Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Teorema limit seragam

Contoh penyangkal yang memperkuat teorema limit seragam, apabila digunakan asumsi konvergensi titik demi titik, dibandingkan konvergensi seragam. Fungsi yang berwarna hijau konvergen ke fungsi berwarna merah yang tak kontinu. Hal ini terjadi hanya jika konvergensinya tidak seragam.

Dalam matematika, teorema limit seragam menyatakan bahwa limit seragam dari suatu barisan fungsi kontinu juga fungsi kontinu.

Isi Pernyataan

Lebih tepatnya, diberikan adalah suatu ruang topologis dan adalah ruang metrik. Misalkan adalah barisan fungsi yang konvergen seragam ke fungsi . Menurut teorema limit seragam, jika fungsi adalah fungsi kontinu (untuk setiap bilangan asli ), maka limit fungsinya (yaitu fungsi ) adalah fungsi kontinu juga.

Teorema ini tidak berlaku jika hipotesis konvergensi seragam diganti dengan konvergensi titik demi titik. Sebagai contoh, misalkan adalah barisan fungsi . Dari definisi fungsi , terlihat jelas bahwa fungsi adalah fungsi kontinu, untuk setiap bilangan asli . Akan tetapi, barisan tersebut konvergen titik demi titik ke suatu fungsi yang diskontinu, dengan

Contoh lainnya dapat dilihat pada gambar di bagian kanan atas halaman ini.

Dalam istilah pada ruang fungsi, teorema limit seragam menyatakan bahwa ruang dari semua fungsi kontinuu dari ruang topologis ke ruang metrik adalah himpunan bagian tertutup dari terhadap norma seragam. Pada kasus dimana merupakan ruang metrik lengkap, hal tersebut mengakibatkan juga merupakan ruang metrik lengkap. Lebih lanjut, jika adalah ruang Banach, maka itu sendiri adalah ruang Banach terhadap norma seragam.

Teorema limit seragam juga berlaku jika hipotesis fungsi kontinu diganti dengan kontinu seragam. Dengan kata lain, jika dan adalah ruang metrik dan adalah barisan fungsi kontinu seragam yang konvergen seragam ke fungsi , maka fungsi juga fungsi yang kontinu seragam.

Bukti

Kasus Khusus : Bilangan Riil dengan Jarak Euklides

Untuk membuktikan kekontinuan dari fungsi pada interval dengan fungsi jarak beda mutlak, maka berdasarkan definisi kekontinuan, harus ditunjukkan bahwa

untuk setiap .

Diambil sembarang dan suatu nilai . Berdasarkan hipotesis,

  1. Diketahui bahwa fungsi konvergen seragam ke . Berdasarkan definisi konvergensi seragam, maka
    untuk sembarang . Jika dipilih , maka berlaku pertidaksamaan
    untuk sembarang . Oleh karena , maka berlaku juga
  2. Diketahui bahwa fungsi adalah fungsi kontinu pada interval , untuk setiap . Berdasarkan definisi kontinuu, maka
    Oleh karena , maka

Apabila dipilih , maka semua pertidaksamaan di atas akan terpenuhi, sehingga dengan menggunakan pertidaksamaan segitiga, diperoleh

Oleh karena nilai dipilih secara sembarang, maka terbukti bahwa fungsi kontinuu pada .

Perumuman

Untuk membuktikan kekontinuan dari fungsi pada suatu ruang topologis dengan suatu ruang metrik , maka berdasarkan definisi kekontinuan, harus ditunjukkan bahwa untuk setiap , terdapat suatu persekitaran dari setiap titik sedemikian sehingga

Diambil sembarang dan suatu nilai . Berdasarkan hipotesis,

  1. Diketahui bahwa fungsi konvergen seragam ke . Berdasarkan definisi konvergensi seragam, maka
    Jika dipilih , maka berlaku pertidaksamaan
    untuk sembarang . Oleh karena , maka berlaku
  2. Diketahui bahwa fungsi adalah fungsi kontinu pada ruang topologis , untuk setiap . Berdasarkan definisi kontinuu, maka
    Oleh karena , maka

Diambil sembarang . Dengan menggunakan aksioma pertidaksamaan segitiga pada ruang metrik , diperoleh

Oleh karena nilai dan dipilih secara sembarang, maka terbukti bahwa fungsi kontinuu pada .

