Temuan benda purbakala di Sulawesi Utara di antaranya gua-gua purba di Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow. Kubur batu Waruga yang bertebaran di Minahasa. Pada saat terjadi pengesekan (zaman glacial) di muka bumi pada masa Plestosin, pernah terjadi migrasi fauna dari daratan Asia ke Selatan melalui Filipina dan Sulawesi Utara.
Oleh sebab itu di Filipina dan di Sulawesi Utara terdapat peninggalan fosil-fosil binatang purba seperti gajah purba (stegodon) dan fosil hewan lainnya. Di Desa Pintareng di Tabukan Selatan di Pulau Sangihe, telah ditemukan adanya fosil-fosil gading dan geraham gajah purba tersebut. Menurut para ahli dari Museum Geologi Bandung dan dari Pusat penelitian Arkeologi Nasional Jakarta, fosil-fosil tersebut dinyatakan sebagai bagian dari fosil Stegodon yang pernah hidup di Kepulauan Nusantara pada masa Plestosin sekitar 2 juta tahun lalu.
Gajah purba ini selain di Pintareng telah ditemukan fosil-fosilnya di Sangiran, di Kabupaten Sragen Jawa Tengah, di Lembah Cabenge di Sulawesi Selatan dan di Lembah Besoa di Sulawesi Tengah. Stegodon di dunia diperkirakan pernah hidup sejaman dengan binatang purba lainnya. Di Indonesia stegodon hidup dengan binatang-binatang purba lainnya seperti Rinocheros (badak purba) serta kerbau purba dan lain sebagainya. Dengan temuan fosil gajah purba di Pintareng, Tabukan Selatan Sangihe tersebut, maka sebenarnya pada masa lalu gajah pernah hidup di Pulau Sulawesi dan terutama di Sulawesi Utara.
ditemukannya sisa-sisa budaya yang mengenal pemakaian alat-alat batu muda (neolitik) yang berupa beliung batu persegi di Liang Tuo Mane’e di Kabupaten Talaud dan di daerah lain di Sulawesi Utara. Disamping itu ditemukan pula sisa-sisa budaya masa logam tua (paleometalik) yang mengenal penggunaan tempayan kubur seperti yang ditemukan di Liang Buiduane di Talaud dan di Bukit Kerang Passo di Minahasa, serta peninggalan budaya megalitik (kebudayaan yang mengenal penggunaan batu-batu besar) tersebar di wilayah kepulauan Sulawesi dan kepulauan Maluku Utara (Bellwood, 1978).
Sehubungan dengan hal itu wilayah ini menurut para pakar diperkirakan menjadi daerah kunci yang dapat memberi jawaban atas permasalahan daerah asal (home land) dari suku bangsa yang berbahasa Austronesia yang pada masa kemudian mendiami daerah-daerah antara Madagaskar di bagian barat sampai dengan Easter Island di kepulauan Pasifik di bagian timur, serta Formosa Island di bagian Utara (Solheim, 1966; Shuttler, 1975, Bellwood, 2001).
Budaya yang dibawa oleh suku bangsa penutur bahasa Austronesia meninggalkan warisan-warisan budaya yang terdiri dari alat-alat batu neolitik beliung persegi, benda-benda yang terbuat dari batu-batu besar (megalitik) dan penguburan dengan menggunakan tempayan tanah liat. Warisan budaya semacam itu banyak ditemukan peninggalannya di Sulawesi Utara. Alat-alat batu neolitik telah ditemukan di gua-gua di daerah Talaud, di Guaan Bolaang Mongondow dan daerah Oluhuta yang sebelum pemekaran wilayah daerah itu termasuk ke dalam wilayah Sulawesi Utara.
