Kota Kinabalu adalah ibu kotaSabah. Kota ini juga merupakan pusat pemerintahan untuk Pantai Barat negeri Sabah. Kota ini terletak di pantai barat pulau Kalimantan yang berhadapan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan. Gunung Kinabalu, yang menjadi nama dari kota ini, berada di wilayah KK, sementara Taman Tunku Abdul Rahman, tempat perlindungan kehidupan liar, terletak juga di sini. Sampai tahun 2010, Kota Kinabalu memiliki sekitar 452.058 jiwa penduduk, sementara di daerah distrikPenampang yang juga meliputi wilayah kota ini memiliki sekitar 176.667 jiwa.[1] Jika dijumlahkan, jumlah populasi metro adalah 628.725 jiwa.
Kota ini juga merupakan tujuan wisata utama dan pintu masuk yang populer bagi wisatawan yang mengunjungi Sabah dan juga Kalimantan.[4]Taman Nasional Kinabalu terletak sekitar 90 km dari kota ini dan ada banyak tempat menarik bagi wisatawan di sekitar daerah ini.[5]
Sejarah
Sejak abad ke-15, kawasan Jesselton berada di bawah pengaruh Kekaisaran Brunei.[6][7] Pada akhir tahun 1800-an, Perusahaan Borneo Utara Inggris (SBUB) mulai mendirikan koloni di seluruh Kalimantan bagian utara.[8] Pada tahun 1882, Perusahaan ini telah mendirikan sebuah permukiman kecil di daerah yang dikenal sebagai Teluk Gaya yang dihuni oleh suku Bajau.[9] Permukiman pertama adalah di Pulau Gaya.[10] Namun pada tahun 1897, permukiman pertama ini dibakar dan dihancurkan oleh pejuang kebebasan Bajau, yaitu Mat Salleh.[7]
Setelah kehancuran Pulau Gaya, SBUB memutuskan untuk memindahkan permukiman ke daratan yang lebih mudah dipertahankan seperti di Teluk Alternatif (kini Teluk Sepanggar) pada tahun 1898, namun ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan.[11] Pada tahun 1899, Mr Henry Walker, Komisaris Tanah mengidentifikasi sebuah wilayah dengan luas 30 ekar sebagai pengganti Teluk Alternatif.[12]
Sebuah desa nelayan yang bernama Api-Api (lihat Nama asal di bawah) akhirnya dipilih karena posisinya yang dekat dengan Layanan Kereta Api Borneo Utara dan merupakan pelabuhan alam yang terlindung dari angin.[10] Pusat administrasi yang baru ini dinamakan Jesselton[13] sesuai dengan nama Tuan Charles Jessel, yang merupakan Wakil Ketua SBUB pada saat itu.
Akhirnya, Jesselton menjadi sebuah pos perdagangan utama di wilayah Borneo Utara, dengan perdagangan karet, rotan, madu, dan lilin menjadi komoditas utama.[10][14] Kereta api sudah digunakan untuk mengangkut barang-barang ke pelabuhan Jesselton.[14] Perlawanan orang Melayu dan Bajau pada waktu itu tidak begitu signifikan, dan perusahaan juga bekerja keras untuk melawan ancaman bajak laut yang telah lama terjadi di wilayah ini.
Beberapa pemberontakan terhadap pemerintahan tentara Jepang sempat terjadi di Api-Api. Satu pemberontakan besar yang terjadi pada 10 Oktober 1943 oleh Gerilyawan Kinabalu yang merupakan penduduk pribumi. Tentara Jepang menghentikan pemberontakan ini setelah pemimpinnya, Albert Kwok, ditangkap dan dibunuh pada tahun 1944.[15][16]
Pada tahap akhir perang, kota ini sekali lagi dihancurkan oleh tentara Sekutu dengan pengeboman siang dan malam dalam waktu lebih dari enam bulan sebagai bagian dari Kampanye Borneo pada tahun 1945.[9][10] Sebagai akibat dari aksi ini, hanya tiga bangunan yang tetap berdiri.[9][10] Perang di Borneo Utara berakhir dengan penyerahan diri resmi Angkatan Darat Jepang ke-37 oleh Letjen Baba Masao di Labuan pada 10 September 1945.[17]
Setelah perang berakhir, SBUB kembali untuk mengatur Jesselton tetapi tidak mampu untuk membiayai biaya rekonstruksi yang sangat besar. Mereka menyerahkan pengawalan Borneo Utara ke Mahkota Inggris pada 15 Juli 1946. Pemerintah kolonial baru telah dipilih untuk membangun kembali Jesselton sebagai pusat pemerintahan baru, selain Sandakan yang juga telah hancur sewaktu perang.[18]
Pada periode 1948-1955, sebuah Rencana Rekonstruksi dan Pembangunan untuk Borneo Utara telah didirikan oleh pemerintah Inggris.[19] Pemerintah Inggris telah menyetujui dana sebesar £6.051.939 dengan perincian £2.232.882 untuk pembangunan kembali dan £3.819.057 untuk proyek-proyek baru.[19] Jalan telah dibangun, pelabuhan dibersihkan dan bandara diperbaiki. Rekonstruksi pekan dan sektor pertanian juga diberi perhatian. Roy Edgardo Parry, Direktur Pendidikan pertama, telah ditunjuk untuk mempersiapkan rencana lima tahun untuk pengembangan pendidikan.[19]
Saat Borneo Utara bersatu dengan Serawak, Singapura dan Federasi Malaya untuk membentuk Federasi Malaysia pada tahun 1963, negara ini berubah nama dan dikenal sebagai Sabah, dengan Jesselton tetap sebagai pusat pemerintahan utama.[9] Jesselton sebagai kota diubah namanya menjadi Kota Kinabalu pada 30 September 1968 dan menerima status kota dari pemerintah Malaysia pada 2 Februari 2000.[9]
Etimologi
Kota Kinabalu berasal dari nama Gunung Kinabalu, yang terletak sekitar 50 kilometer ke arah timur laut kota. Kinabalu berasal dari nama Aki Nabalu yang bermaksud "tempat yang dihormati". Aki pula bermaksud "nenek moyang" atau "datuk", dan Nabalu adalah nama untuk gunung dalam bahasa Dusun.[20] Terdapat juga sumber yang mengatakan bahwa istilah ini berasal dari Ki Nabalu; Ki bermaksud "ada" atau "wujud", dan Nabalu bermaksud "semangat orang mati".[21]
Kota adalah kata Melayu untuk "kubu", "pekan", atau "kota". Ia juga digunakan secara resmi pada beberapa pekan lain di Malaysia, dan juga kota, sebagai contoh, Kota Bahru, Kota Tinggi, dan Kota Kemuning. Kata Kota juga digunakan secara tidak resmi untuk merujuk kepada setiap pekan atau kota. Oleh itu, terjemahan langsung nama Kota Kinabalu ke dalam bahasa Inggris ialah "Kinabalu City".
