Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kesultanan Samudera Pasai

Kesultanan Samudera Pasai

Samudera Pasai
710–1521
Lokasi Samudera Pasai Pasai
Ibu kotaPasai
Bahasa yang umum digunakanAceh, Melayu kuno, Gayo
Agama
Islam
PemerintahanMonarki
Sultan 
Sejarah 
• Didirikan
710
• Invasi Portugis
1521
Mata uangKoin emas dan perak
Didahului oleh
Digantikan oleh
krjKerajaan
Jeumpa
krjKerajaan
Jambu Lipo
krjKerajaan
Siguntur
kslKesultanan
Aceh
Sekarang bagian dari Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, dengan sebutan singkat yaitu Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatra, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267.[1]

Para sejarawan menelusuri keberadaan kerajaan ini menggunakan sumber dari Hikayat Raja-raja Pasai serta peninggalan sejarah adat istiadat serta budaya setempat yang masih berjalan dan dipertahankan oleh masyarakat pesisir pantai utara Sumatra.[2] Hal ini dibuktikan dengan beberapa makam raja yang datang pertama kali pada tahun 710 Masehi serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama keturunan rajanya.

Dengan di temukannya Makam Raja (Penemuan Makam Raja Samudera Pasai Meninggal di Tahun 710 Masehi) ini membuktikan sebelumnya sudah berdiri Kerajaan Samudera Pasai sebelum Rajanya Meninggal (Penemuan Makam Raja). Kerajaan Samudera Pasai sudah berdiri sebelum 710 Masehi dan juga bisa dikatakan Islam sudah masuk di Nusantara (Indonesia) sebelum 710 Masehi.[3] Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.[4]

Sejarah

Berdasarkan Hikayat Raja-raja Pasai serta tersebut dalam Tambo Minangkabau putra dari Ahlul Bait Sayyidina Hussein, menceritakan tentang pendirian Pasai oleh Meurah Silu dan menyebut nama raja yang mukim dari tahun 710 Masehi hingga para anak cucu nya sebagai penyebar agama Islam di Sumatra, setelah sebelumnya ia menggantikan seorang raja yang bernama Sultan Malik al-Nasser.[2] Meurah Silu ini sebelumnya berada pada satu kawasan yang disebut dengan Semerlanga kemudian setelah naik tahta bergelar Sultan Malik as-Saleh, ia wafat pada tahun 696 H atau 1267 M.[5]

Dalam Hikayat Raja-raja Pasai maupun Sulalatus Salatin nama Pasai dan Samudera telah dipisahkan merujuk pada dua kawasan yang berbeda, tetapi dalam catatan Tiongkok nama-nama tersebut tidak dibedakan sama sekali. Sementara Marco Polo dalam lawatannya mencatat beberapa daftar kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatra waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).[6][7]

Pemerintahan Sultan Malik as-Saleh kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Muhammad Malik az-Zahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam. Kemudian sekitar tahun 1326 ia meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya Sultan Mahmud Malik az-Zahir dan memerintah sampai tahun 1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, kemudian menceritakan bahwa sultan di negeri Samatrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut Mazhab Syafi'i.[8][9]

Al Malikush Shaleh (1267-1297)

Makam Sultan Malikussaleh

Pada saat itu, orang-orang Islam sudah mendirikan perkampungan di tepi pantai Sumatra. Mereka berasal dari pedagang-pedagang sumatera yang berdagang di arab dan persia. Hanya saja, mereka belum sanggup mendirikan kerajaan yang kuat.

Pada tahun 1205, telah naik takhta seorang raja Islam di Daya, Aceh yang bergelar Sri Paduka Sultan Johan Syah.[1] Beliau bukan penduduk asli Aceh, melainkan keturunan pedagang-pedagang Islam yang menetap di Aceh. Prof. Dr. Hamka berpendapat bahwa jika dilihat dari namanya, ada kemungkinan bahwa beliau berasal dari Gujarat. Namun demikian, tidak ada berita mengenai kelanjutan kerajaan ini.

Kabar berita bahwa masyarakat Islam sudah ada di pantai Sumatra rupanya sampai juga ke Mekah. Syarif Mekah mengutus seorang ulama bernama Syekh Isma'il agar datang berkunjung ke negeri Samudra, Aceh. Sebab, di antara negeri-negeri tepi pantai Sumatra, nama Samudra Pasai lebih terkenal. Syekh Isma'il berangkat menuju Samudra Pasai. Ia melabuhkan sementara kapalnya di Malabar (Mu'tabar), lalu melanjutkan perjalanan ke Aceh. Sampai di Aceh, Syekh Isma'il bertemu dengan seorang mantan raja yang bernama Fakir Muhammad. Mantan raja itu ialah keturunan dari Abu Bakar, sahabat nabi.

