Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (Jepang: 独立準備調査会, Hepburn: Dokuritsu Junbi Chōsa-kai, Nihon-shiki: Dokuritu Zyunbi Tyoosa-kai, disingkat "BPUPK"), lebih dikenal sebagai Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (disingkat "BPUPKI"), adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang di Jawa. Pemerintahan militer Jepang yang diwakili komando AD Ke-16 dan Ke-25 menyetujui pembentukan Badan Penyelidikan Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 1 Maret 1945. Karena kedua komando ini berwenang atas daerah Jawa (termasuk Madura) dan Sumatra. BPUPKI hanya dibentuk untuk kedua wilayah tersebut, sedangkan di wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur yang dikuasai komando AL Jepang tidak dibentuk badan serupa.[1]

Pendirian badan ini sudah diumumkan oleh Kumakichi Harada pada tanggal 1 Maret 1945,[2] tetapi badan ini baru benar-benar diresmikan pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yoshio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau (bahasa Jepang: 独立準備委員会 Dokuritsu Junbi Iinkai), dengan anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda,[3] terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatra, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal etnis Tionghoa.

Nama

Nama resmi badan ini dalam bahasa Indonesia adalah "Badan untuk Menyelidiki Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan", tetapi nama yang lebih umum digunakan adalah "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan". Dalam banyak sumber-sumber sejarah berbahasa Indonesia, sering kali badan ini disebut "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" atau "BPUPKI", tetapi sebenarnya nama asli lembaga ini tidak mencakup "Indonesia". Alasannya adalah karena badan ini dibentuk oleh komando Angkatan Darat ke-16 Jepang yang hanya memiliki wewenang di Jawa. Komando Angkatan Darat ke-25 Jepang yang memiliki wewenang di Sumatra baru mengizinkan pendirian BPUPK untuk Sumatra pada 25 Juli 1945. Sementara itu, wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur berada di bawah wewenang kaigun (Angkatan Laut) Jepang dan mereka tidak mengizinkan pendirian lembaga persiapan kemerdekaan.[4]

Sejarah

Latar belakang

Di akhir perang Pasifik, kekalahan Jepang semakin jelas. Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang yang disebut Jepang sebagai "Perang Asia Timur Raya" itu. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1 Maret 1945 pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" (BPUPK). Pembentukan BPUPK juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka.

BPUPK resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPK dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yoshio (orang Jepang). Selain menjadi ketua muda, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPK (semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo. BPUPK sendiri beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari: 60 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPK sebagai pengamat saja).

Selama BPUPK berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi BPUPK, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPK.

Sidang resmi pertama

Persidangan resmi BPUPK yang pertama pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945

Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus seremonial pembukaan masa persidangan BPUPK yang pertama di gedung Chuo Sangi In di Jakarta, yang pada zaman kolonial Belanda gedung tersebut merupakan gedung Volksraad dan kini Gedung Pancasila. Namun masa persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPK yang pertama) diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya, yakni pada tanggal 29 Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni 1945, dengan tujuan untuk merumuskan dasar negara Indonesia, membahas bentuk negara Indonesia serta filsafat negara Indonesia merdeka.

Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan BPUPK yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPK dan juga dua orang pembesar militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki, yang menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Yuichiro Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa persidangan resminya itu sendiri, yang berlangsung selama empat hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPK.

Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk negara kesatuan, kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPK harus merumuskan dasar negara Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, sebab Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPK yang pertama ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut:

  1. Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat”.
  2. Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Keseimbangan lahir batin; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”.
  3. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPK yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPK yang pertama, setelah itu BPUPK mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari konsep para anggota BPUPK mengenai dasar negara Republik Indonesia.

Masa antara sidang resmi pertama dan sidang resmi kedua

Naskah "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" yang dihasilkan oleh "Panitia Sembilan" pada tanggal 22 Juni 1945

Sampai akhir dari masa persidangan BPUPK yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut di atas guna menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPK itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut:

  1. Ir. Soekarno (ketua)
  2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
  3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
  4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota)
  5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)
  6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
  7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
  8. Haji Agus Salim (anggota)
  9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)

Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"), maka pada tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlemen's Agreement". Setelah itu sebagai ketua "Panitia Sembilan", Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPK berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
  3. Persatuan Indonesia,
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa persidangan BPUPK yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 Juli 1945.

