Pestisida atau racun hama (dari bahasa Inggrispesticide) adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.[1] Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tetapi tak selalu, beracun.
Sebelum tahun 2000 SM, manusia telah menggunakan pestisida untuk melindungi tanaman pertanian. Pestisida pertama berupa sulfur dalam bentuk unsur yang ditebarkan di atas lahan pertanian di Sumeria sekitar 4500 tahun yang lalu. Rig Veda yang berusia 4000 tahun menyebutkan penggunaan tanaman beracun untuk mengendalikan hama.[4] Sejak abad ke 15, senyawa berbahaya seperti arsenik, raksa, dan timbal diterapkan di lahan pertanian untuk membunuh hama. Pada abad ke 17, nikotin sulfat diekstraksi dari daun tembakau untuk dijadikan insektisida. Abad ke 19, piretrum dari bunga krisan dan rotenon dari akar sayuran mulai dikembangkan.[5] Hingga tahun 1950an, pestisida berbahan dasar arsenik masih dominan.[6]Paul Herman Müller menemukan DDT yang sangat efektif sebagai insektisida. Organoklorin menjadi dominan, tetapi segera digantikan oleh organofosfat dan karbamat pada tahun 1975 di negara maju. Senyawa piretrin menjadi insektisida dominan.[6] Herbisida berkembang dan mulai digunakan secara luas pada tahun 1960an dengan triazin dan senyawa berbasis nitrogen lainnya, asam karboksilat, dan glifosat.[6]
Pada tahun 1960an, ditemukan bahwa DDT menyebabkan berbagai burung pemakan ikan tidak bereproduksi, yang menjadi masalah serius bagi keanekaragaman hayati. Penggunaan DDT dalam pertanian kini dilarang dalam Konvensi Stockholm, tetapi masih digunakan di beberapa negara berkembang untuk mencegah malaria dan penyakit tropis lainnya dengan menyemportkannya ke dinding untuk mencegah kehadiran nyamuk.[7]
FAO mendefinisi pestisida sebagai "zat atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan selama produksi, pemrosesan, penyimpanan, transportasi, atau pemasaran bahan pertanian (termasuk hasil hutan, hasil perikanan, dan hasil peternakan).Istilah ini juga mencakup zat yang mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun, mengeringkan tanaman, mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk mengendalikan hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun setelah panen."[8]
Pestisida dapat diklasifikasikan berdasarkan target organisme yang menjadi sasarannya,[3][9] struktur senyawanya bahan bakunya (misal organik, inorganik, sintetis, biopestisida),[10] dan wujud fisiknya serta cara penerapannya (misal fumigasi pada pestisida berwujud gas).[10]Biopestisida mencakup pestisida mikrobiologi dan biokimia.[11] Pestisida berbahan dasar tumbuhan saat ini telah berkembang, yaitu piretrum, rotenon, nikotin, strychnine, dan scillirosida.[12]:15
Berbagai pestisida dapat dikelompokan menjadi famili senyawa kimianya. Famili senyawa kimia pestisida yang terkenal yaitu organoklorin, organofosfat, dan karbamat. Famili hidrokarbon organoklorin dapat dibagi menjadi diklorodifeniletana (DDT), senyawa siklodiena, dan lainnya. Organoklorin bekerja dengan mengganggu keseimbangan ion kalium-natrium di dalam jaringan saraf. Tingkat keracunan senyawa ini dapat bervariasi, tetapi seluruh senyawa organoklorin bersifat persisten dan dapat terakumulasi secara biologi.[12]:239–240 Organofosfat dan karbamat telah menggantikan organoklorin. Keduanya menghambat kerja enzim asetilkolinesterase yang mengirimkan asetilkolin ke jaringan saraf, mampu menyebabkan kelumpuhan. Organofosfat secara umum beracun bagi vertebrata.[12]:136–137
Herbisida seperti fenoksi bekerja secara selektif dan hanya mengincar gulma berdaun lebar dan tidak mengincar rerumputan. Fenoksi dan asam benzoat berfungsi mirip seperti hormon pertumbuhan tanaman, dan menumbuhkan sel secara tidak terkendali, sehingga memaksa kerja sistem transportasi tanaman (floem dan xylem) dan merusaknya.[12]:300 Triazin mengganggu fotosintesis.[12]:335Glifosat yang kini banyak digunakan, belum dikategorikan dalam famili senyawa herbisida manapun.