Demikian juga benda-benda megalitik banyak ditemukan di Sulawesi Utara dalam bentuk kubur batu waruga, batu bergores Watu Pinawetengan, menhir ‘watu tumotowa’, kubur tebing batu Toraut dan lesung batu, yang umumnya ditemukan di Tanah Minahasa dan Bolaang Mongondow. Sedangkan kubur tempayan tanah liat ditemukan di beberapa daerah seperti di Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas Minahasa, di Liang Buiduane Salibabu, di Tara-tara, Kombi, dan di beberapa daerah lainnya.[butuh rujukan]
Sejarah peradaban manusia di daerah ini cukup panjang dan menarik. Daerah ini pada zaman es melanda dunia pada masa plestosin jutaan tahun yang lalu, merupakan bagian daratan yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan daratan Filipina bahkan daratan Asia. Setelah zaman es berakhir, Sulawesi Utara menjadi daratan yang membentuk jazirah Pulau Sulawesi dan kepulauan di bagian utaranya.[butuh rujukan]
Selain daratan yang sebagian besar merupakan dataran tinggi, Sulawesi Utara juga terdiri dari pulau-pulau yang jumlahnya cukup banyak, lebih dari 150 pulau. Daerah ini mempunyai karakter alam yang khas yaitu dataran tinggi lebih luas dari dataran rendahnya, memiliki banyak gunung berapi dan sebagian besar masih aktif termasuk gunung api bawah laut, memiliki banyak gugusan karang yang membentuk pulau-pulau, selain itu kerak bumi daerah ini berdekatan bahkan sebagian berada tepat di daerah terjadinya proses subduksi (perbenturan) lempeng-lempeng (plates) tektonik antara lempeng Pasifik-Filipina-Australia dengan lempeng Sangihe dan Halmahera. Bahkan terletak dekat dengan pertemuan lempeng-lempeng dunia seperti lempeng Pasifik, Eurasia, dan Australia.
Posisi di daerah subduksi inilah yang menyebabkan kemunculan gunung-gunung berapi dan sering terjadinya berbagai gempa bumi di daerah ini sejak zaman dahulu kala. Gunung-gunung berapi Sulawesi, Halmahera, dan Sangihe, adalah merupakan hasil zona subduksi lempengan Sangihe dan Halmahera.
Sebagian besar lempengan Maluku telah tertindih (tersubduksi) oleh zona subduksi Halmahera di bagian Timur dan oleh zona subduksi Sangihe di bagian Barat. Gunung-gunung berapi di Sulawesi, Sangihe, dan Halmahera diberi pasokan magma yang dibangkitkan di mantle asthenospherik yang termodifikasi oleh fluida yang dihasilkan dari lempengan Maluku yang tertindih. Dalam beberapa juta tahun semua lempengan Laut Maluku akan tersubduksi dan lempengan Sangihe serta Halmahera yang sudah saling menindih pada ujung-ujung lempengannya akan bertabrakan hebat (Salindeho, Winsulangi dan Pitres Sombowadile, 2008: hal. 12, 144-149).
Fenomena alam yang telah digambarkan tersebut, di satu sisi telah menyebabkan berbagai bencana seperti bencana gempa bumi atau letusan gunung api yang mendatangkan kesulitan bagi masyarakat. Akan tetapi di sisi lain telah memberi warisan yang berupa keindahan alam dan kekayaan alam yang menguntungkan bagi masyarakat. Warisan yang menguntungkan itu antara lain keindahan alam pegunungan maupun bahari termasuk keindahan terumbu karang bahkan juga hasil rempah-rempah yang sudah terkenal di dunia sejak ratusan tahun lalu, adalah merupakan warisan yang menguntungkan masyarakat. Demikian juga warisan alam yang berupa logam bernilai ekonomis tinggi seperti emas, perak, timbal, seng, dan tembaga. Semua itu telah terekam di dalam dokumen-dokumen sejarah alam daerah ini.
Dari uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa Sulawesi Utara berdasarkan alamnya, terkenal ke seluruh dunia dengan kekhasan dan kekayaan alamnya yang indah dan subur, dengan adanya taman-taman laut seperti Bunaken maupun adanya tambang-tambang emas, serta tanaman cengkih-pala dan perkebunan kelapa yang sangat luas, demikian juga dengan fauna langkanya seperti Anoa, Maleo, Tarsius, dan lain sebagainya.
Berdasarkan penelitian arkeologi diketahui bahwa tanda-tanda kehidupan manusia di Sulawesi Utara sudah berlangsung sejak 30.000 tahun yang lalu seperti yang ditemukan buktinya di Gua Liang Sarru di Pulau Salibabu. Bukti yang lain menunjukkan adanya kehidupan sekitar 6.000 tahun lalu di Situs Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas dan 4.000 tahun yang lalu sampai awal Masehi di Gua Liang Tuo Mane’e di Arangkaa di Pulau Karakelang. Kemudian muncul kebudayaan megalitik berupa kubur batu ‘waruga’, menhir ‘watutumotowa’, lumpang batu dan lain-lain sejak 2.400 tahun yang lalu sampai abad 20 Masehi di Bumi Minahasa.