Di antara dua masa persidangan resmi BPUPK itu, berlangsung pula persidangan tak resmi yang dihadiri 38 orang anggota BPUPK. Persidangan tak resmi ini dipimpin sendiri oleh Bung Karno yang membahas mengenai rancangan "Pembukaan (bahasa Belanda: "Preambule") Undang-Undang Dasar 1945", yang kemudian dilanjutkan pembahasannya pada masa persidangan BPUPK yang kedua (10 Juli-17 Juli 1945).

Sidang resmi kedua

Persidangan resmi BPUPK yang kedua pada tanggal 10 Juli-17 Juli 1945

Masa persidangan BPUPK yang kedua berlangsung sejak tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 17 Juli 1945. Agenda sidang BPUPK kali ini membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan Indonesia, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada persidangan BPUPK yang kedua ini, anggota BPUPK dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).

Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut:

  1. Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
  2. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
  3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
  4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
  5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
  6. Haji Agus Salim (anggota)
  7. Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)

Pada tanggal 13 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut.

Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPK menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu:

  1. Pernyataan tentang Indonesia Merdeka
  2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
  3. Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi:

Konsep proklamasi kemerdekaan negara Indonesia baru rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama "Piagam Jakarta", sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat "Piagam Jakarta". Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPK mengenai penerapan aturan Islam, Syariat Islam, dalam negara Indonesia baru. "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" pada akhirnya disetujui dengan urutan dan redaksional yang sedikit berbeda.

Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI

Persidangan resmi PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945

Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPK dibubarkan karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya "Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.

Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah meresmikan pembukaan (bahasa Belanda: preambule) serta batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Tugasnya yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPK, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru.

Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda, terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatra, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. Soekarno, dan sebagai wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta, sedangkan sebagai penasihatnya ditunjuk Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota "PPKI" ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Secara simbolik "PPKI" dilantik oleh Jendral Terauchi, pada tanggal 9 Agustus 1945, dengan mendatangkan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi Minh" atau dalam bahasa Vietnam: Thành phố Hồ Chí Minh (dahulu bernama: Saigon), adalah kota terbesar di negara Vietnam dan terletak dekat delta Sungai Mekong.

Pada saat "PPKI" terbentuk, keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka semakin memuncak. Memuncaknya keinginan itu terbukti dengan adanya tekad yang bulat dari semua golongan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia. Golongan muda kala itu menghendaki agar kemerdekaan diproklamasikan tanpa kerjasama dengan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang sama sekali, termasuk proklamasi kemerdekaan dalam sidang "PPKI". Pada saat itu ada anggapan dari golongan muda bahwa "PPKI" ini adalah hanya merupakan sebuah badan bentukan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang. Di lain pihak "PPKI" adalah sebuah badan yang ada waktu itu guna mempersiapkan hal-hal yang perlu bagi terbentuknya suatu negara Indonesia baru.

Tetapi cepat atau lambatnya kemerdekaan Indonesia bisa diberikan oleh pemerintah pendudukan militer Jepang adalah tergantung kepada sejauh mana semua hasil kerja dari "PPKI". Jendral Terauchi kemudian akhirnya menyampaikan keputusan pemerintah pendudukan militer Jepang bahwa kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945. Seluruh persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada "PPKI". Dalam suasana mendapat tekanan atau beban berat seperti demikian itulah "PPKI" harus bekerja keras guna meyakinkan dan mewujud-nyatakan keinginan atau cita-cita luhur seluruh rakyat Indonesia, yang sangat haus dan rindu akan sebuah kehidupan kebangsaan yang bebas, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diketik oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik dan telah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta

Sementara itu dalam sidang "PPKI" pada tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan kurang dari 15 menit telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum keagamaan yang beragama non-Muslim serta pihak kaum keagamaan yang menganut ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan yang beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter".

Setelah itu Drs. Mohammad Hatta masuk ke dalam ruang sidang "PPKI" dan membacakan empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik tersebut. Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai "pembukaan (bahasa Belanda: "preambule") dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945", yang saat ini biasa disebut dengan hanya UUD '45 adalah:

  • Pertama, kata “Muqaddimah” yang berasal dari bahasa Arab, muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.
  • Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diganti dengan, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
  • Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam”, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”.
  • Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari yang semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

"PPKI" sangat berperan dalam penataan awal negara Indonesia baru. Walaupun kelompok muda kala itu hanya menganggap "PPKI" sebagai sebuah lembaga buatan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang, namun terlepas dari anggapan tersebut, peran serta jasa badan ini sama sekali tak boleh kita remehkan dan abaikan, apalagi kita lupakan. Anggota "PPKI" telah menjalankan tugas yang diembankan kepada mereka dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya "PPKI" dapat meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan yang kuat bagi negara Indonesia yang saat itu baru saja berdiri.

