Dari atas, kiri ke kanan: Jukung Teratai (Pasar Terapung, ikon kota Banjarmasin), Menara Pandang, Masjid Sultan Suriansyah, Tari Baksa Kembang, Patung Bekantan
Banjarmasin adalah kota terbesar di provinsi Kalimantan Selatan, yang berada di Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibu kota provinsi Kalimantan (1945–1956) dan provinsi Kalimantan Selatan (1956–2022). Kota Banjarmasin yang dijuluki Kota Seribu Sungai ini memiliki wilayah seluas 98,46 km² yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah pulau kecil (delta) yang dipisahkan oleh sungai-sungai di antaranya Pulau Tatas, Pulau Kelayan, Pulau Rantauan Keliling, Pulau Insan, Pulau Kembang, Pulau Bromo dan lain-lain.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri pada akhir tahun 2023, Kota Banjarmasin memiliki penduduk sebanyak 678.243 jiwa dengan kepadatan 6.900 jiwa/km².[1][2] Wilayah metropolitan Banjarmasin yaitu Banjar Bakula memiliki penduduk sekitar 2,2 juta jiwa.[2]
Kota Banjarmasin sebelum tahun 1526 adalah nama kampung yang terletak di bagian utara muara Sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Banjarmasin berasal dari kata Banjarmasih, nama asli Banjarmasin sebelum dirobah nama oleh Belanda dari kata Banjarmasih. Dalam kontrak di abad ke-17 (tahun 1663) dengan VOC masih kita dapatkan istilah Bandzermasch (Banjarmasih). Banjarmasih adalah nama suatu kampung di muara sungai Kuin, sebuah anak sungai Barito, Muara Kuin terletak antara pulau Kembang dan pulau Alalak.
Kampung Banjar Masih terbentuk oleh lima aliran sungai kecil, yaitu Sungai Sipandai, Sungai Sigaling, Sungai Keramat, Sungai Jagabaya dan Sungai Pangeran yang semuanya bertemu membentuk sebuah danau. Kata Banjar berasal dari Bahasa Melayu yang berarti kampung atau juga berarti berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian sungai.[7][8]
Pada abad ke-16, muncul Kerajaan Banjar Masih dengan raja pertama Raden Samudera, seorang pelarian yang terancam keselamatannya oleh pamannya Pangeran Tumenggung yang menjadi raja Kerajaan Negara Daha sebuah kerajaan Hindu di pedalaman (Hulu Sungai). Kebencian Pangeran Tumenggung terjadi ketika Maharaja Sukarama masih hidup berwasiat agar cucunya Raden Samudera yang kelak menggantikannya sebagai raja. Raden Samudera sendiri adalah putra dari pasangan Puteri Galuh Intan Sari (anak perempuan Maharaja Sukarama) dan Raden Bangawan (keponakan Maharaja Sukarama). Atas bantuan Arya Taranggana, mangkubumi negara Daha, Raden Samudera melarikan diri ke arah hilir sungai Barito yang kala itu terdapat beberapa kampung di antaranya kampung Banjar (disebut juga Banjar Masih).
Sekitar tahun 1520, Patih Masih (kepala Kampung Banjar) dan para patih (kepala kampung) sekitarnya sepakat menjemput Raden Samudera yang bersembunyi di kampung Belandean dan setelah berhasil merebut Bandar Muara Bahan di daerah Bakumpai, yaitu bandar perdagangan negara Daha dan memindahkan pusat perdagangan ke pelabuhan Bandar (dekat muara sungai Kelayan) beserta para penduduk dan pedagang, kemudian menobatkan Raden Samudera menjadi raja dengan gelar Pangeran Samudera. Hal ini menyebabkan peperangan dan terjadi penarikan garis demarkasi dan blokade ekonomi dari pantai terhadap pedalaman.
Hal ini untuk menghadapi Kerajaan Negara Daha yang secara militer lebih kuat dan penduduknya kala itu lebih padat. Bantuan yang lebih penting adalah bantuan militer dari Kesultanan Demak yang hanya diberikan kalau raja dan penduduk memeluk Islam. Kesultanan Demak dan majelis ulama Walisanga kala itu sedang mempersiapkan aliansi strategis untuk menghadapi kekuatan kolonial Portugis yang memasuki kepulauan Nusantara dan sudah menguasai Kesultanan Malaka.