Nama asli
Selain Jesselton, ada beberapa teori lain tentang nama asal Kota Kinabalu. Yang paling populer, seperti yang disebutkan di atas, adalah Api-Api, atau hanya Api. Tempat ini dinamakan seperti itu oleh penduduk setempat, terutama kaum Bajau, untuk memperingati pembakaran kantor pemerintahan Inggris di Pulau Gaya oleh Mat Salleh,[22] serta kejadian pembakaran lain yang biasanya dilakukan oleh bajak laut.
Wendy Law Suart menulis tentang nama Api-Api dalam bukunya yang berjudul Lingering Eye,
Di Museum Negara bagian Sabah terdapat peta Belanda Borneo dan Sulawesi tertanggal tahun 1657 yang menunjukkan bahwa Jesselton dari awal memang diberi nama Api Api. Nama Api-Api mungkin memiliki kaitan dengan pohon di tepi pantai yang memiliki akar pernafasan yang bernama sama.[23]
Dalam bahasa Tionghoa, kota ini dikenal sebagai "Api" dan disebut orang Hakka sebagai 亚庇 (hanzi sederhana; hanzi tradisional: 亚庇; pinyin: Ya Bi)
Terdapat perkiraan bahwa kawasan Kota Kinabalu sekarang sebenarnya dinamai sungai terdekat yang disebut Sungai Api-Api.[10] Selain Api-Api, satu lagi nama yang sempat diungkap adalah Deasoka, yang bermaksud "di bawah pohon kelapa".[24] Penduduk setempat Bajau menggunakan nama ini untuk mengacu pada sebuah desa di bagian selatan kota yang dipenuhi pohon kelapa. Nama lain adalah Singgah Mata yang bermaksud "mata transit", tetapi bisa juga diterjemahkan sebagai "menyenangkan mata". Nama tersebut adalah nama yang diberikan nelayan dari Pulau Gaya yang merujuk kepada kawasan yang sekarang ini merupakan pusat kota Kota Kinabalu.[25]
Pada masa kini, semua nama ini digunakan sebagai nama jalan atau bangunan di sekitar kota. Beberapa contoh adalah Lintasan Deasoka, Api-Api Centre dan Jalan Singgah Mata.
Ibu kota
Sebagai ibu kota Sabah, Kota Kinabalu memainkan peran yang penting dalam politik dan ekonomi penduduk di seluruh negara ini. Ini merupakan daerah pemerintahan utama negara di mana letak hampir semua kantor kementerian dan lembaga pemerintah. Kebanyakan lembaga dan departemen pemerintah federal Malaysia juga terletak di Kota Kinabalu. Dewan Undangan Negeri Sabah terletak di Teluk Likas yang terdekat. Ada empat anggota parlemen (MP) yang mewakili 4 kawasan parlemen di kota: Sepanggar (P.171), Kota Kinabalu (P.172), Putatan (P.173), dan Penampang (P.174). Kota ini juga memilih 9 wakil badan legislatif negara dari daerah DUN Karambunai, Inanam, Likas, Api-Api, Luyang, Tanjung Aru, Petagas, Kepayan, dan Moyog.[26]
Pemerintah daerah dan definisi kota
Kota ini diatur oleh Balai Kota Kinabalu. Wali kota saat ini (2013) adalah Datuk Abidin Madingkir, yang menjabat dari Datuk Iliyas Ibrahim pada 2 Februari 2011.[27] Datuk Iliyas adalah wali kota kedua setelah menjabat dari Datuk Abdul Ghani Rashid pada tahun 2006. Kota ini memperoleh status kota pada 2 Februari 2000.[9] Sebelum ini ia diatur oleh Kotamadya Kota Kinabalu.