Teorema Limit Seragam dalam Analisis Kompleks

Terdapat beberapa variasi dari teorema limit seragam yang digunakan dalam analisis kompleks, walau dengan modifikasi asumsi.

Teorema 1[1] — Misalkan adalah himpunan bagian terbuka dari . Jika untuk setiap , adalah barisan fungsi-fungsi holomorfik yang konvergen seragam ke fungsi pada setiap himpunan bagian kompak dari , maka fungsi holomorfik pada . Lebih lanjut, barisan dari turunan fungsi akan konvergen seragam ke fungsi pada setiap himpunan bagian kompak dari .

Teorema 2[2] — Misalkan adalah himpunan bagian terbuka dan terhubung dari . Jika untuk setiap , adalah barisan fungsi-fungsi univalen yang konvergen seragam ke fungsi , maka fungsi holomorfik pada . Lebih lanjut, fungsi adalah fungsi konstan atau univalen pada .

Catatan

  1. ^ Theorems 5.2 and 5.3, pp.53-54 in E. M. Stein and R.Shakarachi's Complex Analysis.
  2. ^ Section 6.44, pp.200-201 in E. C. Titchmarsh's The Theory of Functions. Titchmarsh uses the terms 'simple' and 'schlicht' (function) in place of 'univalent'.

Referensi

  • E. C. Titchmarsh (1939). The Theory of Functions, 2002 Reprint, Oxford Science Publications.

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Teorema limit seragam

Teorema Teorema nilai purata Teorema Terakhir Fermat Teorema Taylor Teorema Bayes Teorema divergensi Teorema Stokes rampat Teorema dasar kalkulus Teorema Stewart Teorema Fubini Teorema Euler Teorema Green Teorema Pythagoras Teorema kecil Fermat Teorema Rolle Teorema ketunggalan Alexandrov Teorema superposisi Teorema Norton Teorema Thevenin Teorema ketaklengkapan Gödel Teorema Birkhoff Teorema Cauchy (geometri) Teorema Rybczynski Teorema Gauss–Bonnet Teorema Stolper–Samuelson Teorema Cook Teorema Apollonius Teorema akar rasional Teorema syzygy Hilbert Teorema Sylow Teorema nilai antara Teo…

rema binomial Teorema sisa Tiongkok Teorema Pompeiu Teorema Pitot Daftar teorema Teorema empat warna Teorema Lindemann–Weierstrass Teorema Newton Teorema ekuipartisi Teorema Jacobi Teorema Anne Teorema Lagrange (teori grup) Teorema tujuh lingkaran Teorema sumbu sejajar Teorema Erdős–Kac Teorema Specht Teorema tanpa teleportasi Teorema monyet tak terhingga Teorema Steiner–Lehmus Teorema pengulangan Poincaré Teorema tidak ada makan siang gratis Teorema Rosser Teorema juri Condorcet Teorema Lagrange Teorema isomorfisme Teorema nilai ekstrem Teorema apit Teorema Glivenko (teori probabilitas) Teorema Wilson Teorema limit pusat Teorema Abel–Ruffini Teorema garis bagi segitiga Teorema tiga geodesik Teorema Gelfond–Schneider Teorema Lester Teorema Newton mengenai segiempat Teorema Lamy Teorema limit seragam Teorema Liouville (Hamiltonian) Teorema Euclid-Euler Teorema Schinzel Teorema dasar aljabar Teorema Bohr–Mollerup Teorema Ehrenfest Teorema Heine–Borel Metode Teorema Mekanis Teorema bilangan prima Teorema Singularitas Penrose–Hawking Teorema Gisin-Hughston-Jozsa-Wootters Teorema Jacobi (geometri) Cacat sudut Polinomial simetri elementer Prinsip Hardy–Weinberg Teorem

Kembali kehalaman sebelumnya