Mohammad Natsir dilantik pada 7 September 1950 di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia.[3] Pada masa Kabinet Natsir, terjadi beberapa pemberontakan di seluruh Indonesia dan permasalahan keamanan dalam negeri, seperti Gerakan DI/TII, Peristiwa Andi Azis, Pemberontakan APRA, dan separatis Republik Maluku Selatan. Negosiasi terhadap Irian Barat juga dilakukan namun menemui kebuntuan. Pada 22 Januari 1951, parlemen mengajukan mosi tidak percaya dan menang, yang berakibat Perdana Menteri Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 21 Maret 1951. Penyebab lain dibubarkannya Kabinet Natsir adalah diterimanya mosi dari Hadikusumo, yang mengajukan pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang telah dibentuk. Menurut pemerintah, mosi tersebut seharusnya tidak dapat diajukan karena alasan hukum formil.
Pada 20 Agustus 1949, Presiden Soekarno melaksanakan hak prerogatifnya dengan menunjuk Mohammad Natsir untuk membentuk susunan kabinet baru. Kabinet Natsir kemudian merupakan kabinet koalisi dengan partai Masyumi sebagai inti utamanya.[butuh rujukan]Namun, PNI tidak mendapatkan posisi dalam kabinet tersebut. Sebagian besar anggota kabinet berasal dari Masyumi, namun tetap terdapat beberapa anggota kabinet non partai. Kabinet Natsir diisi oleh beberapa tokoh populer, seperti Hamengkubuwana IX, Djoeanda Kartawidjaja, dan Soemitro Djojohadikoesoemo. Seringkali disebut sebagai 'Kabinet Zaken',[6] ide Natsir adalah untuk membentuk kabinet nasionalis yang diisi oleh partai-partai koalisi. Namun, ide tersebut tidak dapat diwujudkan karena adanya perebutan kursi kabinet antara PNI dan Masyumi yang menyebabkan ketidaksenangan dari sisi PNI serta menyulitkan PNI bergabung ke dalam kabinet. Dalam kasus tersebut, Natsir beralasan partainya memiliki hak yang lebih banyak dibandingkan partai lain. PNI tidak setuju dengan pernyataan Natsir, mereka menganggap bahwa setiap partai koalisi berhak mendapatkan minimal satu kursi di kabinet. PNI meminta partainya mendapatkan jatah posisi Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pendidikan. Setelah bernegosiasi, PNI merelakan posisi Menteri Luar Negeri kepada Masyumi dan Menteri Pendidikan kepada partai lain dengan syarat PNI mendapatkan posisi Menteri Dalam Negeri. Namun, harapan untuk mendapatkan posisi tersebut hilang ketika diputuskan Masyumi yang berhak atas posisi tersebut. PNI menganggap keputusan tersebut tidak adil mengingat posisi Perdana Menteri sendiri sudah diisi oleh Masyumi.[butuh rujukan]
Selain kritik dari partai lain, Kabinet Natsir juga dikritisi oleh partainya sendiri, Masyumi. Kritik tersebut diarahkan terhadap keputusan Kongres pada Desember 1949 yang melarang ketua partai menjadi menteri.[7] Tujuan dari kongres tersebut adalah konsolidasi partai namun diubah oleh Dewan Partai di Bogor pada 3–6 Juni 1950 yang membahas mengenai sistem federal yang tidak dapat dilanjutkan. Dalam rangka tidak melanggar keputusan kongres terlalu banyak, Natsir dinonaktifkan dari posisinya sebagai ketua umum Masyumi dan posisinya digantikan oleh Jusuf Wibisono.[butuh rujukan]
Penunjukan pertama
Setelah diratifikasi dan dilantik pada 6 September 1950, Kabinet Natsit dapat bekerja secara efektif setelah mendapatkan kepercayaan dan persetujuan program kerja dari parlemen dalam sesi 25 Oktober 1950, dengan 188 suara mendukung dan 73 suara menolak.[butuh rujukan]
Program kerja
Adapun Program Kabinet Natsir adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk Dewan Konstituante dalam waktu yang singkat.
Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan Pemerintahan serta membentuk peralatan Negara yang bulat berdasarkan Pasal 146 di dalam Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan ketenteraman.
Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian rakyat sebagai dasar bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian nasional yang sehat serta melaksanakan keragaman dan kesamarataan hak antara buruh dan majikan.
Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas manusia dalam hal kesehatan dan kecerdasan.
Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang dan pemulihan mantan anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat.
Memperjuangkan dan mengusahakan penyelesaian masalah perebutan wilayah Irian Barat dalam waktu yang singkat.
Implementasi program kerja Kabinet Natsir
Walaupun telah mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kabinet Natsir tidak mampu mengerjakan programnya. Parlemen yang diketuai oleh Sartono dari PNI, berperan sebagai oposisi dibandingkan sebagai pendukung pemerintah dalam perencanaan dan pengimplementasian program kabinet.
Permasalahan pemilihan umum
Salah satu program utama Kabinet Natsir adalah untuk melaksanakan pemilihan umum untuk membentuk sebuah Majelis konstituante yang bertugas merancang dan mengesahkan Konstitusi Indonesia yang sesuai dengan mandat Pasal 134 Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Untuk melaksanakan pemilihan umum, diperlukan pedoman yang diatur oleh hukum. Oleh karena itu, Kabinet Natsir melalui Menteri Kehakiman Wongsonegoro telah merancang sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Umum.
Ketika Kabinet Natsir melalui Menteri Kehakiman mengirimkan rancangan tersebut kepada parlemen pada Februari 1951 untuk dibahas dan disahkan menjadi Undang-Undang (UU) agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pemilihan umum. Parlemen yang dipimpin oleh PNI yang merupakan oposisi pemerintahan, tidak langsung membahas RUU tersebut. Dengan tidak membahas RUU tersebut di parlemen, RUU tersebut terbengkalai dan tidak disahkan menjadi UU. Akibatnya, pemilihan umum tidak dapat dilaksanakan dikarenakan tidak adanya pedoman hukum yang berlaku pada saat itu.
Permasalahan lainnya terkait keamanan dalam negeri adalah kelompok yang menyatakan kemerdekaan dari Indonesia, terutama Republik Maluku Selatan (RMS). Soumokil memproklamasikan RMS di Ambon, Maluku pada 25 April 1950. Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) telah meyakinkan RMS dengan mengirim Johannes Leimena, yang juga berasal dari Ambon untuk bernegosiasi dengan RMS, namun gagal. Pada 14 Juli 1950, RIS mengirim TNI yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Rijadiuntuk membasmi RMS. RMS didukung oleh mantan KNIL yang terlatih dan mampu bertahan.
Ketika kabinet RIS digantikan oleh Kabinet Natsir, Pemberontakan RMS masih berlanjut. Pada 11 November 1950, pasukan TNI berhasil menguasai Benteng Victoria yang merupakan basis pertahanan RMS dan kemudian menguasai seluruh Kota Ambon.[8][9]
Permasalahan Aceh
Satu permasalahan besar lainnya yang harus diselesaikan oleh Natsir ketika menjabat sebagai Perdana Menteri adalah permintaan wilayah Aceh sebagai daerah otonomi penuh. Permasalahan tersebut memerlukan perhatian khusus dan hati-hati. Permasalahan awalnya adalah adanya pergantian pemerintahan dari serikat menjadi persatuan. Wilayah Aceh dijadikan bagian dari Provinsi Sumatera Utara, padahal sebelumnya sejak Desember 1949 Aceh telah menjadi provinsi tersendiri yang berstatus Daerah Istimewa yaitu pada masa Kabinet Hatta II. Reintegrasi wilayah Aceh ke Provinsi Sumatera Utara menimbulkan kekecewaan yang besar dan mendalam dari masyarakat Aceh. Mereka tidak menerima keputusan penggabungan dan menuntut dibentuk kembali provinsi Aceh.
