Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Seni kontemporer

Contemporary art

Seni kontemporer atau seni kiwari adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi dan berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Secara umum seni kontemporer berarti seni yang saat ini sedang terjadi atau berlangsung, tidak memiliki aturan konvensional. Istilah ini berkembang di Indonesia seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi suatu percampuran antara praktik dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.

Dalam pengertian yang paling mendasar, seni rupa kontemporer adalah karya seni yang berbentuk lukisan, patung, fotografi, instalasi, pertunjukan, dan video yang diproduksi pada masa sekarang/hari ini.[1] Meskipun terlihat sederhana, namun penegasan pada masa sekarang memiliki makna yang cukup sulit dirumuskan secara umum. Semisal, apakah karya yang dibuat hari ini masih tetap bisa disebut sebagai karya seni rupa kontemporer pada besok, minggu depan, bulan depan, atau di masa yang mendatang?[2]

Tafsiran lain mengenai praktik seni kontemporer di Indonesia:

  1. Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik, ditandai dengan meleburnya batas-batas antara seni rupa, teater, tari, dan musik.
  2. Intervensi disiplin ilmu sains dan sosial, terutama yang dicetuskan sebagai pengetahuan populer atau memanfaatkan teknologi mutakhir.

Istilah ini dianggap bisa menyertai sebutan seni visual, musik, tari, dan teater. Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art jamak digunakan untuk menyebut praktik seni visual sesuai kebutuhan kegiatan museum maupun lembaga pencetus nilai seperti galeri seni dan balai lelang.

Perkembangan seni kontemporer Indonesia

Khalayak seni rupa di Indonesia, mencatat istilah ini sejak awal 1970-an, ketika Gregorius Sidharta memberi judul pamerannya sebagai Seni Patung Kontemporer. Berangkat dari ketidak-setujuan akan Pameran Besar Seni Lukis Indonesia yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki pada Desember 1974, sejumlah perupa muda protes dengan mengirimkan karangan bunga dukacita atas kematian seni rupa Indonesia. Kejadian ini dikenal sebagai Desember Hitam (1974). Setahun kemudian, perupa-perupa muda itu berkumpul dan berpameran bersama di Taman Ismail Marzuki dengan tajuk Pameran Seni Rupa Baru (1975). Dalam pameran itu, mereka mengeluarkan sebuah manifesto tentang apa yang mereka maksud dengan seni rupa baru Indonesia. Kejadian ini kemudian dikenal sebagai Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (aktif pada 1975-1989).

Referensi

Pustaka

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Seni kontemporer

Seni Seni rupa Seni kriya Seni pertunjukan Seni tradisional Seni Didong Seni rupa Islam Museum seni Seni rupa Buddha Seni rupa Kristen Seni Buddha-Yunani Seni dekoratif Seni abstrak Seni Benin Institut Seni Indonesia Yogyakarta Kesenian Korea Seni Romawi Seni Rupa Indonesia Seni patung Seni siborg Seni kinetik Seni tradisional Jawa Seni kecerdasan buatan Seni rupa terapan Seni Reak Psikologi seni Seni kaca Cemeti (lembaga seni) Seni Yunani Seni Geometris Seni rupa Gereja Katolik Seni Gotik Seni rupa Dinasti Shunga Penata seni Seni lukis Aliran seni Shijō Seni Italia Seni rupa Jepang Institut …

Seni Indonesia Padang Panjang Perkembangan seni pertunjukan di Indonesia Seni Yunani Kuno Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Pedagang penyalur karya seni Seni bela diri Seni tubuh Galeri Seni Johor Institut Seni Indonesia Seni rupa Tionghoa Seni Tari Kutai Museum Seni Jepang Tikotin Seni laut Seni tradisional Banyumasan Universitas Seni Norwich Galeri Seni Nasional (Malaysia) Institut Seni Budaya Indonesia Aceh Komunitas Seni Sakato Seni Afrika Seni rupa Kerajaan Kushan Institut Seni Indonesia Surakarta Museum Seni Neka Seni kerawang Museum dan Galeri Seni Rudana Seni rupa Karoling Museum Seni Afrika, Beograd Seni lukis Rajput Seni telanjang Seni rupa Dinasti Maurya Seni tradisional Banjar Kekerasan dalam seni rupa Pertunjukan seni Museum Seni Kontemporer, Beograd SMA Seni Korea Museum Seni Nasional Azerbaijan Seni rupa mikrob Stasiun Pasar Seni Sekolah seni Rinpa Seni Tradisional Minangkabau Seni Bunga Tionghoa Seni ASCII Lini masa sejarah pameran seni di Indonesia Seni rupa Romawi Timur Kelompok Seni Rupa Jendela Seni Mesir Kuno Institut Seni Indonesia Denpasar Seni Pramoj Museum Seni Rupa dan Keramik Seni rupa Maria dalam Gereja Katolik Seni adu domba Garut Seni rupa Abad Pe

Kembali kehalaman sebelumnya