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki
  1. ^ Evita, Andi Lili. Paeni, Mukhlis; Sastrodinomo, Kasijanto, ed. Gubernur Pertama Di Indonesia. Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 978-602-1289-72-3. 
  2. ^ Iswara N. Raditya, Peran BPUPKI dan PPKI di Seputar Hari Lahir Pancasila, Tirto.id, 1 Juni 2017
  3. ^ Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 PPKI berfungsi dan berperan secara ex officio:
    a. Sebagai representasi perwakilan seluruh rakyat Indonesia
    b. Sebagai lembaga resmi yang mempunyai kewenangan untuk mengesahkan UUD Negara
    c. Sebagai lembaga yang dapat memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
    d. Sebagai lembaga pendiri negara Republik Indonesia
    e. Sebagai lembaga tertinggi dalam Negara Republik Indonesia.
    Lihat
    - Yunarti, Dorothea Rini (2003). BPUPKI, PPKI, proklamasi kemerdekaan RI. University of Michigan Press. ISBN 9797090779, 9789797090777 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).  - Amini, Aisyah (2004). Pasang surut peran DPR-MPR, 1945-2004. University of Michigan Press. ISBN 9799825245, 9789799825247 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  4. ^ Kusuma, A.B.; Elson, R.E. (2011), "A note on the sources for the 1945 constitutional debates in Indonesia" (PDF), Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 167 (2–3): 196–197, catatan kaki 3, doi:10.1163/22134379-90003589, ISSN 0006-2294 

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan

Tubuh Badan Kebijakan Transportasi Badan Intelijen Strategis Badan Narkotika Nasional Badan-Badan Pemberontakan Rakyat Kalimantan Selatan Badan hukum Badan Intelijen Negara Republik Indonesia Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Informasi Geospasial Badan Lewy Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Badan Informasi dan Komunikasi Pertahanan Daftar badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Badan musyawarah Badan usaha Badan Antariksa Belarus Badan Publik Badan Golgi Badan pesawat udara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Perhimpunan Badan-Badan Klasifikasi Internasional Badan Pengawas Oba…

t dan Makanan Daftar Kepala Badan Intelijen Negara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Bau badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Badan Audit dan Inspeksi Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Badan Digital Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Daftar Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Badan Ketahanan Pangan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Demensia dengan badan Lewy Badan Keamanan Kepresidenan Badan Operasi Bersama Daftar Kepala Badan Pusat Statistik Badan Karantina Indonesia Badan Pengembangan Wilayah Surabaya–Madura Badan Kebijakan Fiskal Badan Keselamatan Penerbangan Eropa Daftar Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia Kepala Badan Eksekutif (Afganistan) Badan Standardisasi Nasional Badan Pengembangan Film Nasional Malaysia Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Badan Antariksa Israel Daftar Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Badan Nasional Penanggulangan Bencana Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertah

Baca artikel lainnya :

Schweizerische Nationalbibliothek Bibliothèque nationale suisse Biblioteca nazionale svizzera位於伯爾尼的圖書館大樓建立1895年授權法源見德語版本、法語版本和意大利語版本地址瑞士,伯爾尼坐标46°56′29″N 7°26′59″E / 46.94139°N 7.44972°E / 46.94139; 7.44972坐标:46°56′29″N 7°26′59″E / 46.94139°N 7.44972°E / 46.94139; 7.44972分館1(納沙泰爾)收藏藏品書籍、期刊、報

Den här artikeln har skapats av Lsjbot, ett program (en robot) för automatisk redigering. (2015-11)Artikeln kan innehålla fakta- eller språkfel, eller ett märkligt urval av fakta, källor eller bilder. Mallen kan avlägsnas efter en kontroll av innehållet (vidare information) Nahr as Sinn (نهر السنة) Nahr el Sin, Nahr Sene, Nahr Sinn, Nahr as Sinnah, نهر السن Vattendrag Land  Syrien Provins Dayr az-Zawr Koordinater 35°15′51″N 35°55′33″Ö / 35.2…