Pestisida juga dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme biologisnya dan metode penerapannya. Kebanyakan pestisida bekerja dengan meracuni hama.[13] Pestisida sistemik diserap oleh tanaman dan bergerak di dalam tanaman sehingga meracuni hama yang menghisap nutrisi tanaman. Insektisida dan fungisida bergerak melalui xylem. Insektisida sistemik dapat membahayakan serangga non target, bahkan serangga yang menguntungkan seperti lebah dan polinator lainnya, karena sinsektisida sistemik juga bergerak dari dalam tubuh tumbuhan ke bunga.
Pada tahun 2009, fungisida paldoksin diperkenalkan dan bekerja dengan memanfaatkan senyawa yang dilepaskan oleh tumbuhan, fitoaleksin. Secara alami, fungi melakukan detoksifikasi melawan fitoaleksin. Paldoksin menghambat enzim yang berperan dalam detoksifikasi tersebut. Fungisida ini dipercaya lebih aman.[14]
Pestisida juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kemampuan terurainya (biodegradable dan persisten) yang dapat berlangsung selama beberapa detik hingga tahunan. DDT membutuhkan waktu tahunan untuk terurai di alam, dan akan terakumulasi dalam rantai makanan.[15]
Organofosfat
Pestisida organofosfat mempengaruhi sistem saraf dengan mengganggu enzim yang mengatur asetilkolin, zat penghantar sinyal saraf. Ditemukan pada awal abad ke 19, tetapi efeknya pada serangga dan manusia baru diketahui pada tahun 1932: organofosfat sama berbahayanya bagi serangga dan manusia. Beberapa sangat beracun dan digunakan di Perang Dunia II sebagai senjata. Namun biasanya tidak bersifat persisten di alam.
Karbamat
Sama seperti organofosfat, tetapi efeknya bersifat reversible dan dapat disembuhkan.
Organoklorin
Organoklorin bekerja dengan mengganggu keseimbangan ion kalium-natrium di dalam jaringan saraf. Organoklorin telah dilarang penggunaannya di berbagai negara karena membahayakan lingkungan dan kesehatan serta bersifat sangat persisten.
Piretroid
Dikembangkan sebagai versi sintetik dari senyawa alami piretrin yang ditemukan di bunga krisan. Namun senyawa piretroid sintetik berbahaya bagi kesehatan sistem saraf.
Biopestisida dikembangkan dari bahan alami, dari hewan, tumbuhan, bakteri, dan bahan tambang mineral. Contohnya adalah minyak kanola dan baking soda memiliki kemampuan sebagai pestisida. Klasifikasi biopestisida yaitu:
Biopestisida mikrob yang merupakan sekumpulan mikrob (bakteri, fungi, virus) sebagai bahan aktifnya. Biopestisida ini bersifat selektif dan mengincar target tertentu saja. Telah terdapat fungi yang didayagunakan sebagai penghambat pertumbuhan gulma tertentu. Beberapa jenis fungi juga menjadi parasit bagi serangga dan dapat digunakan untuk membunuh serangga tersebut.
Bacillus thuringiensis adalah contoh bakteri biopestisida. Bakteri ini memproduksi protein yang membunuh larva serangga. Protein ini mengganggu saluran pencernaan sehingga menyebabkan larva serangga kelaparan.
Tanaman juga dapat dimodifikasi secara genetika untuk menghasilkan senyawa yang mampu melindungi tanaman.
Pestisida biokimia yang secara alami terdapat di alam dapat mengendalikan hama secara non-toksik. Contohnya adalah feromon yang mempengaruhi siklus perkembang biakan serangga sehingga rantai keturunan serangga terputus. Feromon juga bisa berfungsi sebagai pemikat serangga untuk menuju ke jebakan serangga.