Sultan Trenggono mengirim seribu pasukan dan seorang penghulu Islam, yaitu Khatib Dayan yang akan mengislamkan raja Banjar Masih dan rakyatnya. Pasukan Pangeran Samudera berhasil menembus pertahanan musuh. Mangkubumi Arya Taranggana menyarankan rajanya daripada rakyat kedua belah pihak banyak yang menjadi korban, lebih baik kemenangan dipercepat dengan perang tanding antara kedua raja. Tetapi pada akhirnya Pangeran Tumenggung akhirnya bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Samudera.
Kerajaan Banjar Masih berkembang pesat, Sultan Suriansyah digantikan anaknya Sultan Rahmatullah1550-1570, selanjutnya Sultan Hidayatullah1570-1620 dan Sultan Musta'in Billah1520-1620. Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), Ноrmata (Karimata), Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai). Untuk memperkuat pertahanan terhadap musuh, Sultan Mustainbillah mengundang Sorang, yaitu panglima perang suku Dayak Ngaju beserta sepuluh orang lainnya untuk tinggal di keraton. Seorang masuk Islam dan menikah dengan adik sultan, kemungkinan dia adik dari isteri Sultan, yaitu Nyai Siti Diang Lawai yang berasal dari kalangan suku Biaju (Dayak Ngaju). Tahun 1596, Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten. Hal ini dibalas ketika ekspedisiBelanda yang dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin tanggal 7Juli1607.
Pada tahun 1612, armada Belanda tiba di Banjar Masih (Banjar Lama) untuk membalas atas ekspedisi tahun 1607. Armada ini menyerang Banjar Masih dari arah pulau Kembang dan menembaki keraton di sungai Kuin pusat pemerintahan Kesultanan Banjar sehingga kota Banjar (kini Banjar Lama) atau kampung Keraton dan sekitarnya hancur, sehingga ibu kotakerajaan dipindahkan dari Banjar Masih ke Martapura. Walaupun ibu kota kerajaan telah dipindahkan tetapi aktivitas perdagangan di pelabuhan Banjarmasin (kota Tatas) tetap ramai.
Menurut berita dinasti Ming tahun 1618 menyebutkan bahwa terdapat rumah-rumah di atas air yang dikenal sebagai rumah Lanting (rumah rakit) hampir sama dengan apa yang dikatakan Valentijn. Di Banjarmasin (kota Tatas) banyak sekali rumah dan sebagian besar mempunyai dinding terbuat dari bambu (bahasa Banjar: pelupuh) dan sebagian dari kayu. Rumah-rumah itu besar sekali, dapat memuat 100 orang, yang terbagi atas kamar-kamar. Rumah besar ini dihuni oleh satu keluarga dan berdiri di atas tiang yang tinggi. Menurut Willy, kota Tatas (kini Banjarmasin Tengah di sungai Martapura) terdiri dari 300 buah rumah. Bentuk rumah hampir bersamaan dan antara rumah satu dengan lainnya yang dihubungkan dengan titian. Alat angkutan utama pada masa itu adalah jukung atau perahu.
Selain rumah-rumah panjang di pinggir sungai terdapat lagi rumah-rumah rakit yang diikat dengan tali rotan pada pohon besar di sepanjang tepi sungai. Kota Tatas (kini Banjarmasin) merupakan sebuah wilayah yang dikelilingi sungai Barito, sungai Kuin dan Sungai Martapura seolah-olah membentuk sebuah pulau sehingga dinamakan Pulau Tatas. Di utara Pulau Tatas adalah Banjar Lama (Kuin) bekas ibu kota pertama Kesultanan Banjar, wilayah ini tetap menjadi wilayah Kesultanan Banjar hingga digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860. Sedangkan pulau Tatas dengan Benteng Tatas (Fort Tatas) menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang sekarang menjadi pusat kota Banjarmasin saat ini. Nama Banjarmasih, oleh Belanda lama kelamaan diubah menjadi Banjarmasin, namun nama Banjarmasin biasanya mengaju kepada kota Tatas di sungai Martapura, sedangkan nama Banjar Masih mengacu kepada Banjar Lama di sungai Kuin. Kota Banjarmasin modern merupakan aglomerasi pulau Tatas (Kota Tatas), Kuin (Banjar Lama) dan daerah sekitarnya.