1979 novel by Jack Vance The Face First English language edition coverAuthorJack VanceOriginal titleLens LarqueCover artistGino D'AchilleCountryUnited StatesLanguageEnglishSeriesDemon PrincesGenreScience fictionPublisherDAW BooksPublication date1979Media typePrint (Paperback)Pages224ISBN0-87997-498-2OCLC5672243Preceded byThe Palace of Love Followed byThe Book of Dreams  The Face is a science fiction novel by American writer Jack Vance, the fourth novel in the D…

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (يوليو 2021) جلان ألين     الإحداثيات 37°39′36″N 77°29′08″W / 37.66°N 77.4856°W / 37.66; -77.4856  تقسيم إداري  البلد الولايات المتحدة[1]  التقسيم الأعلى مقاطعة هن

1983 film by Penelope Spheeris This article is about the 1983 film. For the 1994 play, see Suburbia (play). For its 1996 film adaptation, see SubUrbia (film). SuburbiaVideo release coverDirected byPenelope SpheerisWritten byPenelope SpheerisProduced byBert DraginRoger CormanStarring Bill Coyne Chris Pedersen Jennifer Clay Timothy Eric O'Brien Wade Walston Mike B. The Flea CinematographyTimothy SuhrstedtEdited byRoss AlbertMusic byAlex GibsonProductioncompanySuburbia ProductionsDistributed byNew …

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (سبتمبر 2016) فضائل المدينة المنورة حرم النبي محمد صلى الله عليه وسلم المدينة المنورة على غير المسلمين، ودعى لأهل المدينة بالبركة، وحفظ الله المدينة من الطاعون والمسيح ال…

American baseball player Baseball player Larry GilbertRight fielderBorn: (1891-12-03)December 3, 1891New Orleans, LouisianaDied: February 17, 1965(1965-02-17) (aged 73)New Orleans, LouisianaBatted: LeftThrew: LeftMLB debutApril 14, 1914, for the Boston BravesLast MLB appearanceJuly 12, 1915, for the Boston BravesMLB statisticsBatting average.230Home runs5Runs batted in29 Teams Boston Braves (1914–1915) Career highlights and awards World Series champion (1914)…

Esta biografia de uma pessoa viva cita fontes, mas que não cobrem todo o conteúdo. Ajude a inserir fontes confiáveis e independentes. Material controverso que esteja sem fontes deve ser imediatamente removido, especialmente se for de natureza difamatória.—Encontre fontes: ABW  • CAPES  • Google (N • L • A) (Julho de 2017) Terrence J Terrence J Nome completo Terrence Jenkins Nascimento 21 de abril de 1982 (41 anos)Queen…

Italian basketball player Danilo GallinariGallinari with the Atlanta Hawks in 2021No. 88 – Washington WizardsPositionPower forward / small forwardLeagueNBAPersonal informationBorn (1988-08-08) 8 August 1988 (age 35)Sant'Angelo Lodigiano, ItalyListed height6 ft 10 in (2.08 m)Listed weight236 lb (107 kg)Career informationNBA draft2008: 1st round, 6th overall pickSelected by the New York KnicksPlaying career2004–presentCareer history2004–2005Casalpusterle…

У этого термина существуют и другие значения, см. Самойлово. ХуторСамойлово 47°32′40″ с. ш. 38°40′13″ в. д.HGЯO Страна  Россия Субъект Федерации Ростовская область Муниципальный район Матвеево-Курганский Сельское поселение Матвеево-Курганское История и география …

Podróż apostolska do Niemiec Ten, kto wierzy, nigdy nie jest sam Papież Benedykt XVI Termin pielgrzymki 9 września – 14 września 2006 Państwo  Niemcy Miejscowości Monachium, Altötting, Marktl, Ratyzbona, Fryzynga Podróż apostolska Benedykta XVI do Niemiec odbyła się w dniach 9 – 14 września 2006. Zgodnie z planem Benedykt XVI odwiedził miejsca związane z jego młodością, a także pracą duszpasterską w swojej Ojczyźnie. Była to czwarta zagraniczna podróż papieża. …

Single woman who owns many pet cats Crazy cat lady redirects here. For the Simpsons character, see List of recurring The Simpsons characters § Crazy Cat Lady. For the syndrome, see Crazy cat lady syndrome. For the video game, see The Cat Lady. Not to be confused with Catgirl or Catwoman. A woman feeding cats in Rome A cat lady is a cultural archetype or stock character, most often depicted as a white woman, a middle-aged or elderly spinster or widow, who has many cats. The term may be pejo…