Perdana Menteri Natsir mengutus Menteri Dalam Negeri, Assaat dan Menteri Keuangan, Sjafruddin Prawiranegara ke Aceh untuk merundingkan penyelesaian masalah ini. Namun, tidak ada kesepakatan yang tercapai. Selanjutnya pada tanggal 27 November 1950, Wakil Presiden Mohammad Hatta datang ke Aceh untuk menyampaikan pandangannya mengenai otonomi daerah di gedung DPRD, namun pidatonya ditentang keras sehingga keesokan harinya ia harus kembali ke Jakarta karena tidak mendapat hasil.
Tuntutan masyarakat Aceh semakin meningkat. Pada tanggal 22 Desember 1950, berdasarkan keputusan rapat Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), Perdana Menteri Natsir menerima telegram dari Gubernur Militer Aceh yang berisi ancaman bahwa Gubernur dan seluruh utusan kantor akan mengundurkan diri dari jabatannya jika pada tanggal 1 Januari 1951 Aceh tidak dijadikan provinsi. Natsir menjawab telegram tersebut dengan menyatakan harus menunggu sampai dia datang ke Aceh. Namun Natsir tak bisa langsung datang ke Aceh karena anak keduanya yang berusia 13 tahun, Abu Hanifah, mengalami kecelakaan saat bermain di Kolam Renang Manggarai hingga meninggal dunia.
Pada tanggal 23 Januari 1951, Natsir dan rombongannya berangkat ke Aceh. Malam harinya diadakan pertemuan formal yang dihadiri oleh 80 pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat Aceh. Tengku Muhammad Daud Beureu'eh (Gubernur Militer Aceh dan Tokoh PUSA), selaku pemimpin rapat menyampaikan kembali keinginan dan tuntutan masyarakat Aceh untuk memperoleh otonomi penuh.
Natsir dalam sambutannya menjelaskan, pemerintah pusat tidak berkeberatan untuk memenuhi keinginan Aceh, hanya saja untuk implementasinya diperlukan undang-undang yang perlu disiapkan, kemudian diserahkan ke parlemen untuk disahkan.
Pendidikan
Gagasan Natsir mengenai integrasi nasional tidak hanya terbatas pada struktur negara saja tetapi juga pada bidang lain, salah satunya adalah bidang pendidikan. Natsir melihat salah satu permasalahan besar dalam sistem pendidikan saat itu adalah dualisme antara pendidikan agama dan sistem pendidikan umum. Secara struktural, sistemnya masing-masing berada di bawah Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Natsir mencoba memberantas dualisme tersebut, namun tidak dengan pendekatan struktural seperti penggabungan dua partai, melainkan dengan pendekatan dari sudut pendidikan itu sendiri. Kabinet Natsir tampil sebagai penggerak proses konvergensi pendidikan umum dan pendidikan agama di Indonesia. Melalui kedua menteri tersebut, Kabinet Natsir mengemukakan gagasan bahwa pendidikan agama harus dilengkapi dengan pelajaran ilmu pengetahuan umum dan pendidikan agama harus dilengkapi dengan pelajaran ilmu pengetahuan umum.
Masalah Ekonomi dan Pembangunan
Salah satu program yang dinilai baik oleh Kabinet Natsir adalah di bidang ekonomi dan pembangunan. Pendukungnya antara lain adalah dua ekonom terkemuka Indonesia saat itu, yakni Sjafruddin Prawiranegara sebagai Menteri Keuangan dan Soemitro Djojohadikusumo sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian. Kabinet Natsir memandang Indonesia yang baru selesai dari perang mempertahankan kemerdekaan tidaklah mudah untuk melaksanakan pembangunan dan pembangunan tidak dapat dilaksanakan dengan semangat romantisme kebangkitan nasional belaka. Untuk itu diperlukan pengkajian mendalam terhadap segala aspek, baik kelemahan maupun kelebihannya agar pembangunan dapat membuahkan hasil.
Kabinet Natsir menugaskan perusahaan riset asal Amerika Serikat, J.C. White Engineering Corp untuk melakukan studi kelayakan pembentukan Badan Perancang Nasional (BPN). Perusahaan juga diminta mencermati potensi ekonomi yang terdapat di Indonesia. Namun karena Kabinet Natsir berumur pendek, penelitian tersebut tidak dapat diselesaikan melainkan dilanjutkan oleh menteri kabinet lainnya. Belakangan, BPN yang dirancang Kabinet Natsir berkembang menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang sangat berperan dalam pembangunan Indonesia, khususnya pada masa Orde Baru.
