Jim Mattis dinominasikan sebagai menteri pertahanan oleh presiden ke-45 Donald Trump, dan dikukuhkan oleh Senat pada tanggal 20 Januari 2017. Sebagai menteri pertahanan, Mattis menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk membela sekutu lamanya Korea Selatan selama periode krisis Korea Utara tahun 2017.[7][8] Sebagai lawan dari kolaborasi yang diusulkan dengan Rusia dan Tiongkok,[9] Mattis menekankan pandangannya sebagai "ancaman terhadap tatanan dunia yang dipimpin Amerika".[10] Mattis kerap menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap beberapa kebijakan pemerintahan Trump, seperti penarikan diri dari perjanjian nuklir Iran,[11] penarikan pasukan dari Suriah dan Afganistan,[12] dan pemangkasan anggaran yang menghambat kemampuan untuk memonitor dampak perubahan iklim.[13][14] Menurut The Hill, Mattis juga dilaporkan menghalangi Trump untuk mencoba membunuh Bashar al-Assad, presiden Suriah.[15]
Pada tanggal 20 Desember 2018, setelah gagal meyakinkan Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menarik seluruh pasukan Amerika dari Suriah, Mattis mengumumkan pengunduran dirinya yang berlaku efektif pada akhir Februari 2019; setelah pengunduran diri Mattis menghasilkan liputan media yang signifikan, Trump tiba-tiba mempercepat tanggal kepergian Mattis ke tanggal 1 Januari 2019, dan menyatakan bahwa ia pada dasarnya telah memecat Mattis.[16]
Mattis adalah lulusan Sekolah Perang Amfibi Korps Marinir AS, Sekolah Staf dan Komando Korps Marinir AS, dan Sekolah Tinggi Perang Nasional [en]. Dia terkenal karena minatnya dalam studi sejarah militer dan sejarah dunia,[35][36] dengan perpustakaan pribadi yang pernah memiliki lebih dari 7.000 volume,[1] dan kegemarannya untuk menerbitkan daftar bacaan wajib bagi Marinir di bawah komandonya.[37][38] Dia mengharuskan Marinirnya untuk membaca dengan baik mengenai budaya dan sejarah daerah tempat mereka ditempatkan, dan meminta Marinir yang dikirim ke Irak menjalani "pelatihan kepekaan budaya".[36] Menurut sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2004 oleh Los Angeles Times, kepeduliannya terhadap para tamtama serta energi dan antusiasmenya itulah yang membuatnya mendapat julukan "Mad Dog."[a][3][4] Namun pada tahun 2016, ketika Presiden Trump yang baru saja terpilih bertanya kepada Mattis apakah nama panggilannya memang "Mad Dog", Mattis menjawab, "Tidak, Pak," dengan mengatakan bahwa nama panggilannya yang sebenarnya adalah "Chaos."[39]
Jim Mattis memimpin Brigade Ekspedisi Marinir ke-1 sebagai komandan setelah dipromosikan menjadi brigadir jenderal.[40] Sebagai komandan resimen inilah dia mendapatkan julukan dan tanda panggilnya, "CHAOS" terj. har.'KEKACAUAN', singkatan dari "Colonel Has Another Outstanding Solution"[b], yang pada awalnya terdengar aneh.[41][5]
Selama perencanaan awal untuk Perang di Afganistan, Mattis memimpin Gugus Tugas 58 dalam operasi di bagian selatan negara itu yang dimulai pada November 2001,[42] dan menjadi perwira Korps Marinir pertama yang memimpin Gugus Tugas Angkatan Laut dalam pertempuran.[29] Menurut Mattis, tujuannya ketika tiba di Afganistan adalah untuk "memastikan bahwa musuh tidak merasa memiliki tempat berlindung yang aman, menghancurkan rasa aman mereka di Afganistan selatan, mengisolasi Kandahar dari jalur komunikasinya, dan bergerak melawan Kandahar."