Bahasa Māori dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Logo Wikipedia dalam bahasa Māori yang berisi transkripsi "Wikipedia" (atas) ke dalam ortografi masing-masing dan slogan "Ensiklopedia Bebas" (bawah) yang diterjemahkan ke dalam bahasa tersebut.
Sejak datangnya bangsa Māori ke Selandia Baru hingga sebelum masa kolonialisasi oleh Kerajaan Inggris, bahasa Māori adalah bahasa yang dominan di wilayah tersebut. Mulai tahun 1860-an, bahasa Māori mulai terdesak oleh bahasa Inggris yang dibawa oleh para pemukim dari Inggris, yang mencakup misionaris, pencari emas dan pedagang. Di akhir abad ke-19, sistem pendidikan Inggris mulai diperkenalkan bagi seluruh penduduk Selandia Baru, dan dari tahun 1880-an penggunaan bahasa Māori di sekolah dilarang. Semakin banyak orang Māori yang belajar bahasa Inggris karena keharusan dan karena prestise dan kesempatan yang didapatkan dari kemampuan berbahasa Inggris. Namun, sampai masa Perang Dunia II, banyak orang Māori masih menggunakan bahasa Māori sebagai bahasa ibu. Pada zaman itu, Bahasa Māori digunakan saat beribadah di gereja, di rumah, untuk pertemuan-pertemuan politik dan banyak koran diterbitkan dalam bahasa ini.
Bahkan hingga tahun 1930an, anggota parlemen dari kalangan Māori dirugikan karena hingga zaman itu, semua pertemuan di parlemen Selandia Baru hanya menggunakan bahasa Inggris. Dalam periode ini, jumlah pembicara bahasa Māori menurun drastis hingga pada tahun 1980an, kurang dari 20% dari orang Māori bisa berbahasa Māori dengan cukup baik seperti layaknya sebagai bahasa ibu. Bahkan dari jumlah tersebut, banyak yang tidak menggunakan bahasa Māori di rumahnya lagi.
Mulai tahun 1980an, para pemimpin bangsa Māori mulai menyadari bahaya hilangnya bahasa mereka, yang dapat berakibat buruk pada identitas budaya bangsa Māori. Kebudayaan Māori yang mulai pupus dicoba diangkat melalui program-program yang salah satu bagian utamanya adalah program penghidupan kembali bahasa Māori. Program-program tersebut antara lain gerakan Kōhanga Reo yang mengajarkan bahasa Māori sejak dini hingga usia sekolah. Program ini kemudian diikuti dengan pendirian Kura Kaupapa, sekolah dasar dalam bahasa Māori.
Klasifikasi
Bahasa Māori termasuk rumpun bahasa Polinesia. Ahli bahasa mengklasifikasikan bahasa ini ke dalam golongan bahasa Polinesia Timur, subgroup bahasa-bahasa Tahiti, yang mencakup bahasa Rarotonga yang digunakan di Kepulauan Cook, bahasa Tahiti yang digunakan di Tahiti. Bahasa ini juga berhubungan erat dengan bahasa Hawaii dan bahasa Rapa Nui yang digunakan di Pulau Paskah. Walaupun bahasa-bahasa Polinesia ini berhubungan erat, bahasa-bahasa tersebut bukan sekadar dialek dari satu bahasa yang sama, melainkan benar-benar bahasa yang berbeda. Bahasa-bahasa tersebut sudah terpisah dan berkembang sendiri-sendiri selama berabad-abad, sehingga kecil kemungkinan pembicara satu bahasa Polinesia dapat mengerti bahasa Polinesia lainnya. Namun, sejarah mencatat bahwa dalam perjalanannya ke Selandia Baru di akhir abad ke-18, Kapten James Cook dapat berkomunikasi secara efektif dengan bangsa Māori menggunakan penerjemah orang Tahiti.
Distribusi geografis
Pada dasarnya, Bahasa Māori hanya digunakan di Selandia Baru. Penggunanya mencapai 100.000 orang, hampir semuanya keturunan Māori. Perkiraan jumlah pembicaranya bervariasi: sensus penduduk tahun 1996 mencatat ada 160.000 orang, sementara perkiraan lain menyebutkan jumlah yang lebih rendah hingga hanya 50.000. Tingkat kemahiran orang-orang yang mengaku bisa berbahasa Māori tidak diketahui. Orang yang hanya bisa berbahasa Māori kemungkinan hanya sedikit sekali jumlahnya, berkisar belasan orang. Tetapi, cukup banyak orang yang belajar bahasa Māori lebih dahulu sebelum bahasa Inggris, karena bahasa Māori bertahan sebagai bahasa komunitas di beberapa pemukiman terpencil di daerah Northland, Uruwera dan East Cape. Bahasa Māori dapat dikatakan berhenti menjadi bahasa yang hidup di masyarakat sejak zaman pasca perang, ketika terjadi urbanisasi besar-besaran populasi Māori ke kota-kota.