Mereka berdua mengunjungi negeri-negeri tepi pantai Sumatra yang telah memeluk agama Islam, yaitu Fansur (Barus), Lamiri dan Haru. Setelah itu, mereka meneruskan pelayaran ke negeri Perlak. Disana mereka mendapat informasi bahwa negeri Samudra Pasai yang mereka tuju rupanya telah terlewat. Terpaksalah kapal mereka dibelokkan kembali. Akhirnya, mereka berjumpa dengan Merah Silu, kepala kampung di tempat itu.

Setelah mereka berdua mengadakan pertemuan dengan Merah Silu, beliau masuk islam. Beliau juga diberikan nama Islam, yaitu Sultan al-Malikush Shaleh. Kemudian, mereka memberi tanda-tanda kerajaan yang langsung dibawa dari Mekah kepada Sultan. Gelar Sultan ini langsung diberikan oleh Syarif Mekah. Pada saat itu, Syarif Mekah ada di bawah naungan kerajaan Mamalik di Mesir. Syarif Mekah, atas izin Sultan Mamalik, memberikan gelar Sultan kepada Merah Silu.[1] Gelar "Al Malikush Shaleh" adalah gelar yang dipakai oleh pendiri kerajaan Mamalik yang pertama di Mesir, yaitu Al Malikush Shaleh Ayub.

Pada zaman pemerintahan Al Malikush Shaleh, Marco Polo, seorang pengembara bangsa Venesia, berkunjung ke Sumatera Utara. Pada saat itu, ia belum melihat banyak orang Islam di Sumatra, kecuali di Kerajaan Perlak saja. Al Malikush Shaleh menikah dengan anak perempuan Raja Perlak yang telah beragama Islam. Beliau memiliki dua orang putra.

Al Malikuzh Zhahir I (1297 - 1326)

Seorang putra Al Malikush Shaleh diberi gelar Al Malikush Zhahir, sedangkan putranya yang lain diberi gelar Al Malikul Mansur. Azh Zahir adalah gelar yang dipakai oleh Sultan Mamalik yang kedua di Mesir, yaitu al Malikuzh Zhair Baibars (1260 - 1277). Al Mansur adalah gelar dari Sultan Mamalik yang ketiga, yang menggantikan Baibars, yaitu al Malikul Mansur Qalawun (1279 - 1290). Sultan Al Malikuz Zhahir diangkat sebagai sultan kedua Samudra Pasai. Nama kecil sultan itu adalah Raja Muhammad.

Al Malikuszh Zhahir II (1326 - 1349)

Sultan ketiga Samudra Pasai bergelar Zhahir juga. Nama kecilnya adalah Raja Ahmad. Hamka berpendapat bahwa besar kemungkinan bahwa sultan inilah yang ditemui oleh Ibnu Batutah ketika ia singgah di negeri Pasai tatkala Ibnu Batutah diutus Sultan Delhi ke Tiongkok pada 1345.[1] Dalam catatan Ibnu Batutah ketika berkunjung ke Kesultanan Samudera Pasai, ia mengisahkan bahwa Al Malikuszh Zhahir sebagai Sultan Pasai beserta rakyatnya menganut mazhab Syafi'i.[10] Mahdzhab itu diketahui oleh Sultan secara mendalam. Sultan pun sanggup bertukar pikiran dengan para ulama ketika membicarakan masalah agama. Sultan gemar mendakwahkan agama Islam ke negeri-negeri tetangga. Sultan juga memiliki armada kapal dagang yang besar. Ketika Ibnu Batutah singgah di Tiongkok, ia melihat kapal dari Sultan Pasai sedang berdagang di sana. Sultan mengangkat ulama keturunan bangsa sayid dari Syiraz sebagai qadhi di Pasai.

Zainal Abidin (1349-1406)

Setelah Sultan al-Malikuzh Zhahir meninggal, naiklah putranya Zainal Abidin. Ia naik takhta ketika usianya masih kecil, sehingga untuk sementara, pemerintahan dijalankan oleh pembesar-pembesar kerajaan.

Kerajaan Siam mendatangi Samudra Pasai. Awalnya, mereka masuk ke negeri Pasai secara baik-baik. Mereka pun disambut dengan layak oleh Pasai. Mereka mengangkat sebuah peti besar ke dalam istana, sebagai hadiah untuk Sultan Pasai. Ketika peti itu dibuka, melompatlah empat orang pasukan Siam keluar dari peti, menangkap sultan yang masih kecil.[1] Sultan Pasai diculik, dibawa ke kapal, ditawan di dalam istana Siam.