Masa Pendudukan Belanda
Kesultanan Banjar dihapuskan Belanda pada tanggal 11 Juni1860, merupakan wilayah terakhir di Kalimantan yang masuk ke dalam Hindia Belanda, tetapi perlawanan rakyat di pedalaman Barito baru berakhir dengan gugurnya Sultan Muhammad Seman pada 24 Januari1905. Kedudukan golongan bangsawan Banjar sesudah tahun 1864, sebagian besar hijrah ke wilayah Barito mengikuti Pangeran Antasari, sebagian lari ke rimba-rimba, antara lain hutan Pulau Kadap Cinta Puri, sebagian kecil dengan anak dan isteri dibuang ke Betawi, Bogor, Cianjur dan Surabaya, sebagian mati atau dihukum gantung. Sementara sebagian kecil menetap dan bekerja dengan Belanda mendapat ganti rugi tanah, tetapi jumlah ini amat sedikit.[10]
Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1810 Inggris menduduki Banjarmasin.[11] dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar dengan pusat pemerintahan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826.
Pada tahun 1835, misionaris mulai beroperasi di Banjarmasin.[12] Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibu kota Divisi Selatan dan Timur Borneo.[13] Saat itu, rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178.[10], kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya).[14] Tahun 1918, Banjarmasin, ibu kota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4Bumiputra dan 2Timur Asing.
Pada tahun 1936, ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin.[15]
Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin.[17] Kemudian Jepang membentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang.[18]
Masa Kemerdekaan Indonesia
Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin.[19][20] Pada tanggal 1 Juli 1946, H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1946) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatra, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin.[21][22][23][24]
Pada tahun 1946, Banjarmasin sebagai ibu kota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.[25]
Geografis
Letak
Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur Sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 98,46 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, permukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.
Batas wilayah
Batas-batas wilayah Kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:
Tanah aluvial yang didominasi struktur lempung adalah merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metaforf yang bagian permukaan ditutupi oleh kerakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa.
Penggunaan tanah di Kota Banjarmasin tahun 2003 untuk lahan pertanian seluas 2.962,6 ha, industri 278,6 ha, perusahaan 337,3 ha, jasa 486,4 ha dan tanah perumahan 3.135,1 ha. Dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya lahan pertanian cenderung menurun, sementara untuk lahan perumahan mengalami perluasan sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.[26] Luas optimal Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebuah kota adalah 30% dari luas kota,[27] sedangkan kota Banjarmasin hanya memiliki 10 sampai 12% RTH saja.[28]
Iklim
Kota Banjarmasin beriklim iklim sabana tropis (Aw) dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Curah hujan yang turun rata-rata per tahunnya kurang lebih 2.400 mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600-3.500 mm, jumlah hari hujan dalam setahun kurang lebih 150 hari dengan suhu udara yang sedikit bervariasi, sekitar 26 °C.
Kota Banjarmasin termasuk wilayah yang beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah angin kering pada musim kemarau. Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan November–April. Dalam musim kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. Curah hujan tahunan rata-rata sampai 2.628 mm dari hujan per tahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sekitar 25 °C - 38 °C dengan sedikit variasi musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara 74-91%, sedangkan pada musim kemarau kelembabannya rendah, yaitu sekitar 52% yang terjadi pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober.
Data iklim Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata.[33] Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai.[34][35] Penataan kota Banjarmasin semestinya penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru penataan daratan.[36]
Berikut adalah beberapa nama sungai yang mengaliri Kota Banjarmasin.
Catatan: Tabel di bawah belumlah lengkap.
Mayoritas penduduk kota Banjarmasin berasal dari suku Banjar (79,26%). Penduduk asli yang mendiami Banjarmasin adalah orang Banjar Kuala yang memiliki budaya sungai dengan interaksi masyarakat yang sangat kuat terhadap sungai baik dalam kegiatan sosial maupun ekonomi. Hal ini dapat diihat dari adanya Pasar Terapung yang menjadi salah satu objek wisata andalan Kota Banjarmasin.[48] Di perkampungan sepanjang aliran-aliran sungai hampir 100% masih dihuni masyarakat asli Banjar Kuala. Di Banjarmasin juga banyak orang Banjar dari daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan, baik dari sekitar kawasan Banjar Bakula yang juga didiami suku Banjar Kuala, maupun dari kawasan dari Banua Anam yang didiami suku Banjar Hulu dan Banjar Batang Banyu yang banyak mendiami kawasan perumahan dan perkampungan sekitar pasar.
