tes
teng1272
0093 1
Bahasa Tengger (kadang diartikan sebagai Bahasa Jawa Tengger) adalah suatu dialek dari bahasa Jawa modern yang dituturkan oleh suku Tengger dari wilayah Pegunungan Tengger dan sekitarnya di Jawa Timur. Bahasa Jawa Tengger mirip dengan Dialek Tegal dan Dialek Banyumasan yang masih konservatif yakni sama sama masih mempertahankan vokal A dan banyak kosakata kuno, akan tetapi pengucapan huruf [k] diakhir kata pada dialek Tengger tidak diucapkan secara jelas, dan diucapkan [ʔ] sama seperti bahasa Jawa arekan maupun bahasa Jawa standar, berbeda halnya dengan dialek tegal dan banyumasan yang mana huruf [k] diakhir kata diucapkan secara jelas dan tegas, serta fonem /i/ dan /u/ dalam dialek Tengger diucapkan [e] dan [o] , hal ini karena Dialek Tengger juga mendapat pengaruh dari Dialek Arekan yang digunakan secara luas oleh Suku Tengger sebagai dialek kedua, terutama oleh penduduk di lereng bagian bawah.
Dalam pengistilahan lokal, bahasa Tengger dikenali sebagai Cārabasa Tengger ataupun Piwākyan Tengger. Kata cārabasa mungkin merupakan sebuah kata lakuran dari pengistilahan Jawa Kuno uccāraṇa + bhāṣa (berasal dari pengistilahan Sanskerta), yang berarti "pengungkapan kata", dan istilah piwākyan yang berakar dari wākya (dalam bahasa Jawa Kuno) memiliki arti "pengungkapan suara". Sedangkan, istilah Tengger itu sendiri merujuk kepada etnonim penghuni asli atau pribumi Pegunungan Tengger dan sekitarnya.
Secara linguistik, Bahasa Tengger digolongkan sebagai dialek bahasa Jawa yang merupakan bahasa Melayu-Polinesia yang sendirinya merupakan turunan dari rumpun Austronesia. Bahasa Jawa Tengger merupakan turunan dari Bahasa Jawa Pertengahan begitupun dialek bahasa Jawa modern lainya, akan tetapi dialek Tengger memiliki beberapa kosakata kuno.[4]
Secara genealogi, bahasa Tengger merupakan sebuah rumpun bahasa Jawa modern ragam Jawa Timur dan mempunyai keterkaitan dengan rumpun bahasa Jawa Timuran lainya yakni Rumpun Dialek Arekan (seperti Dialek Gresik, selain itu Dialek Malang - Surabaya) dan terakhir adalah Using.[5]
Sebagai bahasa yang dituturkan di pulau Jawa (terutama di wilayah timur), bahasa Tengger secara historis juga kerap didokumentasikan menggunakan aksara Jawa (dalam bentuk Kawi) sama seperti rumpun bahasa Jawa lainnya.
Bahasa Tengger (yang digunakan sehari-hari) kini umumnya ditulis dalam aksara Latin yang berjumlah 26 huruf.
Penutur utama dari bahasa Tengger ialah masyarakat etnis Tengger yang secara mayoritas dapat ditemukan di kawasan Pegunungan Tengger dan sekitarnya di timur pulau Jawa, terutama di:
Berdasarkan salah satu catatan kolonial oleh Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul The History of Java (terj. har. 'Sejarah Pulau Jawa'), bahasa Tengger digunakan dalam kitab Panglawu, yang merupakan sebuah kitab suci bagi masyarakat etnis Tengger dalam agama atau kepercayaan mereka yang disebut sebagai Tenggerisme (bahasa Inggris: Tenggerism).[7]
1 Kreol • 2 Bahasa isyarat • 3 Bahasa isolat • 4 Bahasa Pidgin • 5 Tidak diklasifikasikana juga dituturkan di Malaysia dan/ Brunei Darussalam. • b juga dituturkan di Timor Leste, Papua Nugini dan/ negara-negara Oseania lainnya. Italik: Bahasa punah atau bahasa mati. *Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.