Orang-orang besar Samudra Pasai terpaksa datang mempersembahkan tebusan ke negeri Siam, yaitu emas. Mereka memohon agar sultan dapat dibebaskan. Raja Siam mengizinkan, dengan syarat, Pasai harus tetap rutin membayar emas. Akhirnya, pulanglah Sultan yang masih muda itu ke Pasai, hingga duduk kembali di atas singgasananya.

Tidak beberapa lama kemudian, tiba-tiba datang pulalah pasukan Majapahit. Diserbunya Samudra Pasai sekali lagi. Pasai takluk di bawah Majapahit. Siam pun tidak mampu melawan Majapahit untuk mempertahankan Pasai,peristiwa ini tertulis pada Hikayat (Aceh) dan Kitab negarakertagama

Maharaja Tiongkok mengutus admiral Cheng Ho untuk datang ke Pasai pada tahun 1405. Dalam riwayat Tiongkok, Raja Pasai pada saat itu ialah Tsai Nu Li A Pi Ting Ki (Zainal Abidin). Cheng Ho menganjurkan agar Pasai mengakui persahabatan dengan Maharaja Tiongkok, Kaisar Cheng Tsu. Kaisar ini baru saja merebut kekuasaan dari kaisar yang dahulu, Hwui Ti. Cheng Ho datang membawa hadiah tanda persahabatan dari Kaisar Tiongkok. Ia pun memberikan janji bahwa Tiongkok akan tetap membela Samudra Pasai, Malaka dan negeri-negeri lain, jika ada serangan dari luar, asalkan mereka mengakui perlindungan dari Tiongkok.

Zainal Abidin meninggal dalam satu peperangan melawan negeri Nakur di Aceh. Permaisuri Pasai menjanjikan bahwa ia sudi menjadi istri bagi siapa saja yang sudi berjuang menuntut bela kematian suaminya dalam perang itu. Tampillah ke depan, seorang nelayan, untuk mengepalai tentara yang ingin mengalahkan negeri Nakur kembali. Menurut riwayat Tiongkok, nelayan itu menang perang, sehingga langsung diangkat menjadi raja, menggantikan raja yang meninggal, pada tahun 1412.[1]

Akhir Samudra Pasai dan Invasi Portugis

Dalam catatan Tiongkok, putra Zainal Abidin, yang seharusnya berhak menduduki takhta kerajaan, tidaklah merasa senang hati karena seorang nelayan berhasil merebut takhta kerajaan. Nelayan itu dibunuhnya, ia pun naik takhta yang memang sudah menjadi haknya.

Raja Iskandar, anak dari Raja Semudra Pasai dibawa oleh Cheng Ho pada tahun 1412 untuk mengunjungi Tiongkok dan datang menghadap Maharaja Tiongkok. Sesampainya di Tiongkok, Raja Iskandar meninggal terbunuh. Semenjak itu, jaranglah terdengar hubungan antara Pasai dan Tiongkok. Kunjungan terakhir Pasai ke Tiongkok tercatat pada tahun 1434.

Sementara itu, Malaka mulai naik, sedangkan Pasai mulai turun. Pelabuhan Pasai berangsur sepi, pantainya mulai dangkal, kapal-kapal lebih banyak berlabuh di pelabuhan Malaka. Sejak saat itu, pusat kegiatan Islam pindah dari Pasai ke Malaka. [butuh rujukan]Pada tahun 1521, Portugis berhasil mendarat di wilayah Kesultanan Pasai lalu menyerang dan menguasai wilayahnya.[11] Kondisi ini membuat banyak penduduk Kesultanan Samudra Pasai meninggalkan kampung halaman dan pergi merantau ke pusat kekuasaan Majapahit di bagian timur Pulau Jawa.

Salah seorang warga Pasai yang datang ke Jawa adalah Faletehan (Fatahillah / Syarif Hidayatullah). Ia merantau ke pulau Jawa karena negerinya diserang Portugis. Di Jawa, ia berkarir sebagai panglima perang Kesultanan Demak yang berhasil mengalahkan kerajaan Galuh dan Pajajaran. Hingga akhirnya, ia sukses mendirikan kesultanan Banten dan Cirebon. Fatahillah juga sukses mengalahkan pasukan Portugal di Sunda Kelapa dengan gabungan pasukan Demak-Cirebon pada 22 Juni 1527. Hari itu kemudian diperingati sebagai hari lahir Kota Jakarta.[12][13]



"Maka titah Sang Nata akan segala tawanan orang Pasai itu, suruhlah ia duduk di tanah Jawa ini, mana kesukaan hatinya. Itulah sebabnya maka banyak keramat di tanah Jawa tatkala Pasai kalah oleh Majapahit itu".

