Sistematika (serapan dari bahasa Latin: systematica) adalah ilmu yang mempelajari keanekaragamankehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan antara makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungan tersebut divisualisasikan dalam bentuk pohon evolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkait dan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.
Sistematika biologi merupakan cabang biologi yang mempelajari sistem klasifikasi dan nomenklatur dari organisme.[1] Kata sistematika berasal dari kata latin "sistema", yang berarti urutan sistematis dari organisme. Sistematika biologi mempelajari mempelajari apa yang mencirikan suatu spesies dan bagaimana spesies tersebut saling berhubungan seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, sistematika dijadikan dasar dari evolusi kehidupan. Untuk mempelajari hubungan antar organisme tersebut, secara spesifik, peneliti dalam sistematika biologi perlu untuk melakukan:[2]
Memberikan nomenklatur (nama saintifik) untuk organisme
Menjelaskan karakterisitik organisme
Merawat pengetahuan mengenai kumpulan organisme
Menerapkan sistem klasifikasi
Mengidentifikasi organisme
Menentukan distribusi dari organisme
Meneliti sejarah evolusi dari organisme
Mempelajari adaptasi lingkungan terhadap organisme
Sistematika kadang tertukar dengan taksonomi. Namum, sistematika lebih luas dibandingkan dengan taksonomi.[1]
Hubungan yang dipelajari dalam sistematika biologi ini divisualisasikan lewat cabang dari pohon evolusi. Pohon evolusi ada dua : filogeni yang menjelaskan hubungan sesungguhnya antara organisme tersebut dalam evolusi dan kladogram yang menjelaskan hipotesisnya.[3] Filogeni memiliki dua komponen : urutan percabangan (menjelaskan hubungan antara makhluk hidup) dan panjang cabang (menunjukkan seberapa banyak suatu sifat berubah).[3]
Cabang dan aplikasinya
Seiring dengan banyaknya spesies yang dipeljari dalam biologi, seiring waktu, klasifikasi dan pengorganisasian spesies tersebut menjadisuatu subdisiplin biologi yang kompleks. Peneliti ini disebut biosistematikawan dan bidangnya disebut biosistematika.[4] Dalam mempelajari sistematika biologi, peneliti menggunakan cabang untuk menjelaskan hubungan antara organisme yang berbeda. Cabang ini digunakan untuk pelbagai aplikasi dalam sistematika modern.
Sistematika biologi menggunakan tiga cara untuk membuat cabang yang mengklasifikasikan spesies. Sistematika numerik atau biometri menggunakan statistika untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hewan. Sistematika biokimia mengklasifikasikan dan mengidentifikasi hewan berdasrkan analisis materi kimia yang ada pada sebuah sel. Terakhir, ada sistematika eksperimental yang mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan berdasrkan unit evolusinya seperti mutasi, perbedaan genetik, hibdridasi, dan hal-hal lainnya.[5]
Dengan cabang spesifik seperti ini, peneliti dapat mengaplikasikan pengentahuan dalam sistematika ini dalam beberapa bidang :[5]
Mempelajari diversitas organisme dan perbedaan antara makhluk hidup yang sudah punah dan yang masih hidup.
Membuat nama saintifik dari organisme, deksripsi spesies, urutan taksonomi, dan klasifikasi dari organisme berdasarkan sejarah evolusinya.
Menjelaskan biodiversitas dari planet dan organismenya.
Mempelejari efek dari intervensi dalam alam, termasuk dalam memasukkan faktor biologis seperti predator dan penyakit.
Walaupun penerapan sistematika menggunakan berbagai metode yang kompleks, sebenarnya semua hierarki dari klasifikasi biologi pada hakikatnya tetaplah merupakan hipotesis, yang berarti manusia secara subjektif menentukan apa nama organisme tersebut dan mengklasifikasikan organisme tersebut.[4]
Perbedaan dengan taksonomi
Pada 1970, Michener dkk menjelaskan perbedaan dari sistematika biologi dengan taksonomi dan hubungannya dengan satu sama lain sebagaimana dijelaskan seperti berikut :[2]
Biologi sistematik (selanjutnya disebut sistematika) adalah bidang biologi yang (a) memberikan nama ilmiah untuk organisme, (b) mendeskripsikannya, (c) merawat koleksinya, (d) memberikan klasifikasi untuk organisme, kunci untuk identifikasi mereka, dan data tentang distribusi mereka, (e) menyelidiki sejarah evolusioner mereka, dan (f) mempelajari adaptasi mereka terhadap lingkungan. Sistematika ini adalah bidang dengan sejarah panjang yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami kebangkitan penting, terutama yang berkaitan dengan konten teoretis. Sebagian dari materi teoritis berkaitan dengan bidang evolusi (topik e dan f di atas), sisanya berkaitan dengan masalah klasifikasi. Taksonomi adalah bagian dari sistematika yang berkaitan dengan topik (a) sampai (d) di atas.
Orang Eropa biasanya menggunakan sistematika dan biosistematika untuk mempelajari biodiversitas secara keseluruhan, sedangkan untuk hal tersebut, orang amerika biasanya menggunakan istilah taksonomi.[6] Namun, taksonomi lebih sering digunakan secara spesifik untuk identifikasi, deskripsi, dan penamaan dari organisme.[7]
Karakter taksonomi
Karakter taksonomi merupakan karakter makhluk hidup yang digunakan sebagai bukti untuk membuat hubungan (filogeni) antara takson.[8] Beberapa karakter taksonomi tersebut berupa :
Karakter morfologis
Morfologi eksternal umum
Struktur khusus (misalnya alat kelamin)
Morfologi internal (anatomi)
Embriologi
Karyologi dan faktor sitologi lainnya
Karakter fisiologis
Faktor Metabolik
Sekresi tubuh
Faktor sterilitas genetik
Karakter molekuler
Jarak imunologis
Perbedaan elektroforesis
Urutan asam amino protein
Hibridisasi DNA
Urutan DNA dan RNA
Analisis pembatasan endonuklease
Perbedaan molekuler lainnya
Karakter perilaku
Pacaran dan mekanisme isolasi etologis lainnya
Pola perilaku lainnya
Karakter ekologis
Kebiasaan dan habitat
Makanan
Variasi musiman
Parasit dan inang
Karakter geografis
Pola distribusi biogeografi umum
Hubungan simpatrik-alopatrik populasi
Bacaan lebih lanjut
Schuh, Randall T.; Andrew V. Z. Brower (2009). Biological Systematics: Principles and Applications, 2nd ed. ISBN978-0-8014-4799-0.
^ abDuncan Michener, Charles (1970). Systematics in Support of Biological Research (dalam bahasa Inggris). Division of Biology and Agriculture, National Research Council. hlm. 1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Brusca, Richard C.; Brusca, Gary J. (2003). Invertebrates (dalam bahasa Inggris). Sinauer Associates. hlm. 27. ISBN978-0-87893-097-5.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Mayr, Ernst; Mayr, Alexander Agassiz Professor of Zoology (Emeritus) Museum of Comparative Zoology Ernst; Ashlock, Peter D. (1991). Principles of Systematic Zoology (dalam bahasa Inggris). McGraw-Hill. hlm. 159. ISBN978-0-07-041144-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)