Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pangeran Walangsungsang

Cakrabuana
ᮎᮊᮢᮘᮥᮝᮔ
Tumenggung Cirebon[a]
Berkuasa1460 – 1479
Mulai berkuasa1460; 563 tahun lalu (1460)
PenerusSyarif Hidayatullah
Informasi pribadi
KelahiranPangeran Walangsungsang
1423
Pakuan Pajajaran, Kerajaan Sunda
Kematian1529
(umur 105–106)[1][2]
Nagari Cirebon
Nama anumerta
Embah Kuwu Sangkan Cirebon Girang
AyahPrabu Siliwangi
IbuNyi Subang Larang
Pasangan
  • Nyi Rasa Jati
  • Nyimas Kencana Larang
AnakDari Nyi Rasa Jati
  • Rara Konda
  • Rara Jati Merta (Rara Sejati)
  • Rara Jamaras
  • Nyi Mertasinga
  • Nyi Japamentar (Nyi Campa)
  • Nyi Jamarta (Nyi Jamaras)
  • Nyi Rasamala (Nyi Rasamalasih)

Dari Nyimas Kencana Larang

  • Nyi Dalem Pakungwati
  • Pangeran Kejaksan
  • Pangeran Pajarakan[3]

anak angkat

  • Gandasari
Aksara Sunda Bakuᮎᮊᮢᮘᮥᮝᮔ
Huruf Pegonچاكرابووانا
AgamaIslam

Pangeran Walangsungsang (bahasa Sunda: ᮌᮥᮞ᮪ (Gus)ᮒᮤ (ti) (Wa)ᮜᮀ (lang)ᮞᮥᮀ (sung)ᮞᮀ (sang), والاڠسوڠساڠ (Walangsungsang) ڮوستي (Gusti), translit. Gusti Walangsungsang), (dikenal juga sebagai Ki Somadullah, Haji Abdullah Iman, Pangeran Cakrabuana dan Embah Kuwu Sangkan)[4] merupakan putra Prabu Siliwangi dari Nyi Subang Larang.[5] Pangeran Walangsungsang mempunyai dua adik yakni Nyai Mas Rara Santang dan Pangeran Raja Sagara. Ketiga anak ini diyakini yang telah membangun pedukuhan Cirebon (Caruban Nagari).[6]

Pangeran Walangsungsang, menurut Naskah Mertasinga, keluar dari Istana karena kecewa atas perlakuan Prabu Siliwangi kepada ibunya, Dia bersama Rara Santang, kemudian pergi dan pada akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Cirebon, Pangeran Walangsungsang beradasarkan sejumlah sumber menikah dengan dua wanita dan memiliki 10 orang anak, yakni 8 wanita dan 2 pria. Istri Walangsungsang diantaranya adalah Nyimas Indang Geulis yang melahirkan putri pakungwati Yang kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati.[5]

Perjalanan ke Mekkah

Pada Tahun 1448[b] Atas anjuran Syekh Datuk Kahfi, Walangsungsang dan Lara Santang berlayar ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Kota Mekkah saat itu berada di bawah naungan Kesultanan Mamluk yang berpusat di Mesir. Kedua bangsawan Sunda ini hidup di Mekkah selama tiga bulan, di bawah bimbingan Syekh Bayanullah (saudara Syekh Datuk Kahfi). Selama di Mekkah, Walangsungsang dan Lara Santang masing-masing mengambil nama Arab, yakni Haji Abdullah Iman dan Syarifah Mudaim. Lara Santang kemudian menikah dengan seorang amir atau bangsawan setempat bernama Syarif Abdullah[8], dan berputrakan Syarif Hidayatullah (kelak menjadi tokoh berpengaruh di Jawa) yang dipekirakan lahir pada tahun itu juga. Ia tampaknya menetap di sana bersama suami dan putranya, sementara Walangsungsang pulang ke Cirebon.