— Gambaran penaklukan Pasai oleh Majapahit, kutipan dari Hikayat Raja-raja Pasai.[2]

Relasi dan persaingan

Kesultanan Pasai kembali bangkit di bawah pimpinan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir tahun 1383, dan memerintah sampai tahun 1405. Dalam kronik Tiongkok ia juga dikenal dengan nama Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki, dan disebutkan ia tewas oleh Raja Nakur. Selanjutnya pemerintahan Kesultanan Pasai dilanjutkan oleh anaknya Sultanah Nahrasiyah.

Armada Cheng Ho yang memimpin sekitar 208 kapal mengunjungi Pasai berturut turut dalam tahun 1405, 1408 dan 1412. Berdasarkan laporan perjalanan Cheng Ho yang dicatat oleh para pembantunya seperti Ma Huan dan Fei Xin. Secara geografis Kesultanan Pasai dideskripsikan memiliki batas wilayah dengan pegunungan tinggi disebelah selatan dan timur, serta jika terus ke arah timur berbatasan dengan Kerajaan Aru, sebelah utara dengan laut, sebelah barat berbatasan dengan dua kerajaan, Nakur dan Lide. Sedangkan jika terus ke arah barat berjumpa dengan kerajaan Lambri (Lamuri) yang disebutkan waktu itu berjarak 3 hari 3 malam dari Pasai. Dalam kunjungan tersebut Cheng Ho juga menyampaikan hadiah dari Kaisar Tiongkok, Lonceng Cakra Donya.[14][15]

Sekitar tahun 1434 Sultan Pasai mengirim saudaranya yang dikenal dengan Ha-li-zhi-han namun wafat di Beijing. Kaisar Xuande dari Dinasti Ming mengutus Wang Jinhong ke Pasai untuk menyampaikan berita tersebut.[14][16]

Pemerintahan

Lonceng Cakra Donya yang merupakan hadiah dari Laksamana Cheng Ho.[17]

Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air) dengan Krueng Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara. Menurut ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak memiliki benteng pertahanan dari batu, tetapi telah memagari kotanya dengan kayu, yang berjarak beberapa kilometer dari pelabuhannya. Pada kawasan inti kerajaan ini terdapat masjid, dan pasar serta dilalui oleh sungai tawar yang bermuara ke laut. Ma Huan menambahkan, walau muaranya besar namun ombaknya menggelora dan mudah mengakibatkan kapal terbalik.[14] Sehingga penamaan Lhokseumawe yang dapat bermaksud teluk yang airnya berputar-putar kemungkinan berkaitan dengan ini.

Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar dan kadi. Sementara anak-anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan. Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan bawahan, dan penguasanya juga bergelar sultan.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kesultanan Peureulak telah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Pasai.[18] Kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan memiliki hubungan yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh.

Perekonomian

Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan lada sebagai komoditas andalannya, dalam catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Dalam perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat.[19]

Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.[14]

Dirham emas
Dirham emas
Koin timah
Koin timah

Agama dan budaya

Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat Pasai, walau pengaruh Hindu dan Buddha juga turut mewarnai masyarakat ini. Dari catatan Ma Huan dan Tomé Pires,[20] telah membandingkan dan menyebutkan bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa, maupun tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Kemungkinan kesamaan ini memudahkan penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara putri Pasai dengan raja Malaka sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus Salatin.

Akhir pemerintahan

Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan perang saudara. Sulalatus Salatin[21] menceritakan Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk meredam pemberontakan tersebut. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.[22][23]

Daftar penguasa Pasai

Berikut adalah daftar para sultan yang memerintah Kesultana Samudera Pasai:[24]

No Periode Nama Sultan atau Gelar Catatan dan peristiwa penting
1 1267 - 1297 Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) Tahta Selanjutnya dari Samudra Pasai
2 1297 - 1326 Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I Koin emas mulai diperkenalkan
3 1326 - 133? Sultan Ahmad I Penyerangan ke Kerajaan Karang Baru, Tamiang
4 133? - 1349 Sultan Al-Malik azh-Zhahir II Dikunjungi Ibnu Batutah
5 1349 - 1406 Sultan Zainal Abidin I Diserang Majapahit
6 1406 - 1428 Malikah Nahrasyiyah Masa kejayaan Samudra Pasai
7 1428 - 1438 Sultan Zainal Abidin II
8 1438 - 1462 Sultan Shalahuddin
9 1462 - 1464 Sultan Ahmad II
10 1464 - 1466 Sultan Abu Zaid Ahmad III
11 1466 - 1466 Sultan Ahmad IV
12 1466 - 1468 Sultan Mahmud
13 1468 - 1474 Sultan Zainal Abidin III Digulingkan oleh saudaranya
14 1474 - 1495 Sultan Muhammad Syah II
15 1495 - 1495 Sultan Al-Kamil
16 1495 - 1506 Sultan Adlullah
17 1506 - 1507 Sultan Muhammad Syah III Memiliki 2 makam
18 1507 - 1509 Sultan Abdullah
19 1509 - 1514 Sultan Ahmad V Malaka jatuh ke tangan Portugis
20 1514 - 1517 Sultan Zainal Abidin IV