Berkerja untuk menghalangi Hama makan, tetapi tetap tinggal sehingga mati kelaparan
Pemanfaatan
Pestisida digunakan untuk mengendalikan keberadaan hama yang diyakini membahayakan.[17] Misal nyamuk yang dapat membawa berbagai penyakit mematikan seperti virus Nil Barat, demam kuning, dan malaria. Pestisida juga ditujukan kepada hewan yang mampu menyebabkan alergi seperti lebah, tawon, semut, dan sebagainya. Insektisida pun digunakan di peternakan dalam mencegah kehadiran serangga yang mampu menularkan penyakit dan menjadi parasit.[17] Pestisida pun digunakan dalam pengawetan makanan, seperti mencegah tumbuhnya jamur pada bahan pertanian dan mencegah serta membunuh tikus yang biasa memakan hasil pertanian yang disimpan. Herbisida juga digunakan dalam transportasi seperti membunuh gulma di pinggir jalan dan trotoar. Tumbuhan dan hewan invasif juga dapat ditanggulangi dan dicegah dengan pestisida. Herbisida dan algasida telah digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan alga dan tumbuhan air di perairan.[18]Hama seperti rayap dan jamur dapat merusak struktur bangunan yang terbuat dari kayu.[17]
Pestisida dapat menyelamatkan usaha pertanian dengan mencegah hilangnya hasil pertanian akibat serangga dan hama lainnya. Di Amerika Serikat, diperkirakan setiap dolar yang dikeluarkan untuk pestisida menyelamatkan empat dolar uang yang dapat hilang karena hama.[19] Studi lainnya menemukan bahwa tanpa penggunaan pestisida, hasil pertanian dapat turun sekitar 10%.[20] Studi lainnya yang dilakukan pada tahun 1999 menemukan bahwa pelarangan pestisida di Amerika Serikat dapat menyebabkan kenaikan harga pangan, hilangnya lapangan pekerjaan, dan meningkatnya penderita kelaparan.[21]
DDT yang disemprotkan di tembok rumah dapat melawan malaria dan digunakan pada tahun 1950an dan WHO mendukung hal tersebut.[22][22] Namun pada tahun 2007, sebuah studi mengkaitkan kanker payudara dengan paparan DDT pra-pubertas.[23] Gejala keracunan fatal juga dapat terjadi ketika DDT dan senyawa hidrokarbon berklorin masuk ke dalam saluran makanan manusia. Meski begitu, para ilmuwan memperkirakan DDR dan bahan kimia organofosfat lainnya telah menyelamatkan 7 juta jiwa sejak tahun 1945 dengan mencegah penyebaran penyakit malaria, wabah bubonik, tripanosomiasis afrika, dan typhus.[24] Meski demikian, penggunaan DDT tidak selalu efektif karena resistansi terhadap DDT telah ditemukan sejak tahun 1955, dan pada tahun 1972 19 spesies nyamuk dinyatakan telah tahan terhadap DDT.[25] Sebuah studi oleh WHO pada tahun 2000 di Vietnam menemukan bahwa pengendalian malaria tanpa DDT dapat lebih efektif dibandingkan DDT.[26]
Pada tahun 2006 dan 2007, dunia telah menggunakan setidaknya 5.2 miliar pon pestisida dengan herbisida merupakan porsi terbesar, mencapai 40%, diikuti insektisida 17%, dan fungisida 10%.[27] Pada tahun yang sama, Amerika Serikat menggunakan 1.1 miliar pon pestisida.[27] Saat ini terdapat 155 juta bahan aktif yang terdaftar sebagai pestisida[28] yang dapat digunakan bersama-sama untuk membentuk 20000 jenis produk pestisida.[29] Diperkirakan pasar ini akan mendapatkan keuntungan sebesar US$ 52 miliar pada tahun 2019.[30]
Alternatif
Berbagai metode dapat digunakan untuk mengendalikan hama, termasuk modifikasi metode budi daya, penggunaan pengendalian hama biologis seperti feromon dan protein mikrob, rekayasa genetika, dan metode penghalangan perkembang biakan serangga.[24] Penerapan kompos dari sampah kebun juga dapat digunakan untuk mengendalikan nematoda.[31] Metode ini menjadi semakin populer karena lebih aman dibandingkan penggunaan bahan kimia konvensional.
