Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Johannes Pujasumarta

Yang Mulia

Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta
Uskup Agung Semarang
GerejaGereja Katolik Roma
Keuskupan agung
Semarang
Provinsi gerejawi
Semarang
MetropolisSemarang
Penunjukan12 November 2010
(60 tahun, 320 hari)
Masa jabatan berakhir
10 November 2015
(65 tahun, 318 hari)
PendahuluIgnatius Suharyo
PenerusRobertus Rubiyatmoko
Imamat
Tahbisan imam
25 Januari 1977[1]
oleh Justinus Kardinal Darmojuwono
(27 tahun, 29 hari)
Tahbisan uskup
16 Juli 2008
(58 tahun, 202 hari)
oleh Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J.
Informasi pribadi
Nama lahirJohannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta
Lahir(1949-12-27)27 Desember 1949
Surakarta, Jawa Tengah
Wafat10 November 2015(2015-11-10) (umur 65)
Semarang, Jawa Tengah
MakamKomplek Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta
KewarganegaraanIndonesia
DenominasiKatolik Roma
Orang tua
  • Ayah: Hubertus Soekarto Pudjasumarto
  • Ibu: Agnes Soekarti Pudjasumarto
Jabatan sebelumnya
Almamater
SemboyanDuc In Altum (Lukas 5:4)
(Bertolaklah ke tempat yang dalam)
Tanda tanganTanda tangan Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta
LambangLambang Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta

Mgr. Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta (27 Desember 1949 – 10 November 2015) adalah Uskup Agung di Keuskupan Agung Semarang. Ia ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 25 Juni 1977 dan terpilih menjadi Uskup Agung di Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 12 November 2010 sampai wafat pada 10 November 2015.

Keluarga

Mgr. Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta lahir di Surakarta, 27 Desember 1949. Ia adalah anak ketiga (dari sembilan bersaudara) dari pasangan Hubertus Soekarto Pudjasumarto dan Agnes Soekarti Pudjasumarto.[2] Ia merupakan adik daripada Ignatius Ismartono, S.J.

Pendidikan dan penugasan

Ia mengawali pendidikan imamatnya di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang pada tahun 1963. Selepas lulus dari Seminari Menengah Mertoyudan, Romo Puja kemudian meneruskan pendidikan imamatnya ke Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta dari tahun 1970 hingga ditahbiskan menjadi imam tanggal 25 Januari 1977.[butuh rujukan]

Sejak tahun 1983 hingga 1987, ia melanjutkan studi teologi spiritual di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas, Roma, Italia. Ia meraih gelar Licentiate (studi tahun 1983–1985) dan gelar doktor setelah menyelesaikan studi yang dijalani di tahun 1985 hingga 1987.[butuh rujukan]

Lambang Mgr. Pujasumarta saat menjabat sebagai Uskup Bandung.

Pada tahun 1998, ia diangkat menjadi Vikaris jenderal Keuskupan Agung Semarang. Tanggal 17 Mei 2008, ia ditunjuk sebagai Uskup Keuskupan Bandung oleh Paus Benediktus XVI. Pada 16 Juli 2008, ia ditahbiskan oleh Penahbis Utama, Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja, bersama dengan Uskup Agung Semarang, Mgr. Ignatius Suharyo dan Nuncio Apostolik untuk Indonesia, Mgr. Leopoldo Girelli yang bertindak sebagai Uskup Ko-konsekrator. Ia berkarya menjadi gembala di Keuskupan Bandung sampai tahun 2010, di mana pada tanggal 12 November 2010 Ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Semarang oleh Paus Benediktus XVI.[butuh rujukan]

Pada tanggal 25 Agusutus 2014, Mgr. Pujasumarta menjadi Uskup ko-konsekrator dalam pentahbisan Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C. bersama dengan Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M.. Dalam pentahbisan ini, Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang sebelumnya menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Bandung, menjadi Uskup Penahbis Utama.[butuh rujukan]

Penyakit dan kematian

Pada masa akhir hidupnya di dunia, Mgr. Pujasumarta menderita sakit kanker paru-paru stadium empat—dan diketahui telah menjalar ke ginjalnya—sehingga harus keluar-masuk rumah sakit.[3] Dalam keadaan tersebut ia tetap melayani umatnya di Keuskupan Agung Semarang,[3] serta menghadiri berbagai acara seperti silaturahmi ke Pondok Pesantren Al Islah dan aula Masjid Agung Jawa Tengah saat Hari Raya Idul Fitri 2015.[4][5] Sambil tetap berjuang menghadapi penyakitnya, pada pertengahan September 2015, ia memainkan lagu Indonesia Pusaka dengan saksofon di Auditorium RRI Semarang saat peringatan hari jadi Lindu Aji, suatu acara yang juga dihadiri tokoh Muslim KH Mustofa Bisri (Gus Mus), pengusaha Irwan Hidayat, dan dipandu oleh budayawan Prie GS.[4]

Setelah sekitar 1,5 tahun menghadapi penyakit yang dideritanya, pada bulan September 2015 Mgr. Pujasumarta dirawat inap di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang untuk menjalani perawatan intensif.[3] Seorang kolega Mgr. Pujasumarta mengatakan bahwa, "Dia tidak mau dirawat di ICU dan menolak dibawa berobat ke luar negeri. Dia berpesan ingin meninggal seperti umatnya."[4] Kardinal Mgr. Julius Darmaatmadja, SJ melayankan Sakramen Perminyakan kepadanya pada tanggal 15 Oktober 2015.[2]

