Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Seni lukis Nepal

Mandala Chandra, dewa bulan. Akhir abad ke-14 - awal abad ke-15.

Seni lukis Nepal berkembang dari lukisan-lukisan religius yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Budha di Nepal. Lukisan-lukisan devosional ini dapat ditemui dalam bentuk lukisan dinding, lukisan pada kain atau manuskrip. Seni lukis di Nepal menggunakan teknik dan gaya yang konservatif dengan mengimplementasikan ikonografi dalam karya-karya lukisan di Nepal selama berabad-abad.[1]

Lukisan Nepal mulai memeluk pengaruh barat sejak tahun 1850 dimulai dari karya Bhajuman [Chitrakar], seorang seniman tradisional yang mengenal Realisme Barat setelah mengunjungi Eropa. Bhajuman, juga dikenal sebagai Bhajumacha Chitrakar, adalah pelukis istana Jung Bahadur Rana, yang mengunjungi Eropa pada tahun 1850 setelah menjadi Perdana Menteri Nepal. Sebagai anggota rombongan Perdana Menteri baru, Bhajuman juga mengunjungi Paris dan London. Segera setelah kembali ke Nepal, Bhajuman dipercaya telah terpengaruh oleh Realisme Barat terutama pada lukisan-lukisannya. Hal ini memulai tren modern dalam lukisan-lukisan Nepal. Sebuah lukisan tanpa tanda tangan yang diperkirakan merupakan lukisan karya Bhajuman, menggambarkan Jenderal Thapa dengan regalia militer penuh.[2] Lukisan ini tetap menjadi contoh penting keberangkatan yang cukup besar dari sekolah tradisional Nepal menuju sekolah seni barat modern. Namun, baru-baru ini ditemukan lukisan karya Raj Man Singh Chitrakar (1797-1865) yang melukis untuk pelindungnya seorang Residen Inggris Brian Houghton Hodgson, menunjukkan bahwa Realisme Barat bahkan sudah masuk ke Nepal sejak abad ke-19.[3]

Lukisan Nepal abad ke-7 sampai abad ke-19

Kesh Chandra (Figur dari dongeng Kathmandu) dan adiknya; tahun 1223 Masehi

Lukisan-lukisan Mithila dipraktekan di daerah Mithila di Nepal dan India. Kesenian lukis yang berasal dari wilayah ini berasal dari abad ke-7. dilakukan dengan ranting, jari, pewarna alami dan pigmen. Seniman membuat gambar benda alam seperti matahari, bulan, dan dewa dari mitologi, istana kerajaan, dan pernikahan.[4] Ilmuwan juga telah menemukan banyak seni-seni Buddha di gua-gua di daerah Mustang yang berasal dari abad ke-12 atau lebih awal.[5]

Terdapat variasi yang berbeda pada gaya, teknik, bahan dan subjek lukisan di setiap grup etnis yang berbeda. Seniman-seniman dari Newar membuat sebagian besar lukisan dalam bentuk manuskrip Buddha dan juga lukisan-lukisan devosional di atas kain. Artis Newari terkenal di seluruh Asia karena kualitas kesenian yang tinggi.[1] Sebuah gaya melukis Newar yang bernama Beri adalah gaya lukisan yang populer di Tibet. Gaya Beri diadopsi sebagai gaya melukis universal di Tibet terutama pada abad ke-14.[6]

Lukisan Nepal pada awal abad ke-20

Masuknya sekolah seni barat yang luar biasa terlihat dalam lukisan Nepal setelah kembalinya dua seniman muda Tej Bahadur Chitrakar (1898-1971) dan Chandra Man Singh Maskey (akhir tahun 1920an). Mereka berdua bergabung dengan Sekolah Seni Pemerintah di Kolkata untuk belajar melukis dengan mengamati kehidupan dan alam - konsep efek tonal, warna dan yang paling penting - aplikasi dan penggunaan media cat modern seperti minyak, air, arang, pastel, dan sebagainya.[7] Sangat sedikit hasil karya Chandra Man Singh Maskey yang bisa diakses publik. Namun dengan terbitnya buku Tej Bahadur Chitrakar - ikon transisi yang ditulis oleh ahli warisnya Madan Chitrakar pada tahun 2004 dan sebuah retrospektif post-humous Tej Bahadur Chitrakar yang berjudul "Gambar Seumur Hidup--: Perspektif Sejarah" yang diselenggarakan oleh Galeri Seni Siddhartha pada tahun 2005[8] menekankan kontribusi Taj Bahadur Chitrakar dalam pengembangan seni lukis di Nepal. Tej Bahadur Chitrakar memainkan peran penting dalam seni tradisional Nepal dan juga teknik melukis dari Barat. Bersamaan dengan itu dia juga sangat dikenang sebagai seorang guru yang berdedikasi dan membagi pengetahuannya dengan banyak seniman-seniman baru pada masanya. Di bawah bimbingan Tej Bahadur, Dil Bahadur Chitrakar mengenal dirinya sendiri di berbagai media cat, terutama teknik pastel sementara Amar Chitrakar menjadi ahli warna air dan minyak dan menjadi salah satu seniman Nepal yang dicintai.[6]