Bagi orang awam: bahasa Māori memiliki lima vokal pendek seperti pada bahasa Indonesia (a, e, i, o, u) dengan "e" teleng seperti pada kata "bebek" (bukan "e" pepet seperti pada "ketam"). Selain itu, bahasa Māori memiliki lima vokal panjang seperti pada bahasa Italia dan Jepang. Bunyi vokal panjang ini pada masa kini umumnya dilambangkan dengan macron di atas vokal yang dipanjangkan (contoh: "a" menjadi "ā"). Semua vokal dapat digunakan berpasangan kecuali "uo". Bunyi vokal bahasa Māori umumnya relatif sulit bagi pembicara bahasa Inggris namun bagi pembicara bahasa Indonesia/Melayu, kesulitan yang berarti mungkin hanya membedakan antara vokal pendek dan panjang.
Umumnya, pelafalan konsonan dalam bahasa Māori mirip dengan bahasa Indonesia/Melayu, termasuk dalam pelafalan konsonan <ng>. Konsonan <wh> diucapkan secara bervariasi, tetapi umumnya dilafalkan seperti bunyi "f" atau "h" yang lemah, dengan posisi bibir atas dan bawah saling bertemu (bilabial). Pada masa kini, banyak juga yang mengucapkannya persis seperti huruf "f" saja (labiodental). Bahasa Maori juga tidak mengenal konsonan "L" sama seperti bahasa Jepang, sehingga semua suku kata yang mengandung konsonan L dalam bahasa Polinesia, konsonan L tersebut selalu berubah menjadi konsonan R dalam bahasa Maori.
Suku kata
Suku kata dalam bahasa Māori memiliki bentuk V, VV, KV atau KVV. Dua bunyi konsonan tidak didapati berturutan (ng dan wh adalah masing-masing satu bunyi konsonan), dan tidak ada suku kata yang berakhir dengan konsonan. (Aturan ini diterapkan pada transliterasi nama-nama dari bahasa asing, seperti Perehipeteriana "Presbiterian". Semua kombinasi KV digunakan kecuali who, wo, wu dan whu yang hanya muncul pada beberapa kata serapan dari bahasa Inggris seperti wuru "wol" dan whutoporo "sepak bola" (dari kata football).
Kosakata bahasa Māori relatif terbatas; hampir semua kata-kata pendek (1-4 huruf) yang mungkin dibuat sudah memiliki arti, sehingga pengucapan yang jelas sangat penting.
Dialek
Dialek dalam bahasa Māori tidak menghalangi kemampuan untuk saling mengerti pembicaraan masing-masing pengguna dialek. Ada variasi regional dalam pelafalan dan aksen, tetapi pada dasarnya bahasa Māori adalah satu bahasa yang sama di seluruh negeri.
Perbedaan pelafalan yang utama adalah:
suku-suku (iwi) di Wanganui dan Taranaki tidak menggunakan huruf h atau menggantinya dengan bunyi hamzah/glottal stop; mereka juga mengganti bunyi wh dengan w saja
suku Tuhoe dan sebagian orang di daerah Eastern Bay of Plenty mengucapkan ng sebagai n
di sebagian daerah ujung utara P. Utara, lafal wh lebih bilabial daripada di daerah lain
di daerah selatan P. Selatan, digunakan varian bahasa Māori dialek Kāi Tahu
Sistem tulisan
Tidak ada sistem tulisan asli bahasa Māori. Para misionarislah yang pertama kali mencoba menuliskan bahasa ini menggunakan alphabet Latin sejaka 1814. Pada tahun 1820, Profesor Samual Lee dari Universitas Cambridge bekerjasama dengan seorang kepala suku bernama Hongi Hika dan saudara mudanya Waikato untuk membuat sistem tulisan Māori secara sistematis. Usaha mereka menggunakan ejaan fonetis berhasil dengan sukses, dan bahasa tulis Māori tidak banyak berubah sejak saat itu. Perubahan kecil yang dibuat kemudian hanyalah pembedaan tulisan untuk bunyi w dan wh serta penambahan macron di akhir abad ke-19, walaupun penggunaan macron secara umum baru mulai terbiasakan pada abad ke-20. Melek huruf menjadi konsep baru yang menarik yang disambut gembira oleh bangsa Māori. Para misionaris melaporkan bahwa pada tahun 1820-an, orang Māori di seantero negeri saling mengajarkan baca tulis satu sama lain, menggunakan peralatan seadanya seperti daun dan arang, pahatan kayu, dan kulit binatang, bila kertas tidak tersedia.