Masalah Irian Barat
Kabinet Natsir mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, Mohammad Roem pada konferensi tentang Irian Barat yang diselenggarakan di Den Haag pada tanggal 4 Desember 1950. Namun konferensi tersebut gagal karena Belanda menolak mengembalikan kedaulatan atas Irian Barat kepada Indonesia. Perundingan yang menemui jalan buntu dilanjutkan kembali pada 13-16 Desember 1950, setelah masing-masing delegasi berkonsultasi dengan pemerintah. Delegasi Indonesia mengajukan tiga rumusan, yaitu:
Penyerahan kedaulatan Irian Barat dilakukan kepada Indonesia.
Penyerahan pada waktu tertentu yaitu pada pertengahan tahun 1951.
Sebelum penyerahan dilakukan terlebih dahulu diadakan konferensi dalam rangka menjaga berbagai kepentingan Belanda di Irian Barat.
Ketiga rumusan tersebut ditolak Belanda sehingga perundingan kembali gagal. Memperhatikan bahwa Belanda tidak berniat menyerahkan kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia, Perdana Menteri Natsir menyatakan di hadapan DPR bahwa status Persatuan Belanda-Indonesia perlu ditinjau ulang. Upaya yang terus digagas Kabinet Natsir dilanjutkan oleh menteri kabinet lainnya namun bernasib sama dengan Belanda yang ingin terus menguasai wilayah Irian Barat.[butuh rujukan]
Pencapaian
Rencana Sumitro
Rencana Sumitro merupakan program pengembangan ekonomi dan industri. Sasaran program ini adalah berkonsentrasi pada pengembangan industri dasar, seperti pabrik semen, perusahaan percetakan, pabrik karung, dan pabrik pemintalan.[butuh rujukan]
Kesuksesan
Berhasil melakukan reorganisasi Bank Indonesia menjadi Bank Devisa Pertama.
Melaksanakan reorganisasi Bank Rakyat Indonesia sehingga dapat membantu kegiatan baru di bidang perdagangan dan produksi dalam negeri.
Dapat memberikan petunjuk pendirian perusahaan baru dalam memajukan industri kecil di bidang pertanian seperti pengolahan kulit, pembuatan payung, batu bata, ubin dan keramik.
Berhasil membangun industri menengah dan besar, seperti percetakan, pengiriman ulang permen karet, pabrik kertas, dan pabrik pupuk.[10]
Bergabungnya Indonesia ke Perserikatan Bangsa-Bangsa
Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 116–124, ISBN979-428-499-8.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Catatan
^Kabinet Natsir dibentuk dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1950 tertanggal 6 September1950.
^Dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1951 tanggal 21 Maret1951, Kabinet Natsir demisioner sejak 21 Maret1951.
^Dzulfikridin, Mohammad (2010). Mohammad Natsir—Dalam Sejarah Politik Indonesia—Peran dan Jasa Natsir dalam Dua Orde Indonesia. Bandung, Indonesia: PT Mizan Pustaka. hlm. 18.
^Dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2A Tahun 1951 tertanggal 9 Januari1951, Abdul Halim berhenti menjabat sebagai Menteri Pertahanan mulai tanggal 17 Desember1950 karena alasan kesehatan.
^Dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 1950 tertanggal 20 Desember1950, Harsono Tjokroaminoto berhenti menjabat sebagai Menteri Negara mulai tanggal 31 Desember1950 karena partainya (PSII) keluar dari kabinet.
Inner Temple インナー・テンプル (The Honourable Society of the Inner Temple) は、ロンドン中心部シティのテンプル地区にある法曹院である。法曹院はロンドンに4つあり、インナー・テンプルはその1つである。法曹院は法廷弁護士の養成・認定に関する独占的な権限を持ち、イングランドとウェールズのすべての法廷弁護士および裁判官は4つの法曹院のいずれかに所属することが法...