Suku minoritas terbesar yang cukup mudah ditemui di Banjarmasin yaitu suku Jawa (10,27%), Madura (3,17%) dan keturunan Tionghoa (1,56%). Orang Jawa umumnya tersebar merata, sedangkan orang Madura umumnya mendiami beberapa kantong pemukiman seperti di Kelurahan Gadang, Pekapuran, Kelayan dan beberapa pemukiman lainnya di dekat kawasan pasar. Sedangkan pemukiman keturunan Tionghoa di Banjarmasin berada di Jalan Veteran yang dikenal dengan kawasan Pecinan di Banjarmasin. Di Banjarmasin juga terdapat pemukinan keturunan Arab di kawasan Jalan Antasan Kecil Barat yang biasa menjadi tujuan wisata kuliner khas Timur Tengah.
Suku-suku lainnya yang terdapat di Banjarmasin yaitu suku Bugis, Sunda, Batak dan lain-lain. Umumnya etnis-etnis lain yang sudah lama menetap di Banjarmasin akan mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Banjar karena sudah mengikuti adat istiadat, budaya dan bahasa Banjar, atau melakukan perkawinan dengan orang Banjar.
Komposisi Suku bangsa di kota Banjarmasin tahun 2010 antara lain:
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 95.54% masyarakat Kota Banjarmasin. Agama Islam memberi pengaruh kuat pada kebudayaan masyarakat Banjar. Perkembangan Islam di tanah Banjar dimulai seiring dengan sejarah pembentukan entitas Banjar itu sendiri. Islam memang telah berkembang jauh sebelum berdirinya Kerajaan Banjar di Kuin Banjarmasin, meskipun dalam kondisi yang relatif lambat lantaran belum menjadi kekuatan sosial-politik. Kerajaan Banjar menjadi tonggak sejarah pertama perkembangangan Islam di wilayah selatan pulau Kalimantan. Agama lain yang dianut masyarakat Banjarmasin, yaitu Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Khonghucu yang kebanyakan dianut masyarakat keturunan Tionghoa dan pendatang.
Berikut penduduk Kota Banjarmasin menurut agama yang dianut:[3]
Kota Banjarmasin memiliki 5 kecamatan dan 52 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 647.003 jiwa dengan luas wilayah 72,00 km² dan sebaran penduduk 8.986 jiwa/km².[52][53]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Banjarmasin, adalah sebagai berikut:
Penguasa Banjarmasin semula adalah patih (kepala desa), setelah menjadi Kesultanan adalah Sultan Banjar, setelah perpindahan ibu kota kerajaan ke Martapura, pelabuhan Banjarmasin di bawah otoritas Putera Mahkota atau adik Sultan Banjar, dan setelah dikuasai Belanda, Banjarmasin di bawah Residen Belanda.
^"Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah". Sejarah Daerah Kalimantan Selatan. Indonesia: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977. hlm. 33. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2021-07-02.
^(Belanda) Anton Abraham Cense, De kroniek van Bandjarmasin, C.A. Mees, 1928
^ abSaleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
^(Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1858). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 31. Lands Drukkery. hlm. 134. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2016-08-21.
يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (مارس 2016) عبد الله عبدربه معلومات شخصية الميلاد 1379الرياض مركز اللعب مهاجم الجنسية السعودية المسيرة الاحترافية1 سنوا...
English naturalist Drawing by Martin William Charles Linnaeus Martin (1798–1864) was an English naturalist. Biography William Charles Linnaeus Martin was the son of William Martin (naturalist) and his wife, Mary.[1] William Martin had published early colour books on the fossils of Derbyshire, and named his son Linnaeus in honour of his interest in the classification of living things.[2] Martin was the curator of the museum of the Zoological Society of London from 1830 to...
