Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pembangunan pedesaan

Anggota kelompok tani masyarakat bekerja di ladang mereka masyarakat dekat kota Masi Manimba, Provinsi Bandundu, DRC.

Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial budaya, karakterisktik fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan pemukiman.[1][2]

Fenomena kesenjangan perkembangan antar wilayah di suatu negara, meliputi wilayah-wilayah yang sudah maju dan wilayah-wilayah yang sedang berkembang memicu kesenjangan sosial antar wilayah.[1][3] Salah satu faktor terjadi kesenjangan antara desa dan kota karena pembangunan ekonomi sebelumnya cenderung bias kota (urban bias).[1] Sebagai dampak pemberlakuan model pembangunan yang bias perkotaan, sektor pertanian yang identik dengan ekonomi perdesaan mengalami kemerosotan.[1][4] Dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri dan jasa, yang identik dengan ekonomi perkotaan, sektor pertanian menjadi semakin tertinggal.[1][4] Untuk mengatasi hal tersebut, setiap negara mencoba melakukan tindakan intervensi untuk mengurangi tingkat kesenjangan antar wilayah dengan melakukan pembangunan pedesaan.[1]

Faktor-faktor kemiskinan yang terjadi di masyarakat pedesaan cenderung lebih bersifat struktural dibandingkan bersifat kultural.[1][2] Dalam kasus ini, masyarakat pedesaan diidentikkan dengan perilaku dan sikap yang dianggap kolot dan tradisional dihadapkan dengan sikap dan perilaku orang kota yang maju dan modern.[1] Terjadinya keterbelakangan sosial masyarakat desa dalam pembangunan dinisbatkan karena sulitnya masyarakat desa menerima budaya modernisasi, sulit untuk menerima teknologi baru, malas, dan tidak mempunyai motivasi yang kuat, merasa cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan pokok yang paling dasar, dan budaya berbagi kemiskinan bersama.[1][2]

Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan untuk memperkuat fondasi perekonimian negara, mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah, sebagai solusi bagi perubahan sosial, desa sebagai basis perubahan.[1] Dalam realisasinya, pembangunan pedesaan memungkinkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi digerakkan ke pedesaan sehingga desa menjadi tempat yang menarik sebagai tempat tinggal dan mencari penghidupan.[1] Infrastruktur desa, seperti irigasi, sarana dan prasarana transportasi, listrik, telepon, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana- sarana lain yang dibutuhkan, harus bisa disediakan sehingga memungkinkan desa maju dan berkembang.[1][2]

Skala prioritas pembangunan pedesaan yang berbasis pada pengembangan pedesaan (rural based development), meliputi:[1]

Selanjutnya, model intervensi terhadap proses pembangunan pedesaan bertumpu pada pandangan yang menganggap bahwa pengkotaan pedesaan (rural urbanization) yang berdasarkan pengembangan perkotaan dan pedesaan sebagai kesatuan ekonomi dan kawasan serta pengembangan kegiatan pertanian secara modern melalui mekanisasi dan industrialisasi pertanian dan penerapan standar pelayanan minimum yang sama antara desa dan kota.[1][5] Dalam intervensi pembanguan pedesaan digunakan analisis terhadap anatomi desa sehingga tidak kontraproduktif dalam merealisasikan pembangunan pedesaan.[1][3] Anatomi tersebut mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial- budaya, karakterisktik fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan pemukiman sehingga dalam pembangunan pedesaan berlandaskan pada kearifan lokal.[1][2]

Lihat juga

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p A. Helmy Faishal Zaini. "Pembangunan Pedesaan". Diakses tanggal 14 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b c d e Daldjoeni, N dan A. Suyitno (2004). Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung: PT. Alumni. 
  3. ^ a b Hulme, David & M. Turner (1990). Sociology of Development: Theories, Policies and Practices. Hertfordshire: Harvester Whearsheaf. 
  4. ^ a b Adisasmita, Rahardjo (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 
  5. ^ Korten, David C. (1984). Pembangunan yang Memihak Rakyat. Jakarta: Lembaga Studi Pembangunan. 

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Pembangunan pedesaan

Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Pembangunan pertanian Geografi pembangunan Pembangunan berkelanjutan Tujuan Pembangunan Milenium Laporan Pembangunan Manusia Pembangunan nasional Indonesia Administrasi pembangunan Daftar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Daftar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Pembangunan pedesaan Ekonomi pembangunan Satyalancana Pembangunan Inspektorat Utama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indone…

sia Menteri Pembangunan Masyarakat Indonesia Kabinet Pembangunan VII Sekolah Pembangunan Jaya Trilogi Pembangunan Kabinet Pembangunan Daftar Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Kebijakan Pembangunan Nasional Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pembangunan di Dubai Kabinet Pembangunan V Kabinet Pembangunan I Universitas Pembangunan Jaya SMK Pertanian Pembangunan Negeri Kupang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDS BPS&K I Pembangunan Sekretariat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Kabinet Pembangunan III Universitas Tunas Pembangunan SDS BPS&K Pembangunan III Daftar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Kabinet Pembangunan VI Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Indeks pembangunan manusia Indonesia Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Asosiasi Pembangunan Internasional Laporan Pembangunan Manusia 2016 SD Pembangunan Al Hikmah Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Direktora

Kembali kehalaman sebelumnya