Selain itu Sulawesi Utara pada masa lalu merupakan wilayah penghasil rempah-rempah, beras, dan emas yang potensial yang menjadi ajang pertarungan kepentingan hegemoni ekonomi antara bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Kerajaan-kerajaan di sekitar daerah ini, yang akhirnya bermuara pada pertarungan politik dan militer (Meilink-Roelofsz, 1962: 93-100). Pada masa lalu daerah ini juga menjadi rute perdagangan antara barat dan timur serta penyebaran agama Kristen, Islam maupun kepercayaan atau agama yang dibawa oleh pedagang-pedagang Cina. Sulawesi Utara juga berperan dalam perjuangan-perjuangan kemerdekaan dengan munculnya pahlawan-pahlawan asli dari daerah ini.
Wilayah Indonesia Timur termasuk daratan Sulawesi Utara dan kepulauan Sangihe, Sitaro, dan Talaud, sejak dahulu adalah merupakan wilayah yang strategis di kawasan Pasifik, karena merupakan jembatan penghubung antara kawasan Asia dengan Kepulauan Pasifik (Bellwood, 1996; Veth 1996). Pada masa lalu wilayah ini menjadi bagian dari rute perjalanan migrasi fauna dan manusia beserta kebudayaannya. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di dalam migrasi fauna prasejarah pernah melewati dan singgah di wilayah ini adalah ditandai dengan adanya fosil gading gajah purba (stegodon) yang ditemukan di Pintareng, di Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara (Husni, 1996/1997, 1999), dan geraham binatang purba di lembah Napu di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, serta fosil-fosil binatang purba lainnya di Cabenge di Sulawesi Selatan (Santoso, 2001, 2002, 2003).[butuh rujukan]
Masa ditemukannya Tulisan
Daerah Sulawesi Utara masuk dalam sejarah catatan sejak tahun 1365 demikian menurut tulisan David DS Lumoindong, di dapat dari penemuan berita mengenai Talaud dan Minahasa. Tetapi kalau dilihat sejak adanya tulisan maka bukti penulisan di Watu Pinawetengan yang diperkirakan tahun 670 Masehi menurut Riedel.
Sedangkan simbol-simbol gambar, sudah ditemukan pada Kuburan Batu Kamar dengan perkiraan usia 3.000-3.500 lalu.
Kolonialisme
Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Sulawesi Utara, kapal Portugis berlabuh di Pulau Manado di masa Kerajaan Manado tahun 1521. Kapal Spanyol berlabuh di Pulau Talaud dan Siau, terus ke Ternate. Portugis membangun benteng di Amurang. Spanyol membangun Benteng di Manado, sejak itu Minahasa mulai dikuasai Spanyol.
Perlawanan melawan penjajahan Spanyol memuncak tahun 1660-1664. Kapal Belanda mendarat di Kota Manado pada tahun 1660 dalam membantu perjuangan Konfederasi Minahasa melawan Spanyol. Perserikatan negara-negara republik anggota Konfederasi Minahasa mengadakan Perjanjian Dagang dengan VOC. Perjanjian kerja sama dagang ini kemudian menjadikan VOC memonopoli perdagangan, yang lama kelamaan mulai memaksakan kehendaknya, akhirnya menimbulkan perlawanan tahun 1700-an di Ratahan yang memuncak pada Perang Minahasa-Belanda tahun 1809-1811 di Tondano.
Benda Temuan Arkeologi Masa Sejarah
Di antaranya Benteng-benteng Portugis seperti di Amurang, Kema, Batu Waruga di Sawangan, Tomohon, Tondano, Tompaso kemudian tugu-tugu batu di semua desa disebut Batu Tumotowa.
Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 Provinsi, dan Sulawesi termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Sulawesi adalah Dr. Sam Ratulangi, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.