Modifikasi praktik budi daya mencakup praktik polikultur, rotasi tanaman, penanaman di lahan yang tidak dapat ditumbuhi hama, penanaman berdasarkan musim di mana hama tidak banyak muncul, dan penggunaan tanaman jebakan yang memikat hama dari tanaman yang diproduksi.[24] Penyiraman air panas juga sama efektifnya dengan pestisida dengan biaya yang sama dengan penyemprotan pestisida.[24]
Pelepasan organisme yang melawan hama juga dapat menjadi alternatif dari penanggulangan hama. Organisme tersebut adalah predator atau parasit dari hama target.[24]
Intervensi siklus reproduksi serangga dapat dicapai dengan sterilisasi serangga jantan sehingga betina tidak menghasilkan telur.[24] Metode ini pertama digunakan pada serangga Cochliomyia hominivorax pada tahun 1958.[32][33] Namun metode ini dapat memakan banyak biaya dan waktu, serta hanya efektif pada serangga jenis tertentu.[24]
Alternatif lainnya adalah perlakuan panas pada tanah (sterilisasi) menggunakan uap untuk membunuh hama yang hidup atau dorman di dalam tanah.
Efektivitas
Berbagai bukti menunjukan bahwa metode pengendalian hama alternatif memiliki efektivitas yang setara dengan pestisida kimia. Swedia telah mengurangi setengah pestisida berbahaya tanpa mengurangi hasil pertaniannya.[24] Di Indonesia, petani telah mengurangi pestisida pada sawah sebanyak 65% dan hanya mengalami penurunan prduksi 15%.[24] Di Florida penanaman jagung yang diikuti dengan penerapan kompos sampah kebun dengan rasio C/N yang tinggi dapat mengurangi parasit nematoda dan meningkatkan hasil produksi.[31]
Resistansi pestisida secara umum meningkat sehingga peningkatan penggunaan pestisida kimia cenderung tidak berarti. Pada tahun 1940an di Amerika Serikat, petani kehilangan 7% dari hasil pertanian akibat hama. Peningkatan penggunaan pestisida meningkat, tetapi pada tahun 1980an petani kehilangan 13% hasil pertanian akibat hama. Sejak tahun 1945, diperkirakan antara 500 hingga 1000 spesies serangga dan gulma telah mengembangkan ketahanan terhadap pestisida.[34]
Kerugian
Pestisida secara umum membawa kerugian bagi lingkungan dan kesehatan manusia.[35]
Bahaya bagi kesehatan
Pestisida dapat menyebabkan efek akut dan jangka panjang bagi pekerja pertanian yang terpapar.[36] Paparan pestisida dapat menyebabkan efek yang bervariasi, mulai dari iritasi pada kulit dan mata hingga efek yang lebih mematikan yang mempengaruhi kerja saraf, mengganggu sistem hormon reproduksi, dan menyebabkan kanker.[37] Sebuah studi pada tahun 2007 pada limfoma non-Hodgkin dan leukemia menunjukan hubungan positif dengan paparan pestisida.[38] Bukti yang kuat juga menunjukan bahwa dampak negatif dari paparan pestisida mencakup kerusakan saraf, kelainan bawaan, kematian janin, dan gangguan perkembangan sistem saraf.[39][40] Asosiasi Medis Amerika merekomendasikan pembatasan paparan pestisida dan mulai menggunakan alternatif yang lebih aman.[10]
WHO dan UNEP memperkirakan bahwa setiap tahunnya 3 juta pekerja pertanian mengalami keracunan pestisida, dan 18000 diantaranya meninggal.[24] Dan kemungkinan 25 juta orang mengalami gejala keracunan pestisida ringan setiap tahunnya.[41] Bunuh diri dengan meracuni diri sendiri dengan pestisida merupakan cara bunuh diri paling populer ketiga di dunia.[42] Wanita pada usia kehamilan 8 minggu yang hidup dekat dengan ladang yang disemprot pestisida organoklorin jenis dikofol dan endosulfan memiliki kemungkinan mendapatkan anak yang lahir dalam kondisi autis.[43]
Penggunaan pestisida meningkatkan jumlah permasalahan pada lingkungan. Lebih dari 90% insektisida dan 95% herbisida yang disemprotkan menuju ke tempat yang bukan merupakan target.[24]Arus pestisida terjadi ketika pestisida yang tersuspensi di udara sebagai partikel terbawa oleh angin ke wilayah lain, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran. Pestisida merupakan masalah utama polusi air dan beberapa pestisida merupakan polutan organik persisten yang menyebabkan kontaminasi tanah.