Masa pemerintahan

Walangsungsang berkuasa sebagai Kuwu Cirebon menggantikan Ki Gede Alang-Alang. Ia kemudian memproklamirkan Cirebon sebagai sebuah Nagari[c], di mana ia meleburkan seluruh Nagari Singapura[d] ke dalam kekuasaannya. Ia juga menyatukan Nagari di sekelilingnya, yakni Surantaka, Wanagiri, dan Japura ke dalam Kesultanan Cirebon. Sejak saat itu, Walangsungsang lebih dikenal dengan nama barunya, Pangeran Cakrabuana. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Cirebon berbatasan dengan Cimanuk (Indramayu) di barat, Rajagaluh (Majalengka), Saunggalah (Kuningan), Dayeuhluhur, dan Pasirluhur (Cilacap-Banyumas) di selatan, Paguhan (Tegal-Pemalang) di timur, dan Laut Jawa di utara. Pelabuhan utamanya adalah Muara Jati. Cakrabuana tetap berkuasa di bawah Kerajaan Galuh. Ia mengirimkan upeti (bulubekti) tahunan kepada Tohaan ("Yang Dipertuan") atau Raja Galuh yang juga merupakan kakeknya, Dewa Niskala. Sang kakek mengirim misi perutusan ke Cirebon untuk melantik Cakrabuana secara resmi sebagai raja daerah dengan gelar Tumenggung Sri Mangana. Misi ini dipimpin oleh Tumenggung Jagabaya dan Raden Kian Santang (adik kandung Cakrabuana). Kian Santang kemudian menetap di Cirebon mendampingi kakaknya.[9]

Kedatangan Syarif Hidayutullah

Pada tahun 1474, Syarif Hidayatullah berangkat ke Jawa untuk mendakwahkan agama Islam. Sebelumnya, ia telah banyak berguru kepada sejumlah ulama Arab di Kesultanan Mamluk, khususnya di Mekkah dan Baghdad. Dalam perjalanan ke Jawa, ia singgah di Gujarat dan Pasai. Di Pasai, ia bertemu dengan Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri.

Setahun kemudian, pada tahun 1475,[e] Syarif Hidayatullah tiba di Jawa. Ia mendarat di Banten, dan tampaknya bertemu dengan Sunan Ampel, seorang ulama anggota Dewan Walisanga. Ia mengajaknya ke pesantren yang dipimpinnya di Ampeldenta (Surabaya) dan menggemblengnya sebagai seorang pendakwah. Ia akhirnya diangkat sebagai anggota Walisanga, dengan tugas menyebarkan Islam di Tatar Sunda (Jawa Barat). Setelah itu, Syarif Hidayatullah akhirnya berlayar ke Cirebon, didampingi sekelompok pelaut India pimpinan Dipati Keling, yang telah memeluk Islam dan mengabdi kepadanya.[11] Sesampainya di Cirebon, ia disambut oleh pamannya, Cakrabuana. Oleh sang paman (uwa), Syarif Hidayatullah dianugerahi gelar Syekh Maulana Jati. Ia bermukim di daerah Gunungjati, dan menjadi pendakwah Islam utama di sana menggantikan Syekh Datuk Kahfi (yang telah lama wafat). Ia juga sempat tinggal di Banten, di mana ia berhasil mengislamkan Bupati Kawunganten dan menikahi putrinya, Nyai Ratu Kawunganten.[12] Pada tahun yang sama, Maharaja Sunda, Niskala Wastukancana wafat setelah memerintah selama 104 tahun. Pasca kematiannya, Kerajaan Sunda kembali dibagi dua, dengan Sunda (beribukota di Pakwan) di bawah Susuktunggal atau Sang Haliwungan dan Galuh (beribukota di Kawali) di bawah Dewa Niskala atau Prabu Anggalarang.

Pernikahan Syarif Hidayatullah dengan Dewi Pakungwati

Pada tahun 1478, Syarif Hidayatullah menikahi Dewi Pakungwati, putri Pangeran Cakrabuana (dalam arti lain sepupu Syarif Hidayatullah). Pangeran Sabakingking lahir.[12] Ia merupakan putra dari sang Syarif dengan Ratu Kawunganten, yang pada abad berikutnya akan menjadi seorang tokoh berpengaruh yang mendampingi ayahnya. Pada tahun yang sama, Kesultanan Demak dideklarasikan sebagai negara merdeka di Jawa Tengah oleh Raden Patah dan Walisanga, menyusul pecahnya kudeta di Majapahit yang menewaskan Bhre Kertabhumi, ayah Raden Patah.