Tahun 1948 di Sulawesi dibentuk Negara Indonesia Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor UU 13 Tahun 1964, dibentuk Provinsi Sulawesi Utara. Tanggal 23 September1964 ditetapkan sebagai hari jadi provinsi.
Geografi
Sulawesi Utara terletak di semenanjung paling utara di Pulau Sulawesi. Lokasinya berada di perbatasan bagian utara Indonesia.[9] Sulawesi Utara terletak pada titik koordinat 0°LU – 3°LU dan 123°BT – 126°BT serta merupakan salah satu daerah yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa.
Topografi
Sulawesi Utara terdapat 41 buah gunung dengan ketinggian berkisar antara 1.112–1.995 dpl. Kondisi geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik muda, sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut gunung berapi aktif yang padam menghiasi Minahasa bagian tengah, daerah Bolaang Mongondow, dan Kepulauan Sangihe. Material-material yang dihasilkan letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua vulkanik ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar.
Secara fisiografis, wilayah Provinsi Sulawesi Utara dapat dikelompokkan dalam dua zona: zona selatan dan zona utara. Dataran rendah, dan dataran tinggi pada bagian selatan (dari Bolaang hingga Minahasa Utara) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Pulau Miangas, Sangihe, hingga Pulau Siau) kepulauan.
Tiga sungai terpenting di Sulawesi Utara adalah Sungai Tondano, Sungai Poigar, dan Sungai Ranoyapo. Sungai Tondano memiiki hulu di Danau Tondano di daerah Minahasa, dan mengalir melalui tengah Kota Manado. Sungai Ranoyapo memiiki hulu di Pegunungan Wulur Mahatus di daerah Minahasa Selatan, dan mengalir melalui sebagian daerah di Minahasa Selatan bermuara di Kota Amurang.[butuh rujukan]
Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara adalah 15.069 km² dengan persentase 0,72% terhadap luas Indonesia yang terdiri dari 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota.
Iklim
Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin monsun. Pada bulan-bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara, sedangkan dalam Bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering.
Curah Hujan
Curah hujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara 2.000-3.000 mm, dan jumlah hari hujan antara 90-139 hari. Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah daerah Minahasa.
Suhu Udara
Suhu udara rata-rata 25 °C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30 °C dan suhu udara minimum rata-rata 20,4 °C. Suhu atau temperatur dipengaruhi oleh ketinggian suatu lokasi dengan perhitungan setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkan suhu sekitar 0,6 °C.
Gubernur Sulawesi Utara saat ini dijabat oleh Olly Dondokambey, didampingi wakil gubernur Steven Kandouw. Olly dan Steven menjabat dua periode, yakni periode pertama tahun 2016-2021, dan sekarang masih menjabta untuk periode kedua tahun 2021-2024.
DPRD Sulawesi Utara beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sulawesi Utara terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sulawesi Utara yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 9 September2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Manado, Robinso Tarigan, di Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara.[10][11][12] Komposisi anggota DPRD Sulawesi Utara periode 2019-2024 terdiri dari 9 partai politik di mana PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 18 kursi, kemudian disusul oleh Partai NasDem yang meraih 9 kursi dan Partai Golkar yang meraih 7 kursi.
Pada tahun 2010, jumlah penduduk Sulawesi Utara sebanyak 2.270.596 jiwa. Jumlah tersebut diketahui melalui sensus penduduk.[16] Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Utara sebesar 1,28 persen/tahun. Hampir 45% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya sebesar 55% tinggal di pedesaan. Angka partisipasi sekolah untuk tingkat sekolah dasar lumayan tinggi sebesar 96,10% sehingga penduduk yang tidak menikmati bangku sekolah dasar hanya kurang dari 5%.
Suku Bajau mendiami beberapa desa pinggir pantai Sulawesi Utara di bagian utara Kabupaten Minahasa Utara. Suku Bantik, konon adalah keturunan pengungsian dari Talaud, tersebar di Bolaang, dan Minahasa bagian Barat. Suku Wawontehu tinggal di sebagian wilayah Bunaken, kota Manado. Namun demikian, etnisitas di Sulawesi Utara termasuk heterogen, ditambah suku lain daerah provinsi lainnya di Indonesia. Suku Minahasa dan Bolaang Mongondow menyebar hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara daratan. Suku Sangir, Suku Talaud, Suku Siau mendiami di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Pulau Lembeh, terutama di daerah pesisir utara, timur dan barat daratan Sulawesi utara.
