Brahma (Buddhisme)

Loka atau alam kehidupan menurut Buddhisme
Brahma
Brahma (Phra Phrom) di Wat Yannawa, Bangkok, Thailand
Sanskertaब्रह्मा
Brahmā
PāliBrahma, Brahmā
Birmaဗြဟ္မာ
Tionghoa梵天
(Pinyin: Fàntiān)
Jepang梵天ぼんてん
(romaji: Bonten)
Korea범천
(RR: Beom Cheon)
Thaiพระพรหม
Phra Phrom
Tibetཚངས་པ་
Wylie: tshangs pa
THL: tsangpa
VietnamPhạm Thiên
Sinhalaබ්‍රහ්මයෝ

Brahma, dalam Buddhisme, adalah sebutan untuk makhluk dewa yang berkedudukan lebih tinggi dan menempati loka brahma (brahmaloka).[1][2] Brahma dikenal sebagai pelindung Dhamma (dharmapala).[3]

Meskipun serupa dengan makhluk di agama Hindu, brahma tidak pernah diyakini sebagai Tuhan atau dewa pencipta dalam kitab-kitab Buddhis awal.[4] Buddha juga menekankan pemaknaan sifat-sifat luhur (Brahmavihāra) versi-Nya, yaitu cinta kasih (mettā), belas kasih (karuṇā), simpati (mudita), dan ketenangan (upekkhā).[5] Meskipun para brahma mungkin memiliki kesaktian tertentu dan berumur panjang, mereka tidak kekal, tidak Maha Kuasa, dan tidak Maha Sempurna. Dalam tradisi Buddhis, brahma bernama Sahampati[6] muncul di hadapan Buddha dan memohon kepada-Nya untuk membabarkan Dhamma ketika Buddha telah mencapai kecerahan.[3] Seorang manusia, dengan kebajikan, juga mungkin terlahir kembali ke loka brahma.

Alam tempat tinggal para brahma adalah bagian dari kosmologi Buddhis.[7] Brahma merupakan penguasa atas loka-loka yang disebut brahmaloka,[2] alam untuk kelahiran kembali yang paling didambakan dalam tradisi-tradisi Buddhis.[8][9][10] Brahma umumnya digambarkan dalam budaya Buddhis sebagai makhluk dengan empat wajah dan empat lengan, dan berbagai variannya juga dapat ditemukan dalam budaya Buddhis Theravāda dan Mahāyāna.[3]

Sementara itu, Buddhisme awal secara moral tidak mengecam pemberian persembahan secara damai kepada para brahma. Sepanjang sejarah Buddhisme, pemujaan brahma, sering kali berasal dari keyakinan pra-Buddhis, kemudian disesuaikan menjadi praktik dan kepercayaan Buddhis. Sebagai bagian dari proses itu, brahma tersebut dinyatakan sebagai bawahan dari Tiga Permata.[11]

Asal-usul

Asal-usul brahma dalam agama Buddha dan agama-agama India lainnya tidak pasti, sebagian karena beberapa kata yang terkait seperti satu untuk Realitas Tertinggi metafisik (Brahman), dan kasta pendeta (Brahmana) ditemukan dalam literatur Weda. Menurut KN Jayatilleke, Regweda menyatakan skeptis terhadap eksistensi dewa-dewa utama seperti Indra,[12] serta sosok pencipta alam semesta yang dapat diketahui, sebagaimana ditunjukkan dalam buku kedelapan dan kesepuluh, khususnya dalam Nasadiya Sukta.[13][14]

Nyanyian rohani Weda akhir telah mulai menanyakan hakikat pengetahuan yang sejati dan sahih, verifikasi empiris, dan realitas absolut.[15] Upanisad awal dibangun di atas tema ini, sementara secara paralel muncul Buddhisme, Jainisme, dan tradisi skeptis lainnya. Agama Buddha menggunakan istilah brahma untuk menyangkal sesosok pencipta dan juga untuk menempatkannya (dan dewa-dewa lain seperti Indra) pada posisi yang tidak sepenting Buddha.[16][17][18]

