Makkah[1][a], secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah (bahasa Arab: مكة المكرمة, translit. Makkat al-Mukarramah, har.'Makkah, Kota yang Mulia'), (Ejaan tidak baku: 'Mekah' atau 'Mekkah')[3], adalah salah satu kota suci Islam dan ibukota Provinsi Makkah, Arab Saudi.[4] Kota ini terletak 70 km (43 mi) ke daratan dari Jeddah di Laut Merah, di sebuah lembah kecil 277 m (909 ft) di atas permukaan laut. Populasi terakhir yang tercatat berjumlah 2.150.000 jiwa pada tahun 2023.[5] Diperkirakan populasi metro pada tahun 2020 adalah 2,04 juta jiwa, membuat Makkah sebagai kota terpadat ketiga di kerajaan. Peziarah yang berdatangan berjumlah tiga kali lipat dari penduduk setempat selama ibadah Haji setiap bulan Zulhijah.
Makkah merupakan tempat lahir dari Nabi Muhammad. Gua Hira yang terletak di atas Jabal an-Nur berada di kota Makkah dan gua tersebut merupakan lokasi yang umat Islam percaya bahwa al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Muhammad.[6][7] Mengunjungi Makkah untuk ibadah Haji merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu (pemenuhan rukun Islam). Masjidil Haram merupakan rumah bagi Ka'bah—diyakini oleh umat Islam telah dibangun oleh Ibrahim dan Isma'il—yang merupakan salah satu situs suci Islam dan patokan arah salat bagi umat Islam (kiblat), yang memperkuat makna kota Makkah bagi umat Islam.[8]
Para penguasa Muslim, baik dari dalam maupun dari sekitar wilayah tersebut telah lama mencoba untuk merebut kota Makkah dan mempertahankan kota tersebut dalam kekuasaannya. Dengan demikian, seperti halnya kebanyakan wilayah Hijaz, kota tersebut mengalami berbagai perubahan rezim yang berutang pada sejarahnya yang kaya. Kota ini akhirnya ditaklukan dalam penaklukan Hijaz oleh Saudi yang dipimpin oleh Ibnu Saud dan sekutunya pada tahun 1925. Sejak itu, Makkah terlihat ekspansi yang luar biasa dalam ukuran dan infrastruktur dengan bangunan modern yang lebih baru seperti Menara Abraj Al Bait, bangunan tertinggi keempat di dunia dan terbesar ketiga berdasarkan luas lantai yang menjulang tinggi di atas Masjidil Haram. Pemerintah Saudi juga melakukan penghancuran beberapa bangunan bersejarah dan situs arkeologi, seperti Benteng Ajyad.[9][10][11] Kalangan non-Muslim sangat dilarang untuk memasuki kota Makkah.[12][13]
Umat Islam dari seluruh dunia mengunjungi kota Makkah, tidak hanya untuk ibadah Haji dan Umrah, tetapi juga sebagai turis untuk mengunjungi landmark wilayah tersebut, seperti Masjid Aisyah dan situs yang dikunjungi oleh jamaah Haji dan Umrah. Makkah sekarang menjadi rumah bagi dua bangunan termahal di dunia, Masjidil Haram yang senilai 100 miliar dolar AS dan kompleks Menara Abraj Al Bait yang senilai 15 miliar dolar AS.
Geografi
Kota Makkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kota ini merupakan lembah kering, dikelilingi pegunungan karang yang tandus dengan bangunan Ka'bah sebagai pusatnya. Dengan demikian, pada masa dahulu kota ini rawan banjir bila musim hujan sebelum akhirnya pemerintah Arab Saudi memperbaiki kota ini dan merenovasi kota ini. Seperti pada umumnya kota-kota di wilayah Arab Saudi, kota ini beriklim gurun[14].
Panjang lembah barat ke timur sekitar 3 km, sedangkan panjang lembah utara ke selatan sekitar 1,5 km. Kota ini dikelilingi oleh beberapa gunung, diantaranya Gunung Abu Qubais pada bagian timur, Gunung Abi Badidah (Kudai) dan Gunung Khundamah pada bagian selatan, Gunung Al Falj, Gunung Qaiqa'an, Gunung Hindi, Gunung Lu'lu dan Gunung Kada (gunung tertinggi) pada bagian utara. Pada zaman dahulu hanya ada tiga jalan yang bisa dilalui untuk masuk Makkah, yaitu celah utara di kaki Gunung Al Falh, celah barat menuju Laut Merah dan celah selatan menuju Yaman.[15]
Perkembangan kota Makkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah.[18] Pada perkembangannya muncul orang-orang Jurhum yang akhirnya tinggal di sana. Nabi Ismail menikah dengan putri Muzaz bin Amr (seorang tokoh dari kabilah Jurhum).[15] Keturunan Nabi Ismail dari pernikahan ini kemudian berkembang menjadi penduduk Makkah.
Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina, dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy adalah Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib. Pada saat itu, Makkah tidak berbentuk kerajaan, melainkan hanya sebagai tempat tinggal suku Quraisy. Pada musim panas, suku Quraisy biasa pindah ke Syam, sedangkan pada musim dingin pindah ke Yaman. Meskipun demikian, sudah ada pembagian jabatan di Makkah. Diantaranya:[15]
Hijabah (pemegang kunci pintu Ka'bah)
Siqaayah (pengawas mata air zam-zam)
Rifaadah (penyedia makanan bagi tamu Makkah)
Liwaa' (pengatur panji perang)
Qiyaadah (pemimpin pasukan perang)
Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahiliah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya Nabi Muhammad kembali ke Makkah dalam misi membebaskan kota Makkah tanpa pertumpahan darah yang dikenal dengan Fathul Makkah pada tahun 630 (8 Hijriyah).