Kawasan kota ini juga merupakan daerah, yang sebelumnya munisipalitas Kota Kinabalu. Dengan area seluas 351 kilometer persegi, ia adalah daerah yang terkecil tetapi yang memiliki terpadat di Sabah.[28] Kawasan kota mencakup Tanjung Aru dan Kepayan di selatan, sehingga Telipok dan Sepanggar di utara. Kawasan kota-kota juga meluas ke daerah Penampang[29] di selatan perbatasan kota, yang termasuk kota-kota Donggongon dan Putatan. Kawasan kombinasi Kota Kinabalu (daerah) di Penampang dan Putatan dikenal sebagai Greater Kota Kinabalu (Kota Kinabalu Raya).[30]
Daerah Penampang memiliki area seluas 466 kilometer persegi, dan diatur oleh Dewan Daerah Penampang.[31]
Kota Kinabalu terletak di pantai barat Sabah. Kota ini terletak di dataran yang sempit di antara Banjaran Crocker ke timur dan Laut Cina Selatan ke barat. Ada enam pulau di luar pantai kota. Yang terbesar adalah Pulau Gaya yang merupakan bekas lokasi penempatan Inggris yang pertama. Sekitar 8.000 orang tinggal di sana.[43] Pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni, diantaranya Pulau Manukan, Pulau Mamutik, Pulau Sapi, Pulau Suluk dan Pulau Sepanggar, terletak di utara berseberangan dengan Taman Nasional Teluk Sepanggar.[44]
Tanah rata terkonsentrasi di pusat kota, dan ada batasan yang ketat untuk ketinggian bangunan: bandara terletak 7 km dari kota dan daerah kota berada langsung dalam jalur penerbangan. Kebanyakan kawasan Distrik Pusat Bisnis (Central Business District, (CBD)) hari ini dibangun di atas tanah yang reklamasi dari laut.[10] Kehidupan tumbuhan asli kebanyakan sudah hilang, tetapi beberapa bukit di dalam kota (terlalu curam untuk dibangun gedung) masih ditutupi dengan hutan hujan tropis. Salah satunya adalah Signal Hill, yang berbatasan dengan CBD arah ke pantai. Di kawasan Teluk Likas, sisa hutan bakau yang luas sudah hampir hilang.[45] Pada tahun 1996, negara telah menetapkan 24 ekar hutan sebagai kawasan yang dilindungi. Hutan ini kini dikenal sebagai Kota Kinabalu Wetlands. Tempat perlindungan itu diberikan perlindungan tambahan sebagai Situs Warisan Budaya Negeri pada tahun 1998.[45]
Lima pulau (Gaya, Sapi, Manukan, Sulug, Mamutik) yang berhadapan dengan kota dipelihara sebagai Taman Nasional Tunku Abdul Rahman. Taman ini diberi nama untuk menghormati Perdana Menteri Malaysia pertama Tunku Abdul Rahman,[10] dan merupakan tempat rekreasi populer bagi wisatawan dan penduduk lokal.[46] Pusat kota Kota Kinabalu kebanyakan merupakan kawasan bisnis dan administrasi pemerintah yang termasuk Karamunsing, daerah pelabuhan (Tanjung Lipat), Signal Hill, Kampung Air, Sinsuran, Segama, Asia City, Gaya Street (Kota Lama), Kota Berhasil, Api-Api, Sutera Harbour dan Sembulan. Lingkungan dan pinggiran perumahan termasuk Kepayan Ridge, Tanjung Aru, Petagas, Kepayan, Lido, Lintas, Nosoob, Bukit Padang, Luyang, Damai, Likas dan Kolombong. Kota ini semakin berkembang sehingga menjangkau ke kota Inanam, Menggatal, Sepanggar, Telipok dan selatan perbatasan daerah Penampang, Putatan, dan Lok Kawi.[47]
Kota Kinabalu memiliki iklim hutan hujan tropis, di bawah klasifikasi iklim Köppen. Namun, kota ini memiliki musim-musim yang terasa lebih basah dan lebih kering. Pada bulan Februari, kota ini menerima rata-rata curah hujan 60 mm, yang layak untuk iklim hutan hujan tropis. Dua musim hujan yang menjadi ciri iklim bagian Sabah ini adalah Muson Timur Laut dan Muson Barat Daya. Muson Timur Laut terjadi antara November dan Maret dengan suhu sejuk dan kurang hujan, sementara Muson Barat Daya terjadi antara Mei dan September yang membawa suhu panas dan lebih banyak curah hujan. Ada juga dua transisi muson yakni dari April hingga Mei, dan September hingga Oktober.[50] Perubahan suhu sepanjang tahun adalah kecil. Namun, April dan Mei umumnya bulan terpanas, sementara Desember dan Januari sering tersejuk. Selama periode tersejuk (Desember dan Januari), beberapa gelombang angin dingin bertiup dari Siberia yang kadang-kadang menurunkan suhu pada awal pagi hingga 20 °C.[51] Curah hujan sangat bervariasi sepanjang tahun. Bulan Februari dan Maret biasanya bulan-bulan panas terik dan kering, sedangkan curah hujan mencapai puncaknya pada periode transisi muson sekitar Oktober. Kelembapan relatif cukup tinggi sepanjang tahun.[52]
Tidak ada nama atau gelar resmi dan juga demonim untuk menggambarkan rakyat Kota Kinabalu. Satu cara mudah untuk menggambarkan orang kota di sini adalah "orang KK". Istilah "K.K-ian" juga kadang-kadang digunakan.[5] Umumnya, semua orang dari Sabah disebut "orang Sabah".[55]
Etnik dan agama
Laporan Statistik Malaysia 2010 menunjukkan bahwa wilayah kota Kota Kinabalu memiliki populasi 452.058.[1] Pada saat ini, penduduk di kota ini memiliki berbagai campuran ras dan etnis yang berbeda. Warga asing membentuk mayoritas penduduk kota dengan 110.556 orang diikuti dengan Tionghoa (93.429), Bajau (72.931), Kadazan-Dusun (69.993), Bumiputra (59.607), Melayu Brunei[56] (35.835), Murut (2.528), India (2.207) dan lain-lain (5.482).[57] Orang Tionghoa kebanyakan adalah orang Hakka dan sebagian besar menetap di daerah Luyang. Distrik Penampang dihuni oleh Kadazan, kaum Bajau kebanyakan tinggal di Likas, Sembulan dan Karambunai, sedangkan Orang Melayu Brunei bisa ditemukan di sekitar kota.
