–2020 Sindrom hipertensi paru persisten Paru Keude, Bandar Baru, Pidie Jaya Paru Cot, Bandar Baru, Pidie Jaya Parui mamasa Sabbamparu, Wara Utara, Palopo

Kembali kehalaman sebelumnya