"Antara abad ke-7 dan ke-15 masehi, ratusan bangunan keagamaan dibangun dari bahan bata merah atau batu andesit di pulau Jawa, Sumatra, dan Bali. Bangunan ini disebut candi. Istilah ini juga merujuk kepada berbagai bangunan pra-Islam termasuk gerbang, dan bahkan pemandian, akan tetapi manifestasi utamanya tetap adalah bangunan suci keagamaan."
Istilah "Candi" diduga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu perwujudan DewiDurga sebagai dewi kematian.[6] Candi selalu dihubungkan dengan monumen tempat pedharmaan untuk memuliakan raja anumerta (yang sudah meninggal) contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati.
Penafsiran yang berkembang di luar negeri — terutama di antara penutur bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya — adalah; istilah candi hanya merujuk kepada bangunan peninggalan era Hindu-Buddha di Indonesia, sedangkan dalam bahasa Melayu disebut dengan istilah kuil. Sama halnya dengan istilah wat yang dikaitkan dengan candi di Kamboja dan Thailand. Akan tetapi dari sudut pandang Bahasa Indonesia, istilah 'candi' juga merujuk kepada semua bangunan bersejarah Hindu-Buddha di seluruh dunia; tidak hanya di Nusantara, tetapi juga Kamboja, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Sri Lanka, India, dan Nepal; seperti candi Angkor Wat di Kamboja dan candi Khajuraho di India. Istilah candi juga terdengar mirip dengan istilah chedi dalam bahasa Thailand yang berarti 'stupa'.
Di Indonesia, candi dapat ditemukan di pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan, akan tetapi candi paling banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebanyakan orang Indonesia mengetahui adanya candi-candi di Indonesia yang termasyhur seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut.[7]
Pada suatu era dalam sejarah Indonesia, yaitu dalam kurun abad ke-8 hingga ke-10 tercatat sebagai masa paling produktif dalam pembangunan candi. Pada kurun kerajaan Medang Mataram ini candi-candi besar dan kecil memenuhi dataran Kedu dan dataran Kewu di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hanya peradaban yang cukup makmur dan terpenuhi kebutuhan sandang dan pangannya sajalah yang mampu menciptakan karya cipta arsitektur bernilai seni tinggi seperti ini. Beberapa candi yang bercorak Hindu di Indonesia adalah Candi Prambanan, Candi Jajaghu (Candi Jago), Candi Gedongsongo, Candi Dieng, Candi Panataran, Candi Angin, Candi Selogrio, Candi Pringapus, Candi Singhasari, dan Candi Kidal.[8] Candi yang bercorak Buddha antara lain Candi Borobudur dan Candi Sewu.[8] Candi Prambanan di Jawa Tengah adalah salah satu candi Hindu-Siwa yang paling indah.[9] Candi itu didirikan pada abad ke-9 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno.[9]
Nama candi
Kebanyakan candi-candi yang ditemukan di Indonesia tidak diketahui nama aslinya. Kesepakatan di dunia arkeologi adalah menamai candi itu berdasarkan nama desa tempat ditemukannya candi tersebut. Candi-candi yang sudah diketahui masyarakat sejak dulu, kadang kala juga disertai dengan legenda yang terkait dengannya. Ditambah lagi dengan temuan prasasti atau mungkin disebut dalam naskah kuno yang diduga merujuk kepada candi tersebut. Akibatnya nama candi dapat bermacam-macam, misalnya candi Prambanan, candi Rara Jonggrang, dan candi Siwagrha merujuk kepada kompleks candi yang sama. Prambanan adalah nama desa tempat candi itu berdiri. Rara Jonggrang adalah legenda rakyat setempat yang terkait candi tersebut. Sedangkan Siwagrha (Sanskerta: "rumah Siwa") adalah nama bangunan suci yang dipersembahkan untuk Siwa yang disebut dalam Prasasti Siwagrha dan merujuk kepada candi yang sama. Berikut adalah sebagian kecil candi-candi yang dapat diketahui kemungkinan nama aslinya:
Selebihnya, nama candi-candi lain biasanya dinamakan berdasarkan nama desanya.
Jenis dan fungsi
Jenis berdasarkan agama
Berdasarkan latar belakang keagamaannya, candi dapat dibedakan menjadi candi Hindu, candi Buddha, paduan sinkretis Siwa-Buddha, atau bangunan yang tidak jelas sifat keagamaanya dan mungkin bukan bangunan keagamaan.