Pengunduran diri Pangeran Cakrabuana

Pada tahun 1479, Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Tumenggung Cirebon (didukung Wali Sanga), menggantikan pamannya yang mengundurkan diri secara sukarela.[13][14] Ia tetap tunduk sebagai raja daerah Galuh dan mengirim upeti ke Kawali, setidaknya hingga tiga tahun kemudian. Sementara itu, Pangeran Cakrabuana selanjutnya lebih banyak hidup sebagai pengembara, meskipun sesekali tetap mendampingi keponakannya dalam memerintah di Cirebon. Masih pada tahun yang sama, Syarif Hidayatullah pergi ke Demak atas undangan Raden Patah dan para wali. Mereka pun mengangkat Syarif Hidayatullah sebagai Panatagama Rasul ing Tanah Pasundan (“Penyiar Agama Rasul di Tanah Sunda”). Sejak saat itu, hubungan Cirebon dan Demak pun mulai terjalin. Syarif Hidayatullah kemudian juga turut serta membangun Masjid Agung Demak[15], dengan mendirikan sebuah tiang besar sebagai salah satu dari empat sokoguru di dalam masjid itu.

Cirebon pasca-pemerintahan Pangeran Cakrabuana

Setelah pengunduran diri Pangeran Cakrabuana. Pada tahun 1480, Syarif Hidayatullah mendirikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Dalam pembangunannya, ia dibantu oleh beberapa Walisanga lainnya (Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Drajat, dan Sunan Kudus) serta Raden Sepat, seorang arsitek Jawa dan bekas petinggi Majapahit dari Demak. Raden Sepat kemudian mengabdi kepada Syarif Hidayatullah dan membantu memajukan pembangunan di Cirebon.

Setahun kemudian pada 1481, Syarif Hidayatullah berkunjung ke Kekaisaran Cina (Dinasti Ming). Di sini, Syarif Hidayatullah menikah dengan Ong Tien Nio, seorang putri setempat.[f] Ia membawa istri barunya itu kembali ke Cirebon. Keduanya tampaknya memiliki seorang putra, yakni Suranggajaya atau Arya Kamuning.[g] Kedatangan Ong Tien Nio ke Cirebon memberikan pengaruh bagi Keraton Pakungwati, di mana unsur-unsur kebudayaan Cina seperti porselin, guci, dan hiasan dinding ditempatkan di banyak sudut istana, serta sejumlah bangunan penting lain seperti masjid.

Proklamasi dari Nagari ke Kesultanan

pada tahun 1482, Syarif Hidayatullah memproklamasikan Cirebon sebagai kerajaan yang merdeka dari Galuh maupun Sunda. Beban upeti ditambah usaha untuk memperluas pengaruh Islam tampaknya menjadi penyebabnya. Sebagai raja merdeka, Syarif Hidayatullah mengangkat dirinya dengan gelar baru, Susuhunan Jati Purbawisesa alias Sunan Gunung Jati. Ia juga mengganti nama istana kediamannya, Jalagrahan, menjadi Keraton Pakungwati, yang tetap berlokasi di daerah Kebon Pesisir atau Kota Cirebon. Ia tampaknya juga merombak pembagian wilayah kekuasaannya, dengan meleburkan nagari-nagari Surantaka, Singapura, dan Wanagiri menjadi dua kadipaten baru, Cirebon Girang dan Cirebon Larang, serta membentuk nagari baru, Losari yang dipecah dari Japura. Deklarasi kemerdekaan Cirebon disambut dengan keras oleh Sri Baduga Maharaja, yang segera mengirim pasukan pimpinan Tumenggung Jagabaya untuk “menertibkannya kembali”. Namun, pasukan Sunda dihadang oleh seluruh penduduk Cirebon yang jumlahnya melebihi mereka. Jagabaya pun menyerah kalah, dan bersama seluruh prajuritnya akhirnya memutuskan untuk mengabdi kepada Sunan Gunung Jati dan masuk Islam.