Dalam literatur Hindu, salah satu penyebutan dewa brahma yang paling awal beserta dengan Wisnu dan Siwa adalah dalam Prapathaka ("pelajaran") kelima dari Maitrayaniya Upanishad, mungkin disusun pada akhir milenium ke-1 SM, setelah munculnya agama Buddha.[19][20][21] Konsep spiritual Brahman jauh lebih tua, dan beberapa sarjana menyarankan dewa Brahma mungkin telah muncul sebagai konsepsi personal dan ikon dengan atribut (versi saguna) dari prinsip universal impersonal yang disebut Brahman.[22] Buddhis menyerang konsep Brahma, ujar Gananath Obeyesekere, dan karenanya secara polemis menyerang konsep Weda dan Upanisad tentang Brahman sebagai suatu entitas metafisik abstrak yang netral-gender.[23]

Kedudukan

Kendati sama-sama merupakan agama berbasis darma, brahma dalam agama Buddha berbeda dengan Brahma dalam agama Hindu yang diyakini sebagai pencipta dunia. Mahābrahma, atau Brahma Agung, disebutkan dalam Dīgha Nikāya sebagai makhluk yang menempati alam atas.[24] Ia merupakan dewa pemimpin dan penguasa loka brahma.[25][26] Brahma, sebagai dewa yang berkedudukan lebih tinggi dalam kosmologi Buddhisme, juga bukan merupakan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada suatu kesempatan (Brahmāyācana Sutta, Saṁyutta Nikāya 6.1),[27] brahma bernama Sahampati, sesosok penguasa loka brahma, juga memohon pengajaran Buddha:

Kepercayaan bahwa dunia yang sekarang memiliki awal dan akhir—dengan merenungkan perumpamaan tentang rumah dengan pembangunnya—sampai pada kesimpulan bahwa dunia pasti memiliki pencipta: Sang Pencipta, Brahma, atau ‘Tuhan’ pada umumnya. Namun, menurut Buddhisme, terjadinya dunia merupakan suatu siklus. Pandangan ini meyakini bahwa banyak dunia yang telah terbentuk dan hancur pada masa lampau. Setelahnya, dunia yang baru akan menggantikan dunia yang sekarang pada masa yang akan datang dan seterusnya.[28][29] Dengan menekankan pada siklus terbentuknya dunia, Sang Buddha menolak kedudukan Mahābrahmā sebagai Tuhan, Pencipta, Yang Maha Kuasa, dan sebagainya dalam Brahmajāla Sutta, Dīgha Nikāya 1:[30]

... ‘Dan kemudian, para bhikkhu, makhluk yang pertama muncul di sana berpikir: “Aku adalah Brahmā, Mahā-Brahmā, Sang Penakluk, Yang Tak Tertaklukkan, Maha-Melihat, Maha-Kuasa, Yang Termulia, Pembuat dan Pencipta, Penguasa, Pengambil Keputusan dan Pemberi Perintah, Ayah dari semua yang telah ada dan yang akan ada. Makhluk-makhluk ini diciptakan olehku. Mengapa demikian? Karena pertama-tama aku memiliki pikiran: “Oh, seandainya beberapa makhluk lain dapat datang ke sini!” itu adalah keinginanku, dan kemudian makhluk-makhluk ini muncul!” Tetapi makhluk-makhluk lain yang muncul belakangan berpikir: “Ini, teman-teman, adalah Brahmā, Mahā-Brahmā, Sang Penakluk, Yang Tak Tertaklukkan, Maha-Melihat, Maha-Kuasa, Yang Termulia, Pembuat dan Pencipta, Penguasa, Pengambil Keputusan dan Pemberi Perintah, Ayah dari semua yang telah ada dan yang akan ada. Mengapa demikian? Kita telah melihat bahwa dia adalah yang pertama di sini, dan bahwa kita muncul setelah dia.”

‘Dan makhluk yang muncul pertama ini hidup lebih lama, lebih indah dan lebih berkuasa daripada makhluk lainnya. Dan mungkin terjadi bahwa beberapa makhluk jatuh dari alam itu dan muncul di dunia ini. Setelah muncul di dunia ini, ia pergi meninggalkan kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Setelah meninggalkan keduniawian, ia melalui usaha, upaya, penerapan, ketekunan dan perhatian benar telah mencapai suatu kondisi tertentu dari konsentrasi pikiran hingga mampu mengingat kehidupan sebelumnya yang terakhir, tetapi tidak mampu mengingat yang sebelum itu. Dan ia berpikir: “Brahmā itu, … ia menciptakan kami, dan ia kekal, stabil, abadi, tidak mengalami perubahan, sama selamanya. Tetapi kami yang diciptakan oleh Brahmā itu, kami tidak kekal, tidak stabil, berumur pendek, ditakdirkan terjatuh, dan kami datang ke dunia ini.”