Candi Hindu, yaitu candi untuk memuliakan dewa-dewa Hindu seperti Siwa atau Wisnu, contoh: candi Prambanan, candi Gebang, kelompok candi Dieng, candi Gedong Songo, candi Panataran, dan candi Cangkuang.
Candi non-religius, candi sekuler atau tidak jelas sifat atau tujuan keagamaan-nya, contoh: candi Ratu Boko, Candi Angin, gapura Bajang Ratu, candi Tikus, candi Wringin Lawang.
Jenis berdasarkan hierarki dan ukuran
Dari ukuran, kerumitan, dan kemegahannya candi terbagi atas beberapa hierarki, dari candi terpenting yang biasanya sangat megah, hingga candi sederhana. Dari tingkat skala kepentingannya atau peruntukannya, candi terbagi menjadi:
Candi Kerajaan, yaitu candi yang digunakan oleh seluruh warga kerajaan, tempat digelarnya upacara-upacara keagamaan penting kerajaan. Candi kerajaan biasanya dibangun mewah, besar, dan luas. Contoh: Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Panataran.
Candi Wanua atau Watak, yaitu candi yang digunakan oleh masyarakat pada daerah atau desa tertentu pada suatu kerajaan. Candi ini biasanya kecil dan hanya bangunan tunggal yang tidak berkelompok. Contoh: candi yang berasal dari masa Majapahit, Candi Sanggrahan di Tulung Agung, Candi Gebang di Yogyakarta, dan Candi Pringapus.
Candi Pemujaan: candi Hindu yang paling umum, dibangun untuk memuja dewa, dewi, atau bodhisatwa tertentu, contoh: candi Prambanan, candi Canggal, candi Sambisari, dan candi Ijo yang menyimpan lingga dan dipersembahkan utamanya untuk Siwa, candi Kalasan dibangun untuk memuliakan Dewi Tara, sedangkan candi Sewu untuk memuja Manjusri.
Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha atau menyimpan relik buddhis, atau sarana ziarah agama Buddha. Secara tradisional stupa digunakan untuk menyimpan relikui buddhis seperti abu jenazah, kerangka, potongan kuku, rambut, atau gigi yang dipercaya milik Buddha Gautama, atau biksu Buddha terkemuka, atau keluarga kerajaan penganut Buddha. Beberapa stupa lainnya dibangun sebagai sarana ziarah dan ritual, contoh: candi Borobudur, candi Sumberawan, dan candi Muara Takus.
Candi Pedharmaan: sama dengan kategori candi pribadi, yakni candi yang dibangun untuk memuliakan arwah raja atau tokoh penting yang telah meninggal. Candi ini kadang berfungsi sebagai candi pemujaan juga karena arwah raja yang telah meninggal sering kali dianggap bersatu dengan dewa perwujudannya, contoh: candi Belahan tempat Airlangga dicandikan, arca perwujudannya adalah sebagai Wishnu menunggang Garuda. Candi Simping di Blitar, tempat Raden Wijaya didharmakan sebagai dewa Harihara.
Candi Pertapaan: didirikan di lereng-lereng gunung tempat bertapa, contoh: candi-candi di lereng Gunung Penanggungan, kelompok candi Dieng dan candi Gedong Songo, serta Candi Liyangan di lereng timur Gunung Sundoro, diduga selain berfungsi sebagai pemujaan, juga merupakan tempat pertapaan sekaligus situs permukiman.
Candi Wihara: didirikan untuk tempat para biksu atau pendeta tinggal dan bersemadi, candi seperti ini memiliki fungsi sebagai permukiman atau asrama, contoh: candi Sari dan Plaosan
Candi Petirtaan: didirikan didekat sumber air atau di tengah kolam dan fungsinya sebagai pemandian, contoh: Petirtaan Belahan, Jalatunda, dan candi Tikus
Beberapa bangunan purbakala, seperti batur-batur landasan pendopo berumpak, tembok dan gerbang, dan bangunan lain yang sesungguhnya bukan merupakan candi, sering kali secara keliru disebut pula sebagai candi. Bangunan seperti ini banyak ditemukan di situs Trowulan, ataupun paseban atau pendopo di kompleks Ratu Boko yang bukan merupakan bangunan keagamaan.
Arsitektur
Pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin, yaitu seniman yang membuat candi (arsitek zaman dahulu). Salah satu bagian dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India Selatan, yang tidak hanya berisi pedoman-pedoman membuat kuil beserta seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota, desa, benteng, penempatan kuil-kuil di kompleks kota dan desa.