Renovasi Keraton Pakungwati

Tahun 1483, Sunan Gunung Jati melakukan renovasi Keraton Pakungwati. Ia memperluas kompleks istana itu dan menambahkan bangunan-bangunan pelengkap. Ia juga membangun tembok pertahanan setinggi 2 meter yang mengelilingi ibukota Cirebon, yang dilengkapi dengan pintu gerbang bernama Lawang Gada. Pembangunan infrastruktur lain juga dilakukan, seperti pembangunan pangkalan perahu di tepi Sungai Kriyan, istal (stable) kuda kerajaan, dan pos-pos penjagaan. Pelabuhan Muara Jati juga diperbaiki dan disempurnakan, dengan bantuan masyarakat Cina yang tinggal di daerah itu.[16] Di bidang keamanan, Sunan Gunung Jati juga membentuk Pasukan Jagabaya, yang difungsikan sebagai penjaga dan pemelihara keamanan di masyarakat, selayaknya polisi saat ini.[17]

Kedatangan bangsawan Arab

Pada tahun 1485, Serombongan bangsawan Arab dari Baghdad[h] pimpinan Maulana Abdurrahman dan dua adiknya (Maulana Abdurrahim dan Syarifah Baghdadi) tiba di Cirebon dan mengabdi kepada Sunan Gunung Jati. Mereka diterima oleh Sunan Gunung Jati, yang kemudian menikahi Syarifah Baghdadi alias Nyai Lara Baghdad. Sang Maulana sendiri kemudian dianugerahi gelar Pangeran Panjunan oleh Sunan Gunung Jati.

Setahun kemudian pada 1486, Pangeran Jayakelana, putra pertama Syarif Hidayatullah dengan Syarifah Baghdad, lahir. Disusul dengan kelahiran Pangeran Bratakelana pada 1488. Disisi lain, istri Syarif Hidayatullah dari Cina, Ong Tien Nio, wafat.[15]

Proyek pembangunan besar-besaran

Dengan bantuan Raden Sepat, Sunan Gunung Jati melakukan sejumlah proyek pembangunan, antara lain perluasan Keraton Pakungwati, penyelesaian pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa, pembuatan jalan yang menghubungkan Keraton dengan pelabuhan utama di Muara Jati dan pusat ekonomi di Pasambangan. Ini semua terjadi pada 1489.

Untuk kesekian kalinya, pada 1491, 2 tahun setelah proyek pembangunan dimulai, Syarif Hidayatullah menikah dengan Nyai Ageng Tepasari, putri dari Ki Ageng Tepasan, seorang bekas pejabat Majapahit yang mengabdi kepada penguasa Demak.[18] Dari istrinya ini, Sunan Gunung Jati memiliki dua orang anak, yakni Ratu Ayu dan Pangeran Mohammad Arifin[19] (Mohammad Arifin dilahirkan pada 1495[18]), yang nantinya akan menurunkan raja-raja Cirebon berikutnya.[20]

Dibawah Sunan Gunung Jati, Cirebon melakukan aneksasi ke Kuningan. Yang kemudian dijadikan Kadipaten dibawah Kesultanan Cirebon. Arya Kamuning kemudian ditunjuk sebagai Adipati Kuningan pada 1498.[21] Setelah aneksasi Kuningan, Sunan Gunung Jati melakukan perluasan kompleks Keraton Pakungwati. Ia mendirikan sejumlah bangunan tambahan seperti Ketumenggungan (semacam barak militer?) dan Masjid Jagabayan. Ia juga merenovasi kembali Masjid Agung Sang Cipta Rasa.[18] Sementara itu, Pangeran Cakrabuana berkunjung ke Samudera Pasai. Di sini, ia menemui rajanya (Sultan Adlullah) yang tengah sakit dan berhasil menyembuhkannya. Pangeran Cakrabuana kemudian mengadopsi salah satu putri sang Sultan, seorang bayi perempuan yang baru lahir dan telah menjadi piatu (ibunya wafat setelah melahirkan). Bayi ini dibawanya kembali ke Cirebon, kemudian dibesarkan dengan nama Gandasari. Ia menjadi saudari angkat Sunan Gunung Jati dan kelak dikenal sebagai salah satu panglima perang Cirebon.

