Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Selain bentuk klasik dan sastranya, bahasa Melayu sudah memiliki beragam dialek daerah sebelum berdirinya Kesultanan Malaka. Bahasa Melayu menyebar melalui kontak antaretnis dan perdagangan di seluruh Nusantara hingga Filipina. Kontak ini menghasilkan bahasa perantara yang disebut sebagai bahasa Melayu Pasar atau bahasa Melayu rendah. Meskipun banyak yang menganggap bahwa bahasa-bahasa yang ada di kategori ini merupakan dialek dari bahasa Melayu/Indonesia, namun para ahli bahasa menyetujui bahwa bahasa Melayu Pasar merupakan bahasa pijin yang telah berkembang menjadi bahasa kreol dengan penutur ibu.
Ciri-ciri umum
Umumnya, bahasa Melayu kreol memiliki morfologi yang lebih sederhana, namun fonologinya tidak terlalu berubah.[1][2] Ciri-ciri lain yang umum dijumpai dalam bahasa Melayu Kreol adalah:
Kepemilikan ditandai dengan penambahan kata punya. Contohnya:
Aku punya rumah (rumahku)
Kata ganti jamak (biasanya pada sudut orang kedua beserta orang ketiga) dibentuk dengan penambahan kata orang pada kata ganti tunggal. Contohnya:
Dia orang (mereka)
Kata ada atau lagi digunakan sebagai partikel progresif, yaitu partikel yang menandakan bahwa tindakan yang dilakukan sedang terjadi. Contohnya:
Aku lagi masak (aku sedang memasak)
Kata penentu (determiner) ini dan itu disingkat bentuknya menjadi ni dan tu sebelum kata benda
Benda ni bagus (benda ini bagus)
Kata kerja kausatif, yaitu kata kerja yang dapat menimbulkan sesuatu kepada objeknya, dibentuk dengan penambahan kata kasih, bəri, bikin, buat atau dengan akhiran -in. Contohnya:
Aku kasih besar layar komputer punya aku (aku memperbesar layar komputerku)
Melayu Baba
Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Melayu Baba adalah sekelompok kreol melayu yang dituturkan di Malaysia. Kini, bahasa ini dianggap nyaris punah. Ada sejumlah variasi bahasa Melayu yang dipertuturkan kaum Peranakan ("Babah"), yaitu keturunan Tionghoa yang tinggal di Malaysia, Singapura, dan Indonesia sejak abad ke-15.[4] Melayu Baba dekat dengan bahasa pidgin dagang yang mengalami kreolisasi di seluruh kepulauan Melayu, sehingga menghasilkan variasi kreol Melayu yang bertahan sampai sekarang.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Indonesia Peranakan, satu jenis bahasa Melayu Baba, dipertuturkan di kalangan Tionghoa di pulau Jawa, khususnya di daerah perkotaan. Bahasa ini adalah campuran bahasa Melayu atau Indonesia dengan elemen-elemen bahasa Jawa dan bahasa Tionghoa (Hokkien). Penutur bahasa ini banyak ditemukan di Jawa Timur, khususnya Surabaya dan daerah sekitarnya (dengan bahasa Jawa dialek Jawa Timur). Jika warga Tionghoa cenderung mempertuturkan variasi bahasa tempat mereka tinggal (Tionghoa Jawa Tengah memakai bahasa Peranakan yang bercampur Jawa halus atau standar dalam percakapan sehari-hari antara sesamanya; di Jawa Barat, mereka menggunakan bahasa Peranakan yang bercampur bahasa Sunda), di Surabaya pemuda-pemudi Tionghoa cenderung berbicara dengan bahasa Peranakan yang bercampur bahasa Jawa dialek Surabaya dan belajar bahasa Mandarin melalui kursus.
Contoh frasa (digunakan di Surabaya):
Lu bo' gitu!: Jangan seperti itu!
Yak apa kabarnya si Eli?: Apa kabarnya Eli?
Nti' kamu pigio ambek cecemu ae ya: Nanti kamu pergi dengan kakakmu saja, ya?
Nih, makanen sa'adae: Makanlah seadanya!