Ini adalah kasus pertama di mana beberapa pertapa dan Brahmana menganut [pandangan-salah tentang] sebagian abadi dan sebagian tidak-abadi."[31]

Loka

Para brahma tinggal di loka atau alam bernama loka brahma yang terdiri atas loka brahma-materi-halus (rūpāvacarabhūmi), dan loka brahma-nonmateri (arūpavacarabhūmi). Loka ini merupakan loka tertinggi di sistem kosmologi Buddhis, berkedudukan di atas loka yang-penuh-kebahagiaan (kāmasugatibhūmi), dan berjumlah 20 loka:

  • 4 loka brahma-nonmateri (arūpavacarabhūmi):
  1. ākāsānañcāyatana
  2. viññāṇānañcāyatana
  3. ākiṁcanyāyatana
  4. nevasaññānāsaññāyatana
  • 16 loka brahma-materi-halus (rūpāvacarabhūmi):
    • 1 loka makhluk-tanpa-batin (asaññasattā)
    • 1 loka buah-besar (vehapphalā)
    • 5 loka kediaman-murni (suddhāvāsā)
      1. aviha
      2. atappa
      3. sudassa
      4. sudassī
      5. akaniṭṭha
    • 9 loka brahma-biasa:
    1. brahmapārisajja
    2. brahmapurohita
    3. mahābrahmā
    4. parittābha
    5. appamāṇābha
    6. ābhassara
    7. parittasubha
    8. appamāṇasubha
    9. subhakiṇha

Loka materi-halus (rūpāvacarabhūmi) disebut demikian karena para brahma yang tinggal di loka-loka ini memiliki tubuh yang sangat halus dan bahkan beberapa jenis materi sudah tidak ada di tubuh mereka. Loka nonmateri (arūpavacarabhūmi) berlokasi di atas loka materi-halus (rūpāvacarabhūmi) dan terdiri dari 4 tingkatan. Loka nonmateri disebut demikian karena makhluk yang terlahir di loka ini tidak memiliki tubuh jasmani sama sekali. Eksistensi kehidupan mereka hanyalah berupa fenomena mental atau batin.

Brahmavihāra

Pendekatan Buddhis awal terhadap brahma adalah menolak segala aspek pencipta, namun tetap mempertahankan aspek Brahmavihāra dari Brahma Hindu. Pemaknaan empat wajah brahma diinterpretasi ulang oleh Sang Buddha agar sesuai dengan ajaran Buddha (Dhamma), bukan ajaran Hindu, menjadi pemaknaan empat sifat luhur (brahmavihāra), yaitu cinta kasih (mettā), belas kasih (karuṇā), simpati (mudita), dan ketenangan (upekkhā).[5]

