Kejuaraan AFF 2010 (untuk alasan sponsor disebut sebagai Piala Suzuki AFF 2010) adalah edisi kedelapan turnamen sepak bolaKejuaraan AFF. Babak grup putaran final turnamen ini diselenggarakan di dua negara, yakni Indonesia dan Vietnam, pada tanggal 1 hingga 8 Desember2010, sementara pertandingan semifinal dan final diselenggarakan pada 15 hingga 29 Desember2010 dengan sistem kandang-tandang. Enam tim anggota Federasi Sepak Bola Perbara langsung lolos ke putaran final turnamen ini, sementara dua tim lolos setelah melalui babak kualifikasi yang diselenggarakan di Laos pada Oktober2010. Suzuki kembali menjadi sponsor titel turnamen ini.[1]
Malaysia berhasil menjuarai turnamen ini setelah mengalahkan Indonesia pada pertandingan final. Filipina dan Vietnam kalah atas lawannya masing-masing pada pertandingan semifinal. Kapten Indonesia, Firman Utina menjadi pemain terbaik sepanjang turnamen, sementara pemain Malaysia, Mohd Safee Mohd Sali menjadi pemain yang mencetak gol terbanyak sepanjang turnamen dengan 5 gol.
Tuan rumah
Indonesia dan Vietnam terpilih untuk menyelenggarakan babak penyisihan grup turnamen edisi ini. Pada 17 Februari2009, Vietnam mengumumkan ketertarikannya untuk menyelenggarakan turnamen edisi ini sehingga akan menjadi edisi kedelapan yang diselenggarakan.[2] Pada 21 April 2009, koran berbahasa Vietnam, VietNamNet mengumumkan bahwa Vietnam akan menyelenggarakan kejuaraan tersebut bersama dengan Indonesia.[3][4]
Kualifikasi diselenggarakan sejak 22 hingga 26 Oktober 2010 di Laos. Empat tim berperingkat paling rendah yaitu Laos, Kamboja, Filipina dan Timor Leste akan memperebutkan dua kursi ke putaran final.[5] Akan tetapi, kualifikasi diselenggarakan tanpa Brunei sehubungan dengan pembekuan Asosiasi Sepak Bola Brunei Darussalam oleh FIFA, sehingga mereka tidak dapat mengikuti kejuaraan.[6]
Berdasarkan hasil yang dicapai dari turnamen sebelumnya, enam tim langsung masuk putaran final secara otomatis, yaitu:
Sejumlah 17 wasit bertugas sepanjang turnamen berlangsung, namun 3 di antaranya hanya bertugas sebagai wasit keempat. Sejumlah wasit merupakan wasit undangan dari federasi Asia lainnya di luar dari Federasi Sepak Bola ASEAN. Pada babak gugur, tidak ada wasit dari Asia Tenggara yang bertugas untuk memimpin pertandingan.
Berikut merupakan daftar wasit dan asisten wasit yang bertugas sepanjang turnamen berlangsung.
Pada pertandingan semifinal dan final saat Malaysia menjadi tuan rumah pertandingan di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, sempat terjadi penyinaran sinar laser berwarna hijau kepada tim lawan, baik kepada Vietnam pada pertandingan pertama semifinal, maupun kepada Indonesia pada pertandingan pertama final.[12]
Malaysia – Vietnam (pertandingan pertama)
Pada pertandingan pertama babak semifinal antara Malaysia dan Vietnam, terdapat sinar laser berwarna hijau yang diarahkan kepada penjaga gawangVietnam, Bùi Tấn Trường, dan sejumlah pemain Vietnam lainnya, terutama pada babak kedua pertandingan.[13][14] Gol pertama Malaysia dinilai dapat terjadi akibat gangguan sinar laser yang diarahkan kepada penjaga gawang Vietnam.[13][14][15] Media massa Vietnam menganggap bahwa pendukung Malaysia telah berlaku tidak sportif dan menghalalkan segala cara agar Malaysia dapat meraih kemenangan atas Vietnam.[13][14] Pertandingan ini akhirnya berakhir dengan kekalahan Vietnam dengan skor 2–0.[14] Vietnam akhirnya tidak berhasil melaju ke final, setelah bermain imbang 0–0 di pertandingan kedua di Hanoi, Vietnam, sehingga Malaysia melaju ke final.[16]
Malaysia – Indonesia (pertandingan pertama)
Ketua umum PSSI, Nurdin Halid, menyatakan bahwa Indonesia akan melakukan walkout jika terdapat sinar laser yang diarahkan kepada pemain Indonesia, saat Malaysia menghadapi Indonesia pada pertandingan pertama final di stadion yang sama.[17][18][19]
Pada pertandingan pertama final saat Malaysia dan Indonesia, kembali terdapat sinar laser yang diarahkan terutama kepada penjaga gawang Indonesia, Markus Haris Maulana, dan beberapa pemain Indonesia lainnya, termasuk kapten Firman Utina.[20] Pengarahan sinar laser terjadi pada saat memperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya pada prosesi pembukaan pertandingan.[21] Pada menit ke-8, penjaga gawang Markus Haris Maulana sempat melakukan protes kepada wasit pemimpin pertandingan, Masaaki Toma dari Jepang, karena mendapat gangguan sinar laser saat Malaysia mendapat tendangan sudut.[22] Sinar laser juga diarahkan kepada kapten Indonesia, Firman Utina ketika akan melakukan tendangan sudut.[23]
Pada menit ke-54, pertandingan sempat dihentikan karena sinar laser semakin sering ditujukan kepada pemain Indonesia.[24] Pelatih Indonesia, Alfred Riedl langsung menginstruksikan pemain Indonesia untuk keluar dari lapangan pertandingan.[23] Wasit juga menginstruksikan agar seluruh pemain keluar dari lapangan untuk sementara waktu.[12] Negosiasi kemudian dilakukan antara pihak Malaysia, Indonesia dan panitia pelaksana pertandingan (LOC).[23] Setelah diskusi selama beberapa menit kemudian, pertandingan kembali dilanjutkan.[12][23][24] Setelah pertandingan sempat dihentikan, Indonesia kemasukan 3 gol, sehingga pada pertandingan tersebut Malaysia menang dengan skor 3–0.[24][25]
Hal tersebut berdampak di situs jejaring sosial, seperti di Twitter.[26]Hashtag #malaysiacheatlaser sempat menjadi topik terhangat yang dibicarakan di dunia.[26][27][28] Juga, kata "curang" dan "lasers" yang merujuk pada tindakan tersebut selama pertandingan, juga sempat masuk ke daftar topik terhangat dunia di Twitter.[26][27] Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, menginstruksikan Andi Mallarangeng, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia, untuk mengajukan protes mengenai penyinaran laser ini.[29][30] Presiden Yudhoyono juga mengajukan protes resmi ke FIFA dan AFF atas hal ini.[30]
Catatan
^ abcHanya bertugas sebagai wasit keempat sepanjang turnamen.