Arsitektur Jawa

Relief pada Candi Borobudur di sisi kiri bawah menunjukkan arsitektur rumah panggung yang banyak dijumpai di Jawa pada masa itu

Arsitektur Jawa adalah arsitektur yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Arsitek Jawa telah ada dan berlangsung selama paling tidak 2.000 tahun.

Arsitektur Jawa kuno dipengaruhi oleh kebudayaan India bersamaan dengan datangnya pengaruh Hindu dan Buddha terhadap kehidupan masyarakat Jawa. Wilayah India yang cukup banyak memberi pengaruh terhadap Jawa adalah India Selatan. Ini terbukti dari penemuan candi-candi di India yang hampir menyerupai candi yang ada di Jawa. Begitu pula aksara yang banyak ditemui pada prasasti di Jawa adalah jenis huruf Pallawa yang digunakan oleh orang India selatan. Meskipun budaya India berpengaruh besar tetapi Jawa tidak meniru begitu saja kebudayaan tersebut. Dengan kearifan lokal masyarakat, budaya dari India diterima melalui proses penyaringan (filtrasi) yang natural. Proses akulturasi budaya ini dapat dilihat pada model arsitektur, misalnya, punden berundak (budaya asli Indonesia) pada Candi Sukuh di Jawa Tengah.

Dalam perkembangan selanjutnya dalam periode Klasik Muda di wilayah Jawa Timur pada abad ke-13 hingga abad ke-15 M, arsitektur bangunan suci Hindu-Buddha di Jawa telah memperoleh gayanya tersendiri. Bentuk arsitekturnya terdiri dari candi bergaya Singasari, gaya candi Jago, gaya candi Brahu, dan punden berundak. Pengaruh India dalam hal ini hanya tinggal dalam konsep keagamaannya saja, konsep-konsep kedewataan kemudian digubah kembali oleh para pujangga Jawa Kuno. Dalam hal konsepsi keagamaan hakikat tertinggi dalam agama Hindu dan Buddha dalam masa Singasari dan Majapahit telah dipadukan menjadi Bhattara Siva-Buddha. Perpaduan konsepsi dewata tertinggi itu diwujudkan dalam bentuk bangunan suci, misalnya pada Candi Jawi (Pasuruan) dan Candi Jago (Malang). Di Candi Jawi, unsur Buddha terlihat pada puncaknya, sedangkan di relung candinya dahulu berisikan arca-arca Hindu-Saiva khas Jawa. Begitupun di Candi Jago, cerita relief banyak yang bernafaskan Hindu-Saiva, adapun arca pelengkap candi itu semuanya bernafaskan Buddha Mahayana.

Rumah tradisional

Pada relief Candi Borobudur tampak bahwa rumah di Jawa digambarkan berkolong tinggi dan cenderung persegi panjang daripada bujur sangkar sehingga lebih mirip rumah panggung.[1] Karena makin sedikit hutan di Jawa, maka saat ini rumah Jawa merupakan satu-satunya bangunan rumah tradisional yang tidak berkolong di Nusantara.[2] Bentuk atap rumah yang berarsitektur Jawa terdiri dari tipe tajug (mesjidan), joglo, limasan dan kampung (atap pelana).[3]

Gerbang

Candi Bentar

Candi bentar adalah sebutan bagi bangunan gapura berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga.

Bangunan ini lazim disebut "gerbang terbelah", karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit. Di kawasan bekas Kesultanan Mataram, di Jawa Tengah dan Yogyakarta, gerbang semacam ini juga disebut dengan "supit urang" ("capit udang"), seperti yang terdapat pada kompleks Keraton Solo, Keraton Yogyakarta, Keraton Kasepuhan dan Pemakaman raja-raja Imogiri. Meskipun makna supit urang biasanya mengacu kepada gerbang dengan jalan bercabang dua, biasanya jalan dan gerbang yang mengapit kiri dan kanan bangunan pagelaran keraton.

Paduraksa

Paduraksa adalah bangunan gapura berbentuk "gerbang yang memiliki atap penutup", yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di Jawa dan Bali. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.