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Bonten Diarsipkan 2017-12-01 di Wayback Machine. Nichiren Buddhism Library, Soka Gakkai
  2. ^ a b Yuvraj Krishan (1996). The Buddha Image: Its Origin and Development. Bharatiya Vidya Bhavan. hlm. 120. ISBN 978-81-215-0565-9. 
  3. ^ a b c Robert E. Buswell Jr.; Donald S. Lopez Jr. (2013). The Princeton Dictionary of Buddhism. Princeton University Press. hlm. 141–142. ISBN 978-1-4008-4805-8. 
  4. ^ Peter Harvey (2013). An Introduction to Buddhism: Teachings, History and Practices. Cambridge University Press. hlm. 37–38. ISBN 978-0-521-85942-4. 
  5. ^ a b Gananath Obeyesekere (2006). Karma and Rebirth: A Cross Cultural Study. Motilal Banarsidass. hlm. 177–179. ISBN 978-81-208-2609-0. 
  6. ^ "Ayacana Sutta: The Request". www.accesstoinsight.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-01-08. 
  7. ^ Robert E. Buswell Jr.; Donald S. Lopez Jr. (2013). The Princeton Dictionary of Buddhism. Princeton University Press. hlm. 142, Article on brahmaloka. ISBN 978-1-4008-4805-8. 
  8. ^ Trainor, Kevin (2004), Buddhism: The Illustrated Guide, Oxford University Press, hlm. 62, ISBN 978-0-19-517398-7 
  9. ^ Merv Fowler (1999). Buddhism: Beliefs and Practices. Sussex Academic Press. hlm. 65. ISBN 978-1-898723-66-0. [pranala nonaktif permanen], Quote: "For a vast majority of Buddhists in Theravadin countries, however, the order of monks is seen by lay Buddhists as a means of gaining the most merit in the hope of accumulating good karma for a better rebirth."
  10. ^ Christopher Gowans (2004). Philosophy of the Buddha: An Introduction. Routledge. hlm. 169. ISBN 978-1-134-46973-4. 
  11. ^ Buswell, Robert E., ed. (2004). Encyclopedia of Buddhism. New York: Macmillan Reference, USA. hlm. 467. ISBN 978-0-02-865718-9. 
  12. ^ KN Jayatilleke (1998). Early Buddhist Theory of Knowledge. Motilal Banarsidass. hlm. 24 with footnote 2. ISBN 978-81-208-0619-1. , Quote: "What evidence is there for the existence of Indra unless someone has seen him? One stanza in a hymn says, 'One and another say, there is no Indra. Who hath beheld him? Whom then shall we honor?' - Rigveda 8.100.3, in Griffith: 8.89.3"
  13. ^ KN Jayatilleke (1998). Early Buddhist Theory of Knowledge. Motilal Banarsidass. hlm. 21, 24. ISBN 978-81-208-0619-1. 
  14. ^ James Thrower (1980). The Alternative Tradition: Religion and the Rejection of Religion in the Ancient World. Walter de Gruyter. hlm. 40, 43–44. ISBN 978-90-279-7997-1. 
  15. ^ KN Jayatilleke (1998). Early Buddhist Theory of Knowledge. Motilal Banarsidass. hlm. 24, 27–28. ISBN 978-81-208-0619-1.  Quote: "Here for the first time there is an expression of doubt about the possibility of knowing certain things and a dim awareness that some sort of evidence was necessary before we can afford to make factual assertions. What evidence is there for the existence of Indra unless someone has seen him? (...)"
  16. ^ KN Jayatilleke (1998). Early Buddhist Theory of Knowledge. Motilal Banarsidass. hlm. 21, 24, 27–28. ISBN 978-81-208-0619-1. 
  17. ^ Antonio T. de Nicolás (2003). Meditations Through the Rig Veda: Four-Dimensional Man. iUniverse. hlm. 68–70. ISBN 978-0-595-26925-9. 
  18. ^ James Thrower (1980). The Alternative Tradition: Religion and the Rejection of Religion in the Ancient World. Walter de Gruyter. hlm. 35–46. ISBN 978-90-279-7997-1. 
  19. ^ Hume, Robert Ernest (1921), The Thirteen Principal Upanishads, Oxford University Press, hlm. 422–424 
  20. ^ KN Jayatilleke (1998). Early Buddhist Theory of Knowledge. Motilal Banarsidass. hlm. 68, 374. ISBN 978-81-208-0619-1. , Quote: "We may conclude from the above that the rise of Buddhism is not far removed in time from, though it is prior to, the Maitri Upanishad".