Warisan sejarah

Koin Emas dari Kesultanan Samudera Pasai

Penemuan makam Sultan Malik as-Saleh yang bertarikh 696 H atau 1267 M, dirujuk oleh sejarawan sebagai tanda telah masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-13. Walau ada pendapat bahwa kemungkinan Islam telah datang lebih awal dari itu. Hikayat Raja-raja Pasai memang penuh dengan mitos dan legenda namun deskripsi ceritanya telah membantu dalam mengungkap sisi gelap sejarah akan keberadaan kerajaan ini. Kejayaan masa lalu kerajaan ini telah menginspirasikan masyarakatnya untuk kembali menggunakan nama pendiri kerajaan ini untuk Universitas Malikussaleh, Bandara Malikussaleh dan Museum Islam Samudera Pasai di Aceh Utara.[25]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ a b c d e f Prof. Dr. Hamka (2016) "Sejarah Umat Islam" Jakarta : Gema Insani
  2. ^ a b c Hill, A. H., (1960), Hikayat Raja-raja Pasai, Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland, London. Library, MBRAS.
  3. ^ Wicks, R. S., (1992), Money, markets, and trade in early Southeast Asia: the development of indigenous monetary systems to AD 1400, SEAP Publications, ISBN 0-87727-710-9.
  4. ^ Middleton, John (2015-06-01). World Monarchies and Dynasties (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-317-45158-7. 
  5. ^ Moquette, Jean Pierre, (1913), De Oudste Vorsten van Samudra-Pase, Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst, Batavia, hlm. 1-12.
  6. ^ "Samudera Pasai, Khilafah Islam Nusantara (3)". Republika Online. 2012-08-15. Diakses tanggal 2020-06-12. 
  7. ^ World and Its Peoples: Eastern and Southern Asia (dalam bahasa Inggris). Marshall Cavendish. 2007. ISBN 978-0-7614-7643-6. 
  8. ^ Ferrand, Gabriel, (1914), Relations de voyages et textes geographiques: Arabes, Persan et Turks relatifs a l'Extreme-Orient du VIIIe au XVIIIe siecles, traduits, II, hlm. 440-450.
  9. ^ Cribb, Robert (2013-02-01). Historical Atlas of Indonesia (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-136-78057-8. 
  10. ^ Adan, Hasanuddin Yusuf (2013). Islam dan Sistem Pemerintahan di Aceh Masa Kerajaan Aceh Darussalam (PDF). Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh (NASA) & Ar-Raniry Press. hlm. 25. ISBN 978-602-7837-64-5. 
  11. ^ Album Nisan Samudera Pasai (PDF). Jakarta: Sekretariat Direktoral Jenderal Kebudayaan. 2012. hlm. 16. 
  12. ^ Ahsan, Ivan Aulia. "Sejarah HUT Jakarta & Benarkah Fatahillah Membantai Rakyat Betawi?". tirto.id. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  13. ^ "Keturunan Fatahillah, Pendiri Kota Jakarta". Sejarah Cirebon. Diakses tanggal 2023-07-30. 
  14. ^ a b c d Yuanzhi Kong, (2000), Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-361-4.
  15. ^ Feener, R. Michael; Daly, Patrick; Reed, Anthony (2011-01-01). Mapping the Acehnese Past (dalam bahasa Inggris). BRILL. ISBN 978-90-04-25359-9. 
  16. ^ Paine, Lincoln (2013-10-29). The Sea and Civilization: A Maritime History of the World (dalam bahasa Inggris). Knopf Doubleday Publishing Group. ISBN 978-0-307-96225-6. 
  17. ^ Setyadi, Agus. "Kisah Lonceng Raksasa Hadiah Laksamana Cheng Ho di Aceh". detikcom. Diakses tanggal 2020-06-12. 
  18. ^ Sidiq, R., Najuah, dan Lukitoyo, P. S. (2020). Sejarah Indonesia Periode Islam (PDF). Yayasan Kita Menulis. hlm. 20–21. ISBN 978-623-6761-12-0. 
  19. ^ "Kejayaan dan Kehancuran Kerajaan Samudra Pasai: Pemerintahan dan Ekonomi". pubvel.com. 
  20. ^ Cortesão, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London: Hakluyt Society, 2 vols
  21. ^ Ahmad Rizal Rahim, (2000), Sulalatus Salatin, Jade Green Publications, ISBN 983-9293-77-X.
  22. ^ "Stately Royal of Samudera Pasai". www.jejakwisata.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-12. Diakses tanggal 2020-06-12. 
  23. ^ FROM PASEE TO SOUTHEAST ASIAN ISLAM: An archaeological semiotic study of shared symbols among Malays
  24. ^ Muhammad, Taqiyuddin: "Daulah Shalihiyyah di Sumatra", hal. 115-186. CISAH, 2011.
  25. ^ "Unimal". unimal.ac.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-12. Diakses tanggal 2020-06-12. 