American film director John G. AvildsenAvildsen in 1975BornJohn Guilbert Avildsen(1935-12-21)December 21, 1935Oak Park, Illinois, U.S.DiedJune 16, 2017(2017-06-16) (aged 81)Los Angeles, California, U.S.Other namesJohnny AvildsenOccupationFilm directorYears active1969–2017Spouses Marie Olga Maturevich (Melissa McCall) Tracy Brooks Swope (m. 1987; sep. 2006) Children6Signature John Guilbert Avildsen (December 21, 1935 – June...
Logo AlphaGo AlphaGo adalah program komputer yang dikembangkan oleh Google DeepMind di London untuk memainkan permainan papan Go.[1] Pada Oktober 2015, AlphaGo menjadi program Go komputer pertama yang mengalahkan pemain manusia profesional tanpa handicap pada papan berukuran 19×19.[2][3] Bulan Maret 2016, program ini mengalahkan Lee Sedol dalam tiga pertandingan pertama dari total lima pertandingan. Untuk pertama kalinya program Go komputer mengalahkan pemain profesio...
Ця стаття не містить посилань на джерела. Ви можете допомогти поліпшити цю статтю, додавши посилання на надійні (авторитетні) джерела. Матеріал без джерел може бути піддано сумніву та вилучено. (грудень 2018) Міжнародний цирковий фестиваль у Монте-Карло 32-й Міжнародний фес
مسييه 50معلومات عامةجزء من درب التبانة رمز الفهرس M 50[1]NGC 2323[1]OCl 559[1] المكتشف أو المخترع جيوفاني دومينيكو كاسيني زمن الاكتشاف أو الاختراع 1711 الكوكبة وحيد القرن[2] المسافة من الأرض 881 فرسخ فلكي[3] اختلاف المنظر 1٫0012 milliarcsecond (en) [4] مركبة الميل الزاوي للحركة...
Restrictive group in US Federal Bureau of Prisons A communications management unit (CMU) is a type of self-contained group within a facility in the United States Federal Bureau of Prisons that severely restricts, manages and monitors all outside communication (telephone, mail, visitation) of inmates in the unit. Origins As part of the Bush Administration's War on Terrorism, the April 3, 2006, Federal Register included proposed rules by the Federal Bureau of Prisons (FBOP) that Limited Communi...
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Spanish frigate Almirante Juan de Borbón – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2008) (Learn how and when to remove this template message) A side view of Almirante Juan de Borbón in 2017 History Spain NameAlmirante Juan de Borbón NamesakeInfante ...
Pour les articles homonymes, voir 237e régiment. 237e régiment d'infanterie territoriale Le 237e régiment territorial défile à Paris le 17 septembre 1915, drapeau en tête. Création 1er septembre 1915 Dissolution 15 février 1919 Pays France Branche Armée de terre Type Régiment d'infanterie territoriale Rôle Infanterie Fait partie de 83e division territoriale Garnison Paris Guerres Première Guerre mondiale modifier Le 237e régiment d'infanterie territorial...
Ottoman Prince, Son of Şehzade Yusuf Izzeddin Şehzade Mehmed NizameddinBorn(1908-12-18)18 December 1908Beşiktaş Palace, Constantinople, Ottoman Empire(now Istanbul, Turkey)Died19 March 1933(1933-03-19) (aged 24)Locarno, SwitzerlandBurialSultan Mahmud II Mausoleum, Divanyolu, IstanbulNamesTurkish: Şehzade Mehmed NizameddinOttoman Turkish: شهزادہ محمد نظام الدینDynastyOttomanFatherŞehzade Yusuf IzzeddinMotherLeman HanımReligionSunni IslamMilitary careerAllegianceO...
Fictional Marvel supervillain This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article describes a work or element of fiction in a primarily in-universe style. Please help rewrite it to explain the fiction more clearly and provide non-fictional perspective. (January 2019) (Learn how and when to remove this template message) The topic of this article may not meet Wikipedia's general no...