Lokasi
Kitab-kitab ini juga memberikan pedoman mengenai pemilihan lokasi tempat candi akan dibangun. Hal ini terkait dengan pembiayaan candi, karena biasanya untuk pemeliharaan candi maka ditentukanlah tanah sima, yaitu tanah swatantra bebas pajak yang penghasilan panen berasnya diperuntukkan bagi pembangunan dan pemeliharaan candi. Beberapa prasasti menyebutkan hubungan antara bangunan suci dengan tanah sima ini. Selain itu pembangunan tata letak candi juga sering kali memperhitungkan letak astronomi (perbintangan).
Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat air, baik air sungai, terutama di dekat pertemuan dua buah sungai, danau, laut, bahkan kalau tidak ada harus dibuat kolam buatan atau meletakkan sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut. Selain di dekat air, tempat terbaik mendirikan sebuah candi, yaitu di puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, atau di lembah. Seperti kita ketahui, candi-candi pada umumnya didirikan di dekat sungai, bahkan candi Borobudur terletak di dekat pertemuan sungai Elo dan sungai Progo. Sedangkan candi Prambanan terletak di dekat sungai Opak. Sebaran candi-candi di Jawa Tengah banyak tersebar di kawasan subur dataran Kedu dan dataran Kewu.
Struktur
Kebanyakan bentuk bangunan candi meniru tempat tinggal para dewa yang sesungguhnya, yaitu Gunung Mahameru. Oleh karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola yang menggambarkan alam Gunung Mahameru.[2]
Peninggalan-peninggalan purbakala, seperti bangunan-bangunan candi, patung-patung, prasasti-prasasti, dan ukiran-ukiran pada umumnya menunjukkan sifat kebudayaan Indonesia yang dilapisi oleh unsur-unsur Hindu-Budha.[10] Pada hakikatnya, bentuk candi-candi di Indonesia adalah punden berundak, di mana punden berundak sendiri merupakan unsur asli Indonesia.[11]
Berdasarkan bagian-bagiannya, bangunan candi terdiri atas tiga bagian penting, antara lain, kaki, tubuh, dan atap.[12]
Kaki candi merupakan bagian bawah candi. Bagian ini melambangkan dunia bawah atau bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhatu, yaitu menggambarkan dunia hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan asura, serta tempat manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah. Bentuknya berupa bujur sangkar yang dilengkapi dengan jenjang pada salah satu sisinya. Bagian dasar candi ini sekaligus membentuk denahnya, dapat berbentuk persegi empat atau bujur sangkar. Tangga masuk candi terletak pada bagian ini, pada candi kecil tangga masuk hanya terdapat pada bagian depan, pada candi besar tangga masuk terdapat di empat penjuru mata angin. Biasanya pada kiri-kanan tangga masuk dihiasi ukiran makara. Pada dinding kaki candi biasanya dihiasi relief flora dan fauna berupa sulur-sulur tumbuhan, atau pada candi tertentu dihiasi figur penjaga seperti dwarapala. Pada bagian tengah alas candi, tepat di bawah ruang utama biasanya terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (peti batu). Sumur ini biasanya diisi sisa hewan kurban yang dikremasi, lalu diatasnya diletakkan pripih. Di dalam pripih ini biasanya terdapat abu jenazah raja serta relik benda-benda suci seperti lembaran emas bertuliskan mantra, kepingan uang kuno, permata, kaca, potongan emas, lembaran perak, dan cangkang kerang.
Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu, yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah. Pada bagian depan terdapat gawang pintu menuju ruangan dalam candi. Gawang pintu candi ini biasanya dihiasi ukiran kepala kala tepat di atas-tengah pintu dan diapit pola makara di kiri dan kanan pintu. Tubuh candi terdiri dari garbagriha, yaitu sebuah bilik (kamar) yang ditengahnya berisi arca utama, misalnya arca dewa-dewi, bodhisatwa, atau Buddha yang dipuja di candi itu. Di bagian luar dinding di ketiga penjuru lainnya biasanya diberi relung-relung yang berukir relief atau diisi arca. Pada candi besar, relung keliling ini diperluas menjadi ruangan tersendiri selain ruangan utama di tengah. Terdapat jalan selasar keliling untuk menghubungkan ruang-ruang ini sekaligus untuk melakukan ritual yang disebut pradakshina. Pada lorong keliling ini dipasangi pagar langkan, dan pada galeri dinding tubuh candi maupun dinding pagar langkan biasanya dihiasi relief, baik yang bersifat naratif (berkisah) ataupun dekoratif (hiasan).
