Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Teorema sumbu sejajar

Teorema sumbu sejajar adalah salah satu teorema yang menyatakan bahwa besarnya momen inersia benda terhadap sumbu yang melewati pusat massa sama dengan jumlah momen inersia sumbu yang sejajar dengan sumbu pusat massa ditambah dengan massa benda tersebut. Pembuatan teorema ini didasarkan pada nilai momen inersia yang selalu ditentukan oleh posisi sumbu yang menjadi acuan dalam perhitungan.[1] Dalam fisika, teorema sumbu sejajar disebut juga sebagai teorema Huygens-Steiner. Teorema sumbu sejajar digunakan untuk menentukan momen inersia sebuah benda tegar terhadap sumbu apapun. Persyaratan yang diperlukan ialah diketahuinya momen inersia suatu objek terhadap sumbu yang melalui pusat massa yang sejajar dengan sumbu pertama, serta jarak serenjang antara kedua sumbu tersebut.

Misalkan:

Icm melambangkan momen inersia suatu objek terhadap pusat massanya
M adalah massa objek dan d jarak tegaklurus antara kedua sumbu

Maka momen inersia di sekitar sumbu baru z diberikan oleh

Kaidah ini dapat diterapkan bersama-sama kaidah regangan dan teorema sumbu tegaklurus untuk menemukan momem inersia berbagai bentuk benda.

Kaidah sumbu sejajar untuk momen inersia suatu bidang

Aturan sumbu sejajar juga berlaku untuk momen inersia luas untuk bidang D

In this formula,
Iz adalah momen inersia bidang D terhadap sumbu sejajari Ix adalah momen inersia D terhadap centroidnya
A adalah luas bidang D dan
d adalah jarak antara sumbu baru z terhadap centroid bidang D

Catatan: centroid D berhimpitan dengan pusat gravitasi (CG) lempengan fisik dengan bentuk yang sama, yang memiliki kerapatan tetap.

Referensi

  1. ^ Asraf, A., dan Kurniawan, B. (2021). Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik: Jilid 1 Mekanika. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 335. ISBN 978-602-444-954-4. 


Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Teorema sumbu sejajar

Teorema Teorema nilai purata Teorema Terakhir Fermat Teorema Taylor Teorema divergensi Teorema Bayes Teorema dasar kalkulus Teorema Stokes rampat Teorema Stewart Teorema Fubini Teorema Euler Teorema Green Teorema Pythagoras Teorema kecil Fermat Teorema Rolle Teorema ketunggalan Alexandrov Teorema superposisi Teorema Norton Teorema Thevenin Teorema ketaklengkapan Gödel Teorema Birkhoff Teorema Cauchy (geometri) Teorema Rybczynski Teorema Gauss–Bonnet Teorema Stolper–Samuelson Teorema Cook Teorema Apollonius Teorema akar rasional Teorema syzygy Hilbert Teorema binomial Teorema Sylow Teorema…

nilai antara Teorema sisa Tiongkok Teorema Pompeiu Daftar teorema Teorema Pitot Teorema empat warna Teorema Lindemann–Weierstrass Teorema ekuipartisi Teorema Newton Teorema Jacobi Teorema Anne Teorema Lagrange (teori grup) Teorema tujuh lingkaran Teorema Erdős–Kac Teorema Specht Teorema sumbu sejajar Teorema tanpa teleportasi Teorema monyet tak terhingga Teorema Steiner–Lehmus Teorema pengulangan Poincaré Teorema tidak ada makan siang gratis Teorema Rosser Teorema Lagrange Teorema juri Condorcet Teorema isomorfisme Teorema nilai ekstrem Teorema apit Teorema Glivenko (teori probabilitas) Teorema Wilson Teorema limit pusat Teorema Abel–Ruffini Teorema garis bagi segitiga Teorema tiga geodesik Teorema Gelfond–Schneider Teorema Lester Teorema Newton mengenai segiempat Teorema Lamy Teorema Liouville (Hamiltonian) Teorema limit seragam Teorema Euclid-Euler Teorema Schinzel Teorema dasar aljabar Teorema Bohr–Mollerup Teorema Ehrenfest Teorema Heine–Borel Metode Teorema Mekanis Teorema bilangan prima Teorema Singularitas Penrose–Hawking Teorema Gisin-Hughston-Jozsa-Wootters Teorema Jacobi (geometri) Cacat sudut Polinomial simetri elementer Prinsip Hardy–Weinberg Teorem

Kembali kehalaman sebelumnya