Setelah sekitar 2 bulan dirawat inap, Mgr. Pujasumarta dikabarkan meninggal dunia pada hari Selasa tanggal 10 November 2015 pukul 23.35 di RS St. Elisabeth Semarang.[2] Pada tanggal 12 November 2015 pukul 05.30 diadakan Perayaan Ekaristi yang dihadiri ribuan umat Katolik, dan dilanjutkan ibadat pemberangkatan jenazah pada pukul 08.00.[6] Upacara pemberangkatan jenazah Mgr. Pujasumarta dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tidak hanya menganggapnya sebagai "Eyang dan Bapak", namun juga "rekan seperjuangan dalam membangun kerjasama dan saling keterbukaan menuju suatu persaudaraan sejati".[7] Setelah ibadat—menjelang pemberangkatan jenazah Mgr. Pujasumarta ke Yogyakarta—seluruh umat yang hadir menyanyikan lagu "Ndherek Dewi Maria" dengan diiring tarian sufi oleh Kiai Budi Hardjana, pengasuh Pondok Pesantren Al Islah Meteseh di Tembalang.[6] Pada tanggal 13 November 2015, setelah Misa Requiem, jenazah Mgr. Pujasumarta dimakamkan di pemakaman para romo dalam kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus di Kentungan, Yogyakarta.[2][3]

Referensi

  1. ^ http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bpujas.html
  2. ^ a b c d Uskup Agung Mgr Johanes Pujasumarta Meninggal Dunia, Suara Pembaruan, 11 November 2015, diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-20, diakses tanggal 2016-05-05 
  3. ^ a b c d Nancy Junita, ed. (11/11/2015), Uskup Agung Semarang Meninggal: Melayani Meski Kanker Menyebar Ke Ginjal, Bisnis.com 
  4. ^ a b c Sakit Kanker Paru-paru Stadium 4, Monsinyur Pujasumarta Masih Kuat Tiup Saksofon, MetroJateng.com, 12/11/2015, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-03, diakses tanggal 2016-05-05 
  5. ^ Srihandriatmo Malau (12 November 2015), Kiai Budi Persembahkan Tari Sufi Untuk Mendiang Uskup Agung Semarang, TRIBUNnews.com, hlm. 3 
  6. ^ a b Srihandriatmo Malau (12 November 2015), Kiai Budi Persembahkan Tari Sufi Untuk Mendiang Uskup Agung Semarang, TRIBUNnews.com, hlm. 2 
  7. ^ Srihandriatmo Malau (12 November 2015), Ganjar Pranowo: Eyang Mgr Johannes Pujasumarta Hatinya Sangat Terbuka, TRIBUNnews.com 

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Alexander Djajasiswaja
Uskup Bandung
17 Mei 200812 November 2010
Diteruskan oleh:
Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C.
Didahului oleh:
Ignatius Suharyo
Uskup Agung Semarang
12 November 201010 November 2015
Diteruskan oleh:
Robertus Rubiyatmoko

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Johannes Pujasumarta

Johannes Vilhelm Jensen Helmi Johannes Johannes Rach Wilhelmus Zakaria Johannes Johannes Flum Johannes Bijleveld Johannes Geis Johannes Latuharhary Johannes Lebech Johannes Weiss Herman Johannes Johannes Wurtz Johannes Belksma Johannes Baumann Johannes Peter Müller Johannes Kolling Johannes Rau Johannes Stark Johannes Hevelius Johannes Nicolaus Brønsted Johannes Althusius Johannes Hoffmann (politikus, lahir 1867) Johannes Christiansen Johannes Brenz Johannes Schaaf Johannes Root Johannes van den Bergh Johannes Hämmerle Johannes van den Bosch Johannes Pujasumarta Johannes Tauler Johannes Sib…

erg Johannes Virolainen Johannes Abraham Dimara Herman Johannes van der Weele Johannes Thedens Johannes Liku Ada' Johannes Berchman SW Johannes Brahms Johannes Falnes Johannes Müller Argoviensis Johannes Vermeer Johannes Sudiarna Hadiwikarta Johannes Gutenberg KRI Wilhelmus Zakaria Johannes (332) Johannes Hans Daniel Jensen Johannes Hoffmann Johannes Wouter Boutmy Johannes Bosschaert Johannes Albertinus van der Vegte Johannes Rettob Wander Johannes de Haas Johannes Bugenhagen Johannes Willebrands Antonius Everardo Johannes Albers Johannes von Miquel Johannes Grenzfurthner Johannes Aavik Johannes Emde Johannes Opdam Adrianus Johannes Simonis Johannes Sobotta Johannes Christoffel Jan Mastenbroek Petrus Johannes Willekens Johannes Joachim Degenhardt Johannes Gijsbertus de Casparis Johannes de Britto Johannes Hermanus Gunning Johannes Bosboom Johannes Kruyt Johannes R. Becher Frederik Johannes Sorg Daratan Johannes V. Jensen Johannes von Geissel Coenraad Johannes van Houten Johannes Thiele (kimiawan) Johannes Kepler Johannes Evangelist Haller Johannes Kleiman Antonius Hermanus Johannes Lovink Johannes Høsflot Klæbo Johannes Runge Johannes Hendrik Kramers Johannes S. Anderson Johanne

Kembali kehalaman sebelumnya