Orang Melayu Brunei dan Bajau beragama Islam. Kadazan menganut agama Kristen, sedangkan orang Tionghoa menganut agama Buddha atau Kristen. Ada juga sejumlah kecil penganut Hindu, Sikhisme, Animisme; sejumlah kecil Sekularisme juga ada.
Ada juga sejumlah besar orang Filipina di Kota Kinabalu. Gelombang pertama imigran tiba pada abad ke-15 saat penjajahan Spanyol, sedangkan beberapa pengungsi tiba pada awal 1970-an karena masalah pemberontakan di selatan Filipina. Sejumlah besar dari mereka sekarang terdiri dari pekerja asing yang tiba pada tahun 1970-an. Kebanyakan pendatang awal telah beralih kewarganegaraan menjadi rakyat Malaysia, namun ada juga yang masih hidup tanpa dokumentasi di sekitar kota ini yang dianggap sebagai pendatang haram.[58] Kebanyakan pendatang Filipina adalah berkebangsaan Suluk dan Tausug.[59] Ada juga sejumlah besar masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitar kota.[59]
Ada sejumlah kecil penduduk India, Pakistan dan Eurasia yang menetap di sekitar kota. Baru-baru ini juga jumlah ekspatriat yang tinggal di kota, baik secara sementara atau tetap juga meningkat. Kebanyakan datang dari Korea Selatan, Jepang, Australia, dan juga Eropa.
Perkawinan bukanlah suatu hal yang luar biasa di sini dan pernikahan campur antara Tionghoa - Kadazan adalah sangat biasa.[60] Anak-anak bangsa campuran Kadazan dan Tionghoa disebut sebagai Sino-Kadazan atau hanya "Sino".[60]
Bahasa
Penduduk Kota Kinabalu umumnya berbicara Bahasa Melayu dengan memiliki bahasa kreolSabah.[55] Hampir 50% penduduk Kota Kinabalu keturunan Tionghoa.[61]Bahasa Hakka dan Mandarin dituturkan oleh orang Cina. Selain itu, kebanyakan orang Cina juga dapat berbicara dalam bahasa Kanton. Hampir semua penduduk juga dapat berbicara bahasa Inggris, terutama generasi muda. Pada hari ini, kebanyakan orang sudah dapat berbicara dalam bahasa Inggris dasar. Namun, beberapa mengalami kesulitan berbicara dengan lancar karena perbendaharaan kata yang terbatas dan kurangnya umum penggunaan bahasa Inggris sebagai lingua franca percakapan di kalangan rakyat Sabah secara keseluruhan.
Penggunaan Bahasa Kadazan dan Dusun sangat signifikan di seluruh Sabah terutama di kota-kota besar atau kota-kota seperti Kota Kinabalu. Beberapa usaha telah diambil oleh beberapa pihak untuk memulihkan penggunaan bahasa tersebut. Kedua bahasa ini telah dianggap sebagai bahasa terancam, begitu juga dengan budaya etnis Kadazan-Dusun.[62]
Ekonomi
Selain menjadi ibu kota, Kota Kinabalu juga merupakan pusat utama industri dan komersial bagi Sabah. Ekonomi didominasi oleh sektor industri utama seperti pertanian, perikanan, kehutanan, dan minyak dan gas. Dari segi sejarah, sektor sekunder menguasai ekonomi, tetapi karena urbanisasi yang pesat dan pembangunan ekonomi, sektor sekunder ini kemudian perlahan-lahan menurun. Lebih-lebih lagi baru-baru ini, satu langkah ke arah yang lebih ke industri berbasis sektor jasa telah dilakukan.[4] Perusahaan dalam negeri, luar negeri dan bank perdagangan internasional, serta beberapa perusahaan asuransi dan perusahaan lain memiliki kantor pusat atau cabang mereka di sini.
Orang Cina perantauan juga banyak menyumbang kepada pembangunan KK sejak migrasi mereka lewat abad ke-19.[63] Peran asli mereka adalah sebagai 'kuli' (kerja perbudakan) dan kini banyak yang menjadi pemilik toko.[63]
Beberapa industri dan perusahaan manufaktur juga memiliki pabrik mereka di sini terutama di daerah-daerah industri seperti Likas, Kolombong, dan Inanam. Pembangunan berkelanjutan dari 8.320 ekar Taman Industri Kota Kinabalu (KKIP) di Sepanggar juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan industri dan komersial di kota dan menjadi pusat pertumbuhan utama di Malaysia Timur, sebagaimana juga tujuan untuk wilayah BIMP-EAGA (Kawasan Pertumbuhan ASEAN Timur Brunei - Indonesia - Malaysia - Filipina).[64] Kota Kinabalu juga menjadi tuan rumah beberapa kegiatan nasional, regional dan juga konferensi internasional atau pameran dagang pada setiap tahun termasuk Ekspo Internasional Biennial Sabah, Konferensi ePelancongan Asia Pasifik oleh Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Kongres Teknik AustraliaASEAN, serta lain-lain lagi. Kegiatan seperti ini biasanya diadakan di resort Sutera Harbour.