2006 single by Sanctus RealI'm Not AlrightSingle by Sanctus Realfrom the album The Face of Love ReleasedFebruary 21, 2006GenreAlternative Rock, CCMLength4:08 (album version)4:19 (single version)LabelSparrow RecordsSongwriter(s)Sanctus Real, Doug McKelvey, Christopher StevensProducer(s)Christopher StevensSanctus Real singles chronology Closer (2005) I'm Not Alright (2006) The Face of Love (2006) I'm Not Alright is a song by Christian rock band Sanctus Real from their album The Face of Love. It wa…

Not to be confused with Old Cleeve or Cleeve Abbey. Human settlement in EnglandCleeveChurch Of Holy Trinity, CleeveCleeveLocation within SomersetPopulation902 [1]OS grid referenceST461660Unitary authorityNorth SomersetCeremonial countySomersetRegionSouth WestCountryEnglandSovereign stateUnited KingdomPost townBristolPostcode districtBS49Dialling code01934PoliceAvon and SomersetFireAvonAmbulanceSouth Western UK ParliamentNorth SomersetWebsiteht…

2021 studio album by Xiu XiuOh NoStudio album by Xiu XiuReleasedMarch 26, 2021 (2021-03-26)StudioNurse (Jamie Stewart's home studio in Los Angeles)Genre Indie rock experimental rock art pop Length53:40LabelPolyvinylProducer Lawrence English Greg Saunier Angela Seo Xiu Xiu chronology Girl with Basket of Fruit(2019) Oh No(2021) Ignore Grief(2023) Singles from Oh No A Bottle of RumReleased: January 27, 2021 Rumpus RoomReleased: March 4, 2021[1] Oh No (stylized in all …

La gendarmerie ottomane est une force de maintien de l'ordre qui a existé sous l'Empire ottoman jusqu'en 1923. Elle est à l'origine de l'actuelle gendarmerie turque (Jandarma). Origines La patrouille turque, le chef de la police de Smyrne et ses hommes, toile d'Alexandre-Gabriel Decamps, 1831. Soldat irrégulier ottoman, recueil de l'ambassadeur suédois Claes Rålamb, 1657 Le maintien de l'ordre est une préoccupation constante des États turcs depuis le Moyen Âge. Des forces ont été cré

Questa voce sugli argomenti fiction televisive poliziesche e fiction televisive tedesche è solo un abbozzo. Contribuisci a migliorarla secondo le convenzioni di Wikipedia. Wolff, un poliziotto a BerlinoTitolo originaleWolffs Revier PaeseGermania Anno1992-2006 Formatoserie TV Generepoliziesco Stagioni13 Episodi173 Durata45 min Lingua originaletedesco Rapporto1.33:1 e 1.78:1 CreditiIdeatoreKarl Heinz Willschrei Interpreti e personaggi Jürgen Heinrich: Andreas Wolff Klaus Pönitz: Gunther Sa…

وزارة الزراعة والإصلاح الزراعي السورية وزارة الزراعة تفاصيل الوكالة الحكومية البلد سوريا  تأسست 1948 المركز دمشق رياض فريد حجاب   الإدارة الوزير وزير الزراعة الوزراء المسؤولون محمد حسان قطنا موقع الويب الموقع الرسمي للوزارة تعديل مصدري - تعديل   وزارة الزراعة والإصلا…

Clément Grenier Informasi pribadiNama lengkap Clément GrenierTanggal lahir 7 Januari 1991 (umur 32)Tempat lahir Annonay, PrancisTinggi 1,86 m (6 ft 1 in)Posisi bermain GelandangInformasi klubKlub saat ini LyonNomor 7Karier junior1997–2002 FC Annonay2002–2008 LyonKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2008– Lyon 23 (1)Tim nasional‡2007 Prancis U-16 6 (1)2007–2008 Prancis U-17 16 (8)2008–2009 Prancis U-18 7 (0)2009–2010 Prancis U-19 13 (1)2010–2011 Prancis U-20 1…

American basketball player For the journalist, see Joe Klein. For similarly named people, see Joe Klein (disambiguation). Joe KleineKleine, circa 1986Personal informationBorn (1962-01-04) January 4, 1962 (age 61)Colorado Springs, ColoradoNationalityAmericanListed height6 ft 11 in (2.11 m)Listed weight255 lb (116 kg)Career informationHigh schoolSlater (Slater, Missouri)College Notre Dame (1980–1981) Arkansas (1982–1985) NBA draft1985: 1st round, 6th overall pickS…

Kembali kehalaman sebelumnya