Pada masa selanjutnya Makkah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini, Makkah tidak dijadikan pusat pemerintahan. Pusat pemerintahan Khulafaur Rasyidin tetap berada di Madinah. Setelah itu Makkah berada di bawah administrasi para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (DinastiUmmayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah), dan Istanbul (Usmaniah). Kemudian setelah hancurnya sistem kekhalifahan, kota ini dikuasai oleh Syarif Makkah yang ikut melawan pemerintah Usmaniah dan tak selang beberapa lama berhasil direbut dan disatukan dalam pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud yang kemudian menjadi pelayan bagi kedua kota suci Islam, Makkah dan Madinah. Gelar yang biasa disandang para penguasa yang pernah memimpin dua kota suci tersebut[19].
Pemerintahan
Sistem administrasi pemerintahan Kota Makkah, dipimpin oleh seorang wali kota (disebut amir) yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi dan dibantu oleh majelis dewan kota yang dipilih oleh masyarakat setempat sebanyak empat belas orang. Kota Makkah juga merupakan ibu kota dari Provinsi Makkah, di mana sejak tanggal 16 Mei 2007, yang diangkat menjadi Gubernur provinsi tersebut adalah Pangeran Khalid Al Faisal.[20]
Ekonomi
Kota Makkah dikenal sebagai kota dagang, pada masa lalu dikenal dengan jalur perdagangan antara Yaman-Mekkah-Madinah-Damsyiq (Damaskus) dengan penghasilan sekali pemberangkatan kafilah mencapai 600.000 pound. Selain dikenal sebagai kota dagang, ekonomi juga bertumpu dengan pertanian dan peternakan serta pelayanan jasa untuk jemaah haji, diantaranya usaha perhotelan dan penginapan[21].
Pendidikan
Sebagai pusat agama Islam selain Madinah, kota ini memiliki pusat pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam.
Pendidikan formal telah mulai dikembangkan sejak akhir periode Usmani perlahan terus sampai kemudian pada tahun 1912, Muhammad Ali Zaynal ʿ Ridha, seorang pedagang dari Jeddah, mendirikan Madrasah al-Falah di Makkah dengan biaya waktu itu £400.000.[22]
Sampai pada tahun 2005, di Makkah terdapat 532 sekolah umum atau swasta untuk pria dan 681 sekolah umum atau swasta untuk siswa perempuan.[23]
Sedangkan perguruan tinggi pertama kali didirikan di kota ini adalah sekitar tahun 1949, dengan nama Kulliyyat al-Shar'ía, yang kemudian menjadi Fakultas Shar'iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada di Jeddah.[24]
Kesehatan
Sebagai kota suci umat Islam dan tempat menunaikan ibadah haji, kota Makkah setiap tahunnya menerima kunjungan dari umat Islam dari berbagai negara, tentunya fasilitas kesehatan merupakan fasilitas pendukung utama yang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Arab Saudi.[24]
Masjidilharam, kadang kala disebut juga dengan Masjid al-Haram ataupun Al-Masjid al-Ḥarām (Arab: المسجد الحرام), merupakan masjid yang terletak di Kota Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Sebagai kota suci umat Islam, berdasarkan hukum yang berlaku di Arab Saudi, bagi non-Muslim tidak diizinkan memasuki kota Mekkah ini.[25]
Ka'bah (Arab: الكعبة) merupakan sebuah bangunan yang mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Makkah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi umat Islam. Bangunan ini menjadi patokan arah kiblat untuk ibadah salat, bagi umat Islam di seluruh dunia[26].
Zamzam (Arab: زمزم) merupakan nama air yang diperoleh dari sebuah sumur mata air bawah tanah yang terletak dalam kawasan Masjidilharam, sebelah tenggara Ka'bah, dengan kedalaman sekitar 42 meter. Air zamzam ini merupakan sumber air bersih utama bagi kota Makkah. Selain dikonsumsi untuk air minum, air ini juga digunakan sebagai air wudu bagi jemaah yang akan melakukan ibadah salat di Masjidilharam.[27]
Kota-kota dalam Ibadah Haji
Selain Makkah, kota atau daerah yang digunakan dalam peribadatan haji yakni Mina, Muzdalifah, dan Arafah, kemudian terdapat kota atau daerah yang digunakan para jemaah haji untuk memulai prosesinya antara lain Bir Ali atau Dzulkulaifah yang berada di luar kota Madinah sebagai patokan jemaah yang berasal dari Madinah, serta Qarnul Manazil atau Yalamlam bagi jemaah haji yang masuk dari arah Yaman[28].
^"Klimatafel von Mekka (al-Makkah) / Saudi-Arabien"(PDF). Baseline climate means (1961-1990) from stations all over the world (dalam bahasa German). Deutscher Wetterdienst. Diakses tanggal January 25, 2016.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Al-A'zami, M.M., (2005), Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi, (terj.), Jakarta: Gema Insani Press, ISBN 979-561-937-3.
Watt, W. Montgomery. "Makka – The pre-Islamic and early Islamic periods." Encyclopaedia of Islam. Edited by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Brill, 2008. Brill Online. 6 June 2008
Winder, R.B. "Makka – The Modern City." Encyclopaedia of Islam. Edited by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Brill, 2008. Brill Online. 2008 https://ikyariyadh.com/