Selain penduduk asli, Sulawesi Utara juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Suku Gorontalo sebanyak 187.163 jiwa (8,27%) dan Jawa sebanyak 70.934 jiwa (3,13%), suku terbanyak diluar suku asli Sulawesi Utara. Suku asal Maluku 24.942 jiwa (1,10%), Bugis 22.021 jiwa (0,97%), Bali 14.347 jiwa (0,63%), Makassar 10.247 jiwa (0,45%), Tionghoa 8.532 jiwa (0,38%), Batak 4.502 jiwa (0,20%), asal Papua 2.546 jiwa (0,11%) dan suku lainnya 0,86%.[18] Orang Bali, Jawa, umumnya tinggal di daerah transmigrasi.
Provinsi Sulawesi Utara menjadi salah satu provinsi di Indonesia dan Sulawesi, mayoritas penduduknya menganut agama Kekristenan. Ada lima wilayah kabupaten dan kota di kawasan Bolaang Mongondow, mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Penduduk yang beragama Hindu sebagian besar bermukim di Kabupaten Bolaang Mongondow, dan penduduk beragama Buddha serta Konghucu umumnya berada di Kota Manado.[19]
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri pada akhir tahun 2023, penduduk Sulawesi Utara yang menganut agama Kekristenan sebanyak 67,33% dengan rincian Protestan sebanyak 62,86% dan Katolik sebanyak 4,47%. Kemudian, penduduk yang menganut agama Islam sebanyak 31,87%, Hindu sebanyak 0,59%, Buddha sebanyak 0,14%, Konghucu sebanyak 0,02% dan kepercayaan atau penghayat kepercayaan sebanyak 0,02%.[2]
Berikut adalah banyaknya penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2010 dan 2023:
Sulawesi Utara terdapat kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara yang berkedudukan di Manado. Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Bank Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan.
Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan.
Selain itu Sulawesi Utara memiliki Bank Pembangunan nya sendiri yaitu Bank BSG yang awalnya dikenal dengan nama Bank SulutGo (Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo) yang mana Bank ini milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Provinsi Gorontalo dan tercatat sebagai BUMD masing masing daerah.[butuh rujukan]
Industri
Sulawesi Utara memiliki sejumlah industri besar di antaranya
Sulawesi Utara merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya Indonesia lainnya. Sulawesi Utara mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
Sabel adalah senjata tradisional suku Minahasa, bentuknya menyerupai huruf Daun Kelapa. Sabel termasuk dalam kategori Pedang. Selain Peda, bangsa Sulawesi Utara juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti Perisai, Pedang bara Sangihe.
Rumah Tradisional
Rumah tradisional suku Sulawesi Utara dinamakan Wale. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Sulawesi Utara yaitu serambi depan, serambi tengah dan serambi belakang. Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumah dapur.
Tarian
Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki setidaknya 14 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Utara, seperti Tari Poco-poco .
Sulawesi Utara mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain Tinutuan atau Midal (bubur Manado), Nasi jaha, Pangi yang lezat, Gulai Ikan Fufu dan Dodol serta Dodol Salak yang langka. Di samping itu Dodol Amurang asal kabupaten Minahasa Selatan yang terkenal, yang dibuat dengan aneka rasa. Di daerah Minahasa terdapat makanan khas yang jarang ditemui di daerah lainnya di Indonesia, seperti rintek wuuk (biasa disebut RW) atau daging anjing, daging ular, daging babi dan paniki (daging kelelawar). Makanan khas lainnya seperti woku blanga. Sementara kuliner khas Sulawesi Utara yang juga sangat terkenal bahkan hingga ke mancanegara adalah Bagea.
Tokoh
Pahlawan Nasional
Bangsa Sulawesi Utara merupakan bangsa yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kegigihan perang Sulawesi Utara, dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejumlah pahlawan (baik pria maupun wanita), serta bukti-bukti lainnya (perwira Belanda tewas dalam perang Sulawesi utara, serta kuburan Belanda dan Kubur Borgo Portugis/Spanyol yang mencatat sebagai kuburan Belanda, Portugis, Spanyol di luar Negeri Belanda, Portugis dan Spanyol).
