Sistem parlementer atau sistem keparlemenan adalah sebuah sistem pemerintahan yang parlemennya memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensial, sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensial, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, tetapi dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensial, karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Prancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang.
Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
Parlemen sebagai pemegang kekuasaan di negara tersebut.
Kelebihan dan kelemahan sistem parlementer
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Pembuatan keputusan memakan waktu yang cepat.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
Masa pemilihan umum dapat berubah-ubah dengan jangka waktu tertentu.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
Sistem Sistem informasi Sistem bilangan Sistem semipresidensial Sistem imun Sistem keplanetan Sistem terbenam Sistem aksioma Sistem peredaran darah Sistem operasi Sistem perkemihan Sistem presidensial Sistem rangka Sistem perekonomian Sistem indra Sistem Pemosisi Global Sistem saraf tepi Sistem operasi telepon genggam Sistem penciuman Sistem parlementer Sistem dinamis Sistem kompetisi Sistem koordinat Cartesius Sistem pengapian Sistem Navigasi Inersia Sistem informasi akuntansi Sistem Lindenmayer Teori sistem dunia Teori sistem dinamik Sistem penentuan kelamin ZW Sistem Nenkō Sistem saraf Sis…
tem kendali Sistem imun adaptif Sistem informasi manajemen Dinamika sistem Sistem politik Indonesia Sistem PA Sistem manajemen transportasi Sistem limbik Sistem budi daya Sistem Berkas Teknologi Baru Sistem konjugasi Sistem kekerabatan Jawa Teori Empat Sistem Sistem berkas Sistem akuntansi Satu negara dua sistem Sistem penentuan kelamin XY Sistem televisi Sistem ekskresi Partisi (sistem berkas) Sistem Enkripsi Berkas Sistem koordinat ekliptika Sistem sekresi tipe III Sistem Liga Nasional Sistem imun diperantarai sel Sistem multipartai Sistem Satuan Internasional Sistem Westminster Sistem peringatan dini tsunami Sistem limfatik Sistem rem antiterkunci Sistem Tychonik Sistem Informasi Dunia Sistem pemrosesan transaksi Sistem Konstitusional Iran (1907) Sistem liga sepak bola di Inggris Sistem pernapasan Sistem saraf simpatis Sistem reproduksi wanita Daftar negara menurut sistem hukum Sistem pratabrakan Sistem angkutan massal Kaohsiung Sistem liga sepak bola di Italia Sistem imun Bumi Sistem pendukung keputusan Sistem pengawasan tergantung otomatis–siaran Sistem penentuan kelamin Sistem Direksional Sistem pengapian kondensator Sistem organ Sistem Jalan Tol Malaysia Sistem Penulisan D