Atap candi adalah bagian atas candi yang menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut arupadhatu, yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai kesempurnaan bersemayam. Pada umumnya, atap candi terdiri dari tiga tingkatan yang semakin atas semakin kecil ukurannya. Sedangkan atap langgam Jawa Timur terdiri atas banyak tingkatan yang membentuk kurva limas yang menimbulkan efek ilusi perspektif yang mengesankan bangunan terlihat lebih tinggi. Pada puncak atap dimahkotai stupa, ratna, wajra, atau lingga semu. Pada candi-candi langgam Jawa Timur, kemuncak atau mastakanya berbentuk kubus atau silinder dagoba. Pada bagian sudut dan tengah atap biasanya dihiasi ornamen antefiks, yaitu ornamen dengan tiga bagian runcing penghias sudut. Kebanyakan dinding bagian atap dibiarkan polos, akan tetapi pada candi-candi besar, atap candi ada yang dihiasi berbagai ukiran, seperti relung berisi kepala dewa-dewa, relief dewa atau bodhisatwa, pola hias berbentuk permata atau kala, atau sulur-sulur untaian roncean bunga.
Tata letak
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang berkelompok. Ada dua sistem dalam pengelompokan atau tata letak kompleks candi, yaitu:
Sistem konsentris, sistem gugusan terpusat; yaitu posisi candi induk berada di tengah–tengah anak candi (candi perwara). Candi perwara disusun rapi berbaris mengelilingi candi induk. Sistem ini dipengaruhi tata letak denah mandala dari India. Contohnya kelompok Candi Prambanan dan Candi Sewu.
Sistem berurutan, sistem gugusan linear berurutan; yaitu posisi candi perwara berada di depan candi induk. Ada yang disusun berurutan simetris, ada yang asimetris. Urutan pengunjung memasuki kawasan yang dianggap kurang suci berupa gerbang dan bangunan tambahan, sebelum memasuki kawasan tersuci tempat candi induk berdiri. Sistem ini merupakan sistem tata letak asli Nusantara yang memuliakan tempat yang tinggi, sehingga bangunan induk atau tersuci diletakkan paling tinggi di belakang mengikuti topografi alami ketinggian tanah tempat candi dibangun. Contohnya Candi Penataran dan Candi Sukuh. Sistem ini kemudian dilanjutkan dalam tata letak Pura Bali.
Bahan bangunan
Bahan material bangunan pembuat candi bergantung kepada lokasi dan ketersediaan bahan serta teknologi arsitektur masyarakat pendukungnya. Candi-candi di Jawa Tengah menggunakan batu andesit, sedangkan candi-candi pada masa Majapahit di Jawa Timur banyak menggunakan bata merah. Demikian pula candi-candi di Sumatra seperti Biaro Bahal, Muaro Jambi, dan Muara Takus yang berbahan bata merah.
Bahan-bahan untuk membuat candi antara lain:
Batu andesit, batu bekuan vulkanik yang ditatah membentuk kotak-kotak yang saling kunci. Batu andesit bahan candi harus dibedakan dari batu kali. Batu kali meskipun mirip andesit tetapi keras dan mudah pecah jika ditatah (sukar dibentuk). Batu andesit yang cocok untuk candi adalah yang terpendam di dalam tanah sehingga harus ditambang di tebing bukit.
Batu putih (tuff), batu endapan piroklastik berwarna putih, digunakan di Candi Pembakaran di kompleks Ratu Boko. Bahan batu putih ini juga ditemukan dijadikan sebagai bahan isi candi, di mana bagian luarnya dilapis batu andesit.
Bata merah, dicetak dari lempung tanah merah yang dikeringkan dan dibakar. Candi Majapahit dan Sumatra banyak menggunakan bata merah.
Stuko (stucco), yaitu bahan semacam beton dari tumbukan batu dan pasir. Bahan stuko ditemukan di percandian Batu Jaya.
Bajralepa (vajralepa), yaitu bahan lepa pelapis dinding candi semacam plaster putih kekuningan untuk memperhalus dan memperindah sekaligus untuk melindungi dinding dari kerusakan. Bajralepa dibuat dari campuran pasir vulkanik dan kapur halus. Konon campuran bahan lain juga digunakan seperti getah tumbuhan, putih telur, dan lain-lain. Bekas-bekas bajralepa ditemukan di candi Sari dan candi Kalasan. Kini pelapis bajralepa telah banyak yang mengelupas.