Kamu cari'en bukune koko ndhek rumae Ling Ling: Carikan buku adikmu di rumah Ling Ling.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa ini dituturkan sejak abad ke-16 oleh para keturunan pedagang Tamil di Selat Malaka. Bahasa ini bisa jadi terkait secara historis dengan bahasa Melayu Kreol Sri Lanka.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Sebagai bentuk kreol dari bahasa Melayu Brunei, Melayu Sabah adalah bahasa dagang setempat. Ada beberapa penutur asli di kawasan perkotaan, termasuk anak-anak yang menuturkan dua bahasa asli.
Artikel ini menggunakan peta yang dihasilkan dari OpenStreetMap dan juga jejaring peta (mapframe) yang dibuat oleh kontributor Wikipedia. Apabila Anda menemukan kesalahan informasi, galat, maupun kendala teknis lainnya dalam data peta, silahkan laporkan di sini. Apabila Anda tertarik dalam pengembangan proyek pemetaan bahasa, silakan bergabung ke ProyekWiki kami. Proyek ini sudah menghasilkan sebanyak 353 artikel bahasa dengan peta interaktif yang dapat diakses dan digunakan oleh para pembaca.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Orang Pulo (logat Orang Pulo; nama alternatifnya Melayu Campuran atau Melayu Kepulauan Seribu[7]) adalah kreol berbasis Melayu yang dituturkan oleh masyarakat Orang Pulo di Kepulauan Seribu. Bahasa ini terbentuk dari percampuran banyak bahasa di Indonesia, terutama bahasa Bugis dan Melayu.[10]
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Kreol Makassar terbentuk dari pencampuran antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah di Sulawesi Selatan yang dituturkan oleh masyarakat Makassar dan sekitarnya.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Melayu Bali adalah bahasa dagang di pulau ini. Bahasa Melayu Bali umumnya dipertuturkan di Kabupaten Jembrana, khususnya Kecamatan Loloan Barat dan Melaya. Istilah "Melayu Bali" dipergunakan pertama kali oleh tim peneliti pada tahun 1978. Bahasa ini disebut dengan istilah "omong kampung" oleh penuturnya.[13]
Kreol di Indonesia timur tampaknya terbentuk ketika lingua franca Melayu, mulai mendominasi perdagangan rempah sebelum era kolonial Eropa. Bahasa-bahasa ini memiliki beberapa kesamaan:
huruf ə pepet menjadi a, e, atau berasimilasi dengan huruf vokal selanjutnya
i, u kadang berubah menjadi e, o
diftong ai dan au kadang berubah menjadi e dan o
ada kehilangan huruf plosif akhir p, t, k, dan netralisasi nasal akhir di sejumlah kata
penanda perfektifsudah diciutkan menjadi su atau so[2]
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Melayu Dili adalah sebuah varietas dari bahasa kreol Melayu yang dituturkan di Kota Dili, Timor Leste khususnya di wilayah Kampung Alor.[17] Menurut para ahli, sebelum menjadi bahasa ibu dari sejumlah penuturnya, bahasa ini pada awalnya merupakan bahasa pidgin (Bloomfield, 1933; Hall, 1966). Kemudian dalam perkembangannya bahasa pidgin ini menjadi bahasa kreol yang digunakan dalam interaksi sosial yang lebih luas di masyarakat (Todd, 1974:50).[15]
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Melayu Manado adalah kreol lain yang menjadi lingua franca di Manado dan Minahasa, Sulawesi Utara. Bahasa ini berasal dari Melayu Ternate dan sangat dipengaruhi oleh bahasa Ternate, Belanda, Minahasa, dan beberapa kosakata Portugal.
Contoh:
Kita = Saya
Ngana = Kamu
Torang = Kami
Dorang = Mereka
Io = Ya
Nyanda' = Tidak (' = perhentian glotal)
Kalimat:
Kita pe mama ada pi ka pasar = Ibu saya pergi ke pasar
Ngana so nyanda' makan dari kalamareng = Kamu belum makan dari kemarin
Ngana jang badusta pa kita = Kamu jangan berdusta padaku
Berdasarkan karakteristik bahasa dan pengucapannya, Bahasa Melayu Gorontalo termasuk dalam kelompok Bahasa Dagang dan Kreol Melayu. Pada umumnya, Bahasa Melayu Gorontalo adalah bahasa Lingua Franca untuk wilayah Gorontalo dan sekitarnya (termasuk pula di beberapa wilayah Teluk Tomini yang didiami oleh Suku Gorontalo).
