Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka terletak pada ketinggian yang lebih tinggi 5 meter dari jalan raya di sekitarnya.[1] Museum ini menghadap ke arah barat atau Danau Maninjau dan membelakang ke arah timur.[1] Museum ini memiliki bentuk arsitektur layaknya Rumah Gadang dengan atap bergonjong dan hiasan ukiran Minang.
Museum ini mulai dibuka pukul 8.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Namun biasanya akan tetap dibuka untuk sementara waktu meski pengunjung melewati batas waktu kunjungan.[2] Dari sekian orang yang mengunjungi museum ini, kebanyakan mereka bukan orang Indonesia, melainkan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Sejarah
Bangunan museum ini sebelumnya merupakan rumah yang ditempati Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab dipanggil Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang.[3] Rumah milik nenek Hamka tersebut hampir diluluhlantakan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.[3] Setelah sekian lama, pada tahun 2000 muncul gagasan dari Gubernur Sumatera Barat, Zainal Bakar untuk membangun kembali rumah tersebut dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya lalu menjadikannya sebagai museum.[4] Dengan bantuan dana dari berbagai pihak baik yang ada di Sumatera Barat maupun di luar Sumatera Barat terutama Malaysia, dalam waktu 11 bulan pembangunan museum ini dapat diselesaikan dan diresmikan oleh Zainal Bakar pada tanggal 11 November2001.[5]
Koleksi
Di dalam Kelahiran Buya Hamka terdapat berbagai benda dan artefak yang berhubungan dengan Buya Hamka.[6] Sebanyak 31 judul buku yang dikarang oleh Buya Hamka tersimpan di dalam lima rak buku berbahan kaca.[7] Selain itu, terdapat pula majalah dan arsip-arsip tentang Hamka tersimpan di dalam lemari kaca. Sementara itu, puluhan foto terpajang di dinding-dinding hampir setiap sudut ruangan. Namun banyak keterangan foto yang tidak akurat, seperti foto Hamka bersama mantan Ketua MPR/DPRAmir Machmud misalnya yang ditulis "Hamka bersama Hamir Marmut".
Selain foto bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan sejumlah tokoh lain, juga terdapat foto Hamka semenjak kanak-kanak, remaja, hingga foto lautan manusia mengantar jenazah Hamka ketika meninggal pada tahun 1981. Terpajang pula foto yang menggambarkan kedekatan Hamka ketika masih remaja dengan Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia dan ketua partai Masyumi kelahiran Alahan Panjang, Solok yang aslinya juga berasal dari Maninjau.[8]
Di ruang tamu museum, terdapat sebuah meja tempat pengunjung mengisi buku tamu.[3] Di sebelah ruang tamu, tersusun 5 rak buku kaca tempat menyimpan buku-buku koleksi museum yang jumlahnya sekitar 200 judul. Namun dari sekitar 118 judul karya Hamka, yang tersimpan di museum ini hanya 28 judul.
Di ruang kamar, terdapat tempat tidur dengan kain kelambu berwarna putih yang dahulu menjadi tempat tidur Hamka.[1] Selain itu, juga terdapat ruang khusus yang dilengapi kursi-kursi peninggalan orang tua Hamka, lampu gantung kuno, 1 koper ketika Hamka pertama kali berangkat haji, 8 tongkat, dan baju wisuda lengkap dengan toga ketika Hamka dikukuhkan menjadi Doktor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Sebagian besar benda-benda peninggalan tersebut merupakan sumbangan dari berbagai pihak, terutama dari keluarga Hamka dan Universitas Kebangsaan Malaysia.
^Pratama, Yudha Oka (Oktober 2021). "Nagari Sungai Batang: Tempat Kelahiran Hamka dan Destinasi Wisata Budaya". Dalam Ferdinal, Satria, R. P., dan Anugrah, S. Hamka, Sastra, Wisata dan Industri(PDF). Padang: LPPM - Universitas Andalas. hlm. 3. ISBN978-623-345-952-5.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link)
Museum British Museum Museum Mesir Museum Västerbottens Museum Jerman Museum Vatikan Museum Pergamon Museum Serawak Museum Bali Museum Yugoslavia Museum Nasional Indonesia Museum Altes Museum Manusia Purba Sangiran Museum Olahraga Museum Australia Museum Lampung Museum Guggenheim Museum Keraton Yogyakarta Museum Pleret Museum Maluku Museum Brunei Museum Nasional Ketransmigrasian Museum Neues Museum Sumatera Utara Museum Melbourne Museum Aceh Museum Manchester Museum Kailasa Museum Trowulan Museum Nasional Singapura Museum Norton Simon Museum Indonesia Museum Karmawibhangga Museum Kimchi Museu…
m Waja Sampai Kaputing Museum Arkeologi Istanbul Museum Sandi Daftar museum di Provinsi DKI Jakarta Museum Ukir Nusantara Museum Victoria dan Albert Museum Ashmolean Museum Tembi Museum Liangzhu Museum Mandiri Museum Purbakala Muara Kaman Museum Persenjataan Istana Museum Seni Kontemporer Museum Fatahillah Museum Etnografi, Beograd Museum Lambung Mangkurat Museum Ranggawarsita Museum Rekor Indonesia Museum Frida Kahlo Museum Adityawarman Museum Negeri Mpu Tantular Museum Mathura Daftar museum di Jawa Tengah Museum Deli Serdang Museum Kepolisian Negara Republik Indonesia Museum Israel Museum Sakip Sabanci Museum Seni Rupa, Boston Museum Balanga Museum Negeri Gayo Museum Van Gogh Museum Amuse Museum Wayang Museum Getty Museum Biologi Universitas Gadjah Mada Museum Sejarah Alam, London Museum Kucing Moskow Monmouth Museum Museum Batak, Balige Museum 4 Juni Museum Brawijaya Museum Vasa Museum CIA Museum Koptik Museum Pusaka Nias Museum Affandi Museum Koleksi dan Galeri Raz Museum der Brotkultur Museum Brooklyn Museum Östasiatiska Museum Volkenkunde Museum Nanjing Museum Universitas Gadjah Mada Garden Museum Museum Shanxi Museum Peradaban Asia Museum Toleransi Museum Transportasi Museu