Lukisan Nepal tahun 1950-1990

Kedatangan Lain Singh Bangdel (1919-2002) pada tahun 1961 menandai pengenalan Seni Modern di Nepal. Dia membawa serta dengan dirinya suatu paparan terhadap kesenian Modern yang mulai mempengaruhi dunia secara perlahan-lahan diawal tahun 1950an. Dengan patronase Raja Mahendra, Lain Singh Bangdel memperkenalkan seni abstrak ke Nepal. Pada tahun 1972 ia diangkat sebagai akademisi Royal Nepal Academy oleh King Birendra.[6]

Juddha Kala Pathshala adalah satu-satunya institut[9] di mana seni diajarkan secara formal selama masa itu. Banyak penggemar seni muda memilih India untuk belajar seni di bawah berbagai program beasiswa. Setelah kembalinya seniman-seniman muda seperti Uttam Nepali, Manuj Babu Mishra, Shashi Bikram Shah, Batsa Gopal Baidhya, Krishna Manandhar, Rama Nanda Joshi, Thakur Prasad Mainali, Deepak Shimkhada, Sushma Shimkhada, Pramila Giri, Indra Pradhan, Karna Narsingh Rana, Shashi Kala Tiwari, seni Nepal berkembang kepada fase modern kolektif. Seniman-seniman seperti Kiran Manandhar, Karna Maskey, Ragini Upadhyay, Uma Shankar Shah, Pramesh Adhikari, Yuwak Tuladhar, K.K. Karmacharya, Birendra Pratap Singh, Surendra Bhattarai, Sharad Ranjit sukses sebagai seniman muda selama tahun 1980an. K.K. Karmacharya mengembangkan teknik baru misalnya menggunakan kolase yang sebetulnya populer di Eropa.[6]

Referensi

  1. ^ a b Brown, Kathryn Selig. "Nepalese Painting". The Metropolitan Museum of Art. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  2. ^ Tej Bahadur Chitrakar ikon transisi oleh Madan Chitrakar 2004
  3. ^ http://www.nhm.ac.uk/nature-online/art-nature-imaging/collections/art-themes/india/more/owl_more_info.htm
  4. ^ Mathew, Soumya. "Madhubani art: Why painting is integral to women's existence". Indianexpress.com. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  5. ^ Mehta, Aalok (May 7, 2007). "Photo in the News: "Stunning" Buddha Art Found in Nepal Cliff". Nationalgeographic.com. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  6. ^ a b c d Jackson, David. "THE NEPALESE LEGACY IN TIBETAN PAINTING". rubinmuseum.org. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  7. ^ Tej Bahadur Chitrakar icon of transition by Mkadan Chitrakar 2004
  8. ^ Images of a Lifetime--: A Historical Perspective, 20th November-5th December 2005, Siddhartha Art Gallery, 2005
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-21. Diakses tanggal 2017-11-30. 

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Seni lukis Nepal

Seni Seni rupa Seni kriya Seni pertunjukan Seni tradisional Seni Didong Seni rupa Islam Museum seni Seni rupa Buddha Seni Buddha-Yunani Seni rupa Kristen Seni dekoratif Seni Benin Seni abstrak Seni Rupa Indonesia Seni Romawi Seni patung Seni siborg Kesenian Korea Institut Seni Indonesia Yogyakarta Seni kinetik Seni tradisional Jawa Seni kecerdasan buatan Seni rupa terapan Seni kaca Seni Reak Psikologi seni Cemeti (lembaga seni) Seni Geometris Seni Yunani Seni rupa Gereja Katolik Seni Gotik Penata seni Seni lukis Seni Italia Seni rupa Dinasti Shunga Aliran seni Shijō Seni rupa Jepang Perkemban…

gan seni pertunjukan di Indonesia Institut Seni Indonesia Padang Panjang Seni Yunani Kuno Pedagang penyalur karya seni Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Seni bela diri Seni tubuh Galeri Seni Johor Institut Seni Indonesia Seni rupa Tionghoa Seni Tari Kutai Seni laut Museum Seni Jepang Tikotin Galeri Seni Nasional (Malaysia) Seni tradisional Banyumasan Universitas Seni Norwich Komunitas Seni Sakato Institut Seni Budaya Indonesia Aceh Institut Seni Indonesia Surakarta Seni rupa Kerajaan Kushan Museum Seni Neka Seni Afrika Seni kerawang Museum Seni Afrika, Beograd Seni lukis Rajput Seni telanjang Seni rupa Dinasti Maurya Seni rupa Karoling Museum dan Galeri Seni Rudana Seni tradisional Banjar Kekerasan dalam seni rupa Pertunjukan seni Museum Seni Kontemporer, Beograd SMA Seni Korea Seni rupa mikrob Museum Seni Nasional Azerbaijan Seni Tradisional Minangkabau Sekolah seni Rinpa Seni Bunga Tionghoa Stasiun Pasar Seni Seni ASCII Seni Mesir Kuno Seni rupa Romawi Timur Lini masa sejarah pameran seni di Indonesia Institut Seni Indonesia Denpasar Seni Pramoj Kelompok Seni Rupa Jendela Museum Seni Rupa dan Keramik Seni rupa Maria dalam Gereja Katolik Seni adu domba Garut Seni rupa Abad Pe

Kembali kehalaman sebelumnya