Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Garis suksesi takhta Liechtenstein

Pangeran Karl I, yang mendirikan primogenitur
Pangeran Johann I Joseph, yang mengesahkan keturunan patrilineal laki-laki yang layak menjadi penerus
Pangeran Hans-Adam II, penguasa monarki saat ini

Suksesi tahta Liechtenstein diatur oleh hukum wangsa Keluarga Kepangeranan Liechtenstein, yang memegang asas primogenitur agnatik. Pada 2004, kepala negara Hans-Adam II, yang secara terbuka menanggapi kritikan dari PBB yang menegur diskriminasi pengecualian perempuan dari garis suksesi, menyatakan bahwa kekuasaan tersebut lebih tua ketimbang negara itu sendiri.

Garis suksesi

  • Pangeran Johann I Josef (1760–1836)
    • Pangeran Alois II (1796–1858)
    • Pangeran Franz de Paula (1802–1887)
      • Pangeran Alfred (1842–1907)
        • Pangeran Alois (1869–1955)
        • Pangeran Johannes (1873–1959)
          • Pangeran Alfred (1907–1991)
            • (20) Pangeran Franz (l. 1935)
              • (21) Pangeran Alfred (l. 1972)
                • (22) Pangeran Franz (l. 2009)
              • (23) Pangeran Lukas (l. 1974)
            • Pangeran Friedrich (1937–2010)
              • (24) Pangeran Emanuel (l. 1978)
                • (25) Pangeran Leopold (l. 2010)
                • (26) Pangeran Heinrich (l. 2012)
              • (27) Pangeran Ulrich (l. 1983)
            • (28) Pangeran Anton (l. 1940)
              • (29) Pangeran Georg (l. 1977)
          • Pangeran Johannes (1910–1975)
            • (30) Pangeran Eugen (l. 1939)
              • (31) Pangeran Johannes (l. 1969)
        • Pangeran Alfred (1875–1930)
          • Pangeran Hans-Moritz (1914–2004)
            • (32) Pangeran Gundakar (b. 1949)
              • (33) Pangeran Johann (b. 1993)
              • (34) Pangeran Gabriel (l. 1998)
            • (35) Pangeran Alfred (l. 1951)
            • (36) Pangeran Karl (l. 1955)
            • (37) Pangeran Hugo (l. 1964)
          • Pangeran Heinrich (1916–1991)
            • (38) Pangeran Michael (l. 1951)
            • (39) Pangeran Christof (l. 1956)
            • (40) Pangeran Karl (l. 1957)
        • Pangeran Karl Aloys (1878–1955)
          • (41) Pangeran Wolfgang (l. 1934)
            • (42) Pangeran Leopold (l. 1978)
              • (43) Pangeran Lorenz (l. 2012)
    • Pangeran Eduard Franz (1809–1864)
      • Pangeran Aloys (1840–1885)
        • Pangeran Friedrich (1871–1959)
          • Pangeran Aloys (1898–1943)
            • Pangeran Luitpold (1940–2016)
              • (44) Pangeran Carl (l. 1978)
          • Pangeran Alfred (1900–1972)
            • Pangeran Alexander (1929–2012)
              • (45) Pangeran Christian (l. 1961)
                • (46) Pangeran Augustinus (l. 1992)
                • (47) Pangeran Johannes (l. 1995)
              • (48) Pangeran Stefan (l. 1961)
                • (49) Pangeran Lukas (l. 1990)
                • (50) Pangeran Konrad (l. 1992)
              • (51) Pangeran Emanuel (l. 1964)
                • (52) Pangeran Josef (l. 1998)

Tuduhan diskriminasi

Pada 2004, Perserikatan Bangsa-Bangsa mempertanyakan kelayakan primogenitur agnatik, yang melarang wanita menjadi kepala negara Liechtenstein, dengan Konvenan Hak Sipil dan Politik Internasional[1] dan kemudian melayangkan teguran terhadap hal tersebut.[1] Dalam menanggapi tuntutan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kesetaraan gender pada 2007, Pangeran Hans-Adam II menjelaskan bahwa hukum suksesi tersebut lebih tua ketimbang Kepangeranan Liechtenstein itu sendiri dan telah menjadi tradisi keluarga sehingga tak berdampak pada masyarakat di negara tersebut; Konstitusi Liechtenstein menyatakan bahwa suksesi tahta merupakan urusan pribadi keluarga.[2]

Referensi

  1. ^ a b Report of the Human Rights Committee: Vol. 1: Seventy-ninth session (20 October - 7 November 2003); eightieth session (15 March - 2 April 2004); eighty-first session (5-30 July 2004). United Nations Publications. 2004. ISBN 9218101722. 
  2. ^ Pancevski, Bojan (19 November 2007). "No princesses: it's men only on this throne". The Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-19. Diakses tanggal 16 February 2013. 

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Garis suksesi takhta Liechtenstein

Garis Garis-garis Fraunhofer Garis-garis Nazca Garis Jireček Garis-Garis Besar Haluan Negara Garis spektrum Garis potong (geometri) Garis (geometri) Garis Benrath Garis Kármán Garis Wallace Garis Heihe–Tengchong Garis Kendali Garis singgung Garis bagi sudut Garis suksesi takhta Monegasque Garis Lucu Garis balap Panjang antara garis-garis tegak Garis Maginot Garis La Spezia-Rimini Garis Ungu (perbatasan) Garis Bar Lev Garis Musim Dingin Garis waktu Buddhisme Garis Demarkasi Militer Garis Panther-Wotan Garis suksesi takhta Yordania Garis balik utara Bangunan garis langit Garis waktu Jakarta…

Garis balik selatan Garis Batas Utara Garis Van Mook Garis Mason-Dixon Garis suksesi takhta Jepang Garis Euler Pertempuran Garis Hindenburg Botana garis-garis Garis tetesan nuklir Garis bujur Garis Hanyar, Cintapuri Darussalam, Banjar Penggaris Garis suksesi takhta Arab Saudi Garis Pantai Utara (Oahu) Garis suksesi takhta Kepangeranan Monako Garis suksesi takhta Tonga Sembilan garis putus-putus Garis suksesi takhta Norwegia Garis lintang Garis bilangan Garis Mogadishu Garis suksesi takhta Bhutan Burung kipas bergaris-garis Garis Durand Ka dengan garis Garis waktu misi Pesawat Ulang Alik Garis besar penjelajahan antariksa Garis Daud Garis tinggi segitiga Garis sempadan Garis berat (geometri) Ruas garis Mekanisme garis lurus Garis suksesi takhta Belgia Garis singgung lingkaran Garis leher Garis waktu sejarah Jerman Garis waktu Khatulistiwa Garis dunia Garis bawah Garis keturunan Integral garis Garis kontur Perbatasan Kashmir–Tiongkok Perbatasan Polandia–Lituania O dengan garis tengah Garis Gothic Sejarah garis bujur Garis bilangan real Paradoks garis pantai Garis Waktu Garis ley Garis Schuster Garis suksesi takhta Liechtenstein Diagram kotak garis Garis biru tipis Garis waktu se

Kembali kehalaman sebelumnya