Pendapa

Pendapa (atau dibaca pendopo dalam bahasa Jawa), pengejaan Jawa: pendåpå, berasal dari kata mandapa dari bahasa Sanskerta yang artinya bangunan tambahan) adalah bagian bangunan yang terletak di muka bangunan utama. Sejumlah tipe bangunan rumah tradisional di Sumatra, Semenanjung Malaya (dan juga Indocina), Jawa, Bali, dan Pulau Kalimantan diketahui memiliki pendopo sebagai hal yang "wajib". Struktur ini kebanyakan dimiliki rumah besar atau keraton, letaknya biasanya di depan dalem, bangunan utama tempat tinggal penghuni rumah. Masjid-masjid berarsitektur asli Nusantara, kerap kali juga memiliki pendopo.

Pendopo biasanya berbentuk bangunan tanpa dinding dengan tiang yang banyak. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat menerima tamu. Namun, karena pendopo biasanya besar, bangunan ini difungsikan pula sebagai tempat pertemuan, latihan tari atau karawitan, rapat warga, dan sebagainya.

Masjid

Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan masjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.

Mustaka

Mustaka merupakan kubah versi khas Jawa yang biasanya terdapat di masjid berarsitektur khas Jawa, seperti Masjid Agung Demak, Masjid Astana Mantingan, dan-lain-lain. Mustaka[4] pada awalnya terbuat dari tanah liat seperti halnya genteng, tetapi seiring perkembangan zaman, kini bahan untuk membuat Mustaka bermacam-macam mulai dari berbahan stainless steel, Enamel Steel Teflon, Enamel Galvalum, dan bahan lainnya.

Tajug

Tajug adalah atap berbentuk piramidal atau limas bujur sangkar, yaitu dasar persegi empat sama-sisi dan satu puncak. Atap tajug biasanya digunakan untuk bangunan suci di Asia Tenggara termasuk Indonesia, seperti masjid atau cungkup makam.

Candi

Candi berasal dari frasa candika graha yang berarti kediaman Betari Durga. Durga ini disembah terutama oleh umat Buddha. Dalam dunia pewayangan di Jawa, Durga merupakan istri Dewa Siwa yang dikutuk dari berwajah cantik menjadi raksasa. Yang pertama mendirikan candi di India diduga adalah umat Buddha. Ini terlihat dari temuan candi tertua di sana yang dibangun pada abad ke-3 SM. Pada perkembangan berikutnya, candi pun didirikan oleh umat Hindu.[5] Awalnya, candi didirikan sebagai tempat penyimpanan abu hasil pembakaran jenazah raja. Karena itu, di candi yang disebut pripih sering ditemukan sebuah wadah penyimpanan abu jenazah. Disimpan pula patung dewa tertentu, biasanya dewa ini dipuja oleh almarhum yang bersangkutan. Pada dinding candi biasanya terdapat relief yang mengisahkan cerita Mahabharata atau Ramayana. Pada candi Buddha biasanya terdapat relief seputar kehidupan Siddharta. Fungsi candi selanjutnya berkembang menjadi tempat sembahyang (berasal dari frasa “sembah hyang”) untuk dewa-dewi.

Jawa adalah tempat yang paling banyak terdapat candi, disusul oleh Sumatra. Ini menandakan bahwa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha berlangsung lebih pesat di Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pusat-pusat pemerintahan pada masanya. Berdasarkan arsitektur dan tempat dibangunnya, candi-candi di Indonesia dapat dibagi atas: candi yang terletak di Jawa Tengah (bagian selatan dan utara), Jawa Timur, dan lain-lainnya seperti di Sumatra, Bali, dan Jawa Barat.

Secara umum candi yang berada di Jawa dapat dikelompokkan candi Jawa Tengah dan candi Jawa Timur. Dan berdasarkan ciri-cirinya, candi di Jawa Tengah dikelompokkan dalam candi-candi di wilayah utara dan candi-candi di wilayah selatan. Candi-candi yang terletak diwilayah utara, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Sanjaya, merupakan candi Hindu dengan bentuk bangunan yang sederhana, batur tanpa hiasan, dan dibangun dalam kelompok namun masing-masing berdiri sendiri serta tidak beraturan letaknya. Yang termasuk dalam kelompok ini, diantaranya: Candi Dieng dan Candi Gedongsongo.