Cet article est une ébauche concernant l’art et une chronologie ou une date. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Chronologies Données clés 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862Décennies :1820 1830 1840 1850 1860 1870 1880Siècles :XVIIe XVIIIe XIXe XXe XXIeMillénaires :-Ier Ier IIe IIIe Chronologies géographiques Afrique Afrique du Su...
الألعاب الأولمبية الصيفية 1912 ستوكهولم، السويد الألعاب الأولمبية الصيفية 1912 1908 1920 الدول المشاركة 28 الرياضيون المشاركون 2,407 المسابقات 102، في 14 رياضة انطلاق الألعاب 5 مايو 1912 المفتتح الرسمي غوستاف الخامس ملك السويد الاختتام 27 يوليو 1912 الموقع الرسمي الموقع الرسمي
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Oktober 2023. RadioGenreHororSutradaraChiska DoppertPemeran Ari Irham Marsha Aruan Masayu Anastasia Nabila Atmaja Emil Kusumo Simon Kwik Zidan el Hafiz Negara asal IndonesiaBahasa asliBahasa IndonesiaJmlh. musim1Jmlh. episode8ProduksiProduser eksekutifClarissa ...
Klemens RudnickiBorn(1897-03-28)28 March 1897ŻydaczówDied12 June 1992(1992-06-12) (aged 95)LondonAllegiancePolandYears of service1914–1947RankMajor General Klemens Stanisław Rudnicki (28 March 1897 – 12 June 1992) was a General of the Polish Army, who fought in World War I, Polish–Soviet War and the Invasion of Poland. He served in the military since 1914 until 1947.[1] Klemens Stanisław Rudnicki (nom de guerre Klimek) was born on 28 March 1897 in the town of Żyda...
2021 film by Jared Bush and Byron Howard This article is about the film. For other uses, see Encanto (disambiguation). EncantoTheatrical release posterDirected by Jared Bush Byron Howard Screenplay by Charise Castro Smith Jared Bush Story by Jared Bush Byron Howard Charise Castro Smith Jason Hand Nancy Kruse Lin-Manuel Miranda Produced by Yvett Merino Clark Spencer Starring Stephanie Beatriz María Cecilia Botero John Leguizamo Mauro Castillo [es] Jessica Darrow Angie Cepeda Caro...
Huruf KirilI dengan aksen rendah Alfabet KirilHuruf SlaviaАА́А̀А̂А̄ӒБВГҐДЂЃЕЕ́ÈЕ̂ЁЄЖЗЗ́ЅИИ́ЍИ̂ЙІЇЈКЛЉМНЊОŌПРСС́ТЋЌУУ́ У̀У̂ӮЎФХЦЧЏШЩЪЫЬЭЮЯHuruf non-SlaviaӐА̊А̃Ӓ̄ӔӘӘ́Ә̃ӚВ̌ҒГ̑Г̣Г̌ҔӺҒ̌ӶД̌Д̣Д̆ӖЕ̄Е̃Ё̄Є̈ӁҖӜҘӞЗ̌З̱З̣ԐԐ̈ӠӢИ̃ҊӤҚӃҠҞҜК̣ԚӅԮԒӍӉҢԨӇҤО́О̀О̆О̂О̃ӦӦ̄ӨӨ̄Ө́Ө̆ӪҨԤР̌ҎҪС̣С̱Т̌Т̣ҬУ̃Ӱ Ӱ́Ӱ̄ӲҮҮ́ҰХ̣Х̱...
Teluk Haifa. Haifa: German Colony and harbour Teluk Haifa (Ibrani: מפרץ חיפה, Mifratz Haifa), dulunya Teluk Acre,[1] adalah sebuah teluk di sepanjang pantai Laut Tengah di utara Israel. Teluk Haifa adalah satu-satunya pelabuhan alami milik Israel di Laut Tengah. Dialiri oleh Sungai Kishon, kota-kota Haifa dan Acre menandai tanjung selatan dan utaranya, sementara bagian tengahnya digarisi dengan gundukan pasir dan wilayah anak kota Krayot. Gunung Karmel membentang di tepi selat...
