Plat nomor kendaraan Malaysia (bahasa Melayu: Nombor plat kenderaan Malaysia) dipajang di bagian depan dan belakang semua kendaraan bermotor pribadi dan komersial di Malaysia, sebagaimana diwajibkan oleh hukum. Penerbitan plat nomor diatur dan dikelola oleh Departemen Transportasi Jalan Malaysia (bahasa Melayu: Jabatan Pengangkutan Jalan Malaysia) atau JPJ.
Plat nomor terbaru yang diterbitkan dapat diperiksa melalui situs web JPJ.[3]
Berikut ini adalah contoh format yang saat ini digunakan;
Plat nomor Malaysia saat ini awalnya merupakan turunan dari format plat nomor pra-1932 di Britania Raya, yang pertama kali dikeluarkan setelah kendaraan bermotor diperkenalkan pada tahun 1900-an selama masa kolonial Britania Raya. Plat nomor biasanya dikeluarkan dan diformat dengan cara yang sama untuk semua kendaraan bermotor yang menggunakan ban karet, termasuk sebagian besar kendaraan pribadi, komersial, dan kendaraan industri yang legal di jalan raya, sepeda motor, kendaraan darurat, dan peralatan berat tertentu (seperti traktor pertanian, truk derek, dan backhoe loader). Kecuali untuk taksi, dealer kendaraan, dan diplomat, semua plat nomor kendaraan di Malaysia memiliki tulisan putih dengan latar warna hitam untuk plat depan dan belakang, apa pun jenis kendaraannya.
Standar untuk desain pelat nomor telah ditentukan oleh Departemen Transportasi Jalan,[4] namun hanya diterapkan secara parsial. Ukuran karakter, tata letak, dan penggunaan warna lebih ketat diawasi untuk memastikan identifikasi yang akurat dan visibilitas yang optimal. Namun, dimensi pelat yang menampilkan nomor kendaraan sering kali kurang diawasi. Banyak kendaraan yang menggunakan pelat dengan dimensi sesuai aturan atau dalam bingkai pelat standar dari dealer. Namun, ada juga pelat yang didesain untuk pas dengan ruang cekung di belakang kendaraan yang lebih besar, atau dibuat dengan ukuran yang lebih kecil atau kustom, terutama pada fender depan dan fairing motor atau bagian depan mobil sport.
Jenis huruf Arial Bold versi kompak saat ini menjadi pilihan utama oleh Departemen Transportasi Jalan, meskipun halaman "spesifikasi pelat nomor" dari departemen tersebut juga mencantumkan diagram dengan jenis huruf "Calisto MT Italic" dan "Franklin Gothic Bold." Jenis huruf yang paling umum digunakan adalah tipe buatan pabrik, tetapi jenis huruf lain yang mudah dibaca umumnya juga dapat diterima. Pilihan alternatif yang sering digunakan termasuk Charles Wright, yang digunakan pada pelat nomor di Singapura, Hong Kong, dan Britania Raya, serta FE-Schrift, yang digunakan pada pelat nomor Jerman. FE-Schrift cukup populer di kalangan pemilik mobil bermerek Eropa di Malaysia, terutama merek dan model Jerman. Jenis huruf kustom yang lebih jarang juga kadang digunakan, terutama pada kendaraan impor abu-abu dan pelat nomor aftermarket.
Pelat nomor Malaysia awalnya dibuat dari logam yang dicetak, tetapi sebagian besar digantikan oleh pelat plastik sejak tahun 1970-an, dengan karakter yang dicetak atau dibentuk dari potongan plastik. Popularitas pelat plastik di Malaysia disebabkan oleh biaya yang lebih rendah dan pencegahan pencurian logam. Namun, pelat plastik memiliki beberapa kekurangan, seperti mudah rapuh, mudah direproduksi sehingga menguntungkan pelaku kejahatan seperti sindikat kloning mobil, warna huruf yang menguning karena usia atau kondisi lingkungan ekstrem, huruf yang lepas karena lem yang melemah, dan pengurangan jarak antar huruf (kerning) untuk menghindari kamera kecepatan atau identifikasi yang mudah. Hal ini membuat lembaga penegak hukum kesulitan mengidentifikasi nomor registrasi yang benar. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 2016 Departemen Transportasi Jalan membahas pelat nomor standar yang akan mencakup chip RFID dan pelat logam cetak. Selain itu, proposal untuk jenis huruf standar seperti JPJ 1 juga telah diajukan.
Semua plat nomor kendaraan pribadi dan komersial di Semenanjung Malaysia (kecuali kendaraan yang terdaftar di Langkawi, taksi, dealer kendaraan, dan diplomat) menggunakan format xxx ####.[4][5][6]
Pengecualian dalam format tersebut adalah sebagai berikut:
(W: seri pertama, V: seri kedua)[7]
Semua plat nomor kendaraan pribadi dan komersial di Sarawak (kecuali taksi, dealer kendaraan, dan diplomat) menggunakan format Qdx #### x.[8]
Semua plat nomor Sabah (kecuali Labuan yang menggunakan Lx) untuk kendaraan pribadi dan komersial (kecuali taksi, dealer kendaraan, dan diplomat) menggunakan format Sdx #### x.[5]
Labuan, wilayah federal yang berdasarkan bekas wilayah Sabahan, menggunakan awalan L mengikuti format Semenanjung Malaysia, tidak seperti bagian Sabahan lainnya.
Plat nomor taksi di Malaysia menggunakan format Hxx ####.[9] Walaupun berdasarkan format plat nomor Semenanjung Malaysia, plat nomor taksi biasanya menyertakan awalan H (Hire) yang konstan dan memiliki plat yang tidak memantulkan cahaya dengan tulisan hitam dengan latar belakang putih agar dapat dibedakan.[4]
Sultan Malaysia, Penguasa Negara, dan keluarga kerajaan langsung mereka menggunakan plat nomor unik. Sebagian besar plat nomor resmi ini memiliki latar belakang kuning dan memuat gelar atau lambang resmi pemiliknya, seperti "Tengku Mahkota Johor" dari Bupati Johor.[10]
Semua kendaraan Angkatan Tentara Malaysia menggunakan pelat nomor dengan awalan Z.[11][12][13] Diterbitkan dalam format ZB #### dengan tulisan putih dengan latar belakang hitam, tidak ada angka nol di depan, huruf I dan O juga tidak digunakan.