Museum Mesir atau Museum Kairo adalah sebuah museum di Kairo, Mesir. Museum ini adalah rumah bagi koleksi antik bangsa Mesir kuno dan memiliki 120.000 koleksi.
Museum Mesir didirikan pada tahun 1835 di dekat Taman Ezbekeyah atas perintah dari Muhammad Ali Pasya.[1] Pada tahun 1858, seluruh koleksi Museum Mesir diberikan kepada Archduke Maximilian dari Austria dan membuat Museum Mesir ditutup. Namun pada tahun 1858, Muhammad Sa'id Pasya selaku Raja Mesir yang baru telah diyakinkan oleh François Auguste Ferdinand Mariette untuk mendirikan Museum Mesir yang baru di Bulaq pada bagian tepi sungai Nil bagian timur.[2] Dia menyewa seorang arsitek Prancis untuk merancang dan membangun sebuah museum baru untuk barang antik. Pada tahun 1878 setelah gedung museum selesai kemudian mengalami beberapa kerusakan kecil, banjir dari Sungai Nil menyebabkan barang antik selanjutnya direlokasi ke museum lain di Giza. Artefak tetap di Giza sampai 1902 ketika museum dipindah ke lokasi terakhirnya.[butuh rujukan] Kini, Museum Mesir terletak di Tahrir Square.[3]
Arsitektur pada Museum Mesir dirancang oleh seorag arsitek asal Prancis yaitu Marcel-Lazare Dourgnon. Pembangunan Museum Mesir dilaksanakan oleh perusahaan konstruksi asal Italia yaitu Garozzo-Zaffarani.[4] Museum Mesir memiliki dua lantai sejak tahun 2010.[5]
Di lantai dasar ada koleksi papirus dan koin yang digunakan dalam dunia kuno. Berbagai potongan papirus umumnya fragmen kecil, karena pembusukan mereka selama dua ribu tahun terakhir. Beberapa bahasa yang ditemukan pada potongan-potongan ini adalah Yunani, Latin, Arab, dan Mesir Kuno dari tulisan hieroglif. Koin-koin yang ditemui di lantai dasar terbuat dari bermacam logam berbeda termasuk emas, perak, dan perunggu. Koin-koin tersebut tidak hanya Mesir, tetapi juga Yunani, Romawi, dan Islam. Hal ini telah membantu sejarawan penelitian sejarah perdagangan Mesir Kuno. Juga di lantai dasar adalah artefak dari Kerajaan Baru, jangka waktu antara 1550 dan 1069 SM. Artefak ini umumnya lebih besar dari koleksi abad sebelumnya. Barang-barang termasuk patung, meja, dan peti mati (sarkofagus).
Di lantai pertama ada artefak dari dua dinasti terakhir Mesir termasuk barang dari makam para Firaun Thutmosis III, Thutmosis IV, Amenophis II, Hatshepsut, dan punggawa Maiherpri, serta banyak artefak dari Lembah Para Raja.
Pada tanggal 28 Januari 2011 saat Revolusi Mesir 2011, museum ini didobrak oleh ratusan orang dan dua mumi dilaporkan hancur.[6][7] Selain itu, sejumlah koleksi dilaporkan hilang, walaupun beberapa di antaranya kemudian didapatkan kembali berceceran di sekitar museum ataupun disita oleh polisi.[8]