Status resmi
Bahasa Māori memiliki status bahasa resmi (bersama dengan bahasa Inggris) di Selandia Baru. Kebanyakan lembaga pemerintahan dan departemen kini memiliki nama dalam bahasa Māori juga, seperti Te Tari Taiwhenua "Departemen Dalam Negeri", Te Papa Atawhai "Departemen Lingkungan Hidup (Konservasi)". Kantor pemerintah lokal dan perpustakaan umum memasang tanda-tanda dalam dua bahasa. Kantor Pos juga mengenali nama tempat dalam bahasa Māori sebagai alamat surat. Pendanaan dari negara untuk pengajaran bahasa Māori memastikan bahwa bahasa ini dapat dipelajari sebagai mata pelajaran pilihan di semua sekolah negeri dan sejak bulan Maret 2004, sebuah program TV Māori yang beberapa siarannya menggunakan bahasa Māori mulai mendapatkan dana dari pemerintah. Pada masa kini, orang menganggap bahwa pelestarian bahasa adalah tanggung jawab pemerintah, sebagai bagian dari interpretasi atas Perjanjian Waitangi. Masih terlalu dini untuk menilai apakah usaha-usaha menghidupkan kembali bahasa ini sudah berhasil.
Pekan Bahasa Māori
Hari Bahasa Māori adalah sebuah program inisiatif dari kelompok aktivis Ngā Tamatoa pada tahun 1970an. Gerakan ini kemudian berkembang menjadi Pekan Bahasa Māori yang kini diperingati setiap tahun di minggu terakhir bulan Juli.
Referensi
Biggs, Bruce (1994). Does Maori have a closest relative? In Sutton (Ed.)(1994), pp. 96–-105.
Biggs, Bruce (1998). Let's Learn Maori. Auckland: Auckland University Press.
Clark, Ross (1994). Moriori and Maori: The Linguistic Evidence. In Sutton (Ed.)(1994), pp. 123–-135.
Harlow, Ray (1994). Maori Dialectology and the Settlement of New Zealand. In Sutton (Ed.)(1994), pp. 106–-122.
Sutton, Douglas G. (Ed.) (1994), The Origins of the First New Zealanders. Auckland: Auckland University Press.
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Māori". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^"Bahasa Māori". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Bahasa Māori
Bahasa Bahasa-bahasa di Afrika Bahasa Tionghoa Bahasa Catalonia Bahasa Suryani Bahasa Dari Bahasa Prancis Bahasa-bahasa di Kekaisaran Romawi Rumpun bahasa Formosa Bahasa Malagasi Bahasa di Belanda Bahasa Kampar Bahasa Sanskerta Bahasa Jawa Bahasa Occitania Bahasa Latvia Bahasa Ngaju Bahasa Minangkabau Bahasa Ceko Bahasa Rumania Bahasa Maanyan Bahasa Bukit Bahasa Saraiki Bahasa Amhara Bahasa Kau Bahasa Finlandia Bahasa Spanyol Bahasa Latin Bahasa Uzbek Rumpun bahasa Jermanik Rumpun bahasa Bahasa Kanayatn Bahasa Cirebon Bahasa Simolol Bahasa Singkil Bahasa Iloko Rumpun bahasa Ural Bahasa Betawi …
Bahasa Lituania Bahasa Het Rumpun bahasa Altai Bahasa Kroasia Bahasa Sogdi Bahasa Bulgaria Rumpun bahasa Roman Bahasa Mentawai Bahasa Adyghe Bahasa Ekari Bahasa Badui Bahasa Madura Perbedaan antara bahasa Melayu Baku dan bahasa Indonesia Bahasa Kernowek Bahasa Inggris Bahasa Balti Rumpun bahasa Austroasiatik Bahasa Weda Bahasa Gujarat Bahasa Hawu Bahasa Goth Bahasa Hokkien Rumpun bahasa Papua Bahasa Turki Bahasa Ayamaru Bahasa Sigulai Bahasa Tae’ Bahasa Azerbaijan Bahasa Cebu Penerjemahan Alkitab ke bahasa-bahasa Nusantara Bahasa Iban Bahasa Pamona Bahasa di Australia Bahasa Loncong Bahasa Kaur Bahasa Slowakia Bahasa Zaza Bahasa Osing Bahasa Slovenia Bahasa Lawangan Bahasa Gurjar Bahasa Sough Bahasa Norman Bahasa buatan Bahasa Col Bahasa Bali Bahasa Baloch Rumpun bahasa Melayik Bahasa Romansh Bahasa Belarus Bahasa Sinhala Bahasa Melayu Rumpun bahasa Dravida Bahasa Hungaria Rumpun bahasa Sula Bahasa Kirgiz Bahasa Jingpho Bahasa di Rumania Bahasa Tagalog Bahasa Kamayo Bahasa Gutniska Bahasa Suluk Bahasa Saba Bahasa Akkadia Bahasa Bakumpai Bahasa Indonesia Bahasa Jamee Bahasa Picardia Bahasa Pecok Bahasa Aram Bahasa Abaknon Bahasa Muzarab Bahasa Estonia Bahasa prokem Bahasa Banjar B