Pestisida juga mengurangi keanekaragaman hayati pertanian di tanah sehingga mengurangi laju pengikatan nitrogen.[44] hilangnya polinator,[45][46][47][48] menghancurkan habitat (terutama habitat burung),[49] dan membahayakan satwa terancam.[24] Seiring waktu, spesies hama dapat mengembangkan ketahanan terhadap pestisida sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengembangkan pestisida jenis baru.
Karena pestisida hidrokarbon terklorinasi larut di dalam jaringan lemak dan tidak diekskresikan, organisme yang terpapar akan mempertahankan senyawa tersebut sepanjang hidupnya. Akumulasi akan terjadi pada rantai makanan, di mana pestisida akan terkonsentrasi pada pemuncak rantai makanan. Di habitat laut, konsentrasi pestisida ada pada ikan karnivora, terutama ikan pemangsa burung dan mamalia.[50]Distilasi global adalah proses di mana pestisida yang menguap mengalir dari lingkungan yang lebih panas ke lingkungan yang lebih dingin, terutama kutub dan puncak gunung. Pestisida ini dapat terbawa oleh angin dan terkondensasi, kembali ke tanah sebagai hujan atau salju.[51]
Harm
Annual US Cost
Public Health
$1.1 billion
Pesticide Resistance in Pest
$1.5 billion
Crop Losses Caused by Pesticides
$1.4 billion
Bird Losses due to Pesticides
$2.2 billion
Groundwater Contamination
$2.0 billion
Other Costs
$1.4 billion
Total Costs
$9.6 billion
Dalam mengurangi dampak negatif ini, pestisida diharapkan mampu terdegradasi atau setidaknya tidak menjadi aktif setelah masuk ke lingkungan di luar lahan target penyemprotan. Inaktivasi dapat dilakukan dengan mendayagunakan sifat kimia dari senyawa atau memanfaatkan proses yang terjadi di lingkungan.[52][53]Adsorpsi pestisida oleh tanah juga dapat menghambat pergerakan pestisida, tetapi membahayakan keanekaragaman hayati di dalam tanah.[54]
Keekonomian
Di Amerika Serikat, kerugian biaya akibat dampak pestisida bagi kesehatan dan lingkungan diperkirakan mencapai US$ 9.6 miliar.[55] Biaya tambahan mencakup proses registrasi dan pembelian pestisida. Proses registrasi zat atau produk pestisida baru membutuhkan waktu beberapa tahun hingga selesai karena membutuhkan lebih dari 70 jenis uji lapang dan memakan biaya sebesar US$ 50 - 70 juta untuk satu pestisida.[55]
^ abGilden RC, Huffling K, Sattler B (2010). "Pesticides and health risks". J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 39 (1): 103–10. doi:10.1111/j.1552-6909.2009.01092.x. PMID20409108.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Jurewicz J, Hanke W (2008). "Prenatal and childhood exposure to pesticides and neurobehavioral development: review of epidemiological studies". Int J Occup Med Environ Health. 21 (2): 121–32. doi:10.2478/v10001-008-0014-z. PMID18614459.
^Jeyaratnam J (1990). "Acute pesticide poisoning: a major global health problem". World Health Stat Q. 43 (3): 139–44. PMID2238694.
^Zeissloff, Eric (2001). "Schadet imidacloprid den bienen" (dalam bahasa German). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-20. Diakses tanggal 2007-10-10.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Palmer, WE, Bromley, PT, and Brandenburg, RL. Wildlife & pesticides - Peanuts. North Carolina Cooperative Extension Service. Retrieved on 2007-10-11.
^Castro, Peter, and Michael E.Huber. Marine Biology. 8th. New York: McGraw-Hill Companies Inc., 2010. Print.
^L. Quinn, Amie. "The impacts of agriculture and temperature on the physiological stress response in fish." Uleth. University of Lethbridge, n.d. Web. 20 Nov 2012.
^Sims, G. K. and A.M. Cupples. 1999. Factors controlling degradation of pesticides in soil. Pesticide Science 55:598-601.
^Sims, G. K. and L.E. Sommers. 1986. Biodegradation of pyridine derivatives in soil suspensions. Environmental Toxicology and Chemistry. 5:503-509.