This article's tone or style may not reflect the encyclopedic tone used on Wikipedia. See Wikipedia's guide to writing better articles for suggestions. (October 2016) (Learn how and when to remove this template message) Battle of DholpurPart of Rajput-Afghan warsDate1519LocationDholpurResult Rajput victoryTerritorialchanges The boundaries of Rana Sanga's military influence came to extend within striking distance of Agra. Chanderi bestowed to Medini Rai.[1]Belligerents Kingdom of Mewar...
BBC TV drama series, 2008–2011 Lark Rise to CandlefordGenrePeriod DramaCreated byBill GallagherBased onLark Rise to Candleford trilogy by Flora ThompsonNarrated bySarah LancashireComposerJulian NottCountry of originUnited KingdomOriginal languageEnglishNo. of series4No. of episodes40ProductionExecutive producersBill GallagherSusan HoggProducersGrainne Marmion (Series 1)Ann Tricklebank (Series 2–4)Production locationsBox, Corsham and Lockeridge, WiltshireRunning time60 minutesOriginal rele...
Village in Łódź Voivodeship, PolandStary ImielnikVillageStary ImielnikCoordinates: 51°50′47″N 19°34′14″E / 51.84639°N 19.57056°E / 51.84639; 19.57056Country PolandVoivodeshipŁódźCountyZgierzGminaStryków Stary Imielnik [ˈstarɨ iˈmjɛlnik] is a village in the administrative district of Gmina Stryków, within Zgierz County, Łódź Voivodeship, in central Poland.[1] It lies approximately 7 kilometres (4 mi) south-west of Stryk...
National park in New Zealand Mount Aspiring National ParkIUCN category II (national park)West Matukituki Valley and the Matukituki River seen from Cascade SaddleMap of New ZealandNearest cityWānakaCoordinates44°23′S 168°44′E / 44.383°S 168.733°E / -44.383; 168.733Area3,562 km2 (1,375 sq mi)Established1964Governing bodyDepartment of Conservation UNESCO World Heritage SiteOfficial nameTe Wāhipounamu – South West New ZealandTypeNatural...
British label This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Magpie Records – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (January 2011) (Learn how and wh...
Season of television series Gilmore GirlsSeason 6Season 6 DVD coverStarring Lauren Graham Alexis Bledel Melissa McCarthy Scott Patterson Keiko Agena Yanic Truesdale Liza Weil Sean Gunn Matt Czuchry Kelly Bishop Edward Herrmann Country of originUnited StatesNo. of episodes22ReleaseOriginal networkThe WBOriginal releaseSeptember 13, 2005 (2005-09-13) –May 9, 2006 (2006-05-09)Season chronology← PreviousSeason 5 Next →Season 7 List of episodes The sixth season of Gi...
Not to be confused with In da Getto or In the Ghetto. 1996 single by David Morales & The Bad Yard Club featuring Crystal Waters & DeltaIn de Ghetto '96Single by David Morales & The Bad Yard Club featuring Crystal Waters & DeltaReleased1996 (1996)Genre House deep house Length2:54Label Manifesto Songwriter(s) David Morales Delta Bennett Handel Tucker Lowell Dunbar Producer(s)David Morales Handel Tucker Lowell Dunbar Crystal Waters singles chronology Relax(1995) In de Ghetto...
У этого термина существуют и другие значения, см. Ёж (значения). Обыкновенный ёж Научная классификация Домен:ЭукариотыЦарство:ЖивотныеПодцарство:ЭуметазоиБез ранга:Двусторонне-симметричныеБез ранга:ВторичноротыеТип:ХордовыеПодтип:ПозвоночныеИнфратип:Челюстноротые...
Painting by Pablo Picasso Young Girl with a Flower BasketArtistPablo PicassoYear1905MediumOil on canvasMovementRose PeriodDimensions154.8 cm × 66.1 cm (60.9 in × 26.0 in)LocationPrivate collection, New York Young Girl with a Flower Basket (French: Fillette à la corbeille fleurie or Jeune fille nue avec panier de fleurs or Fillette nue au panier de fleurs or Le panier fleuri) is a 1905 oil on canvas painting by Pablo Picasso from his Rose Period. Th...
Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!