  21. ^ Jan Gonda (1968), The Hindu Trinity, Anthropos, Vol. 63, pages 215-219
  22. ^ Bruce Sullivan (1999), Seer of the Fifth Veda, Motilal Banarsidass, ISBN 978-8120816763, pages 82-83
  23. ^ Obeyesekere, Gananath (2006). Karma & rebirth: a cross cultural study (edisi ke-1. Indian ed). Delhi: Motilal Banarsidass Publ. hlm. 177–179. ISBN 978-81-208-2609-0. 
  24. ^ Peter Harvey (2013). An Introduction to Buddhism: Teachings, History and Practices. Cambridge University Press. hlm. 35–36. ISBN 978-0-521-85942-4. 
  25. ^ Richard K. Payne; Taigen Dan Leighton (2006). Discourse and Ideology in Medieval Japanese Buddhism. Routledge. hlm. 57–58. ISBN 978-1-134-24210-8. 
  26. ^ Joseph Edkins. Chinese Buddhism: A Volume of Sketches, Historical, Descriptive and Critical. Trübner. hlm. 224–225. 
  27. ^ Anggara, Indra. "SN 6.1: Brahmāyācanasutta". SuttaCentral. Diakses tanggal 2022-09-18. 
  28. ^ Nasiman, Nurwito. 2017 (III). Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti untuk SMA Kelas X. ISBN 978-602-427-074-2. "Dalam mencari sebab pertama permulaan dunia, mereka gagal. Namun, dengan merenungkan tentang rumah dan bangunan dengan perancang dan pembangunnya, mereka sampai pada kesimpulan bahwa dunia ini pasti memiliki penciptanya dan ia pastilah Sang Pencipta, mahabrahma, atau ‘Tuhan’."
  29. ^ Corneles Wowor, M.A. "Ketuhanan Yang Mahaesa Dalam Agama Buddha". Website Buddhis Samaggi Phala. "Mereka antara lain: 1. Helmut von Glasenapp, Buddhism, A Non-Theistic Religion. 2. Douglas M. Burns, M.D., Buddhism, Science and Atheism. Kedua penulis ini menitikberatkan pengertian atau konsep Ketuhanan seperti konsep Ketuhanan yang ada pada agama lain di luar agama Buddha. Mereka menanggapi dengan serius tentang Maha Brahma sebagai pencipta yang ditolak oleh Sang Buddha. Bila Maha Brahma dilegitimasikan sebagai atau sama dengan Ketuhanan dalam agama tersebut, ini berarti bahwa Ketuhanan dalam agama tersebut pun turun derajatnya menjadi dewa atau manusia! Jelas pandangan seperti ini adalah keliru. Menurut pandangan Buddhis, Maha Brahma yang disebutkan dalam Brahmajala Sutta adalah mahluk yang belum mencapi tingkat kesucian, dan pada suatu waktu kelak bila karma baik Maha Brahma tersebut untuk hidup di alam Maha Brahma itu telah habis, maka Maha Brahma itu akan terlahir di alam yang lebih rendah yaitu di alam para dewa (devaloka) atau terlahir sebagai manusia. Banyak penulis yang berpandangan seperti di atas, tapi karena terbatasnya waktu maka cukup dua penulis itu yang disinggung di sini."
  30. ^ Anggara, Indra. "DN 1: Brahmajālasutta". SuttaCentral. Diakses tanggal 2022-09-18. 
  31. ^ Sutta Pitaka, Digha Nikaya I, Proyek Pengadaan Kitab Suci Buddha hal 22-24. "Kecuali alam Suddhavasa (Aviha, Atappa, Sudassa, Sudassi dan Akahittha) dari 31 alam ini yaitu 26 alam pernah menjadi tempat kelahiran dari mahluk yang telah menjadi manusia sekarang. Dengan kata lain kita dapat terlahir di 26 alam tersebut, tapi selama kita belum mencapai kesucian atau kebebasan mutlak maka alam kehidupan kita berubah terus. Terlahir kembali menurut pandangan Buddhis yaitu kelahiran seseorang di antara 31 alam kehidupan tersebut. Dalam ungkapan "Bila seorang meninggal dunia maka ia akan langsung terlahir kembali" ini berarti orang tersebut langsung terlahir kembali di salah satu alam dari 31 alam, dan kelahiran ini tergantung dari amal perbuatan selama hidup juga sampai di mana kematangan batinnya. Lima alam Suddhavasa adalah khusus tempat kelahiran para anagami dan dari alam-akam Suddhavasa ini mereka akan parinibbana yang berarti tidak akan terlahir lagi sebagai mahluk di alam mana pun. Nibbana (nirvana) bukan alam tetapi sesuatu keadaan batin yang bebas dari belenggu."