^Wolt, J. D., J.K. Smith, J.K. Sims, and D.O. Duebelbeis. 1996. Products and kinetics of cloramsulam-methyl aerobic soil metabolism. J. Agric. Food Chem. 44:324-332.
^ abPimentel, David. "Environmental and Economic Costs of the Application of Pesticides Primarily in the United States." Environment, Development and Sustainability 7 (2005): 229-252., [1]. Retrieved on February 25, 2011.
Bahan bacaan terkait
Buku
Greene, Stanley A.; Pohanish, Richard P. (editors) (2005). Sittig's Handbook of Pesticides and Agricultural Chemicals. SciTech Publishing, Inc. ISBN0-8155-1516-2.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Tomlin, Clive (editor) (2006). "The Pesticide Manual", 14th edition, 1350 pages. British Crop Protection Council (BCPC). ISBN1-901396-14-2.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Ware, George W.; Whitacre, David M. (2004). Pesticide Book. Meister Publishing Co. ISBN1-892829-11-8.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Watson, David H. (editor) (2004). Pesticide, veterinary and other residues in food. Woodhead Publishing. ISBN1-85573-734-5.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Darmansyah, Iwan, dan Ariani Setiawati (1982). Pedoman Pengobatan Keracunan Pestisida. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Bagian Farmakologi, tanpa penerbit.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Jurnal
Walter A. Alarcon; et al. (2005). "Acute Illnesses Associated With Pesticide Exposure at Schools". Journal of the American Medical Association. 294 (4): 455–465. doi:10.1001/jama.294.4.455. PMID16046652.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
Kaiser, J (2005). "Endocrine disrupters trigger fertility problems in multiple generations". Science. 308 (5727): 1391–1392. doi:10.1126/science.308.5727.1391a. PMID15933166.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Aviv KochaviLahir23 April 1964 (umur 59)Kiryat Bialik, IsraelPengabdianIsraelDinas/cabangPasukan Pertahanan IsraelLama dinas1982–2023Pangkat Rav Aluf (Letjen; pangkat tertinggi)Perang/pertempuran the Perang Lebanon Pertama Konflik Lebanon Selatan (1985–2000) Intifada Pertama Intifada Kedua Perang Lebanon 2006 Operasi Cast Lead Operasi Pillar of Defense Operasi Protective Edge Letjen Aviv Kochavi (Ibrani: אביב כוכביcode: he is deprecated ; lahir 23 April 1964) adalah Kepala…
Indian film and television actor Chetan HansrajBorn (1972-06-15) 15 June 1972 (age 51)Mumbai, Maharashtra, IndiaNationalityIndianOccupationActorYears active1980–presentSpouseLavania Pereira[1] Chetan Hansraj (born 15 June 1972)[2] is an Indian film and television actor.[3] Career Hansraj started his career as a child actor in 1980, doing over 250 press advertisements and 30 ad films, and his debut film Kook Doo Koo was selected for the children's films festiva…
Yo Gotti discographyYo Gotti in 2009Studio albums11Compilation albums2Singles57Mixtapes25Featured artist21 American rapper Yo Gotti has released 11 studio albums, 22 mixtapes and 57 singles (plus 22 as featured artist), and 5 promotional singles. After several guest appearances, mixtapes and independent releases, he released his major-label debut album Life, in 2003. Albums Studio albums List of albums, with selected chart positions Title Album details Peak chart positions Certifications US[…
This is a list of palaces and mansions in Fejér County in Hungary.[1] List of palaces and mansions in Fejér County Name Location Established Architect Style Family Picture Present function Holczer–Jászay–Janiga–Spingler Mansion Belsőbáránd (part of Aba) Zichy Mansion Bodakajtor-Felsőszentiván (part of Aba) Habsburg Palace Alcsútdoboz 1819-1827 Mihály Pollack Ferenc Heyne Classicism Habsburg Arboretum Szluha Mansion Alsószentiván Batthyány Palace Bicske 1854-1855 Józse…
