Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian Bandung bersama dengan Pemerintah Kota Bandung akan segera merencanakan mengelektrifikasi jalur Commuter Line ini menjadi KRL Commuter Line. Rencana tersebut akan dimulai pada 2024 dengan fase pertama di petak Padalarang–Bandung dan dilanjutkan dengan fase kedua di petak Bandung–Cicalengka.[2][3][4] Rencana ini juga diharapkan dapat membantu konektivitas layanan kereta cepat Whoosh sebagai alternatif dari maupun menuju pusat Kota Bandung.
Sejarah
Pada awal pengoperasiannya, kereta ini menggunakan rangkaian kereta rel diesel MCW 302 (produksi tahun 1982) yang terdiri dari 6-7 kereta. Kemudian, rangkaian kereta ini mulai digantikan oleh KRD MCW 301 yang telah dimodifikasi dan ditarik lokomotif. Pada 2015, KA ini menggunakan K3 biasa bekas KA Patas AC dan KA Penataran Ekspres yang berhenti beroperasi. Per 1 April 2022, terdapat perubahan operator dan pengelolaan manajemen dari Kereta api Commuter Line Bandung Raya, yang sebelumnya dikelola oleh Kereta Api Indonesia, kemudian diserahkan ke KAI Commuter.
Terdapat wacana untuk mengonversi rangkaian kereta api ini menjadi kereta rel listrik. Pada 2023, Dinas Perhubungan Kota Bandung mengumumkan bahwa proyek konversi tersebut akan dibagi menjadi dua tahap, yakni Padalarang—Bandung dan Bandung—Cicalengka. Rencananya, proyek tersebut akan selesai pada 2024.[10][11][12]
Mulai 1 Juni 2023, bersamaan dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api tahun 2023, nama layanan kereta api ini berubah dari "KA Bandung Raya Ekonomi" menjadi "Commuter Line Bandung Raya", sejalan dengan penyeragaman jenama kereta api lokal lainnya di Indonesia.[13]
Penamaan
Masyarakat umum, hingga saat ini, sering menyebut KA ini sebagai "KRD" karena sempat menggunakan rangkaian KRD. Selain itu, terdapat penyebutan "KRD Ekonomi" dan "Baraya" untuk membedakannya dengan KRD Patas yang saat itu merupakan KA kelas bisnis.[14]
Per 1 Juni 2023 seiring berlakunya grafik perjalanan kereta api (GAPEKA) Kereta api lokal Bandung Raya berganti jenama "Commuter Line Bandung Raya".
Kapasitas
Kapasitas dalam satu rangkaian kereta api ini adalah sekitar 742 kursi, tersebar dalam tujuh kereta kelas ekonomi. Dalam pengoperasiannya, tiket dijual dengan komposisi 100% tempat duduk dan 50% tiket berdiri dari kapasitas kursi yang tersedia dalam satu rangkaian kereta api. Dalam hal ini pun terdapat batasan jumlah tiket yang dijual pada setiap jadwal di stasiun keberangkatan maupun stasiun persinggahan, stasiun keberangkatan awal dibatasi kurang lebih sekitar 500 tiket dan stasiun persinggahan 50 hingga 100 tiket per jadwalnya, kebijakan ini diberlakukan dalam rangka memenuhi kenyamanan yang dibutuhkan oleh penumpang kereta api ini, serta secara hukum dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.[butuh rujukan]
Serta pemesanan tiket Kereta api Commuter Line Bandung Raya bisa dengan aplikasi Access By KAI minimal 2 jam hingga 7 hari sebelum keberangkatan dan di loket beberapa jam setelah keberangkatan sebelumnya.
Rute dan pemberhentian
Rute kereta api lokal Bandung Raya
Kereta api Commuter Line Bandung Raya melintasi lima wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Rute utama kereta api ini menghubungkan wilayah barat ke timur, mulai dari Padalarang di Kabupaten Bandung Barat menuju Cicalengka di Kabupaten Bandung dan sebaliknya. Sepanjang perjalanannya, kereta api akan berhenti di pusat Kota Cimahi dan Kota Bandung. Terdapat pula rute yang lebih panjang, dari Cicalengka menuju Purwakarta, meskipun dengan frekuensi perjalanan yang lebih sedikit daripada rute Padalarang—Cicalengka.
Sesuai dengan GAPEKA 2023, Commuter Line Baraya memiliki 40 perjalanan dua arah dengan komposisi relasi:
Dari barat ke timur:
17 perjalanan dari Padalarang hingga Cicalengka
2 perjalanan dari Padalarang hingga Kiaracondong
2 perjalanan dari Kiaracondong hingga Cicalengka
Dari timur ke barat:
17 perjalanan dari Cicalengka hingga Padalarang
1 perjalanan dari Cicalengka hingga Kiaracondong
1 perjalanan dari Cicalengka hingga Purwakarta
Terdapat pula 6 perjalanan Commuter Line Garut yang mendukung Commuter Line Baraya
Pemberangkatan bus/angkutan perkotaan dari Terminal Padalarang
Stasiun terminus bagi seluruh kereta api lokal Bandung Raya dari Cicalengka, kecuali KA 385 tujuan Purwakarta, dan KA 369 yang hanya sampai Kiaracondong
Pada 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB, Commuter Line Bandung Raya nomor 350 relasi Padalarang–Cicalengka mengalami kecelakaan antarkereta dengan kereta api Turangga nomor PLB 65A relasi Surabaya Gubeng–Bandung di Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kecelakaan ini terjadi di sinyal masuk Stasiun Cicalengka atau km181+700. Kejadian ini menyebabkan empat orang tewas, yaitu masinis KA Bandung Raya, asisten masinis KA Bandung Raya, pramugara KA Turangga, dan petugas pengamanan Stasiun Cimekar. Sementara itu dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan KA Commuter Line sebanyak 191 penumpang, sebanyak 37 penumpang mengalami luka ringan.[16] Imbas dari kejadian tersebut, lalu lintas kereta api lintas selatan Jawa di koridor Bandung–Kroya terganggu.[17]
Kereta api Lokal Bandung Raya sedang berhenti di Stasiun Cikudapateuh
Kereta api Commuter Line Bandung Raya (Sebelumnya bernama Kereta api Lokal Bandung Raya) sedang menunggu keberangkatan di Stasiun Padalarang, Desember 2021
*dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (hingga 20 September 2017) dan PT Kereta Commuter Indonesia (hingga saat ini)
**dioperasikan oleh PT Kereta Api Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek (hingga 15 September 2008) & PT KA Commuter Jabodetabek (hingga 2 Juli 2011)
***operasional dialihkan dari swakelola perusahaan induk karena berfokus pada layanan antarkota dan aglomerasi.
****operasional dialihkan dari KAI Bandara