Sungai KamuyangNagariMasjid Raya Batang TabikNegara IndonesiaProvinsiSumatera BaratKabupatenLima Puluh KotaKecamatanLuakKode Kemendagri13.07.04.2003 Luas30,37 km²Jumlah penduduk7431 jiwaKepadatan244,682 jiwa/km² [[Kategori:Nagari di {{{provinsi}}}]] Sungai Kamuyang merupakan salah satu Nagari di kecamatan Luak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Referensi (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Da...
Dalam artikel ini, nama keluarganya adalah Kwon. Kwon Hae-hyoKwon in 2013Lahir6 November 1965 (umur 58)Seoul, Korea SelatanPendidikanUniversitas Hanyang - Teater dan FilmPekerjaanAktor, aktivisTahun aktif1990-sekarangSuami/istriJo Yoon-heeNama KoreaHangul권해효 Hanja權海驍 Alih AksaraGwon Hae-hyoMcCune–ReischauerKwŏn Haehyo Kwon Hae-hyo (lahir 6 November 1965) adalah aktor film, televisi, dan panggung Korea Selatan. Dia juga seorang aktivis, terlibat dalam Persatuan Pusat G...
У Вікіпедії є статті про інші значення цього терміна: Антарктика (значення). Провінція Антарктика-Чилена ісп. Provincia de la Antártica Chilena Адм. центр Пуерто-Вільямс Країна Чилі Регіон область Магальянес і Чилійська Антарктика Межує з: сусідні адмінодиниці Магальянес Тьєрра-дель-
1968 studio album by Eddie HarrisPlug Me InStudio album by Eddie HarrisReleased1968RecordedMarch 14 & 15, 1968New York CityGenreJazzLength26:58LabelAtlanticSD 1506ProducerJoel DornEddie Harris chronology The Electrifying Eddie Harris(1967) Plug Me In(1968) Pourquoi L'Amérique(1968) Plug Me In is an album by American jazz saxophonist Eddie Harris recorded in 1968 and released on the Atlantic label.[1][2] The title is a reference to Harris's use of a Varitone device...
John S. GrayPresident of the Ford Motor CompanyIn office18 June 1903 – 6 July 1906Preceded bynone (inaugural holder)Succeeded byHenry Ford Personal detailsBornJohn Simpson Gray(1841-10-05)October 5, 1841Edinburgh, ScotlandDiedJuly 6, 1906(1906-07-06) (aged 64)Detroit, MichiganSpouseAnna E. HaywardOccupationCandymaker, banker John Simpson Gray (October 5, 1841 – July 6, 1906) was a candymaker, business man, and banker from Detroit. He was also an original investor in (and...
Hochschule based in Brussels, Belgium Erasmus Brussels University of Applied Sciences and ArtsDutch: Erasmushogeschool BrusselOther nameEhBEstablished1995DirectorDennis CluytsStudents4,500LocationBrussels, BelgiumColours AffiliationsBrussels University Association, Vrije Universiteit BrusselWebsitewww.ehb.be The building of the Erasmushogeschool Brussel department Campus Dansaert The Erasmus Brussels University of Applied Sciences and Arts (Dutch: Erasmushogeschool Brussel)...
1992 single by Ice Cube WickedSingle by Ice Cube featuring Don Jagwarrfrom the album The Predator ReleasedNovember 3, 1992Recorded1992Genre West Coast hip hop gangsta rap Length3:55LabelPrioritySongwriter(s)O'Shea JacksonProducer(s)Torcha ChambaIce Cube featuring Don Jagwarr singles chronology True to the Game (1992) Wicked (1992) It Was a Good Day (1993) Music videoWicked on YouTube Wicked is the first single from rapper Ice Cube's third studio album The Predator.[1][2] The a...
Idea that the Earth is partially or completely hollow This article is about the concept. For other uses, see Hollow Earth (disambiguation). A cross-sectional drawing of the planet Earth showing the Interior World of Atvatabar, from William R. Bradshaw's 1892 science-fiction novel The Goddess of Atvatabar Part of a series onParanormal Main articles Astral projection Astrology Aura Bilocation Breatharianism Clairvoyance Close encounter Cold spot Crystal gazing Conjuration Cryptozoology Demonic ...