Wafat

Pangeran Cakrabuana Wafat pada tahun 1529 Saat Pertempuran pecah di Pegunungan Kromong dan Gempol, yang berakhir dengan kemenangan pasukan Cirebon. Panglima perang Galuh, Arya Kiban gugur menyebabkan moral pasukan Galuh turun dan dapat dikalahkan dengan mudah. Pasukan Cirebon lalu bergerak ke Nagari Talaga di selatan. Mereka berhasil menundukkannya dan mengislamkan penduduknya.[2][22]

Catatan

  1. ^ Pangeran Cakrabuana memakai gelar Tumenggung Lihat: buku Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479-1809 karya Unang Sunardjo.
  2. ^ Tahun menurut perkiraan Unang Sunardjo.[7]
  3. ^ Nagari di sini mengacu sebagai mungkin setara dengan provinsi sekarang yang sebelum eksistensi Kesultanan Cirebon telah ada. Istilah ini dipakai bukan hanya di Sumatra. Lihat: buku Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479-1809 karya Unang Sunardjo.
  4. ^ Singapura di sini bukan negara Singapura saat ini, tapi merujuk ke nama sebuah Nagari yang berkembang di Cirebon sebelum eksistensi Kesultanan Cirebon.
  5. ^ Tahun menurut perkiraan Unang Sunardjo.[10]
  6. ^ Dalam naskah-naskah tradisional Cirebon, ia disebut sebagai putri dari Kaisar Cina. Namun, kemungkinan yang lebih mendekati adalah bahwa ia adalah putri dari seorang bangsawan atau petinggi setempat (entah gubernur, syahbandar, panglima, atau saudagar). Penguasa Dinasti Ming sendiri saat itu adalah Kaisar Chenghua atau Zhu Jianshen (1464-1487).
  7. ^ Namun, versi yang lebih umum menyebutkan bahwa Arya Kamuning hanyalah anak angkat dari Sunan Gunung Jati dan Ong Tien Nio. Ia adalah putra dari Ki Gede Luragung yang kemudian diasuh dan diadopsi oleh Ong Tien. Pendapat tentang Arya Kamuning sebagai putra kandung mereka muncul dari interpretasi terhadap kisah “bokor/wadah kuningan” yang lahir dari perut Ong Tien, yang dianggap sebagai simbolisasi dari seorang bayi yang lahir dengan kulit kuning seperti kuningan.
  8. ^ Baghdad adalah salah satu kota utama di Timur Tengah. Saat itu, kota ini berada di bawah kekuasaan sebuah dinasti Turki bernama Aq Qoyunlu, yang dipimpin oleh Sultan Yaqub (1478-1490). Masyarakatnya secara umum tetap didominasi oleh orang Arab.

Referensi

Sitiran

  1. ^ Kertawibawa 2018, hlm. 272.
  2. ^ a b Sunardjo 1983, hlm. 109.
  3. ^ "Daftar Keturunan Pangeran Cakrabuana Dari Istri-Istrinya". Sejarah Cirebon. Diakses tanggal 2022-01-31. 
  4. ^ "Mbah Kuwu Sangkan Ternyata Miliki Lima Nama". 2019-12-09. Diakses tanggal 2022-02-05. 
  5. ^ a b "Jejak Keturunan Pangeran Walangsungsang Anak Prabu Siliwangi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-30. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  6. ^ Kompasiana.com (2019-09-21). "Pangeran Walangsungsang dan Sejarah Cirebon". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2022-02-01. 
  7. ^ Sunardjo 1983, hlm. 54.
  8. ^ Sunardjo 1983, hlm. 44.
  9. ^ Sunardjo 1983, hlm. 45-47.
  10. ^ Sunardjo 1983, hlm. 53-54.
  11. ^ Sunardjo 1983, hlm. 52-53.
  12. ^ a b Kertawibawa 2018, hlm. 274.
  13. ^ Erwantoro 2012, hlm. 172.
  14. ^ Sunardjo 1983, hlm. 57-59.
  15. ^ a b Kertawibawa 2018, hlm. 275.
  16. ^ Erwantoro 2012, hlm. 174.
  17. ^ Erwantoro 2012, hlm. 175.
  18. ^ a b c Kertawibawa 2018, hlm. 276.
  19. ^ Sunardjo 1983, hlm. 65.
  20. ^ Yani 2011, hlm. 186.
  21. ^ Thresnawaty 2016, hlm. 92.
  22. ^ Abdullah 2015, hlm. 109.