Transportasi
Darat
Jalan pedalaman yang menghubungkan bagian kota yang berbeda umumnya dikenal sebagai jalan negeri. Jaringan jalan ini dibangun dan dikelola oleh departemen Bekerja Malaysia.[65] Kebanyakan jalan pedalaman utama adalah jalan raya kembar. Salah satu jalan utama di sini adalah Jalan Lintas-Jalan Tuaran Bypass, yang berfungsi sebagai jalan lingkar, mengelilingi kota dan menghubungkan daerah dan daerah pinggiran di sekitar seperti Putatan, Penampang, Luyang, Likas, Inanam, Menggatal, Sepanggar, dan Tuaran. Kota Kinabalu dihubungkan oleh jalan tol dengan kota-kota yang jauh di sekitar Sabah terutama melalui jalan federal yang dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum. Jalur jalan raya dari kota ini termasuk:[66]
Layanan bus sering beroperasi di sekitar kota. Bus kecil atau van juga digunakan selain bus sebagai transportasi alternatif.[67] Ada dua terminal bus utama di kawasan bisnis pusat. Terminal sepanjang Jalan Tun Razak menyediakan layanan bus pedalaman ke berbagai kota dan daerah pinggiran. Satu lagi terminal dekat Kota Berjaya menyediakan layanan ke arah tujuan di selatan kota seperti (Papar, Tenom, Beaufort, dan lain-lain). Terminal Bus Utara Kota Kinabalu di Inanam menyediakan layanan bus di antara kota yang ada pada jalur menuju ke arah tujuan utara dan utara-timur Kota Kinabalu seperti (Tuaran, Kudat, Ranau, Sandakan, Tawau, Semporna, dan lain-lain). Layanan taksi juga dapat ditemukan di sekitar kota.[67]
Satu sistem kereta api yang dulunya dikenal sebagai Kereta Api Borneo Utara telah didirikan pada tahun 1896 oleh Perusahaan Borneo Utara Inggris.[14][68] Ini telah dibangun dengan tujuan utama mengangkut komoditas dari pedalaman ke pelabuhan di kota Kota Kinabalu saat penjajahan Inggris dulu.[14] Jalur kereta api menghubungkan kota ini dengan Tenom dan beberapa kota-kota lain; ia juga merupakan satu-satunya sistem kereta api yang ada di Malaysia Timur.[14][68] Pada hari ini, sistem kereta tersebut dikenal sebagai Kereta Negeri Sabah dan ia menyediakan layanan harian bagi penumpang, wisatawan, serta transportasi kargo.[14] Sebuah perusahaan terpisah yang beroperasi sebagai transportasi rekreasi pariwisata juga disebut Kereta Borneo Utara. Stasiun kereta dan halte utama terletak di Tanjung Aru.[14]
Kota Kinabalu memiliki dua pelabuhan yaitu: Pelabuhan Kota Kinabalu dan Pelabuhan Kontainer Teluk Sepanggar (SBCP). Pelabuhan Kota Kinabalu berfungsi sebagai pelabuhan kargo, sementara SBCP beroperasi sebagai basis Angkatan Laut untuk Angkatan Laut Malaysia, depot minyak dan juga semua kargo kontainer.[70] Pada tahun 2004, Pelabuhan Kota Kinabalu mengelola sekitar 3,6 juta ton kargo, ketiga tertinggi di negeri ini setelah Pelabuhan Sandakan dan Pelabuhan Tawau.[28] Ia bagaimanapun mengendalikan jumlah yang paling utama sebagai pelabuhan kontainer di negeri ini, dengan 153,793 kontainer dioperasikan pada tahun 2006. Semua pelabuhan di Sabah dikelola dan dioperasikan oleh Sabah Ports Sdn Bhd.[71]
Layanan Feri Kota Kinabalu adalah terminal penumpang feri yang terletak di Jesselton Point dekat pelabuhan KK.[72] Ia menyediakan layanan feri dan perahu bermotor ke pulau-pulau terdekat untuk wisatawan serta bagi penumpang yang tinggal di pulau-pulau. Ada juga layanan feri tetap ke Labuan.[72]
Fasilitas umum lainnya
Pengadilan dan penegakan hukum
Kompleks Pengadilan pada saat ini terletak di sepanjang Jalan Tugu.[73] Ini mencakup Pengadilan Tinggi, Mahkamah Seksyen, dan Pengadilan Hakim.[74]
Markas Polisi Kontingen Sabah terletak di Kepayan. Ada dua markas daerah di kota, yaitu Markas Polisi Daerah Kota Kinabalu yang terletak di Karamunsing, dan Markas Kepolisian Daerah Penampang. Keduanya beroperasi sebagai kantor polisi. Kantor polisi yang lain bisa ditemukan di KKIA, Tanjung Aru, Putatan, dan Menggatal sementara Pondok Polisi dapat ditemukan di daerah Luyang, Likas, Telipok, dan Babagon.[75]
Markas polisi lalu lintas di kota ini terletak di sepanjang Jalan Dewan dekat Gaya Street, dan markas polisi laut dekat pelabuhan feri sekitar Jalan Tun Razak.
Penjara Kota Kinabalu terletak di Kepayan.[76] Lokap sementara atau sel-sel penjara juga ada di kantor-kantor polisi di sekitar kota.
Kesehatan
Ada tiga rumah sakit dan satu klinik publik di Kota Kinabalu.[77]Rumah Sakit Queen Elizabeth, terletak di sepanjang Jalan Penampang dan itu adalah rumah sakit umum yang terbesar di Sabah dengan mempunyai sebanyak 589 katil.[78] Dibangun pada tahun 1957, ia adalah pusat kesehatan yang paling penting di kota dan merupakan salah satu dari tiga rumah sakit umum di Sabah. Rumah Sakit lain adalah Rumah Sakit Spesialis Likas (Likas Specialist Hospital). Rumah Sakit Mesra Bukit Padang (Bukit Padang Mental Hospital), yang dibuka pada tahun 1971, menyediakan layanan psikiatri bagi negeri Sabah. Klinik Kesehatan Luyang terletak sekitar 6 kilometer dari pusat kota.
Pusat Medis Sabah di Luyang adalah rumah sakit swasta yang terbesar di Sabah dengan mempunyai 134 katil. Sebagai tambahan, kota ini juga mempunyai dua pusat medis swasta antaranya adalah Pusat Pakar Damai dengan 56 katil[79] dan Pusat Kesehatan Rafflesia dengan 14 katil.[80]
Pendidikan
Universitas
Universitas Malaysia Sabah (UMS) merupakan universitas yang terbesar di Sabah dan didirikan pada tahun 1994. Kampus utamanya terletak di sebidang tanah seluas 999 ekar di atas bukit yang menghadap Laut Cina Selatan di Teluk Sepanggar, sekitar 10 kilometer di utara pusat kota. Ia juga memiliki kampus cabang di Labuan dan dianggap sebagai salah satu universitas yang paling cantik di Malaysia.[81][82] Universitas tertua di Sabah adalah Universitas Teknologi Mara Sabah yang telah didirikan oleh UiTM dan Yayasan Sabah pada tahun 1973. Universitas ini telah disahkan oleh dewan Kota Kinabalu sebagai universitas bebas sampah.[83] Ada juga beberapa perguruan tinggi swasta seperti Universitas Tun Abdul Razak, Universitas Internasional AlmaCrest, Kolej INTI, College Komersial Kinabalu, dan Sekolah Tinggi Informatika. College Publik Tunku Abdul Rahman juga tersedia di daerah Donggongon. Banyak penduduk yang kaya mengirim anak-anak mereka ke luar negeri baik untuk melanjutkan pendidikan menengah atau perguruan tinggi.
Perpustakaan
Kantor Perpustakaan Negeri Sabah terletak di Jalan Penampang dan merupakan perpustakaan terbesar di negeri ini. Perpustakaan-perpustakaan umum lain termasuk Perpustakaan Kota Kinabalu, Perpustakaan Cabang Penampang dan Perpustakaan Kampung Menggatal. Semua perpustakaan ini dikelola oleh Departemen Perpustakaan Negeri Sabah.[84] Selain itu, perpustakaan juga tersedia di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, atau kampus universitas.[77]
Kebudayaan dan wisata
Atraksi dan tempat-tempat rekreasi
Kebudayaan
Ada beberapa tempat budaya di kota ini. Museum Sabah yang terletak dekat Rumah Sakit Queen Elizabeth adalah museum utama Sabah.[10] Di sekitar museum juga terdapat Pusat Sains dan Teknologi, Galeri Seni Sabah, dan Taman Etno Botani. Wisma Galeri Seni Budaya menjadi tuan rumah tingkat internasional serta pameran seni regional. Bangunan Hongkod Koisaan di Penampang juga merupakan rumah bagi Asosiasi Kebudayaan Kadazan-Dusun (KDCA).[85] Ia menjadi tuan rumah pesta tahunan Kaamatan atau Pesta Panen, dan kontes kecantikan Unduk Ngadau yang diadakan serentak di bulan Maret. Kampung Monsopiad juga menampilkan pertunjukan kebudayaan yang berkaitan dengan kebudayaan Kadazan-Dusun. Ia dinamai legenda pahlawan Kadazan-Dusun yang berburu kepala, yaitu Monsopiad.[86]
Kawasan bersejarah
Lapangan Merdeka merupakan situs di mana deklarasi pembentukan Malaysia terjadi.[87] Pernyataan itu diumumkan oleh Ketua Menteri Sabah yang pertama yaitu, Tun Fuad Stephens pada 16 September 1963, juga dikenal sebagai Hari Malaysia.[87] Pada hari ini, situs tersebut menjadi tuan rumah pada perayaan Hari Kota tahunan pada 2 Februari, Hari Merdeka pada 31 Agustus, dan beberapa festival lain.
Menara Jam Atkinson berada sekitar Kota Berjaya. Menara jam ini telah dibangun oleh Mary Edith Atkinson pada tahun 1905 untuk mengingat anaknya, Francis George Atkinson.[88] Menara ini dulunya digunakan untuk membantu jalur kapal-kapal.[88] Ia merupakan salah satu dari tiga struktur tinggalan Perang Dunia Kedua yang kekal sehingga ke hari ini.[9][10] Satu lagi situs peringatan yang terkenal di sini adalah Peringatan Perang Petagas yang terletak sekitar KKIA. Ini adalah sebuah situs peringatan untuk mengingat mereka yang telah tewas ketika melawan tentara Jepang selama Perang Dunia Kedua. Ini juga merupakan tempat di mana gerilyawan Kinabalu telah dibunuh oleh tentara Jepang pada tahun 1944. Selain itu, Monumen Double Six, yang terletak di Sembulan turut menjadi simbol peringatan bagi negara Sabah. Tugu ini merupakan sebuah situs peringatan untuk mengingat Tragedi Double Six pada 6 Juni 1976 yang menelan korban Ketua Menteri Sabah yang pertama yaitu, Tun Fuad Stephens.[89]
Kawasan rekreasi dan konservasi
Ada banyak tempat rekreasi dan kawasan konservasi di sekitar Kota Kinabalu. Anjung Samudra (KK Waterfront) diantaranya merupakan tempat hiburan tepi pantai di pusat kota yang memiliki restoran, kafe, pub, dan klub malam. Royal Sabah Turf Club di Tanjung Aru juga menjadi tuan rumah untuk acara pacuan kuda mingguan tetapi kini ia telah ditutup dan dipindahkan ke Lapangan Pacuan Kuda Tambalang di Tuaran disebabkan oleh pengembangan Bandara Internasional Kota Kinabalu. Kereta Api Borneo Utara yang memulai perjalanan dari stasiun Tanjung Aru juga menawarkan wisata indah desa di Bagian Pantai Barat dan Bagian Pedalaman.[14] Perjalanan kereta ini berakhir di Tenom.[14] Selain itu, Sutera Harbour Golf and Country Club dekat pusat kota yang dibangun di atas tanah reklamasi juga telah siap sepenuhnya.[10] Tempat ini memiliki sebuah lapangan golf dan dua hotel.