Candi di wilayah selatan, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Syailendra, merupakan candi Buddha dengan bentuk bangunan yang indah dan sarat dengan hiasan. Candi di wilayah utara ini umumnya dibangun dalam kelompok dengan pola yang sama, yaitu candi induk yang terletak di tengah dikelilingi oleh barisan candi perwara. Candi di Jawa Tengah umumnya mempunyai relief dibanding candi di Jawa Timur. Relief pada candi sangat dipengaruhi oleh penggunaan bahan bangunan bahan bangunan, gaya, dan isi cerita. Candi bergaya Jawa Tengah umumnya memiliki berbahan batu andesit tubuh yang tambun, berdimensi geometris vertikal dengan pusat candi terletak di tengah, bahan bangunan terbuat dari batuan andesit.[6]

Candi-candi di Jawa Timur umumnya usianya lebih muda dibandingkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena pembangunannya dilakukan di bawah pemerintahan kerajaan-kerajaan penerus kerajaan Mataram Hindu, seperti Kerajaan Kahuripan, Singasari, Kediri dan Majapahit. Bahan dasar, gaya bangunan, corak dan isi cerita relief candi-candi di Jawa Timur sangat beragam, tergantung pada masa pembangunannya. Misalnya, candi-candi yang dibangun pada masa Kerajaan Singasari umumnya dibuat dari batu andesit dan diwarnai oleh ajaran Tantrayana (Hindu-Buddha), sedangkan yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit umumnya dibuat dari bata merah dan lebih diwarnai oleh ajaran Buddha. Bentuk bangunan yang ramping meninggi, makin keatas makin ramping (dampaknya adalah bentuk padmasari di Bali).[7] Ciri-ciri khas candi di Jawa Timur adalah: Atapnya merupakan simbol perpaduan tingkatan, puncaknya berbentuk Kubus (lingam), tidak ada simbol-simbol makara, dan hanya ambang atas gapura saja yang berhiaskan kepala kala, letak candi kebanyakan menghadap kearah Barat dan terletak dibagian belakang lokasi percandian, kebanyakan Candi terbuat dari batu bata merah.[8]

Stupa

Stupa merupakan tempat penyimpanan abu sang Buddha dan melambangkan perjalanan Sang Buddha menuju nirvana. Setelah wafat, jasad Buddha dikremasi, lalu abunya disimpan dalam delapan stupa terpisah di utara India. Pada masa kuno di India, stupa digunakan sebagai makam penyimpanan abu bangsawan atau tokoh tertentu. Stupa kemudian dijadikan lambang Buddhisme dan menunjukkan luas pengaruh Buddhisme di berbagai kawasan. Semasa pemerintahan Ashoka (abad ke-2 SM) di India dibangun banyak stupa untuk menandakan Buddha sebagai agama kerajaan. Di Asia Tenggara dan Timur, stupa juga didirikan sebagai pengakuan terhadap Buddhisme di wilayah bersangkutan. Stupa terdiri atas tiga bagian, yaitu andah, yanthra, dan cakra. Andah melambangkan dunia bawah, tempat manusia yang masih dikuasai hawa nafsu, Yanthra merupakan suatu benda untuk memusatkan pikiran saat bermeditasi, dan Cakra melambangkan nirvana atau nirwana, tempat para dewa bersemayam. Stupa di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri. Di Indonesia stupa sering merupakan bagian candi atau komplek candi tertentu, seperti pada Candi Mendut, Borobudur, Jawi, dan Candi Muara Takus.