Bacaan lanjutan

  • T. Ibrahim Alfian, (1979), Mata Uang Emas Kerajaan-kerajaan di Aceh, Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum, Aceh.
  • Hall, Kenneth R. (1981). "Trade and statecraft in the Western Archipelago at the dawn of the European age". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 54 (1): 21–47. JSTOR 41492897. 
  • Hall, Kenneth R. (2010). A History of Early Southeast Asia: Maritime Trade and Societal Development, 100–1500. Plymouth, UK: Rowman & Littlefield. ISBN 978-0-7425-6761-0. 
  • Hill, A.H. (1963). "The coming of Islam to North Sumatra". Journal of Southeast Asian History. 4 (1): 6–21. JSTOR 20067418. 

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Kesultanan Samudera Pasai

Sultan Kesultanan-kesultanan Dekkan Kesultanan Lingga Kesultanan Sambas Kesultanan Bima Kesultanan Tidore Kesultanan Palembang Kesultanan Deli Kesultanan Gowa Kesultanan Pontianak Kesultanan Peureulak Kesultanan Kota Pinang Kesultanan Kacirebonan Kesultanan Serdang Kesultanan Kasepuhan Kesultanan Asahan Kesultanan Rum Kesultanan Kanoman Kesultanan Sulu Kesultanan Benggala Kesultanan Bulungan Kesultanan Banjar Kesultanan Ternate Kesultanan Aceh Kesultanan Sambaliung Kesultanan Ajuran Kesultanan Melaka Kesultanan Berau Kesultanan Maguindanao Kesultanan Nejd Kesultanan Bambao Kesultanan Paser Kes…

ultanan Delhi Kesultanan Buton Kesultanan Langkat Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura Kesultanan Bacan Kesultanan Darfur Kesultanan Sumbawa Kesultanan Banten Kesultanan Jambi Daftar sultan Utsmaniyah Kesultanan Cirebon Kesultanan Gunung Tabur Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Kesultanan Kilwa Kesultanan Majeerteen Kesultanan Utsmaniyah Kesultanan Geledi Daftar Sultan Banten Kesultanan Hobyo Kesultanan Ifat Kesultanan Mataram Kesultanan Samudera Pasai Kesultanan Pelalawan Kesultanan Bahmani Kesultanan Singora Kesultanan Sanggau Kesultanan Barus Kesultanan Siak Sri Inderapura Kesultanan Lahej Keraton Kesultanan Ternate Kesultanan wanita Kesultanan Aussa Tanah Kesultanan Kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah Kekalahan dan pembubaran Kesultanan Utsmaniyah Sultan Hasanuddin Wilayah Kesultanan Banjar Kesultanan Mamluk (Kairo) Kesultanan Kedah Kesultanan Bidar Kesultanan Bone Daftar Sultan Deli Kesultanan Pajang Daftar Sultan Asahan Kesultanan Mogadishu Sultan Pahang Daftar Sultan Kutai Sultan Perak Sultan Lingga Majelis Umum Kesultanan Utsmaniyah Kesultanan Jailolo Masjid Sultan Ternate Kesultanan Demak Kesultanan Zanzibar Valide Sultan Sultan Amai Daftar Sultan Selangor Sultan Mah

Baca artikel lainnya :

Kai Havertz Havertz bersama Bayer Leverkusen pada 2018Informasi pribadiNama lengkap Kai Lukas Havertz[1]Tanggal lahir 11 Juni 1999 (umur 24)Tempat lahir Aachen, Jerman[2]Tinggi 193 cm (6 ft 4 in)[3]Posisi bermain Gelandang serang, penyerang[3]Informasi klubKlub saat ini ArsenalNomor 29Karier junior2003–2009 Alemannia Mariadorf2009–2010 Alemannia Aachen2010–2017 Bayer LeverkusenKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2016–2020 Bayer Leverkus…