Read other articles:

Untuk film berjudul mirip, lihat The Promise. PromisePoster filmSutradara Asep Kusdinar Produser Sukhdev Singh Wicky V. Olindo Robert Ronny Ditulis oleh Sukhdev Singh Tisa TS Skenario Sukhdev Singh Tisa TS Pemeran Dimas Anggara Amanda Rawles Mikha Tambayong Boy William Mawar Eva de Jongh Ricky Cuaca Surya Saputra Ira Wibowo Asha Kenyeri Bermudez Penata musikJoseph S. DjafarSinematograferRama HermawanPenyuntingWawan I. WibowoPerusahaanproduksi Screenplay Films Legacy Pictures Tanggal ril...

 

Swiss business education school This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article contains content that is written like an advertisement. Please help improve it by removing promotional content and inappropriate external links, and by adding encyclopedic content written from a neutral point of view. (March 2021) (Learn how and when to remove this template message)This article ne...

 

Die Große Passion bezeichnet ein Druckwerk Albrecht Dürers, das 1511 bei Hieronymus Höltzel gedruckt wurde. Es handelt sich um ein Buch, das die Passionsgeschichte Christi anhand von lateinischem Text und 12 Holzschnitten erzählt. Text Der Text der Großen Passion stammt von Benedictus Chelidonius, einem humanistischen Mönch des Nürnberger Schottenklosters St. Egidiens und späteren Abt des Wiener Schottenstifts. Es handelt sich im Inhalt um die Passionsgeschichte Christi, die jedoch ni...

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (نوفمبر 2019) الدوري الإيطالي الدرجة الثانية 1967–68 تفاصيل الموسم الدوري الإيطالي الدرجة الثانية  النسخة 36  البلد إ

 

List of mistresses to English and British monarchs Fair Rosamund, an imaginary portrait of Rosamund Clifford, the most famous mistress of King Henry II of England, by Dante Gabriel Rossetti. Rosamund was rumored to have been poisoned by Henry II's wife, Queen Eleanor of Aquitaine, in some legends.It has been suggested that List of English royal mistresses be merged into this section. (Discuss) Proposed since October 2023. In the English or British court, a royal mistress is a woman who is the...

 

Peta etnolinguistik Tiongkok. Berbagai kelompok etnis mendiami Tiongkok, wilayah yang diklaim oleh Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok Taiwan (Taiwan). Orang-orang Han Tiongkok merupakan kelompok etnis terbesar di Tiongkok Daratan. Pada tahun 2010, 91,51% atau sekitar 1,2 miliar dari populasi diklasifikasikan sebagai Han.[1] Selain mayoritas Han Tiongkok, 55 kelompok etnis (minoritas) lainnya telah dikategorikan di Tiongkok saat ini, berjumlah sekitar 105 juta orang (8%) ya...

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (مايو 2021) الأمير الأخضرThe Green Prince (بالإنجليزية) معلومات عامةالصنف الفني فيلم وثائقي[1] الموضوع القضية الفلسطينية تاريخ الانتاج 2014تاريخ الصدور 2014 27 نوفمبر 2014[2] (أل

 

Prominent legal school in Sunni Islam For other uses, see Hanbali (nisba). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Hanbali school – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (June 2021) (Learn how and when to remove this template message) Part of a series onSunni Islam Beliefs God Prophets and Mess...

 

1925 film BlarneyAdvertisement from magazine cover pageDirected byMarcel De SanoWritten byMarcel De SanoAlbert E. LewinJoseph Farnham (titles)Based onIn Praise of John Carabineby Brian Oswald Donn-ByrneStarringRalph GravesPaulette DuvalRenée AdoréeCinematographyBen ReynoldsDistributed byMetro-Goldwyn-MayerRelease date September 26, 1925 (1925-09-26) (United States) Running time50 minutesCountryUnited StatesLanguageSilent (English intertitles) Blarney is a 1926 American si...

На-На Основна інформаціяЖанр попРоки з 1989Країна  Росія і  СРСРМісто МоскваСклад Політов Володимир Петрович і Жерьобкін В'ячеслав Пантелійовичna-nax.com На-На у Вікісховищі «На-На» — радянський і російський поп-гурт з Москви. Заснований в 1989 році Барі Ал...

 

У этого термина существуют и другие значения, см. Балалайка (значения). Балалайка Диапазон(и строй) Академический унисонно-квартовый строй EEA и диапазон балалайки прима с 24 ладами Классификация Струнный щипковый музыкальный инструмент, хордофон Родственные инструменты ...