Gebyok

Gebyok adalah salah satu furniture khas Jawa berupa partisi penyekat ruangan khas Jawa yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati. Biasanya dipergunakan untuk menyekat antara ruang seperti ruang tamu atau ruang keluarga dengan kamar-kamar di rumah adat. Gebyok pun bisa dipasang sebagai pemanis pendopo di salah satu sisinya untuk menuju ke rumah adat. Gebyok ada yang tidak berukir atau polosan dan gebyok dibuat memiliki ukiran dengan berbagai macam desain dan ornament. Gebyok yang baik adalah yang ukirannya detail, halus, memiliki ukiran dalam dengan tingkat kesulitan tinggi, tiga dimensi, kualitas kayu yang digunakan sebagai bahan baku gebyok pada umumnya memang merupakan jenis kayu yang tahan cuaca, kayu yang sudah tua sehingga cenderung lebih kuat dan awet untuk dijadikan dekorasi yang indah menawan. Dengan segala keunikannya, gebyok sebagai partisi khas Jawa yang memiliki nilai estetika, bernilai seni tinggi tidak akan ditemukan di tempat atau daerah lain kecuali di tanah Jawa seperti di daerah Jepara. Pada dasarnya gebyok berfungsi sebagai partisi penyekat antar ruangan, bisa juga dipakai untuk pintu masuk dalam rumah, ada juga yang memajangnya di gerbang pintu masuk. Aplikasi gebyok saat ini tidak lagi menjadi elemen yang terlalu kaku ukurannya seperti dalam rumah-rumah adat Jawa. Kini gebyok menjadi warisan budaya Indonesia yang tidak lekang oleh zaman. Gebyok penuh metafor dan pesan tentang kebijakan hidup tentang kesejahteraan hidup. Sejahtera bukan di dunia saja melainkan di akhirat.

Punden berundak

Punden berundak adalah bangunan teras bertingkat-tingkat meninggi yang menyandar di kemiringan lereng gunung. Punden berundak adalah ciri khas Jawa. Ukuran teras semakin mengecil ke atas, jumlah teras umumnya 3 dan di bagian puncak teras teratas berdiri altar-altar yang jumlahnya 3 altar (1 altar induk diapit dua altar pendamping di kanan-kirinya. Tangga naik ke teras teratas terdapat di bagian tengah punden berundak, terdapat kemungkinan dahulu di kanan kiri tangga tersebut berdiri deretan arca menuju ke puncak punden yang berisikan altar tanpa arca apapun. Contoh yang baik bentuk punden berundak masa Majapahit terdapat di lereng barat Gunung Penanggungan, penduduk menamakan punden-punden itu dengan candi juga, misalnya Candi Lurah (Kepurbakalaan No.1), Candi Wayang (Kep. No.VIII), Candi Sinta (Kep.No.17a), Candi Yuddha (Kep.No.LX), dan Candi Kendalisada (Kep.No.LXV).

Motif dan Elemen

Kala

Batara Kala adalah sosok raksasa ganas sebagai dewa penguasa waktu dan berhubungan dengan sisi perusak dari Dewa Siwa. Kala adalah putera Dewa Siwa yang bergelar sebagai dewa penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya waktu). Dewa Kala sering disimbolkan sebagai rakshasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang Dewa. Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma.

Dalam arsitektur candi Jawa, Kala berfungsi sebagai elemen dekoratif umum pada gerbang masuk dan dinding,pintu candi ini biasanya dihiasi ukiran kepala kala tepat di atas-tengah pintu. Hal ini dapat ditemukan pada Candi Kalasan dan banyak candi lainnya. Relief Betara Kala digambarkan dengan kepala yang besar dengan rahang atas yang besar dibatasi oleh gigi taring besar, tetapi tanpa rahang bawah.

Dwarapala

Dwarapala adalah patung penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Siwa dan Buddha, berbentuk manusia atau raksasa yang memegang gada. Biasanya dwarapala diletakkan di luar untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat didalamnya. Jumlah arca dwarapala dapat hanya sendirian, sepasang, atau berkelompok. Bangunan suci yang kecil biasanya memiliki hanya satu arca dwarapala. Seringkali dwarapala diletakkan berpasangan di antara gerbang masuk. beberapa situs bangunan suci yang lebih besar memiliki empat, delapan, bahkan duabelas arca dwarapala yang menjaga empat penjuru mata angin sebagai Lokapala, dewa penjaga empat atau delapan penjuru mata angin.