Combinatorial optimization method for pseudo-Boolean functions Quadratic pseudo-Boolean optimisation (QPBO) is a combinatorial optimization method for quadratic pseudo-Boolean functions in the form f ( x ) = w 0 + ∑ p ∈ V w p ( x p ) + ∑ ( p , q ) ∈ E w p q ( x p , x q ) {\displaystyle f(\mathbf {x} )=w_{0}+\sum _{p\in V}w_{p}(x_{p})+\sum _{(p,q)\in E}w_{pq}(x_{p},x_{q})} in the binary variables x p ∈ { 0 , 1 } ∀ p ∈ V = { 1 , … , n } {\dis…

Wakil Bupati MalinauPetahanaJakaria, S.E., M.Si.sejak 26 April 2021Masa jabatan5 tahunDibentuk2001Pejabat pertamaH. Encik M. YunusSitus webwww.malinau.go.id Berikut ini adalah daftar Wakil Bupati Malinau dari masa ke masa. No Wakil Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Prd. Ket. Bupati 1 H.Encik M. Yunus 2001 2006 1   Dr. Drs.Marthin BillaM.M. 2 Dt.Mohammad NasirS.H., M.AP. 2006 2011 2   3 Topan AmrullahS.Pd., M.Si. 3 April 2011 3 April 2016 3   Dr. Drs.Yansen Tipa PadanM.Si. 4 …

Heian-kyō Lokasi bagian utama istana kaisar (Daigokuden) Heian-kyō (平安京code: ja is deprecated ) adalah kota yang ditetapkan Kaisar Kammu pada tahun 794 sebagai ibu kota Jepang. Sekarang letaknya berada di pusat kota Kyoto, Prefektur Kyoto. Pada zaman dulu, letaknya berada di Provinsi Yamashiro, dan menempati dua distrik sekaligus, Kadono dan Otagi. Kota menempati lahan berbentuk persegi panjang, dari utara ke selatan panjangnya 5,2 km, sedangkan dari timur ke barat lebarnya 4,5 …

English author Not to be confused with his wife, the English author Mary Cowden Clarke. Charles Cowden ClarkePortrait of Charles Cowden Clarke, c. 1840BornCharles Cowden Clarke(1787-12-15)15 December 1787Enfield, EnglandDied13 March 1877(1877-03-13) (aged 89)Genoa, ItalyOccupationAuthorSpouse Mary Cowden Clarke ​(m. 1828)​ Charles Cowden Clarke (15 December 1787 – 13 March 1877) was an English author who was best known for his books on Shakespeare. He wa…

Hospital in Clamart, FranceHôpital d'instruction des armées PercyFrench Defence Health serviceGeographyLocationClamart, FranceCoordinates48°48′51″N 2°15′21″E / 48.8142°N 2.25583°E / 48.8142; 2.25583OrganisationTypeMilitary hospitalLinksWebsitewww.defense.gouv.fr/sites/sante/hopital_dinstruction_des_armees_percy/ListsHospitals in France The Hôpital d'instruction des armées Percy or HIA Percy (meaning Percy Training Hospital of the Armies) is a military hosp…

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Periskop – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR Desain optik periskop genggam militer. 1 - Lensa mata 2 - Prisma diagonal 3 - Gagang 4 - 6 - Lensa pembalik 5 - Tabung periskop 7 - Lensa lapanga…

2020 studio album by Public EnemyWhat You Gonna Do When the Grid Goes Down?Studio album by Public EnemyReleasedSeptember 25, 2020Length43:57LabelDef JamProducerChuck D (exec.)Flavor Flav (also exec.)The LBX (also exec.)C-DocDJ InfiniteDJ Pain 1DJ PremierEasy Mo BeeJohnny Juice RasadoRacer XThreepeeohPublic Enemy chronology Nothing Is Quick in the Desert(2017) What You Gonna Do When the Grid Goes Down?(2020) Singles from What You Gonna Do When the Grid Goes Down? State of the Union (STFU)…

王岐山2019年出席日本天皇德仁即位禮的王岐山 第10任中华人民共和国副主席任期2018年3月17日—2023年3月10日主席习近平前任李源潮继任韩 正 中国共产党中央纪律检查委员会书记任期中国共产党第十八届中央纪律检查委员会任期2012年11月15日—2017年10月25日副职赵洪祝、吴玉良、杜金才、刘金国、杨晓渡、李书磊前任贺国强继任赵乐际 中国共产党中央政治局常务委员会委员任…

Women's individual at the Biathlon World Championships 2013Date13 February 2013Competitors118 from 38 nationsWinning time44:52.5Medalists  Tora Berger   Norway Andrea Henkel   Germany Valj Semerenko   Ukraine← 20122015 → Biathlon at the 2013 World ChampionshipsIndividualmenwomenSprintmenwomenPursuitmenwomenMass startmenwomenRelaymenwomenmixedvte The Women's individual event of the Biathlon World Champions…