Legendary King of the Sunda kingdom A depiction of King Siliwangi in Keraton Kasepuhan in Cirebon. King Siliwangi or Prabu Siliwangi (Sundanese: ᮕᮢᮘᮥ ᮞᮤᮜᮤᮝᮍᮤ) was a semi-legendary great king of the Hindu Sunda kingdom prior to the coming of Islam in West Java.[1]: 415 He is a popular character in Pantun Sunda oral tradition, folklores and tales that describe his reign as a glorious era for the Sundanese people. According to tradition he brought h...
Tomato chutneyA tomato chutney made of tomatoes, chili peppers, onions and Indian spices being cooked.Place of originIndian subcontinentRegion or stateIndian subcontinentAssociated cuisineIndia, Bangladesh, PakistanMain ingredientsIndian spices, tomato Tomato chutney is a type of chutney, originating from the Indian subcontinent, prepared using tomatoes as the primary ingredient.[1] The tomatoes can be diced, mashed or pulped, and additional typical ingredients used include ginger, ch...
American politician Jerry SonnenbergMember of the Logan County CommissionIncumbentAssumed office January 10, 2023Preceded byJane BauderPresident pro tempore of the Colorado SenateIn officeJanuary 11, 2017 – January 4, 2019Preceded byEllen RobertsSucceeded byLois CourtMember of the Colorado Senatefrom the 1st districtIn officeJanuary 7, 2015 – January 9, 2023Preceded byGreg BrophySucceeded byByron PeltonMember of the Colorado House of Representativesfrom t...
Traditional song The George Aloe and the Sweepstake is Child ballad 285. In 1595, a ballad was entered into the Stationers' Register with the note that it was to be sung to the tune of The George Aloe and the Sweepstake.[1] The ballad tells of the battles with a pirate ship.[2] Several variations of the ballad exist. Synopsis The George Aloe and the Sweepstake were merchant ships bound for Safee. The George Aloe took anchor, while the Sweepstake went ahead. and, after an excha...
American football player and coach (1923–2001) Charles McClendonBiographical detailsBorn(1923-10-17)October 17, 1923Lewisville, Arkansas, U.S.DiedDecember 6, 2001(2001-12-06) (aged 78)Baton Rouge, Louisiana, U.S.Playing career1949–1950Kentucky Coaching career (HC unless noted)1952Vanderbilt (assistant)1953–1961LSU (assistant)1962–1979LSU Head coaching recordOverall137–59–7Bowls7–6Accomplishments and honorsChampionships1 SEC (1970)AwardsAFCA Coach of the Year (1970)Amos Alon...
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: VAQ-135 – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (February 2016) (Learn how and when to remove this template message)Electromagnetic Attack Squadron 135VAQ-135 insigniaFounded15 May 1969; 54 years ago (1969-05-15)Country United State...
У этого термина существуют и другие значения, см. Маруся. Marussia F1 Team Marussia F1 Team База Банбери, Великобритания Руководители Джон БутНиколай Фоменко (по апрель 2014) Пилоты Макс Чилтон Жюль Бьянки Шины Pirelli Статистика выступлений в Формуле-1 Дебют Австралия 2012 Последняя гонка Р...
Stephen E. Harris Født29. nov. 1936 (87 år)BrooklynBeskjeftigelseFysiker, universitetslærer, akademiker, elektroingeniør Utdannet vedRensselaer Polytechnic InstituteStanford UniversityDoktorgrads-veilederAnthony E. SiegmanNasjonalitetUSAMedlem avNational Academy of SciencesAmerican Academy of Arts and SciencesNational Academy of EngineeringUtmerkelser 11 oppføringer Guggenheim-stipendiet[1]Frederic Ives-medaljen (1999)[2]Harveyprisen (2007)[3]Quantum Electron...
Großherzogtum Mecklenburg-Strelitz Onderdeel van de Duitse Bond ← 1815 – 1918 → Symbolen (Details) (Details) Kaart Algemene gegevens Hoofdstad Neustrelitz Oppervlakte 2929,5 km² Bevolking 72.675 (1817)106.442 (1910) Talen Duits Religie Protestants Munteenheid Mark Politieke gegevens Regeringsvorm Hertog/groothertog Dynastie Abodriten Portaal Duitsland Het groothertogdom Mecklenburg-Strelitz was van 1815 tot 1918 een groothertogdom in de huidige Duitse deelsta...
Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!