Dwarapala terbesar di Jawa terdapat di Singosari terbuat dari batu andesit utuh setinggi 3,7 meter dengan berat 23 ton. Di pulau Jawa dan Bali arca dwarapala biasanya diukir dari batu andesit, berperawakan gemuk dan digambarkan dalam posisi tubuh setengah berlutut, menggenggam senjata gada. Dwarapala di Kamboja dan Thailand memiliki perawakan tubuh lebih langsing dengan posisi tubuh tegak lurus memegang gada di tengah tepat di antara kedua kakinya. Patung dwarapala di Thailand dibuat dari tembikar tanah liat yang dilapisi glazur pucat susu. Patung seperti ini dibuat pada masa kerajaan Sukhothai dan Ayutthaya. Dalam budaya Jawa, dwarapala dijadikan figur penjaga keraton, misalnya dapat ditemukan di gerbang masuk Keraton Yogyakarta dan gerbang Kamandungan Lor Keraton Surakarta.

Mekara

Makara (Sanskerta: मकर) adalah makhluk dalam mitologi Hindu yang digambarkan dengan dua hewan gabungan (di bagian depan berwujud binatang seperti gajah atau buaya atau rusa, atau rusa) dan di bagian belakang digambarkan sebagai hewan air di bagian ekor seperti ikan atau naga.

Makara adalah wahana (kendaraan) dari Dewi Gangga dan dewa Baruna. Itu juga merupakan lambang dari Dewa Kamadeva. Kamadeva juga dikenal sebagai Makaradhvaja (satu bendera yang makara digambarkan). Hal ini sering digunakan untuk melindungi jalan masuk ke kuil Hindu dan Buddha. Makara sering dilukiskan dan dipahatkan dalam candi-candi di Indonesia, khususnya di Bali dan Jawa. Orang Bali menyebutnya gajahmina, yang secara harfiah berarti "ikan gajah". Kadang kala Makara dilukiskan sebagai makhluk berwujud separuh kambing dan separuh ikan seperti simbol Kaprikornus dalam zodiak. Dalam kitab-kitab suci umat Hindu, Makara adalah makhluk yang menjadi kendaraan Dewa Baruna dan Dewi Gangga.

Lingga Yoni

Lingga yoni adalah berkaitan dengan Tri Purusa yaitu Siwa sebagai simbol lingga sedangkan Brahma, dan Wisnu bersama-sama disimbolkan dalam pranala sebagai dasar yaitu yoni. Lingga yang digambarkan sebagai kelamin laki-laki biasanya dilengkapi dengan Yoni sebagai kelamin wanita. Persatuan antara Lingga dan Yoni melambangkan kesuburan. Dalam mitologi Hindu, yoni merupakan penggambaran dari Dewi Uma yang merupakan salah satu sakti (istri) Siwa.

Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga – yang dihubungkan dengan kehadiran candi. Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi seperti Candi Jawi di Jawa Timur. Berdasarkan konsep pemikiran Hindu, Yoni adalah indikator arah letak candi.[9]

Bentuk Yoni yang ditemukan di Indonesia pada umumnya berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, sering kali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan laubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.

Sejak abad ke 8 yaitu Prasasti Canggal telah menyebutkan bahwa seorang raja mendirikan lingga dan Yoni untuk mengukuhkan kedudukannya. Di Kamboja sendiri sudah menjadi kebiasaan bagi seorang raja mendirikan lingga untuk mengukuhkan kedudukannya di atas takhta. Lingga – Yoni demikian, yang sejak Jayawarman II disebut “Dewaraja”, diberi nama yang menggambarkan perpaduan antara raja yang mendirikan dengan sang dewa yang menjadi pemujanya (Siwa).

Makara berbentuk Naga di depan pintu masuk candi Kalasan.

Naga

Naga Jawa merupakan motif penting dalam arsitektur Jawa. Naga Jawa digambarkan sebagai sesosok mahluk sakti berbentuk ular raksasa yang tidak memiliki kaki meskipun adakala diwujudkan mempunyai kaki . Naga Jawa memakai badhog atau mahkota di atas kepalanya. Terkadang Naga Jawa digambarkan juga memakai perhiasan anting dan kalung emas.

Naga Jawa juga ditemui di beberapa relief candi. Naga di candi ini dinamakan Naga Taksaka yang bertugas menjaga candi. Umumnya ular naga dijadikan pola hias bentuk makara yaitu pipi tangga di kanan dan kiri tangga naik ke bangunan candi yang dibentuk sebagai badan dan kepala naga: mulut naga digambarkan terbuka lebar dan lidahnya menjulur keluar dalam wujud untaian manik-manik ataupun bentuk makara dengan naga yang menganga dengan seekor singa di dalam mulutnya. Hiasan semacam ini umum didapati di candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sering pula wujud naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada bangunan candi atau pada yoni tampaknya erat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuah bangunan.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ "Rumah Adat Jawa". 8 Oktober 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-28. Diakses tanggal 2013-10-08. 
  2. ^ "Arsitektur Rumah Jawa". 8 Oktober 2013. 
  3. ^ "Arsitektur Jawa". 8 Oktober 2013. 
  4. ^ http://www.kidungsuwungart.blogspot.co.id/2014/02/mustoko-masjd-atau-mushola.html
  5. ^ "Pengaruh Hindu Budha Terhadap Indonesia". 20 Oktober 2013. 
  6. ^ "Perbedaan Candi Jawa Timur dan Candi Jawa Tengah". 8 Oktober 2013. 
  7. ^ Dawson (1994), p. 10
  8. ^ "Sejarah Candi di Indonesia". 8 Oktober 2013. 
  9. ^ "Lingga Yoni". 8 Oktober 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-31. Diakses tanggal 2013-10-08. 

Read other articles:

This article is about Chairman of the Constitutional Court of Russia. It is not to be confused with Chairman (Chief Justice) of the Supreme Court of Russia. Chairman of the Constitutional Court of RussiaCoat of Arms of RussiaIncumbentValery Zorkinsince 21 February 2003Constitutional Court of RussiaTypePresiding judgeMember ofJudiciary of RussiaSeatSaint PetersburgNominatorPresident of RussiaAppointerFederation CouncilTerm length6 years, without terms limitsConstituting instrumentConstitu...

 

 

Peta Kekaisaran Romawi Suci pada tahun 1400 Status Imperii (Jerman: Reichsstand, jamak: Reichsstände) adalah wilayah Kekaisaran Romawi Suci yang memiliki perwakilan dan hak untuk bersuara di Dewan Kekaisaran (Reichstag). Penguasa wilayah tersebut juga memiliki status Reichsfreiheit, atau dalam kata lain mereka hanya tunduk kepada Kaisar Romawi Suci. Maka dari itu, mereka dapat memerintah wilayah mereka dengan otonomi yang cukup besar. Sistem status imperii menggantikan sistem yang membag...

 

 

Samuel Marsden Samuel Marsden (* 25. Juni 1765 in Farsley, Yorkshire, England; † 12. Mai 1838 in Windsor, New South Wales, Australien) war anglikanischer Geistlicher, Viehzüchter in New South Wales, als Missionar der Church Missionary Society (CMS) in New South Wales und Neuseeland tätig und Begründer der ersten christlichen Mission in Neuseeland. Inhaltsverzeichnis 1 Leben und Wirken 1.1 England 1.2 New South Wales 1.3 Neuseeland 2 Veröffentlichungen 3 Literatur 4 Weblinks 5 Einzelnach...

Bolsa de Singapur Tipo Bolsa de valoresCiudad SingapurGente clave Chew Choon Seng (Presidente)[1]​ Magnus Böcker (CEO) Low Check Kian (Director Independiente)Moneda Dólar de Singapurdólar de EE.UU.Listados 1174Capitalización bursátil USD 1,256 billones (nov. 2015)Volumen USD 987.431 millones (dic. 2015)Sitio web sgx.com[editar datos en Wikidata] La Bolsa de Singapur (en inglés: Singapore Exchange Limited, SGX) es una compañía holding de inversión localizada en Singapu...

 

 

Eine kanadische 3-Cent-Briefmarke von 1917, die auf Robert Harris’ Gemälde „Fathers of Confederation“ basiert. Als Väter der Konföderation (englisch Fathers of Confederation, französisch Pères de la Confédération) werden die Personen bezeichnet, die an der Charlottetown-Konferenz, der Québec-Konferenz und der Londoner Konferenz teilnahmen. Diese Konferenzen führten zur Kanadischen Konföderation, also der Vereinigung von Kronkolonien in Britisch-Nordamerika zum Bundesstaat Kana...

 

 

آخر ديك في مصرملصق الفيلممعلومات عامةالصنف الفني كوميديتاريخ الصدور 25 يناير 2017 2 مارس 2017مدة العرض 110 دقائقاللغة الأصلية اللغة العربيةالبلد  مصرموقع التصوير  مصرالطاقمالمخرج عمرو عرفةالكاتب أيمن بهجت قمرالبطولة محمد رمضانمي عمرهالة صدقيإنتصارليلى عز العربالتصوير وا

Pour les articles homonymes, voir Teisserenc de Bort et Bort. Le cratère Teisserenc de Bort en 2010. Teisserenc de Bort est un cratère d'impact de 119 km de diamètre situé sur Mars par 0,4º N et 45,0º E au point de rencontre des quadrangles d'Arabia, Syrtis Major, Sinus Sabaeus et Iapygia. Il a été nommé en référence au météorologue français Léon Teisserenc de Bort (1855-1913). Ses reliefs sont plutôt bien dessinés, mais des chenaux d'écoulement sont néanmoins visibles le l...

 

 

Village in South Governorate, LebanonAalma ech Chaab علما الشعبAlma ash-ShabVillageAalma ech ChaabCoordinates: 33°06′14″N 35°10′58″E / 33.10389°N 35.18278°E / 33.10389; 35.18278Grid position167/278 PALCountry LebanonGovernorateSouth GovernorateDistrictTyreHighest elevation1,250 ft (380 m)Population (2015)[1] • Total1,080Time zoneGMT +3 Aalma ech Chaab (Arabic: علما الشعب) is a village in th...

 

 

Not to be confused with Cybertron (disambiguation). 2000 filmCyberonDirected byBill Baggs[1]Written byLance ParkinProduced byBill BaggsCinematographyRichard HookingsEdited byAlistair LockMusic byAlistair LockDistributed byBBVRelease date 2000 (2000) Running time61 minutesLanguageEnglish Cyberon is a direct-to-video unofficial spin-off of the long-running British science fiction television series Doctor Who. It was released direct-to-DVD and produced by the independent production ...

Perumpamaan penabur, Illustrated New Testament Perumpamaan sebuah perumpamaan yang dijarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum pada Matius 13:3-23, Markus 4:1-20, dan Lukas 8:4-15 dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Seorang penabur benih Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang penabur benih yang menaburkan benihnya. Dikisahkan bahwa benih yang ditaburkan jatuh ke empat jenis tanah: sebagian benih jatuh di pinggir jalan sebagian benih...

 

 

Indian literary award Jnanpith AwardAward for individual contributions to LiteratureInstituted in 1961Citation plaqueAwarded forLiterary award in IndiaSponsored byBharatiya JnanpithReward(s)₹11 lakh (equivalent to ₹17 lakh or US$21,000 in 2023)First awarded1965Last awarded2022Most recent winnerDamodar MauzoHighlightsTotal awarded62First winnerG. Sankara KurupWebsitejnanpith.net The Jnanpith Award is the oldest and the highest Indian literary award presented annually by the Bh...

 

 

Old Museum, Berlin, 2023. Altes Museum adalah salah satu dari beberapa museum terkenal di Museum Island, Berlin, Jerman. Museum ini didirikan antara tahun 1823 hingga 1830 oleh arsitek Karl Friedrich Schinkel dengan gaya neoklasikal. Museum ini direstorasi tahun 1966. Pranala luar Wikimedia Commons memiliki media mengenai Altes Museum (Berlin). Altes Museum at GreatBuildings.com. Altes Museum Diarsipkan 2009-04-29 di Wayback Machine. at Archiseek.com. (Jerman) Altes Museum Diarsipkan 2007-05-...