Daftar Pustaka

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Pangeran Walangsungsang

Pangeran Daftar Pangeran Bersama Andorra Pangeran Martasari Pangeran Shōtoku Pangeran bersama Andorra Pangeran Kornel Daftar Pangeran Civitella-Cesi Pangeran Panjunan Hooge, Pangeran Su Pangeran Kecil Pangeran Hyoryeong Pangeran Louis Pangeran Mangkoe Boemi Nata Pangeran Asturias Pangeran Pekik Pangeran Henry Pangeran 2 Pangeran Perbatasari Daftar Pangeran Tver Pangeran Tsuneyoshi Takeda Pangeran Purbaya Pangeran Mohammad Noor Pangeran Wales Pangeran Louis dari Wales Daftar Pangeran Liechtenstein Pangeran Yasuhiko Asaka Daftar Pangeran Salerno Pangeran Ratu Pangeran Orange Daftar Pangeran Cap…

ua Pangeran Hamlet Masahito, Pangeran Hitachi Yayasan Pangeran Sumedang Pangeran Praboe Anom Pangeran (seri televisi) Cadas Pangeran Daftar Pangeran San Donato Pangeran Singamarta Pangeran Petar dari Yugoslavia Pangeran Jayakarta Pangeran Higashifushimi Yorihito Fumihito, Pangeran Akishino Yasuhito, Pangeran Chichibu Pangeran Yangnyeong Pangeran Antasari Pangeran Dipati Tuha Pangeran Philip Pangeran Abdoel Kadir Pangeran Pamelekaran Pangeran George dari Wales Nobuhito, Pangeran Takamatsu Pangeran Andrew Pangeran Tsunehisa Takeda Pangeran Berdarah-Campuran Pangeran Francis Pangeran Mangkubumi Pangeran Friso dari Oranye-Nassau Konrad, Pangeran Sachsen-Meiningen Pangeran Albert Edward, Pangeran Wales Pangeran Alexander Pangeran Leopold Pangeran Arthur Pangeran Prangwadana Pangeran Kuning dari Sintang Kompleks Makam Pangeran Antasari Leopold, Pangeran Hohenzollern Pangeran Syarif Dirk I, Pangeran Belanda Makam Pangeran Diponegoro Pangeran Alfred Pangeran Claus dari Belanda Pangeran Fushimi Hiroyasu Pangeran Dipati Anom Pangeran Dipati Pangeran Wijayakrama Pangeran Boris dari Bulgaria Pangeran Taliwang Pangeran Gong (Dinasti Qing) Pangeran Anton dari Hohenzollern-Sigmaringen Daftar Pang

Baca artikel lainnya :

Pour les articles homonymes, voir Dada (homonymie). DadaRéunion du groupe Dada à Paris en 1921 : Louis Aragon, Theodore Fraenkel, Paul Eluard, Clement Pansaers, Paul Dermée, Philippe Soupault, George Ribemont Dessaignes, Tristan Tzara, Céline Arnauld, Francis Picabia, André Bréton.Autres informationsPersonnes liées Jean Arp, Johannes Baader, Hugo Ball, Marcel Duchamp, Beatrice WoodInfluencé par Ubu roi, Parade, cubisme, expressionnisme, mouvement antiguerre (en), art africain tradit…

مشاع علي علي أبادي مشاع علي علي ابادئ  - قرية -  تقسيم إداري البلد  إيران المحافظة كرمان المقاطعة عنبر أباد الناحية منطقة إسماعيلي القسم الريفي قسم اسماعیلي الریفي السكان التعداد السكاني 86 نسمة (إحصاء 2006) معلومات أخرى التوقيت توقيت إيران (+3:30 غرينيتش) توقيت صيفي ت

