Abdul Malik bin Qathan Al-Fihri (Arab: عبد الملك بن قطن الفهري) adalah gubernur Al-Andalus yang menjabat dua kali. Ia pertama kali menjabat setelah pembunuhan Abdurrahman Al-Ghafiqi dalam Pertempuran Balath Asy-Syuhada pada 114 H (732 M), kemudian Ubaidillah bin Al-Habhab memecatnya pada 116 H (734 M), dan Uqbah bin Al-Hajjaj As-Saluli menggantikannya, sampai Uqbah meninggal pada 123 H (741 M), sehingga Abdul Malik menjabat lagi. Dalam masa jabatannya yang kedua, ia dihadapkan dengan pemberontakan Berber dan sulit baginya untuk melawan mereka, sehingga dia meminta bantuan pasukan Suriah yang terkepung di Maroko untuk melawan pemberontakan Berber di Al-Andalus. Setelah Berber dikalahkan, mereka memberontak dan membunuh Abdul Malik.
Silsilah
Ada perbedaan pendapat tentang silsilahnya:
Al-Humaidi menyebutkan silsilahnya adalah Abdul Malik bin Qathan bin Ishmah bin Unais bin Abdullah bin Jahwan bin Amr bin Habib bin Amr bin Syaiban bin Muharib Al-Fihri.[1]Adh-Dhabbi setuju dengan pendapat Al-Humaidi.[2]
Ibnu Idzari menyebutkan silsilahnya adalah Abdul Malik bin Qathan bin Nufail bin Abdullah Al-Fihri.[3]
Khairuddin Az-Zarkali menyebutkan silsilahnya adalah Abdul Malik bin Qathan bin Nahsyal bin Abdullah Al-Fihri.[4]
Sementara Ibnu Hazm dalam Jamharah menyebutkan silsilahnya adalah Abdul Malik bin Qathan bin Nahsyal bin Amr bin Abdullah bin Wahab bin Sa'ad bin Amr bin Habib bin Amr bin Syaiban bin Muharib Al-Fihri.[5]
Masa muda
Abdul Malik disebutkan lahir pada tahun 653 pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (berkuasa 644–656).[4] Ketika masih muda, ia berpartisipasi dalam Pertempuran al-Harrah pada tahun 683 di masa kekhalifahan Yazid bin Muawiyah (berkuasa 680–683) dengan penduduk Madinah, dan dia termasuk di antara prajurit yang selamat serta melarikan diri dari kejaran pasukan Muslim bin Uqbah, lalu melarikan diri ke Ifriqiyah.[6] Ia kemudian bermukim di Kordoba.[4]
Selama menjabat, provinsi wilayah utara memberontak terhadapnya, lalu Abdul Malik berbaris pada tahun 115 H[8] ke Aragon dan menundukkan para pemberontak, lalu menyeberangi Pirenia untuk memperkuat wilayah Gascogne. Abdul Malik juga mencoba menyusup ke Aquitaine, tetapi perlawanan pasukan Duke Odo memaksanya mundur di tengah serangan bangsa Basque di sekitar pegunungan yang membuatnya mengalami kerugian besar.[9] Selama masa pemerintahannya juga seorang gubernur Narbonne,[10]Yusuf Al-Fihri, melakukan pertempuran di sekitar Narbonne (dalam bahasa Arab Arbunah).[11]
Sejarawan Husain Mu'nis menukil dari Kronik 754 bahwa selama menjabat, Abdul Malik memihak pada orang Arab Yaman dan meminggirkan orang Arab Qais.[12] Ia tetap menjabat sampai Ubaidillah bin Al-Habhab, gubernur Mesir dan Ifriqiyah, memecatnya pada bulan Syawal 116 H. Kedudukannya digantikan oleh Uqbah bin Al-Hajjaj As-Saluli.[13] Abdul Malik menentang pemecatannya itu, sehingga dia mencoba untuk memberontak terhadap Uqbah dan menyebabkan kerusuhan, hingga akhirnya Uqbah memenjarakannya.[12]
Masa jabatan kedua
Sejarawan tidak sepakat tentang bagaimana Abdul Malik menjadi gubernur Al-Andalus untuk kedua kalinya. Penulis Akhbar Majmu'ah fi Fath Al-Andalus menyebutkan bahwa Abdul Malik bin Qathan menggulingkan Uqbah bin Al-Hajjaj As-Saluli[14] sedangkan Ibnu al-Abbar al-Qudha'i menyebutkan bahwa Ubaidillah bin Al-Habhab mendukung naiknya Abdul Malik sebagai gubernur Al-Andalus setelah kematian Uqbah bin Al-Hajjaj.[15]Ibnu Idzari sendiri mengatakan bahwa Uqbah menunjuk Abdul Malik untuk menjadi gubernur Al-Andalus ketika dia akan meninggal[16] serta di bawah tekanan Yaman sendiri setelah akhir-akhir masa jabatan Uqbah melemah.[17]