Pengaruh Bahasa Arab terasa begitu kental dalam Bahasa Melayu Gorontalo. Sebagaimana digunakan dalam percakapan sehari-hari dimana penggunaan kata "Ana" sebagai kata ganti orang pertama tunggal (saya), serta "Ente" sebagai kata ganti orang kedua tunggal (kamu).[18]
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Melayu Maumere adalah bahasa kreol berbasis Melayu atau bahkan pijin yang dituturkan di Kota Maumere, sebuah kota kecil di pesisir utara Pulau Flores. Belum diketahui klasifikasi yang jelas mengenai bahasa ini, tetapi jika dilihat dari ciri kebahasaan dan kondisi tuturnya bahasa ini termasuk kedalam bahasa pijin, karena kosakata dan tata bahasanya terbatas, serta sering kali diambil dari beberapa bahasa berbeda. Bahasa ini paling umum digunakan dalam situasi seperti perdagangan atau ketika seseorang berbicara dalam bahasa yang berbeda dan tidak saling memahami.
Contoh:
Pembeli: "Ikan selar berapa?"
Penjual: "Enam dua puluh, mama"
Pembeli: "Dari kapan ikan goit ini su e"
Penjual: "Adu bapak untu apa jao jual ika yang su ancur"
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
85% kosakata Melayu Morotai berasal dari bahasa Melayu, tetapi juga memiliki beberapa kosakata Ternate. Tata katanya berbeda dengan bahasa-bahasa Austronesia dan Halmahera. Anak-anak sudah tidak menguasai lagi bahasa ini.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Kreol ini menyerupai bahasa Melayu Manado, tetapi dengan aksen dan kosakata yang berbeda. Sebagian besar kosakatanya dipinjam dari bahasa Ternate, seperti:
Logo Wikipedia dalam bahasa Melayu Kupang yang berisi transkripsi "Wikipedia" (atas) ke dalam ortografi masing-masing dan slogan "Ensiklopedia Bebas" (bawah) yang diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa ini dipertuturkan di Kupang, ujung barat Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Bahasa ini didasarkan pada bahasa Melayu arkaik yang mencampuradukkan bahasa Belanda, Portugal, dan bahasa setempat, tetapi mirip bahasa Melayu Ambon dengan sejumlah perbedaan kosakata dan aksen. Sistem tata bahasanya menyerupai kreol-kreol Melayu lain di Indonesia Timur.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Sebagai varian dari bahasa Melayu Maluku, bahasa ini dipertuturkan di Kepulauan Banda, Maluku, dan memiliki aksen unik. Berbeda dengan Melayu Ambon, bahasa Melayu Banda dianggap terdengar unik bagi banyak orang karena aksentuasinya.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Awalnya digunakan sebagai bahasa kontak di kalangan suku Nugini Indonesia (Papua dan Papua Barat) untuk berdagang dan komunikasi sehari-hari, bahasa ini sekarang memiliki banyak penutur asli. Penduduk Papua dan Irian menyatakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar mereka sejak 1926, jauh sebelum Sumpah Pemuda. Saat ini mereka cenderung memakai bahasa Indonesia formal. Varian bahasa ini juga diguankan di Vanimo, Papua Nugini, dekat perbatasan Indonesia.
Contoh:
Ini tanah pu pemerintah, bukan ko punya! = Ini tanah pemerintah, bukan kamu!
Kitorang tra pernah bohong = Kita tidak pernah berbohong.
^Achmad Syalaby (20 Januari 2016). "Menjaga Warisan Orang Pulo". www.republika.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Februari 2023. Diakses tanggal 3 Maret 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Bagus, I Gusti Ngurah; Denes, I Made; Laksana, I Ketut Darma; Putrini, Nyoman; Ginarsa, I Ketut (1985). Kamus Melayu Bali-Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu Dili". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan