5°03′34″S 119°39′05″E / 5.0594241°S 119.6515228°E / -5.0594241; 119.6515228
Sambueja (Lontara Bugis & Lontara Makassar: ᨔᨅᨘᨕᨙᨍ, transliterasi: Sambuéja) adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa Sambueja berstatus sebagai desa definitif dan tergolong pula sebagai desa swasembada. Desa Sambueja memiliki luas wilayah 19,67 km² dan jumlah penduduk sebanyak 3.871 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 196,80 jiwa/km² pada tahun 2017. Pusat pemerintahan desa ini berada di Dusun Sambueja. Desa ini mudah diakses karena dilintasi oleh Jalan Nasional Poros Maros–Bone. Desa ini dikenal sebagai desa militer karena terdapat tempat pelatihan-pelatihan militer dan markas Batalyon Infanteri Para Raider 433/Julu Siri.
Dalam sejarahnya, Desa Sambueja merupakan salah satu subwilayah dari Gallarang Tallua. Gallarang Tallua terdiri dari tiga subwilayah kampung, yakni Sampakang, Sambueja, dan Samangki.
Potensi alam di Desa Sambueja adalah berupa lahan pertanian yang luas.
Desa Sambueja terletak pada wilayah dataran rendah dengan ketinggian 36 mdpl.
Beberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Sambueja adalah sebagai berikut:
Desa Sambueja memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Desa Sambueja memiliki luas 19,67 km² dan penduduk berjumlah 4.051 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 205,95 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Sambueja pada tahun tersebut adalah 107,96. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 107 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Sambueja dari tahun ke tahun:
Desa Sambueja memiliki 3 (tiga) wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V (lima) berupa dusun sebagai berikut:
Desa Sambueja tidak memiliki wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW).
Desa Sambueja memiliki 13 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:
Berikut ini adalah daftar kepala desa di Desa Sambueja dari masa ke masa:
[15][16][17]
Wisata Adat Tampalaka terletak pada titik koordinat 5°04’06,9” S, 119°41’24” E yang berada pada Dusun Tanalompoa. Di Wisata Adat Tampalaka ini terdapat Gua Tampalaka yang merupakan Gua Karst dan berisikan Stalaktit serta Stalakmit, hal ini dikarenakan Gua ini merupakan gugusan Geomorfologi Karst. Selain alamnya, di Wisata Adat Tampalaka terdapat tradisi tahunan Mappanaung dan Aje'ne'-je'ne' yang dilaksanakan pada bulan November bagi masyarakat yang telah melangsungkan pernikahan dalam satu tahun terakhir.
Di Desa Sambueja terdapat tradisi Ritual Mappanaung. Mappanaung adalah ritual yang berlangsung setelah acara pernikahan. Mandi di Telaga Bunting, Kampung Tampalaka, Dusun Tanalompoa, Desa Sambueja. Setelah mandi bersama, juga tergelar makan bersama. Songkolo (nasi ketan) dan ayam goreng jadi menu utama. Lokasi mandi-mandi juga menarik karena terdapat gua. Namanya gua Tampalaka. Gua ini memiliki ornamen gua berupa stalagtit yang menjuntai di atas gua. Ornamen gua yang terbentuk dari tetesan air yang bercampur kapur mengeras. Proses yang berlangsung hingga puluhan tahun untuk sebuah stalagtit indah. Karenanya pemuda setempat juga berinisiatif mengembangkan potensi dan adat istiadat di desanya.
Wisata Puncak Banga terletak pada titik koordinat 5°04’41,5” S, 119°41’56,3” E
yang berada pada Dusun Tanalompoa. Wisata Puncak Banga merupakan tempat dengan
Camping Ground yang tepat untuk Sunset Point. Adapun potensi wisata yang akan dikembangkan pada Puncak Banga yaitu Wisata Kolam Puncak Banga Sambueja yang merupakan hasil dari Masterplan Mahasiswa KKN yang mengabdi di Desa Sambueja.
Wisata Edukasi Biogas terletak pada titik koordinat 5°03’20,2” S, 119°41’08,7” E
yang berada pada rumah di Dusun Tanalompoa. Biogas merupakan bahan bakar terbarukan yang berasal dari hasil penguraian kotoran sapi Biogas di Kecamatan Simbang hanya ada pada dua desa, yaitu Desa Simbang dan Desa Sambueja. Biogas bertujuan sebagai edukasi pentingnya konservasi energi melalui energi terbarukan.
Karst yang membentang seluas ± 8,2 km² yang terbentang pada Desa Sambueja tepatnya pada Dusun Aloro yang hingga Dusun Tanalompoa. Ekowisata Karst Sambueja ini akan menawarkan kenampakan keindahan Geomorfologi Karst (Batugamping dan Dolomit) Geopark Maros-Pangkep dengan suguhan bentangalam Perbukitan, Gua Karst, hingga Mata Air Karst. Terdapat beberapa Ekowisata Karst yang ada di Desa Sambueja ini seperti Gua Tampalaka, Gua Banga, Gua Dino, Gua Angin, dan Mata Air Labo dan lain sebagainya.
Data informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai.
Pada tahun 2020, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Sambueja mendapatkan raihan nilai 0,6963 dan diklasifikasikan dengan status desa berkembang di Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
|year= / |date= mismatch
Artikel bertopik kelurahan atau desa di Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.