Kayu, beberapa candi diduga terbuat dari kayu atau memiliki komponen kayu. Candi kayu serupa dengan Pura Bali yang ditemukan kini. Beberapa candi tertinggal hanya batu umpak atau batur landasannya saja yang terbuat dari batu andesit atau bata, sedangkan atasnya yang terbuat dari bahan organik kayu telah lama musnah. Beberapa dasar batur di Trowulan Majapahit disebut candi, meskipun sesungguhnya merupakan landasan pendopo yang bertiang kayu. Candi Sambisari dan candi Kimpulan memiliki umpak yang diduga candi induknya dinaungi bangunan atap kayu. Beberapa candi seperti Candi Sari dan Candi Plaosan memiliki komponen kayu karena pada struktur batu ditemukan bekas lubang-lubang untuk meletakkan kayu gelagar penyangga lantai atas, serta lubang untuk menyisipkan daun pintu dan jeruji jendela.
Gaya arsitektur
Soekmono, seorang arkeolog terkemuka di Indonesia, mengidentifikasi perbedaan gaya arsitektur (langgam) antara candi Jawa tengah dengan candi Jawa Timur. Langgam Jawa Tengahan umumnya adalah candi yang berasal dari sebelum tahun 1000 masehi, sedangkan langgam Jawa Timuran umumnya adalah candi yang berasal dari sesudah tahun 1000 masehi. Candi-candi di Sumatra dan Bali karena kemiripannya dikelompokkan ke dalam langgam Jawa Timur.[2][13][14]
Bagian dari Candi
Langgam Jawa Tengah
Langgam Jawa Timur
Bentuk bangunan
Cenderung tambun
Cenderung tinggi dan ramping
Atap
Jelas menunjukkan undakan, umumnya terdiri atas 3 tingkatan
Atapnya merupakan kesatuan tingkatan. Undakan-undakan kecil yang sangat banyak membentuk kesatuan atap yang melengkung halus. Atap ini menimbulkan ilusi perspektif sehingga bangunan berkesan lebih tinggi
Kemuncak atau mastaka
Stupa (candi Buddha), Ratna, Wajra, atau Lingga Semu (candi Hindu)
Kubus (kebanyakan candi Hindu), terkadang Dagoba yang berbentuk tabung (candi Buddha)
Gawang pintu dan hiasan relung
Gaya Kala-Makara; kepala Kala dengan mulut menganga tanpa rahang bawah terletak di atas pintu, terhubung dengan Makara ganda di masing-masing sisi pintu
Hanya kepala Kala tengah menyeringai lengkap dengan rahang bawah terletak di atas pintu, Makara tidak ada
Relief
Ukiran lebih tinggi dan menonjol dengan gambar bergaya naturalis
Ukiran lebih rendah (tipis) dan kurang menonjol, gambar bergaya seperti wayang Bali
Kaki
Undakan jelas, biasanya terdiri atas satu bagian kaki kecil dan satu bagian kaki lebih besar. Peralihan antara kaki dan tubuh jelas membentuk selasar keliling tubuh candi
Undakan kaki lebih banyak, terdiri atas beberapa bagian batur-batur yang membentuk kaki candi yang mengesankan ilusi perspektif agar bangunan terlihat lebih tinggi. Peralihan antara kaki dan tubuh lebih halus dengan selasar keliling tubuh candi lebih sempit
Tata letak dan lokasi candi utama
Mandala konsentris, simetris, formal; dengan candi utama terletak tepat di tengah halaman kompleks candi, dikelilingi jajaran candi-candi perwara yang lebih kecil dalam barisan yang rapi
Linear, asimetris, mengikuti topografi (penampang ketinggian) lokasi; dengan candi utama terletak di belakang, paling jauh dari pintu masuk, dan sering kali terletak di tanah yang paling tinggi dalam kompleks candi, candi perwara terletak di depan candi utama
Arah hadap bangunan
Kebanyakan menghadap ke timur
Kebanyakan menghadap ke barat
Bahan bangunan
Kebanyakan batu andesit
Kebanyakan bata merah
Meskipun demikian terdapat beberapa pengecualian dalam pengelompokkan langgam candi ini. Sebagai contoh candi Penataran, Jawi, Jago, Kidal, dan candi Singhasari jelas masuk dalam kelompok langgam Jawa Timur, akan tetapi bahan bangunannya adalah batu andesit, sama dengan ciri candi langgam Jawa Tengah; dikontraskan dengan reruntuhan Trowulan seperti candi Brahu, serta candi Majapahit lainnya seperti candi Jabung dan candi Pari yang berbahan bata merah. Bentuk candi Prambanan adalah ramping serupa candi Jawa Timur, tetapi susunan dan bentuk atapnya adalah langgam Jawa Tengahan. Lokasi candi juga tidak menjamin kelompok langgamnya, misalnya candi Badut terletak di Malang, Jawa Timur, akan tetapi candi ini berlanggam Jawa Tengah yang berasal dari kurun waktu yang lebih tua pada abad ke-8 masehi.