This article or section appears to be slanted towards recent events. Please try to keep recent events in historical perspective and add more content related to non-recent events. (February 2023) (Learn how and when to remove this template message) 43°03′33″N 70°45′57″W / 43.05917°N 70.76583°W / 43.05917; -70.76583 Portsmouth High School Portsmouth High School is a public high school located in Portsmouth, New Hampshire with a current enrollment of approximatel…

يفتقر محتوى هذه المقالة إلى الاستشهاد بمصادر. فضلاً، ساهم في تطوير هذه المقالة من خلال إضافة مصادر موثوق بها. أي معلومات غير موثقة يمكن التشكيك بها وإزالتها. (مارس 2016) سمارت للطيران إياتاM4 إيكاوSME رمز النداءــ تاريخ الإنشاء 2007 الجنسية مصر  بداية النشاط 3 مايو 2007 المطارات ال

Species of fish Not to be confused with the saury (Cololabis adocetus). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Pacific saury – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2022) (Learn how and when to remove this template message) Pacific saury Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: A…

2010 film directed by John Alan Simon Radio Free AlbemuthTheatrical release posterDirected byJohn Alan SimonScreenplay byJohn Alan SimonBased onRadio Free Albemuthby Philip K. DickProduced by Dale Rosenbloom Stephen Nemeth Elizabeth karr John Alan Simon Starring Jonathan Scarfe Shea Whigham Alanis Morissette Katheryn Winnick Scott Wilson Cinematography Patrice Lucien Coche Jon Felix Edited byPhil NordenMusic by Robyn Hitchcock Ralph Grierson Productioncompanies Open Pictures Broadstroke Entertai…

1985 video gameThe Oregon TrailCover art for 1990 DOS versionDeveloper(s)MECCPublisher(s)MECCDesigner(s)R. Philip BouchardProgrammer(s)John KrenzArtist(s)Charolyn KapplingerSeriesThe Oregon TrailPlatform(s)Apple II, DOS, Mac OS, WindowsRelease1985 (Apple II)1990 (DOS)1991 (Mac OS)1993 (Windows)Genre(s)Strategy The Oregon Trail is an educational strategy video game developed and published by the Minnesota Educational Computing Consortium (MECC). It was first released in 1985 for the Apple II, wit…

Former President of the People's Republic of China In this Chinese name, the family name is Li. Li Xiannian李先念Li in 19543rd President of the People's Republic of ChinaIn office18 June 1983 – 8 April 1988PremierZhao ZiyangLi PengVice PresidentUlanhuLeaderDeng XiaopingPreceded byLiu Shaoqi (as State Chairman) Ye Jianying (as Head of State)Succeeded byYang Shangkun5th Chairman of the Chinese People's Political Consultative ConferenceIn office6 April 1988 – 21 June 1992Pr…

Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Kepulauan AnambasDewan Perwakilan RakyatKabupaten Kepulauan Anambas2019-2024JenisJenisLegislatif SejarahSesi baru dimulai2 September 2019PimpinanKetuaHasnidar (PPP) sejak 17 Oktober 2019 Wakil Ketua ISyamsil Umri (PDI-P) sejak 17 Oktober 2019 Wakil Ketua II Firdian Syah (PAN) sejak 17 Oktober 2019 KomposisiAnggota20Partai & kursi  PDI-P (3)   NasDem (1)   Hanura (1)   Demokrat (2)   PAN (3…

James Morgan Pryse (14 November 1859 – 22 April 1942) was an author, publisher, and theosophist. Emblem of the Theosophical Society Family background Pryse was born in New London, Ohio (a suburb of Cincinnati), and died in Los Angeles, California. Pryse married Jessica 'Jessie' Mayer (died on Aug. 27, 1928) on Dec. 1, 1902 at Galesville, Trempealeau County, Wisconsin. James had a brother named John Morgan Pryse (Sept. 9, 1863 - Sept. 5, 1952)[1] who died in Los Angeles and who was …