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Gajanan Maharaj Temples – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2018) (Learn how and when to remove this template message) Gajanan Maharaj Temple at Omkareshwar The Gajanan Maharaj Temples are built to honor Sant Gajanan Maharaj, an Indian holy ...

 

 

Bank in the Philippines Asia United Bank CorporationA branch in Antipolo, RizalTypePublicTraded asPSE: AUBIndustryFinancial servicesFoundedOctober 31, 1997; 26 years ago (October 31, 1997)FounderJacinto NgHeadquartersJoy-Nostalg Center, No. 17 ADB Avenue, Ortigas Center, Pasig, Metro Manila, PhilippinesKey peopleJacinto L. Ng (Chairman Emeritus)Jonathan C. Ng (Chairman)Manuel A. Gomez (President)ProductsFinancial servicesServicesBankingRevenue₱15.07B(2020)Operating income...

 

 

2019 Netflix TV Series For the radio and television sitcom, see Chambers (series). ChambersGenre Supernatural Horror Drama Thriller Psychological horror Mystery Created byLeah RachelStarring Sivan Alyra Rose Marcus LaVoi Nicholas Galitzine Kyanna Simone Simpson Griffin Powell-Arcand Lilli Kay Sarah Mezzanotte Tony Goldwyn Uma Thurman ComposerJames S. LevineCountry of originUnited StatesOriginal languageEnglishNo. of seasons1No. of episodes10ProductionExecutive producers Leah Rachel Stephen Ga...

1945 novel by Fritz Leiber Destiny Times Three Cover of the first editionAuthorFritz LeiberCountryUnited StatesLanguageEnglishGenreScience fictionPublisherGalaxy Science Fiction NovelsPublication date1957 (standalone)Media typePrint (Paperback)Pages126 Destiny Times Three is an alternate timeline 1945 science fiction novel by American writer Fritz Leiber. It first appeared in Astounding Science Fiction in March and April 1945. In 1952 it featured in Five Science Fiction Novels published ...

 

 

1919 film directed by Kenneth Webb The Adventure ShopDirected byKenneth S. WebbWritten byHarry ConwayBud Fisher (story)George H. PlymptonStarringCorinne GriffithWalter McGrailRobert GaillardCinematographyTom MalloyProductioncompanyVitagraph StudiosDistributed byVitagraph StudiosRelease dateJanuary 6, 1919CountryUnited StatesLanguagesSilentEnglish intertitles The Adventure Shop is a 1919 American silent adventure film directed by Kenneth S. Webb and starring Corinne Griffith, Walter McGrail an...

 

 

Islamic religious seminary in northern Pakistan This article may require cleanup to meet Wikipedia's quality standards. The specific problem is: wrong use of bold text, repetitive linking, broken English, too much biographical information. Please help improve this article if you can. (February 2022) (Learn how and when to remove this template message) Darul Uloom Haqqaniaدار العلوم حقانیہTypeIslamic UniversityMadrasaDarul UloomEstablished23 September 1947; 76 years...

Video game publishing division of Adult Swim Adult Swim GamesTypeDivisionIndustryVideo gamesHeadquartersAtlanta, Georgia, USArea servedWorldwideParentAdult SwimWebsitewww.adultswim.com/games Adult Swim Games (stylized as adult swim games) (formerly Williams Street Games) is the video game publishing division of the Adult Swim brand of Cartoon Network. While Adult Swim had been publishing games since 2005, primarily based on their in-house franchises, it became an official publisher of origina...

 

 

Giuseppe Ferro Giuseppe Ferro (Frattamaggiore, 4 agosto 1901 – Campobasso, 9 aprile 1978) è stato un imprenditore italiano, la cui opera è stata importante per la ricostruzione industriale della regione Molise. Biografia Nato nel 1901 a Frattamaggiore, nella provincia di Napoli, fu terzo figlio di Domenico Ferro e di Elisa Buonanno, figlia del sindaco di Sant'Antimo. Il padre, operatore economico in attività con nove forni e nove carretti, nel 1910 si trasferì nel Molise con i suoi cinq...

 

 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!