Bahkan dalam kelompok langgam Jawa Tengahan terdapat perbedaan tersendiri dan terbagi lebih lanjut antara langgam Jawa Tengah Utara (misalnya kelompok Candi Dieng) dengan Jawa Tengah Selatan (misalnya kelompok Candi Sewu). Candi Jawa Tengah Utara ukirannya lebih sederhana, bangunannya lebih kecil, dan kelompok candinya lebih sedikit; sedangkan langgam candi Jawa Tengah Selatan ukirannya lebih raya dan mewah, bangunannya lebih megah, serta candi dalam kompleksnya lebih banyak dengan tata letak yang teratur.
Pada kurun akhir Majapahit, gaya arsitektur candi ditandai dengan kembalinya unsur-unsur langgam asli Nusantara bangsa Austronesia, seperti kembalinya bentuk punden berundak. Bentuk bangunan seperti ini tampak jelas pada candi Sukuh dan candi Cetho di lereng gunung Lawu, selain itu beberapa bangunan suci di lereng Gunung Penanggungan juga menampilkan ciri-ciri piramida berundak mirip bangunan piramida Amerika Tengah.
Yogyes.com Menjelajahi Candi-Candi Kuno di Yogyakarta
Borobudur TV Basis data dan galeri mengenai Candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta
Referensi
^Jacques Dumarçay, "Candi Sewu: dan arsitektur bangunan agama buda di Jawa Tengah: and buddhist architecture of Central Java", Kepustakaan Populer Gramedia, 2007, 9799100887, 9789799100887.
^ abcdNana Supriatna, "Sejarah", PT Grafindo Media Pratama, 9797586006, 9789797586003.
^ abNana Supriatna, "Kenali Lingkungan Sosialmu", PT Grafindo Media Pratama, 9799281253, 9789799281258.
^Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, "Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia", PT Balai Pustaka, 1992, 9794074098, 9789794074091.
^"Sejarah 2", Yudhistira Ghalia Indonesia, 9797469069, 9789797469061.
^"Seri IPS SEJARAH", Yudhistira Ghalia Indonesia, 9797468003, 9789797468002.
^Soekmono, Dr R. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta, Indonesia: Penerbit Kanisius. hlm. 86. ISBN979-413-290-X.
^Dedi Nurhadiat, "Pend Seni Rupa SMA Kls 2 (K-04)", Grasindo, 979732740X, 9789797327408.
Jay BrannanBrannan tampil di Edinburgh, Skotlandia, Agustus 2008Informasi latar belakangLahir29 Maret 1982 (umur 41)[1]Genrepenyanyi-penulis laguInstrumenVokal, gitarTahun aktif2006-sekarangLabelGreat Depression RecordsSitus webjaybrannan.com Jay Brannan (lahir 29 Maret 1982) adalah penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat. Diskografi Album dan Album mini 2007: Unmastered (EP) 2008: Goddamned 2009: In Living Cover Singel Christmas Really Sucks Kolaborasi 2005: Soda Shop (la...
Sudan Selatan padaOlimpiadeKode IOCSSDKONKomite Olimpiade Nasional Sudan SelatanMedali 0 0 0 Total 0 Penampilan Musim Panas20162020 Berikut ini adalah daftar pembawa bendera Sudan Selatan pada Olimpiade.[1] Para pembawa bendera tersebut membawa bendera nasional dari negara tersebut pada acara pembukaan Permainan Olimpiade. # Tahun acara Musim Pembawa bendera Jenis kelamin Olahraga 3 2020 Musim panas Guem, AbrahamAbraham Guem L Atletik 2 Moris, LuciaLucia Moris P Atletik 1 2016 Musim p...
Поліція штату Нью-Йоркангл. New York State Police (NYSP) Загальна інформація: Тип: поліція штату Юрисдикція: Нью-Йорк ( США) Площа юрисдикції: 141 300 км2 Населення: 19 746 227 осіб Дата заснування: 11 квітня 1917 Девіз: Excellence Through Knowledgeукр. Досконалість через знання Структура: Супе...
French archaeologist (1787-1848)Jean Antoine Letronne, lithography by Louis Duprè, 1833 Jean Antoine Letronne (25 January 1787 – 14 December 1848) was a French archaeologist. Life Born in Paris, his father, a poor engraver, sent him to study art under the painter David, but his own tastes were literary, and he became a student in the Collège de France, where it is said he used to exercise his already strongly developed critical faculty by correcting old translations of Greek authors a...