Not to be confused with Jayam Manade (1986 film). 1956 Indian filmJayam ManadeTheatrical release posterDirected byT. Prakash RaoWritten byMuddu Krishna (dialogues)Screenplay byT. Prakash RaoStory byK. PratyagatmaProduced bySudarlal NehathaStarringN. T. Rama RaoAnjali DeviCinematographyKamal GhoshEdited byTilakMusic byGhantasalaProductioncompanyRajasri ProductionsRelease date 4 May 1956 (1956-05-04) Running time160 minutesCountryIndiaLanguageTelugu Jayam Manade (transl. Victo…

Pour les articles homonymes, voir Bourguet. Pierre-Nicolas-Joseph de Bourguet de TravanetPortrait de Pierre Nicolas de Travanet, par Joseph-Benoît SuvéeFonctionsMaire d'Asnières-sur-Oise1811-1812Député du Tarn27 mars 1802 - 1er juillet 1810Sous-préfetArrondissement de Castres1800-1802BiographieNaissance 12 octobre 1753RéalmontDécès 24 mars 1812 (à 58 ans)Ancien 1er arrondissement de ParisNationalité françaiseActivité Homme politiqueFratrie Jean-Joseph Bourguet de Guilhem de Tra…

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints in Singapore – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (December 2008) (Learn how and when to remove this template message) The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints in SingaporeSingapore Stake Center.AreaA…

2000 video game 2000 video gameThe Lost GolemDeveloper(s)Caramelpot[1]Publisher(s)CaramelpotDirector(s)Shuichi Ishikawa[2]Artist(s)Ryotaro ItohComposer(s)Yasunori MurakitaMasakazu Shin-yaPlatform(s)DreamcastReleaseJP: February 24, 2000Genre(s)Puzzle GameMode(s)Single-player, multiplayer The Lost Golem (ゴーレムのまいご, Golem no Maigo) is a puzzle game for the Dreamcast developed and published by Caramelpot and released in Japan only in 2000. Gameplay The player controls …

Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan [[ dan ]] pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). …

Jewellery house This article is an orphan, as no other articles link to it. Please introduce links to this page from related articles; try the Find link tool for suggestions. (April 2021) Khazana JewelleryTypePrivateIndustryJewelleryFounderKishore Kumar JainHeadquartersChennaiArea servedIndiaKey peopleKishore Kumar JainWebsitewww.khazanajewellery.com Khazana Jewellery is an organised jewellery retail house in South India. It was founded by Kishore Kumar Jain, and opened its first professionally …

Leader of the Scottish Government This article is about the office. For the current holder, see Humza Yousaf. For a list of Scottish first ministers, see List of first ministers of Scotland. First Minister of ScotlandScottish Gaelic: Prìomh Mhinistear na h-AlbaCoat of arms of Scotland used by the monarchFlag of ScotlandIncumbentHumza Yousafsince 29 March 2023Office of the First MinisterScottish GovernmentScottish CabinetScottish ParliamentStyleFirst Minister(informal)The Right Honourable(U…

This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Unplugged Bryan Adams album – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (August 2011) (Learn how and when to remove this template message) 1997 live album by Bryan AdamsUnpluggedLive album by Bryan AdamsReleasedDecember 9, 1997RecordedSeptember 26, …

Former Turkish political party This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Republican Nation Party – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2020) (Learn how and when to remove this template message) Republican Nation Party Cumhuriyetçi Millet PartisiFounderOsman BölükbaşıFounded10 Febru…

1934–1943 Italian colony in North Africa LibyaLibia (Italian)ليبيا (Arabic)Lībyā1934–1943 Flag Coat of Arms(1940–1943) Italian Libya in 1941:   Libya   Italian controlled territory   Kingdom of Italy StatusColony of Italy[1]CapitalTripoliCommon languagesItalian, Arabic (official)Libyan Arabic, Berber languages, DomariReligion Islam, Coptic Orthodoxy, Judaism, CatholicismGovernmentColonial administrationMonarch • 1934…

Kembali kehalaman sebelumnya