Masa jabatan kedua Abdul Malik atas Al-Andalus bertepatan dengan pemberontakanBerber di Maroko yang dipimpin oleh Maisarah al-Matghari melawan gubernur Kekhalifahan Umayyah. Khalifah Hisyam segera mengirim pasukan Suriah yang dipimpin oleh Kultsum bin Iyadh al-Qusyairi untuk menghadapi mereka.[18] Namun, pasukan ini dikalahkan oleh Berber.[19] Pasukan yang tersisa kemudian dikejar oleh Berber dan berlindung di Ceuta hingga mereka dikepung di sana. Ketika pengepungan semakin lama, mereka bahkan memakan hewan milik mereka sendiri.[20]Balj bin Bisyr al-Qusyairi, komandan pasukan yang terkepung, meminta Abdul Malik bin Qathan agar diizinkan untuk menyeberang ke Al-Andalus bersama pasukan lainnya. Abdul Malik tidak mengizinkan mereka karena takut kekuasaannya terancam.[21] Setelah pemberontakan Berber mengancamnya di wilayah utara, Abdul Malik segera mengirim kapal untuk membawa mereka ke Al-Andalus dengan syarat mereka menghadirkan para sandera. Abdul Malik juga berjanji akan memindahkan mereka ke Ifriqiyah jika pemberontakan Berber berhasil ditumpas.[22] Setelah sampai ke Al-Andalus, pasukan Suriah segera berbaris dengan Umayyah dan Qathan, putra Abdul Malik bin Qathan. Mereka berhadapan dengan pasukan Berber di Wadi Salith dekat Toledo, dan berhasil mengalahkan mereka. Kemudian Abdul Malik meminta mereka berangkat ke Ifriqiyah yang disetujui oleh mereka. Namun, dia menunda menyediakan kapal yang akan membawa mereka ke Ifriqiyah, sehingga mereka takut padanya, memberontak melawannya, menggulingkannya, dan mengangkat Balj bin Bisyr sebagai gubernur Al-Andalus.[23] Mereka kemudian menghina Abdul Malik dengan mengatakan bahwa Abdul Malik lolos dari pedang mereka pada hari Pertempuran al-Harrah.[24] Pasukan Suriah akhirnya menyalib Abdul Malik pada waktu itu, ketika dia berusia di atas sembilan puluh tahun, dan mereka menyalibkan seekor babi di sebelah kanannya dan seekor anjing di sebelah kirinya.[6] Ia dibunuh pada tahun 741 M.[4]
^Prof. Dr. Raghib As-Sirjani (2013). Bangkit dan Runtuhnya Andalusia(Bukel). Pustaka Al-Kautsar. hlm. 130. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-05. Diakses tanggal 2023-06-12.
Penulis tidak dikenal, Tahqiq: Ibrahim Al-Ibyari (1989). Akhbar Majmu'ah fi Fath Al-Andalus (dalam bahasa Arab). Dar al-Kitab al-Mishri, Kairo - Dar al-Kitab al-Libnani, Beirut. ISBN977-1876-09-0.
Mu'nis, Husain (2002). Fajar Al-Andalus (dalam bahasa Arab). Al-Ishr Al-Hadits lil Nasyri wa At-Tauzi wa Dar Al-Manhal lil Thaba'ati wan Nasyri wa At-Tauzi, Beirut.
Enan, Muhammad Abdullah (1997). Daulah al-Islam fi al-Andalus, jilid 1 (dalam bahasa Arab). Maktabah Al Khanji, Kairo. ISBN 977-505-082-4.
Abdul Abdul Malik Abdul Bashir Abdul Somad Abdullah bin Abdul Muthalib Paula Abdul Abdul Razak Hussein Abdul Kalam Abdul Qadir bin Abdul Mutalib Abdul Azeez Abdul Rahim Abdul Muhyi Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh Abdul Abulbul Amir Victoria & Abdul Abdul Muthalib Abdul Karim (ulama) Abdul Halim Abdul Rahman Abdul Hamid Abdul Ghofur Abdul Latief Abdul Aziz Abdul Kadir Abdul Rahman (pemain sepak bola) Abdul Samad dari Selangor Abdul Hadi W.M. Abdul Rahman Saleh Abdul Halim dari Kedah Abdul Khalili Abdul Kabir Abdul Hadi Djamal Abdullah bin Abdul Malik Abdul Muhsin bin Hammad Abdul Wachid Abdu…
l Chalik Abdul Aziz (disambiguasi) Abdullah bin Abdul Ghani Khayyath Abdul-Majid bin Abdul-Aziz Abdul Malik Abdul Aziz dari Perak Abdul Aziz bin Marwan Abdul Karim Amrullah Abdul Wahid Ash-Shalihi Abdul Mu’ti Abdul Halim dari Majalengka Abdul Gafur Abdul Moeloek Abdul Latif bin Abdul Malik Al Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Abdul Wahab Bugis Abdul Hakim (politikus) Abdul Mukmin Tunku Abdul Rahman Abdul Wahab Rokan Abdul Rahman (politikus) Abdul Gani Kampar Abdul Malik bin Marwan Abdul Ghani Kasuba Abdul Rahman Ya'kub Abdul Rahman dari Negeri Sembilan Abdul Haris (akademisi) Abdul Kadir Abdul Gafur (politikus) Abdul Rahman (mantan Muslim) Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz Abdul Wahid Ahmad Abdul Wan Abdul Rahim Wan Abdullah Abdul Qayyum Khan Abdul Manaf Mukhayyar Abdullah Sani Abdul Hamid Abdul Rahim Kajai Abdul Muin Abdul Kharis Almasyhari Abdul Hamid Hakim Kareem Abdul-Jabbar Abdul Karim al-Bantani Ismail Abdul Rahman Abdul Latif (politikus) Abdul Latif Syakur Abdul Haq Talaohu Abdul Musafri Abdullah Gedung Sultan Abdul Samad Mahmoud Abdul-Rauf Abdul Wahab Chasbullah Abdul Karim Tebuwung Abdul Sattar Edhi Abdullah bin Abdulkadir Munsyi Abdul Wahid Situmeang Abdul Jalil Syah dari Si