1939 American historical romantic drama film directed by Michael Curtiz The Private Lives of Elizabeth and EssexTheatrical release posterDirected byMichael CurtizScreenplay by Norman Reilly Raine Aeneas MacKenzie Based onElizabeth the Queen1930 playby Maxwell AndersonProduced byHal B. WallisStarring Bette Davis Errol Flynn Olivia de Havilland CinematographySol PolitoEdited byOwen MarksMusic byErich Wolfgang KorngoldProductioncompanyWarner Bros. PicturesDistributed byWarner Bros. PicturesRelea...
Stock exchange of Greece Not to be confused with Golden Dawn (political party), also abbreviated XA. 37°59′25″N 23°43′43″E / 37.99028°N 23.72861°E / 37.99028; 23.72861 Athens Stock Exchange (ATHEX)Χρηματιστήριο ΑθηνώνTypeStock ExchangeBond marketDerivatives marketLocationAthinon Avenue 110, Athens, GreeceFounded1876 (147 years ago) (1876)OwnerCapital Group Companies (5.80%)[1]Key peopleGeorge Handjinicolaou (Cha...
Genus of insects For the mythical figure, see Galanthis. Historis Historis odius Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Phylum: Arthropoda Class: Insecta Order: Lepidoptera Family: Nymphalidae Tribe: Coeini Genus: HistorisHübner, [1819] Synonyms Coea Hübner, [1819] Aganisthos Boisduval & Le Conte, [1835] Megistanis Doubleday, 1844 Historis is a genus of butterflies in the family Nymphalidae found from Mexico to South America.[1] Species Wikimedia Commons h...
Neighborhood in Rio de Janeiro, Rio de Janeiro, BrazilSanto CristoNeighborhoodSanto CristoLocation in Rio de JaneiroShow map of Rio de JaneiroSanto CristoSanto Cristo (Brazil)Show map of BrazilCoordinates: 22°54′33″S 43°12′18″W / 22.90917°S 43.20500°W / -22.90917; -43.20500Country BrazilStateRio de Janeiro (RJ)Municipality/CityRio de JaneiroZoneCentroArea • Total168.47 ha (416.30 acres)Population (2010) • Total12,...
Mountain range in Southern Greece Mount TaygetusΤαΰγετοςProfitis Ilias (HP)Highest pointElevation2,405 m (7,890 ft)[1]Prominence2,344 m (7,690 ft)[1]ListingUltraCoordinates36°57′14″N 22°21′08″E / 36.95389°N 22.35222°E / 36.95389; 22.35222[1]GeographyMount TaygetusGreece LocationPeloponnese, GreeceClimbingEasiest routeHike, some rock scrambling Mount Taygetus seen from Sparti, located on the east side ...
British Lions & Scotland international rugby union player For the American football player and coach, see Ross V. Ford. Rugby playerRoss FordFord in 2017Birth nameRoss William FordDate of birth (1984-04-23) 23 April 1984 (age 39)Place of birthEdinburgh, ScotlandHeight6 ft 1 in (1.85 m)Weight115 kg (18 st 2 lb; 254 lb)[1]SchoolKelso High SchoolOccupation(s)Strength and Conditioning coachRugby union careerPosition(s) HookerAmateur team(s)Years...
2023 Philippine television series Lilet Matias: Attorney-at-LawTitle cardGenreLegal dramaDirected byAdolfo Alix Jr.[1]StarringJo BerryOpening themeMagliliwanag ang Mundo by Jessica VillarubinCountry of originPhilippinesOriginal languageTagalogProductionCamera setupMultiple-camera setupProduction companyGMA Entertainment GroupOriginal releaseNetworkGMA Network Lilet Matias is an upcoming Philippine television drama legal series to be broadcast by GMA Network. Directed by Adolfo Alix Jr...
Swiss author (born 1972) Daniele GanserGanser in 2018Born (1972-08-29) 29 August 1972 (age 51)Lugano, canton Ticino, SwitzerlandNationalitySwissAlma materUniversity of BaselOccupation(s)Historian, authorKnown forNATO's Secret ArmiesSpouseBea Schwarz[1]Children2[1]Websitedanieleganser.ch Daniele Ganser (born 29 August 1972, in Lugano[2]) is a Swiss author and conspiracy theorist.[3] He is best known for his 2005 book NATO's Secret Armies. Backgrou...