Cet article est une ébauche concernant une chanson. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Pour les articles homonymes, voir It's Alright. It's Alright Single de East 17extrait de l'album Walthamstow Sortie 27 novembre 1993 Durée 4 min 41 s Genre Dance-pop Format CD single, CD maxi, 45 tours, Maxi 45 tours Auteur-compositeur Anthony Mortimer Producteur Phil Harding, Ian Curnow, Richard Stannard, Neil…

Nigerian television channel Television channel ONTV NigeriaCountryNigeriaBroadcast areaWorldwideHeadquartersLagos, Lagos State, NigeriaProgrammingLanguage(s)EnglishOwnershipOwnerTajuddeen Adepetu (Consolidated Media Associates)[1]HistoryLaunched2011 (2011)LinksWebcastWatch live(Available worldwide)Websiteontvsite.comAvailabilityTerrestrialUHFChannel 41 (Lagos) ONTV Nigeria is an independent terrestrial television channel based in Lagos, Nigeria. Operating in Nigeria's popular broadc…

Moroccan footballer Issam Erraki Issam ErrakiPersonal informationFull name Issam Erraki[1]Date of birth (1981-01-05) 5 January 1981 (age 42)Place of birth Rabat, MoroccoHeight 1.74 m (5 ft 9 in)Position(s) Midfielder[2]Team informationCurrent team MAS FezSenior career*Years Team Apps (Gls)2001–2005 Stade Marocain 2005–2006 Union Touarga 2006 Al-Khaleej Khor Fakkan 2006–2010 FAR Rabat 2010–2011 Al-Wehda Mecca 21 (4)2011–2013 Al-Raed 47 (6)2013–2014 …

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Ohio Caverns – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2008) (Learn how and when to remove this template message) Ohio CavernsPostcard view of entranceNearest cityWest Liberty, OhioCoordinates40°14′N 83°41′W / 40.233°N 83.683…

1933 license plates in the United States Vehicle registration plates of the United States by year Vehicle registration plates of the United States for 1932 Events of 1933 Vehicle registration plates of the United States for 1934 Each of the 48 states of the United States plus several of its territories and the District of Columbia issued individual passenger license plates for 1933.[1][2][3][4] Passenger baseplates Passenger  car  plates Image …

Book by John McGahern For the 18th century farm and prison camp, see The Barracks (Virginia). The Barracks First editionAuthorJohn McGahernCountryIrelandLanguageEnglishPublisherFaber and FaberPublication date1963Media typePrint (hardback and paperback)ISBN0-571-11990-5 (1st ed.)0-14-200425-1 (new hardcover)OCLC12478315 The Barracks was the first novel by Irish writer John McGahern (1934-2006). Critically acclaimed when it was published in 1963, it won the AE Memorial Award from the Arts Cou…

Weight control methodEast German cigarettes Cigarette smoking for weight loss is a weight control method whereby one consumes tobacco, often in the form of cigarettes, to decrease one's appetite. The practice dates to early knowledge of nicotine as an appetite suppressant. Tobacco smoking was associated with appetite suppression among Pre-Columbian indigenous Americans and Old World Europeans.[1] For decades, tobacco companies have employed these connections between slimness and smoking …

2022 film score by Carter BurwellThe Banshees of Inisherin (Original Score)Film score by Carter BurwellReleased21 October 2022 (2022-10-21)GenreFilm scoreLength33:33LabelHollywoodProducerCarter BurwellCarter Burwell chronology Catherine Called Birdy(2022) The Banshees of Inisherin(2022) The Banshees of Inisherin (Original Score) is the score album consisting of the original score composed by Carter Burwell for the 2022 film of the same name directed by Martin McDonagh. It …

The skyline along Broadbeach The skyline from the Nerang River These are lists of the tallest buildings on the Gold Coast, Queensland, Australia. In accordance with CTBUH guidelines, heights are measured to the structural height, which includes architectural elements, such as spires, but not communications antennas. Structures are not included. Skyscrapers along Broadbeach The Gold Coast is home to Australia's tallest building, Q1, standing at 322.5 metres (1,058 ft). Despite its status as …

Indian Kathak dancer Rajendra GanganiRajendra Gangani performing at an eventAlma materKathak Kendra, DelhiOccupationKathak Dancer Rajendra Gangani is an Indian Kathak dancer known for his innovative style and technical wizardry.[1] Gangani is one of the leading exponents of the Jaipur Gharana style of Kathak. For his contributions to the field of Kathak, Gangani received the Sangeet Natak Akademi Award in 2003 from The President of India A. P. J. Abdul Kalam.[2] Early life P…

Kembali kehalaman sebelumnya