- Raja Pandhita Bima - Sunan Lembayung - Raja Pandhita Wunut - Dian Santri Ali - Raden Samat - Raden Atmaja - Ngali Murtolo - Ali Hutomo - Ali Musada - Sunan Lembayung Fadl - Fadl As-Samarqandy
Raden Santri atau Sayyid Ali Murtadha merupakan salah satu tokoh yang dipercaya masyarakat Gresik sebagai penyebar agama Islam di Jawa dan sekitarnya, khususnya Gresik. Beliau adalah Putra dari Syaikh Ibrahim As-Samarqandi, dan juga kakak dari Sunan Ampel, serta sepupu dari Syaikh Maulana Malik Ibrahim.
Raden Santri juga dikenal sebagai Sunan Gisik yang memiliki arti seorang guru agama atau tokoh yang dihormati yang berada di daerah pesisir. Dalam catatan Cina kata ‘Sunan’ berasal dari dialek Hokkian yaitu ‘Su’ dan ‘Nan’, dimana ‘Su’ bermakna ‘Suhu’ atau ‘Saihu’ yang memiliki arti guru sedangkan ‘Nan’ berarti selatan. Kata ‘Gisik’ sendiri dalam bahasa Jawa memiliki arti pantai, sesuai dengan lokasi dakwah Raden Santri yang berada di daerah pesisir Gresik.[1]
Cerita Rakyat
Silsilah
Ayah Raden Santri bernama Syaikh Maulana Ibrahim As-Samarqandi bin Jamaluddin Akbar Khan bin Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan bin Abdul Malik al-Muhajir bin Alawi Ammil Faqih bin Muhammad Sohibul Mirbath bin Ali Kholi’ Qosam bin Alawi ats-Tsani bin Muhammad Sohibus Saumi’ah bin Alawi Awwal bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin Ali Uraidhi bin Ja’far ash-Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib, suami Fatimah az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.
Raden Santri menyertai ayahanda serta saudaranya datang ke Jawa untuk menyebarkan agama Islam serta berkunjung ke bibinya, yaitu Dewi Condro Wulan/Dwarawati yang menjadi istri dari Prabu Kertajaya/Brawijaya. Kapal Raden Santri beserta rombongan tiba di sebelah timur Bandar Tuban, yang disebut Gisik (sekarang bernama Gisikharjo).
Pendaratan di Gisik dilakukan sebagai salah satu bentuk kehati-hatian, dikarenakan Tuban pada saat itu menjadi Pelabuhan Internasional Majapahit.[2] Dengan cara mendarat di tempat yang tidak terlalu ramai ini, Syekh Ibrahim As-Samarqandi memulai dakwahnya. Tidak lama setelah sampai di Tuban ayahanda Raden Santri menderita sakit kemudian meninggal dunia dan dimakamkan di daerah pesisir Gesikhardjo, Palang, Tuban. Setelah kematian ayahandanya Raden Santri dan Sunan Ampel didampingi oleh Abu Hurairah (Raden Burereh).
Satu tahun berlalu Raden Santri hendak kembali ke Campa, tetapi negeri tersebut telah hancur dan dikuasai oleh Raja Pelbegu dari Kerajaan Koci. Raden Santri kemudian menerima saran dari Raja Kertajaya untuk tetap menetap di Majapahit dan tinggal di Gresik.[3] Setelah wafatnya Syekh Maulana Malik Ibrahim pada tanggal 9 April 1419, Raden Santri melanjutkan tugasnya yaitu sebagai penyebar Islam di Gresik.[4]
Dalam catatan sejarah Raden Santri dijelaskan menjadi penyebar agama Islam pertama di Nusa Tenggara Barat yang nantinya menjadi pondasi awal Kerajaan Bima yang berlandaskan Islam “Ahlussunah wal jamaah”. Setelah menyebarkan agama Islam di daerah Madura dan Nusa Tenggara, Raden Santri diminta untuk kembali ke Gresik untuk menggantikan Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Raden Santri wafat pada tahun 1317 saka/1449 M 15 Muharram abad ke-8 Hijriah, makam Beliau terletak sekitar 100 m sebelah utara alun-alun kota Gresik, tepatnya di jalan Raden Santri. Kelurahan Bedilan, Gresik atau hanya berjarak 200 m sebelah utara dari makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Tepat di samping pusara Raden Santri terdapat pusara murid kesayangan Beliau, yaitu Sayyid Hasan. Haul Beliau sering diperingati oleh masyarakat Gresik pada setiap tanggal 15 Muharram.
^Gresik, DISPARBUD (19 Maret 2021). "Makam Raden Santri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-03. Diakses tanggal 2021-09-03.Parameter |access date= yang tidak diketahui mengabaikan (|tanggal-akses= yang disarankan) (bantuan)
^"Makam Raden Santri".Parameter |access date= yang tidak diketahui mengabaikan (|tanggal-akses= yang disarankan) (bantuan)
Raden Raden Saleh Raden Mattaher Raden Patah Raden Asnawi Raden Rakha Sambal raden Raden Rongga Prawiradirja Pemberontakan Raden Ronggo Raden Mas Sudiro Raden Alit Prawatasari Raden Ajeng Raden Wijaya Raden Mas Raden Henra Sukmadjidibrata Raden Ayu Universitas Islam Negeri Raden Intan Raden Sekar Sungsang Raden Pamanah Rasa (seri televisi) Raden Panji Universitas Islam Negeri Raden Fatah Franki Raden Raden Ayu Yudokusumo Taman Budaya Raden Saleh Raden Adipati Surya Raden Kian Santang: Prahara di Langit Pajajaran Raden Kusen Raden Kian Santang Raden Djaija Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Rad…
en Wijaya Universitas Islam Raden Rahmat Raden Pardede Raden Mas Arja Kartonagoro Bendara Raden Ayu Raden Aria Adipati Prawiradiredja I Raden Tumenggung Yosonegoro Kembalinya Raden Kian Santang Raden Kodrat Samadikoen Raden Hanan SMK Raden Patah Kota Mojokerto Raden Adipati Wira Tanu Datar VI Raden Mochamad Dirjowinoto Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi Raden Santri Gresik Raden Soekarmini Raden Rauf Mencuri Raden Saleh Kota Raden Hulu, Amuntai Tengah, Hulu Sungai Utara Pangeran Taliwang KRI Raden Eddy Martadinata (331) Hardjodikromo Babakan Raden, Cariu, Bogor Raden Sayid Maulana Makhdum Husein Raden, Kurau, Tanah Laut Tanjung Raden, Limun, Sarolangun Raden Hamzah Raden Pandji Soejono Raden Soekarso Raden Purwadi Raden Budi Winarso Raden Saleh (kawah) Tanjung Raden, Danau Teluk, Jambi Raden Soemarto Kembalinya Raden Kian Santang Season 3 Raden Siti Jenab Raden Endon Raden Kian Santang: Mahkota Baru Pajajaran Raden Tjetje Somantri Ki Ageng Pengging Taman Hutan Raya Raden Soerjo Lasminingrat Raden Ngabehi Wiroseco Panembahan Rama Wira Tanu Datar VII Wira Tanu II Raden Adipati Aria Adiwijaya Suyadi Raden Jaka Menak Satreyan Semparong Parit Raden, Sungai Kunyit, Mempawah Raden Boed