[43] Pada bulan Desember 2001, sebuah serangan udara yang dilakukan oleh sebuah pesawat pengebom B-52 secara tidak sengaja menarget sebuah posisi yang ditempati oleh pasukan operasi khusus Amerika Serikat dan anggota milisi Afganistan di Provinsi Uruzgan. Sejumlah personel terluka dalam insiden tersebut, tetapi Mattis berulang kali menolak untuk mengirim helikopter dari Kamp Rhino [en] di dekatnya untuk menyelamatkan mereka, dengan alasan keamanan operasional. Alih-alih, sebuah helikopter Angkatan Udara terbang dari Uzbekistan untuk mengangkut para prajurit ke pangkalan Korps Marinir di mana helikopter sudah tersedia tetapi tidak diizinkan untuk terbang. Kapten Jason Amerine menyalahkan penundaan yang disebabkan oleh keputusan Mattis yang menolak memerintahkan operasi penyelamatan atas kematian beberapa personelnya. Amerine menulis, "Setiap elemen di Afghanistan berusaha membantu kami kecuali unit sahabat terdekat, yang dikomandoi oleh Mattis," lebih lanjut dia juga menulis bahwa "Tidak ada yang dinilai dengan benar karena [Grup Pasukan Khusus ke-5] memilih untuk tidak meminta penyelidikan formal. Grup ke-5 ingin mengakhiri pemberitaan buruk yang terkait dengan friendly fire dan kelambanan dari Mattis hanya memperburuk keadaan, sehingga mereka mengubur keluhan saya yang penuh kemarahan dan berusaha untuk menutup mulut saya tentang semua yang terjadi pada hari itu."[44][45] Kasus ini digunakan untuk menyerang Mattis saat dia dicalonkan sebagai menteri pertahanan pada tahun 2016.[46]
Mattis menjelaskan bahwa ia diberi tahu lokasi Osama bin Laden pada bulan Desember 2001 dan membuat rencana untuk membunuhnya, namun rencana tersebut tidak pernah terlaksana.[5]
Saat bertugas di Afganistan sebagai brigadir jenderal, Mattis dikenal sebagai perwira yang melibatkan anak buahnya dengan "kepemimpinan yang nyata."[47] Seorang perwira Marinir, Nathaniel Fick [en], mengatakan bahwa dia menyaksikan Mattis berada di dalam lubang pertempuran berbicara dengan sersan dan kopral lance: "Tidak seorang pun akan mempertanyakan Mattis jika dia tidur selama delapan jam setiap malam di kamar pribadi, untuk dibangunkan setiap pagi oleh ajudan yang menyeterika seragam dan menghangatkan MRE-nya [en]. Tapi di sanalah dia, di tengah malam yang membeku, berada di garis depan bersama pasukan Marinirnya."[48]
Pada bulan Mei 2004, Mattis memerintahkan pengeboman pada pukul 3 pagi di tempat yang dilaporkan oleh bagian intelijennya sebagai tempat persembunyian musuh di dekat perbatasan Suriah, tetapi kemudian dilaporkan sebagai pesta pernikahan dan diduga mengakibatkan kematian 42 warga sipil, termasuk 11 wanita dan 14 anak-anak. Mattis mengatakan bahwa ia hanya membutuhkan waktu 30 detik untuk memutuskan apakah akan mengebom lokasi tersebut. Menggambarkan pernikahan tersebut sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, dia berkata, "Berapa banyak orang yang pergi ke tengah padang pasir ... untuk mengadakan pernikahan yang berjarak 80 mil (130 km) dari peradaban terdekat? Mereka adalah lebih dari dua lusin pria usia militer. Janganlah bersikap naif."[50] Terjadinya pernikahan dibantah oleh pejabat militer, tetapi Associated Press memperoleh rekaman video yang menunjukkan pesta pernikahan dan video keesokan harinya menunjukkan alat musik dan dekorasi pesta di antara jasad-jasad tersebut.[51] Saat ditanya oleh pers tentang rekaman di televisi Arab yang memperlihatkan jasad seorang anak yang diturunkan ke dalam liang lahat, Mattis menjawab: "Saya belum melihat gambar-gambar itu, tetapi hal-hal buruk terjadi dalam perang. Saya tidak perlu meminta maaf atas perilaku anak buah saya."[52]
Survei Departemen Pertahanan
Menyusul survei Departemen Pertahanan yang menunjukkan bahwa hanya 55% tentara AS dan 40% Marinir yang akan melaporkan seorang rekannya karena melakukan kekerasan terhadap warga sipil, Mattis mengatakan kepada Marinir pada bulan Mei 2007 bahwa "setiap kali Anda menunjukkan kemarahan atau rasa jijik kepada warga sipil, itu merupakan kemenangan bagi al-Qaeda dan pemberontak lainnya." Percaya bahwa perlunya menahan diri dalam perang sebagai kunci untuk mengalahkan pemberontakan, dia menambahkan kepada Marinirnya: "setiap kali Anda melambaikan tangan kepada warga sipil Irak, Al Qaeda akan berguling ke kuburannya."[53]
Moto Divisi Marinir ke-1 "tidak ada teman yang lebih baik, tidak ada musuh yang lebih buruk"
Jim Mattis mempopulerkan moto Divisi Marinir ke-1 "tidak ada teman yang lebih baik, tidak ada musuh yang lebih buruk" (no better friend, no worse enemy), sebuah parafrase dari batu nisan (epitaf) yang ditulis oleh diktator RomawiLucius Cornelius Sulla untuk dirinya sendiri,[54] dalam surat terbukanya untuk semua orang di dalam divisi tersebut atas kembalinya mereka ke Irak. Kalimat ini kemudian terpublikasikan secara luas selama penyelidikan terhadap perilaku Letnan Ilario Pantano [en], seorang komandan peleton yang bertugas di bawah Mattis; yang dimana dia memberikan tanda parafrase tersebut di mobil warga sipil tak bersejata yang telah tewas ditembaki.[55][56][57][58][59]
Pelatihan kepekaan budaya
Ketika divisinya bersiap untuk diberangkatkan, Mattis memanggil "para ahli budaya Arab" untuk "pelatihan kepekaan budaya." Dia terus-menerus berkeliling ke medan perang untuk menceritakan kisah-kisah Marinir yang mampu menunjukkan "kebijaksanaan dan kepekaan budaya pada saat-saat penuh tekanan." Sebagai contoh nyata, dia mendorong Marinirnya untuk menumbuhkan kumis agar terlihat lebih mirip dengan orang-orang yang bekerja dengan mereka; sebelumnya dia mewajibkan untuk mencukur kumis karena berdasarkan laporan intelijen mengatakan adanya dugaan warga Irak yang mungkin menyamar sebagai personel pasukan AS.[36]
Pencopotan para pemimpin senior
Jim Mattis juga dikenal untuk tidak segan-segan mencopot para pemimpin senior di bawah komandonya ketika militer Amerika Serikat tampak tidak mampu atau tidak bersedia untuk membebastugaskan para perwira yang dianggap berkinerja buruk atau tidak kompeten. Selama divisi tersebut mendobrak maju ke Baghdad, Mattis membebastugaskan Kolonel Joe D. Dowdy, komandan Tim Tempur Resimen-1 (Regimental Combat Team-1; RCT-1). Hal itu merupakan kejadian langka dalam militer modern sehingga menjadi berita utama di halaman depan surat kabar. Meskipun demikian, Mattis menolak untuk mengomentari masalah ini secara terbuka selain mengatakan bahwa praktik pembebasan perwira tetap hidup, atau setidaknya "kami melakukannya di Marinir."[48] Kemudian, wawancara dengan para perwira dan anak buah Dowdy mengungkapkan bahwa "kolonel itu ditakdirkan untuk ditakdirkan oleh ketegangan masa perang yang sudah berlangsung lama: Anak buah versus misi—di mana dia lebih memilih anak buahnya," sementara Mattis bersikeras menjalankan misi untuk merebut Baghdad dengan cepat.[60]
Komando Pengembangan Tempur
Setelah dipromosikan menjadi letnan jenderal, Mattis mengambil alih komando di Komando Pengembangan Tempur Korps Marinir [en]. Pada Februari 2005, berbicara di sebuah forum di San Diego, dia berkata, "Sebenarnya cukup menyenangkan untuk melawan mereka, Anda tahu. Sangat menyenangkan untuk menembak beberapa orang. Saya akan berada di sana bersama Anda. Saya suka berkelahi. Anda pergi ke Afghanistan, Anda akan menemukan orang-orang yang menampar wanita selama lima tahun karena mereka tidak mengenakan cadar. Anda tahu, orang-orang seperti itu tidak memiliki kejantanan yang tersisa. Jadi, sangat menyenangkan untuk menembak mereka."[61] Pernyataan Mattis tersebut memicu kontroversi; Jenderal Michael Hagee [en], komandan Korps Marinir, mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan bahwa Mattis seharusnya memilih kata-katanya dengan lebih hati-hati, meskipun dia tidak akan didisiplinkan.[62]
Mattis dipromosikan menjadi jenderal bintang empat dan mengambil alih kendali USJFCOM/SACT pada tanggal 9 November 2007. Pada 9 September 2009, Jenderal Angkatan Udara PrancisStéphane Abrial [en; fr] mengambil alih posisi SACT. Mattis tetap menjadi komandan JFCOM dari November 2007 hingga September 2010.[64]
Komando Pusat AS
Pada awal 2010, Mattis dilaporkan masuk dalam daftar jenderal yang dipertimbangkan untuk menggantikan James T. Conway sebagai komandan Korps Marinir AS.[65] Pada bulan Juli, dia direkomendasikan oleh Menteri PertahananRobert Gates untuk dicalonkan menggantikan David Petraeus sebagai komandan Komando Pusat Amerika Serikat (United States Central Command; USCENTCOM/CENTCOM),[17][66]
Mattis mengambil alih komando dalam sebuah upacara di Pangkalan Angkatan Udara MacDill [en] pada tanggal 11 Agustus.[67][68][69] Sebagai kepala Komando Pusat, Mattis mengawasi perang di Irak dan Afganistan serta bertanggung jawab atas wilayah yang mencakup Suriah, Iran, dan Yaman.[70] Dia melobi pemerintahan Obama untuk memberikan tanggapan yang lebih agresif terhadap Iran, termasuk lebih banyak tindakan operasi rahasia untuk menangkap maupun membunuh agen-agen Iran dan mengacaukan pengiriman senjata Iran ke Suriah dan Yaman.[71] Setelah sebuah insiden pada tahun 2011 di mana sebuah jet Iran menyerang pesawat tak berawak AS yang terbang di atas Teluk Persia di wilayah udara internasional, Mattis meminta izin untuk menembak jatuh pesawat Iran yang menyerang pesawat tak berawak AS, tetapi pemerintahan Obama menolak permintaan ini.[72] Menurut Leon Panetta, pemerintahan Obama tidak menaruh banyak kepercayaan pada Mattis karena dia dianggap terlalu bersemangat untuk melakukan konfrontasi militer dengan iran.[73] Panetta kemudian mengatakan bahwa beberapa ketidakpercayaan itu tidak dapat dibenarkan, yang timbul dari kurangnya pengalaman beberapa staf Gedung Putih yang tidak memahami perlunya "melihat semua opsi yang harus dilihat oleh seorang presiden untuk membuat keputusan yang tepat." Namun demikian, sikap keras kepala Mattis tidak sejalan dengan perspektif Gedung Putih, dan "pada akhirnya, advokasi dan gaya agresif Mattis membuat Gedung Putih dan presiden yang dia layani menjadi terasingi."[74]
Mattis pensiun pada Maret 2013, dan Menteri Pertahanan menominasikan Jenderal Lloyd Austin untuk menggantikannya.[75] Sheikh Mohamed bin Zayed al-Nahyan meminta Mattis untuk menjadi penasihat militer dalam konflik perang Yaman. Selama masa jabatan Mattis sebagai Menteri Pertahanan di bawah Presiden Trump, konsultasinya dengan Uni Emirat Arab dihilangkan dari catatan publik dan pengungkapan keuangan. Hubungan Mattis dengan U.A.E. sangat kuat, termasuk pidato di Abu Dhabi yang awalnya akan diberi kompensasi sebesar $100.000, namun kemudian diklarifikasi bahwa ia tidak dibayar.[76]
Menteri Pertahanan
Pada 20 November 2016, Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump bertemu dengan Mattis selama kurang lebih satu jam di Bedminster, New Jersey.[77] Trump kemudian menyatakan di Twitter bahwa "Jenderal James 'Mad Dog' Mattis, sedang dipertimbangkan untuk menjadi Menteri Pertahanan, ia sangat mengesankan kemarin. Benar-benar seorang Jenderal!."[78] Pada sebuah kesempatan di Cincinnati tanggal 1 Desember 2016, Trump mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan Mattis sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat.[79] Mattis pensiun dari militer pada tahun 2013, pencalonannya sebagai Menteri Pertahanan memerlukan pengabaian dari Undang-Undang Keamanan Nasional 1947, di mana dalam undang-undang tersebut diatur bahwa terhitung sejak ia pensiun, dibutuhkan masa tunggu tujuh tahun bagi seorang mantan atau pensiunan personil militer untuk dapat menjabat sebagai Menteri Pertahanan.[80] Mattis adalah Menteri Pertahanan kedua yang mendapatkan pengabaian tersebut, setelah George Marshall.[80] Mattis secara resmi dikukuhkan sebagai Menteri Pertahanan dengan suara 98 berbanding 1[c] di Senat Amerika Serikat pada 20 Januari 2017.[83]
^terj. har.'Kolonel Memiliki Solusi Luar Biasa Lainnya'.
^Senator Kirsten Gillibrand adalah satu-satunya orang yang tidak memilih.[81] Ia merilis sebuah pernyataan, menjelaskan bahwa ia menentang pengabaian dari Undang-Undang Keamanan Nasional 1947.[82]
Referensi
^ abcKovach, Gretel C. (19 Januari 2013). "Just don't call him Mad Dog". San Diego Union Tribune. Diakses tanggal 20 November 2016.
^ abEvon, Dan (4 Juni 2020). "Did Trump Give Mattis the Nickname 'Mad Dog'?" (dalam bahasa Inggris). Snopes. Diakses tanggal 5 Juni 2020. The general, who reportedly hates this nickname, has been referred to as 'Mad Dog Mattis' in public reports since at least 2004. Los Angeles Times reported that the nickname originated with Mattis' troops:
^ abPerry, Tony (16 April 2004). "Marines' 'Mad Dog Mattis' Battles for Iraqis' Support". Los Angeles Times (dalam bahasa Inggris). hlm. 108. Diakses tanggal 5 Juni 2020 – via Newspapers.com. A man of average size and height, Mattis lacks the physical presence of some Marine officers. Nor is he an orator of note. But he is known for his concern for the enlisted ranks and unflagging confidence in his troops. Behind his back troops call him 'Mad Dog Mattis,' high praise in Marine culture.
^"Official website". United States Joint Forces Command. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Februari 2001. Diakses tanggal 19 Februari 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcDickerson, John (22 April 2010). "A Marine General at War". Slate. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Januari 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Quinn-Judge, Paul (28 Februari 2005). "Did He Go Too Far?". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2005. Diakses tanggal 20 Februari 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Gearan, Anne (22 Juni 2010). "Gates announces nomination of Amos for CMC". Marine Corps Times. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Maret 2012. Diakses tanggal 20 Februari 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Schor, Elana (20 Januari 2017). "Gillibrand says she won't vote for Mattis waiver". Politico. Saya sangat menghormati pengabdian dari Jenderal Mattis, saya menentang pengabaian. Kontrol sipil terhadap militer adalah prinsip dasar demokrasi Amerika, dan saya tidak akan memilih untuk pengecualian aturan ini.
Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : James Mattis
James James Charles Stuart Saint James, Barbados Kendaraan James Bond James Arthur James Rodríguez James Bond James Bond (novel) James Stewart James Madison James Monroe James Baldwin James Gill James Prescott Joule James dan Lily Potter James II dari Inggris Henry James Paul James David James James Stirling James, Earl Wessex James Mill James Thomas James Alexander Mirrlees Frank James James Riady James Ivory Daniel James James Wilson James Baker James Stafford James Marsden E.L. James James May Komik setrip James Bond LeBron James James Collins Jesse Woodson James James Scullin James Whitmo…
re Jr. Alkitab Versi Raja James James Parks James Bond Jr. James Garner James V dari Skotlandia James Blish James Randi James Valentine James Whitmore Daftar karakter sekutu dalam James Bond James Dobson James Franco James Frenkel James F. Byrnes James Last James Bharataputra Musik James Bond James Burton Theo James James IV dari Skotlandia James Hardie James Horner James Cagney James Wong James Tarkowski James Ingram James Knox Polk Etta James James Joyce Bob James James Bond (disambiguasi) James Corden James Watt James Braid James Agee James Buchanan James Meredith James Brolin James McCarthy James Paul Chapin James White James Milner James Gray James Sinclair James Woods Bradley James James Vaughan James Naismith James Coburn James Dean James E. Boyd James Morrison ( pemain sepak bola) Teleskop Luar Angkasa James Webb Duncan James James Durbin James I dari Skotlandia James Gosling James Bond (karakter) James Wong Howe James Blunt James Berardinelli James Frawley James Hetfield James Chester James Ferguson James Hurst James Rorimer James Haven James Marsters William James James Bay James Mangold James Ussher Casey James Stephan James Hayden James James Hamilton James Lovelock Jam