Tanjung Aru yang terletak sekitar 6 km dari pusat kota merupakan salah satu pantai di Pantai Barat. Namanya diambil dari pohon sena (sejenis pohon lokal yang disebut Aru) yang tumbuh di daerah pantai.[90] Pantai ini memiliki panjang lebih kurang 2 km dan dilengkapi dengan beberapa warung makanan dan minuman, restoran, dan juga klub-klub hiburan malam. Di sekitar daerah Tanjung Aru terletaknya Kinabalu Golf Club, Kebun Raya Putera Philip, Klub Kapal Layar KK, dan Resort Pantai Shangri-La. Pantai ini sangat terkenal dengan keindahan pemandangan matahari terbenam yang dapat dinikmati banyak orang.[91][92]
Cagar Burung Kota Kinabalu terletak di dalam kawasan Teluk Likas. Kawasan ini luasnya 24 ekar, dan merupakan kawasan hutan alami yang masih ada hingga sekarang di sepanjang wilayah pantai Kota Kinabalu.[93] Kawasan ini disampaikan pada September 1996 oleh pemerintah negeri untuk menanamkan kesadaran terhadap nilai lahan basah. Zoological and Botanical Gardens Sabah (Lok Kawi Wildlife Park) itu terletak di Lok Kawi, sekitar 20 km di selatan kota. Taman ini merupakan kebun yang pertama di Sabah. Terletak di sebidang tanah seluas 280 ekar, taman ini juga bisa dikatakan sebagai kebun binatang yang terbesar di Malaysia.[94]
Taman Tun Fuad Stephens yang terletak di Bukit Padang juga merupakan tempat joging dan mendaki yang populer di kalangan penduduk setempat. Taman ini dikelilingi oleh hutan dan sebuah danau buatan manusia. Di tempat ini juga terdapat beberapa gerai makan dan restoran. Taman Tunku Abdul Rahman adalah Taman Nasional yang terdiri dari pulau Sapi, Mamutik, Manukan, Sulug dan Gaya.[10] Pulau-pulau tersebut adalah tempat populer untuk menyelam. Taman ini dapat dicapai dengan menggunakan perahu yang ada di terminal feri dengan jarak tempuh sekitar 15 sampai 30 menit. Sungai Babagon, di Penampang, dan air terjun Kiansom dekat Inanam juga merupakan tempat yang populer untuk piknik dan mandi.[95]
Di daerah pedesaan, lebih kurang 70 km dari Kota Kinabalu terdapat Taman Nasional Banjaran Crocker yang berdekatan dengan Keningau. Taman Crocker adalah tempat yang populer untuk pendakian dan juga perkemahan hutan. Selain itu, Kota Kinabalu juga merupakan pintu masuk ke salah satu taman nasional yang paling populer di Malaysia, yaitu Taman Nasional Kinabalu.[96] Perjalanan ke taman ini memakan waktu dua jam dari kota. Di taman nasional ini terdapat Gunung Kinabalu. Selain itu, Cagar Rafflesia, (30 km dari kota) yang berada di Tambunan dan berbatasan Taman Nasional Banjaran Crocker, juga merupakan tempat menarik wisatawan. Spesies bunga yang terbesar di dunia, yaitu Rafflesia, tersedia di sini. Sekitar di sini juga adalah Gunung Emas Highland Resort yang merupakan satu lagi tempat yang terkenal dengan pemandangan dan udara sejuk. Ladang Buaya Tuaran, yang berada sekitar 30 km ke utara kota memiliki sekitar 1.400 ekor buaya dalam kandang yang menjadikannya peternakan buaya terbesar di Sabah.[97]
Atraksi lain
Menara Tun Mustapha, (sebelumnya dikenal sebagai Menara Yayasan Sabah) merupakan bangunan 30 lantai yang didukung oleh batang baja regangan tinggi, ia merupakan satu dari tiga bangunan di dunia yang dibangun menggunakan metode ini.[98]
Bangunan lain yang menjadi menarik pengunjung antaranya rumah bertiang tinggi yang dapat ditemukan di daerah Sembulan, Tanjung Aru, Kampung Likas, dan Desa Pondo di Pulau Gaya.[99] Rumah-rumah ini dibangun di atas perairan pantai dangkal dan merupakan rumah khusus bagi kaum Bajau dan penduduk Suluk dan Tausūg.[100]
Masjid Sabah di Sembulan adalah masjid utama di kota ini sementara Masjid Kota di Teluk Likas merupakan satu lagi keunggulan terpenting di kota.[101]
Kawasan perbelanjaan
Kota Kinabalu juga memiliki beberapa pusat perbelanjaan yang menarik banyak pengunjung, di antaranya: Kompleks Karamunsing, Centre Point, Wisma Merdeka, Warisan Square, Plaza Wawasan, Kompleks Asia City,[10] City Mall, KK Plaza, Imago, Oceanus dan Suria Sabah. Pusat perbelanjaan yang terbesar adalah 1Borneo.[67] Kawasan perbelanjaan yang baru dibangun di Kota Kinabalu termasuk Suria Sabah Shopping Mall yang kini menempatkan GSC Kota Kinabalu dan juga Megalong Shopping Mall yang terletak di daerah Penampang.[67] Di Karamunsing pula, ada Kompleks Karamunsing.[102] Selain itu, di pasar mingguan Gaya Street juga ada banyak pedagang kaki lima lokal yang menjual berbagai barang dan cendera mata etnik budaya tradisional.[103] Pasar Kraftangan Kota Kinabalu (yang sebelumnya dikenal sebagai Pasar Filipina) atau Kota Kinabalu Handicraft Market juga menjual kerajinan, cendera mata, dan makanan tradisional.[104]