Mongoliian boxer In this Mongolian name, the given name is Mönkh-Erdene. Uranchimegiin is a patronymic, not a family name. Uranchimegiin Mönkh-ErdeneMönkh-Erdene fighting Zdeněk Chládek in the round of 32 bout at the 2012 OlympicsBorn (1982-03-22) March 22, 1982 (age 41)Nationality MongoliaStatisticsWeight classLightweight, Light welterweightWeight(s)64 kg (141 lb)Height1.74 m (5 ft 9 in) Medal record Men's amateur boxing Representing Mongolia Oly...
This article is an orphan, as no other articles link to it. Please introduce links to this page from related articles; try the Find link tool for suggestions. (August 2023) The following are global and local non-profit organizations relating to efforts to ban asbestos use and promote knowledge and understanding of asbestos disease in the community. These are generally community-based groups organized by former asbestos workers, persons with asbestos injuries or surviving family members of inj...
Italian writer and journalist Umberto RapettoBorn(1959-08-19)19 August 1959Acqui Terme, ItalyService/branchGuardia di FinanzaYears of service1908–1958RankBrigade generalUnitGruppo Anticrimine TecnologicoCommands heldGruppo Anticrimine Tecnologico Umberto Rapetto (born in Acqui Terme on 19 August 1959) is an Italian general of the Guardia di Finanza, on leave since 2012, and former commander of the Online Fraud Special Group. In Telecom Italia after being strategic advisor to the execut...
This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Where's Wally in Hollywood? – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2011) (Learn how and when to remove this template message) Where's Wally in Hollywood? American coverAuthorMartin HandfordIllustratorMartin HandfordCountryUnited KingdomLanguageEnglishSubjectWhe...
Découpage cantonal du département de la Mayenne, avec en surimpression les arrondissements (en nuances de bleu) - Carte arrêtée au 1er janvier 2019. Le département français de la Mayenne est divisé en 17 cantons depuis 2015. Avant le redécoupage cantonal de 2014, ce département en comptait 32 depuis 1984. Histoire Découpage cantonal de 1984 à 2015 Arrondissements et anciens cantons de la Mayenne, avant 2015. Liste des 32 anciens cantons du département de la Mayenne, par arrondisse...
Julang sulawesi Status konservasi Rentan (IUCN 3.1)[1] Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Coraciiformes Famili: Bucerotidae Genus: Rhyticeros Spesies: Rhyticeros cassidix Nama binomial Rhyticeros cassidix(Temminck, 1823) Julang sulawesi (Rhyticeros cassidix) adalah spesies burung rangkong dalam famili Bucerotidae yang endemik di Sulawesi. Bagi masyarakat Sulawesi, setidaknya terdapat tiga nama lokal untuk menyebut jenis burung ini yaitu Allo, ...
Kodim 0607/Kota SukabumiLambang Korem 061/SuryakusumaDibentukTahun 1950Negara IndonesiaAliansiKorem 061/SKCabangTNI Angkatan DaratTipe unitKodimPeranSatuan TeritorialBagian dariKodam III/SiliwangiMakodimSukabumiPelindungTentara Nasional IndonesiaMotoSuryakusumaBaret H I J A U Situs webwww.korem061suryakancana.mil.id Komando Distrik Militer 0607/Kota Sukabumi merupakan kesatuan kewilayahan yang berada di bawah komando Korem 061/Surya Kencana yang bertugas menyelenggarakan pembin...
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: NZ Native Forests Restoration Trust – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2015) (Learn how and when to remove this template message) Old logo of the Trust. Founded in 1980, the NZ Native Forests Restoration Trust is an organisation involved in fo...
Northern Territory CricketSportCricketAbbreviationNTCFounded1978; 45 years ago (1978)AffiliationCricket AustraliaHeadquartersMarrara OvalLocationMarrara, DarwinPresidentBruce WalkerOfficial websitewww.ntcricket.com.au Northern Territory Cricket, formally the Northern Territory Cricket Association, is the governing body for cricket in the Northern Territory of Australia.[1] Cricket in the Northern Territory has produced state contracted players which include Kane Rich...
Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!