Part of a series onTransport in Bangladesh Modes Rail Lines Station Trains Roads Boat Aviation History Airlines Air Astra Biman Bangladesh Novoair US-Bangla Airlines South Asian Airlines Bismillah Airlines Easy Fly Express SkyAir Airports Barisal Patuakhali Chittagong Comilla Cox's Bazar Dhaka Tangail Khulna Jessore Rajshahi Bogra Saidpur Lalmonirhat Thakurgaon Sylhet Shamshernagar Authorities Ministry of Road Transport and Bridges Department of Government Transport Bangladesh Inland Water Tr...
Village in West Yorkshire, England For other uses, see Linton (disambiguation). Human settlement in EnglandLintonLinton village hallLintonShow map of LeedsLintonLocation within West YorkshireShow map of West YorkshireOS grid referenceSE389468Civil parishCollinghamMetropolitan boroughCity of LeedsMetropolitan countyWest YorkshireRegionYorkshire and the HumberCountryEnglandSovereign stateUnited KingdomPost townWETHERBYPostcode districtLS22Dialling code01937Pol...
Устройство резиномотора Лёгкая авиамодель с резиномотором, предназначена для полётов только в помещении Авиамодель с резиномотором, предназначена для полётов на улице Резиномотор — простейший двигатель для движущихся моделей. Представляет собой скрученный и (или) ...
Bob McKenzieKartu lobi untuk One Glorious Scrap (1927) dengan McKenzie mengenakan topi di sebelah kiriLahir(1880-09-22)22 September 1880County Antrim, IrlandiaMeninggal8 Juli 1949(1949-07-08) (umur 68)Matunuck, Rhode Island, Amerika SerikatPekerjaanPemeranTahun aktif1915–1949Suami/istriEva McKenzie (m. 19??)Anak3, termasuk Fay McKenzie Robert McKenzie (22 September 1880 – 8 Juli 1949) adalah seorang pemeran film Amerika Serikat kelahiran Irlandia.[1] Ia ta...
ePrix New YorkSirkuit Jalan Raya BrooklynInformasi lombaJumlah gelaran4Pertama digelar2017Terbanyak menang (pembalap) Sam Bird (2)Terbanyak menang (konstruktor) Virgin Racing (3)Panjang sirkuit2.374 km (1.475 mi)Jarak tempuh102.039 km (63.404 mi)Lap43Balapan terakhir (2019 Race 2)Pole position A. SimsAndretti-BMW1:09.61Podium 1. R. FrijnsVirgin-Audi47:22.289 2. A. SimsAndretti-BMW+ 3.200 3. S. Buemie.Dams-Nissan+ 3.912 Lap tercepat D. AbtAudi1:11.305 ePrix New York adalah...
Çukur2. sezon2. sezon afişiÜlke TürkiyeBölüm sayısı34YayınKanalShow TVOrijinal yayın tarihi17 Eylül 2018-27 Mayıs 2019Sezon kronolojisi← Önceki1. sezon Sonraki →3. sezonÇukur bölümleri Çukur dizisinin ikinci sezonu, 17 Eylül 2018 tarihinde Show TV'de yayınlanmaya başlandı. İlk sezonda olduğu gibi Ay Yapım'ın yapımını, Kerem Çatay'ın ise yapımcılığını üstlendiği dizide, Aras Bulut İynemli, Dilan Çiçek Deniz, Ercan Kesal, Perihan Sava...
Australian Open 2016Doppio maschileSport Tennis Vincitori Jamie Murray Bruno Soares Finalisti Daniel Nestor Radek Štěpánek Punteggio2-6, 6-4, 7-5 Tornei Singolare uomini (q) donne (q) ragazzi ragazze Doppio uomini donne misto ragazzi ragazze Singolare carrozzina uomini donne quad Doppio carrozzina uomini donne quad 2015 2017 Voce principale: Australian Open 2016. I detentori del titolo erano Simone Bolelli e Fabio Fognini, ma sono stati eliminati al secondo turno da Adrian Mannarino...
U.S. Route 62 Längd3618 kmByggd1930 U.S Route 62 (också kallad U.S. Highway 62 eller med förkortningen US 62) är en amerikansk landsväg i USA som sträcker sig i nordväst-sydöstlig riktning. Vägen är 3618 km lång och sträcker sig mellan mexikanska gränsen i El Paso, Texas till Niagara Falls, New York, nära den kanadensiska gränsen. Externa länkar Wikimedia Commons har media som rör U.S. Route 62.Bilder & media v • rU.S. Routes1 · 2 · 3 · ...