Hiburan
Ada enam bioskop di Kota Kinabalu: dua Golden Screen Cinemas (dikenal sebagai GSC), Cathay Cineplex, Growball Cineplex dan Megalong Cineplex. GSC terletak di dalam Mall Suria dan di bagian lain 1Borneo.[105][106] Kedua cabang GSC memuat delapan ruang bioskop masing-masing.[107]
Olahraga
Kompleks Olahraga Likas Kota Kinabalu menyediakan fasilitas untuk berbagai kegiatan olahraga dan rekreasi untuk penggunaan umum.[77] Antara lain ia juga memiliki stadion sepak bola,[108] hoki, badminton, tenis, squash, gym, kolam renang ukuran Olimpiade. Ini adalah kompleks olahraga yang terbesar di Sabah dan telah menjadi tuan rumah beberapa acara olahraga internasional.[77]Stadion Likas adalah rumah bagi tim sepak bola (SabaHawks) yang juga dikenal sebagai Sabah FA yang sedang bertanding dalam Liga Utama Malaysia. Ada satu lagi kompleks olahraga di Penampang yang juga memiliki sebuah stadion sepak bola berukuran penuh.
Ada empat lapangan golf di Kota Kinabalu, diantaranya Sabah Golf and Country Club di Bukit Padang, Kinabalu Golf Club, di Tanjung Aru, Sutera Harbour Golf and Country Club, dan Karambunai Golf and Country Club.[109]
Kota Kinabalu juga telah menjadi tuan rumah untuk beberapa acara olahraga tingkat nasional seperti SUKMA 2002, serta kejuaraan internasional seperti Kejuaraan Karate Dunia 1994[110] dan Kejuaraan BWF Super Series 2008.[111] Selain itu, ia juga merupakan titik awal internasional tahunan Tantangan Borneo Safari 4x4.[112] Kota ini juga menjadi tuan rumah dan merupakan salah satu sirkuit untuk F2 Perahu DayaUIM Seri Piala Dunia yang dilangsungkan pada bulan Desember setiap tahun sejak 2007.[113]
Musik
Kota Kinabalu adalah tuan rumah salah satu festival jazz favorit Asia, yaitu Festival Jazz KK yang merupakan acara tahunan.[114] Pemusik internasional seperti Son2nos (Venezuela), Jazz Korea Nah Youn Sun yang memenangkan penghargaan diva, Hong Kong Junk Unit, Malaysia's Double Take, Atilia, dan Mood Indigo dari Inggris pernah tampil dalam konser di festival ini.[115]
Majalah Bandwidth Street Press merupakan majalah gratis di Kota Kinabalu yang isinya mempromosikan musisi lokal asal Sabah. Majalah ini diluncurkan pada Maret 2009 dan didukung oleh pemerintah setempat dan juga Menteri Lingkungan Kebudayaan, dan Pariwisata Sabah, yaitu YBDatuk Masidi Manjun, untuk memperkenalkan dan memajukan musik lokal.[116]
^Brumby, Victor (1 May 2014). "May 1 MALAYSIA UPDATE and NOTES ON SUFFIXES". European Registration Plate Association (Europlate) blog. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 December 2015. Diakses tanggal 10 December 2015. About 1967, they added E as a prefix for new registrations in Sabah (for East Malaysia) (about 1967). and at unknown later date, added an S suffix to existing plates.
^ abcdefghijklmnKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama bk1
^"NEW PORT IN NORTH BORNEO". The Singapore Free Press and Mercantile Advertiser (1884-1942), 17 April 1900, Page 3. Perpustakaan Nasional Singapura. Diakses tanggal 21 Mei 2013.
^Benjohn Simbaku (14 September 2006). "Hargai Perjuangan Kemerdekaan". Bernama.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2 Mac 2013.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^"Sejarah Hospital" (dalam bahasa Melayu). Queen Elizabeth Hospital (Malaysia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-30. Diakses tanggal 1 Juli 2013. Pada masa ini hospital Queen Elizabeth ialah hospital terbesar di negeri Sabah. Ia pusat Referensi untuk semua hospital daerah yang mengandungi 589 katil.
^"Kinabalu Park". Sabah Parks. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-08-04. Diakses tanggal 22 Mei 2013.
^Cheah, P.K. (25 Juni 2007). "Rocking round the crocs". The Star. Kota Kinabalu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-19. Diakses tanggal 2021-12-23.