 

2005 Indian filmSuddha (The Cleansing Rites)Directed byRamchandra P. N.Written byRamchandra P. N.Dialogues:Narayana NandalikeMohan MarnadSurendra KumarProduced bySonk FilmsCinematographySameer MahajanEdited byRamchandra PNRelease date2005Running time105 minutesCountryIndiaLanguageTulu Suddha, also called The Cleansing Rites, is an Indian film, the first-ever Tulu language film shot in the digital format. The 105-minute film was shot in 2004 in a village called Marnad near Mangalore, Karnataka...

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Monaghan GAA – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2010) (Learn how and when to remove this template message) Gaelic games governing body Monaghan GAAIrish:MuineachánNickname(s):The Oriel CountyThe Farney ArmyProvince:UlsterDominant sport:Ga...

 

Historical Landmark in Sacramento, United States What Cheer HouseThe What Cheer House as the Sackett HotelLocation102 K Street Sacramento, CaliforniaCoordinates38°34′56″N 121°30′21″W / 38.5823°N 121.5058°W / 38.5823; -121.5058Built1853 California Historical LandmarkDesignatedMay 22, 1957Reference no.597 Location of What Cheer House in CaliforniaShow map of CaliforniaWhat Cheer House (Sacramento, California) (the United States)Show map of the United Sta...

 

This article may rely excessively on sources too closely associated with the subject, potentially preventing the article from being verifiable and neutral. Please help improve it by replacing them with more appropriate citations to reliable, independent, third-party sources. (April 2019) (Learn how and when to remove this template message) Code ProjectType of siteNetwork for computer programmersAvailable inEnglishOwnerCode ProjectCreated byChris Maunder, David CunninghamURLwww.codep...

Counter-Strike:Source map MalvinasCounter-Strike locationFirst appearanceCounter-Strike: SourceCreated byDattatecBased onFalkland IslandsGenreFirst-person shooter Counter-Strike: Malvinas[a] is an unofficial multiplayer video game map for Counter-Strike: Source, developed and distributed by Argentinian[1] web hosting company Dattatec. The map was released on March 4, 2013 and was created using the Source game engine. The map is set in Stanley, the capital of the Falkland Islan...

 

Town in Maharashtra, IndiaDabhadiTownDabhadiLocation in Maharashtra, IndiaCoordinates: 20°33′24″N 74°28′09″E / 20.5567775°N 74.4691086°E / 20.5567775; 74.4691086Country IndiaStateMaharashtraDistrictNashikLanguages • OfficialMarathiTime zoneUTC+5:30 (IST)PIN423201Websitehttp://www.dabhadi.com Dabhadi is a small town in Malegaon taluka of Nashik district in the Indian state of Maharashtra.[1] It is located on Maharashtra State Highway...

 

US college basketball award Bevo Francis AwardAwarded forThe nation’s top small college basketball playerCountryUnited StatesPresented bySmall College Basketball FoundationHistoryFirst award2016Most recentRJ Sunahara, Nova SoutheasternWebsitehttps://www.smallcollegebasketball.com/bevo-francis-award-2 The Bevo Francis Award is a college basketball award given annually since 2016. The award recognizes the top small college basketball player in the United States for a given season. The award i...

Hospital in Florida, United States Hospital in FL, United StatesWolfson Children's HospitalBaptist HealthThe hospital pictured in 2016GeographyLocation800 Prudential Drive, Jacksonville, FL, United StatesCoordinates30°18′55″N 81°39′48″W / 30.315207°N 81.663234°W / 30.315207; -81.663234OrganizationCare systemChildren's hospitalFundingNon-profit hospitalTypeSpecialistAffiliated universityUniversity of Florida College of Medicine-JacksonvilleServicesEmergency ...

 

American diplomat For other people with similar names, see David Hill. David Jayne HillUnited States Ambassador to GermanyIn officeJune 14, 1908 – September 2, 1911PresidentTheodore RooseveltWilliam Howard TaftPreceded byCharlemagne TowerSucceeded byJohn G. A. LeishmanUnited States Ambassador to the NetherlandsIn officeJuly 15, 1905 – June 1, 1908Preceded byStanford NewelSucceeded byArthur M. BeaupreUnited States Ambassador to SwitzerlandIn officeJanuary 7, 1903 –...

 

Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!