Duke of Braganza Teodósio IIDuke of BraganzaTenure22 February 1583 – 29 November 1630PredecessorJoão I, 6th Duke of BraganzaSuccessorJoão II, 8th Duke of BraganzaBorn28 April 1568Vila Viçosa, Alentejo, Kingdom of PortugalDied29 November 1630(1630-11-29) (aged 62)Vila Viçosa, Alentejo, Kingdom of PortugalSpouseAna de Velasco y GirónIssueamong others...João IV of PortugalHouseBraganzaFatherJoão I, Duke of BraganzaMotherCatarina of Portugal Teodósio II, 7th Duke of Braganza (28 …
Regency of Indonesia Regency in East Java, IndonesiaMadiun Regency Kabupaten Madiunꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦩꦝꦶꦪꦸꦤ꧀RegencyCaruban Station Coat of armsLocation within East JavaMadiun RegencyLocation in Java and IndonesiaShow map of JavaMadiun RegencyMadiun Regency (Indonesia)Show map of IndonesiaCoordinates: 7°37′00″S 111°39′00″E / 7.6167°S 111.6500°E / -7.6167; 111.6500Country IndonesiaProvinceEast JavaCapitalCarubanGovernment • R…
Farm machine for creating hay bales For other uses, see Baler (disambiguation). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Baler – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (August 2016) (Learn how and when to remove this template message) A Claas large round baler Baling hay A baler or hay baler is a pi…
Fictional character AlistairDragon Age characterIllustration of Alistair from Dragon Age: Those Who Speak #1First appearanceDragon Age: Origins (2009)Voiced bySteve ValentineIn-universe informationHomeFereldenClassWarriorSpecializationTemplar Alistair is a fictional character in Dragon Age, a role-playing video game series created by Canadian video game developer BioWare. He is introduced as one of many companions that can join the party of the player character in Dragon Age: Origins. Alistair i…
Series of rides at Six Flags theme parks This article is about the tower rides at Six Flags parks. For the tower ride at MarineLand, see Marineland of Canada. For the former ride at Houston's AstroWorld, see Sky Screamer (Six Flags AstroWorld). SkyScreamerSkyScreamer at Six Flags Fiesta TexasRide statisticsAttraction typeTower SwingerManufacturerFuntimeModelStar FlyerSpeed43 mph (69 km/h)Vehicles16Riders per vehicle2Height restriction50 in (127 cm) Flash Pass available Single…
Bintang RadioNama lainBintang Radio IndonesiaBintang Radio dan TelevisiBintang Radio Indonesia dan ASEANGenreAjang pencarian bakatNegara IndonesiaStasiun utamaRRITVRI (1974-?)PembuatMaladiTanggal mengudara1951 (1951) sampai sekarangJumlah episodeBervariasi Bintang Radio (atau Bintang Radio Indonesia) adalah sebuah acara pencarian bakat menyanyi yang diselenggarakan dan disiarkan oleh RRI. Acara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 1951 untuk memperingati Hari Radio (yang bertepatan d…
جزء من سلسلة حول تاريخ سويسرا التاريخ المبكر ما قبل التاريخ الحقبة الرومانية (200 ق.م – 400م) ألامانيا · بورغندي (400–900) دوقية شوابيا · بورغندي (900–1300) الاتحاد السويسري القديم النمو (1291–1516) الإصلاح (1516–1648) النظام القديم (1648–1798) الفترة الانتقالية الحقبة النابليونية (1798–1814) استرجا…
2021 film by Darin J. Sallam FarhaDirected byDarin J. Sallam[1]Screenplay byDarin J. Sallam[1]Produced by Deema Azar Ayah Jardaneh William Johansson Kalen Starring Karam Taher Ashraf Barhom Ali Suliman Tala Gammoh Sameera Asir Majd Eid Firas Taybeh[2] CinematographyRachelle Aoun[3]Edited byPierre Laurent[2]Productioncompanies TaleBox Laika Film & Television Chimney Distributed byPicture Tree InternationalRelease dates 14 September 2021 (…
1966 song by Igor Stravinsky The Owl and the Pussy CatSong by Igor StravinskyStravinsky with his wife Vera (left), 1962TextEdward LearLanguageEnglishDedicationVera StravinskyPublished1967PublisherBoosey & HawkesDurationc. 3 minutesScoringSopranopianoPremiereDateOctober 31, 1966 (1966-10-31)LocationMonday Evening ConcertsBing Theatre, Los Angeles County Museum of ArtPerformersPeggy Bonini (soprano)Ingolf Dahl (piano) The Owl and the Pussy Cat is a song for soprano and pia…
Indian actress and politician (born 1962) This article is about the actress and MP. For the 1939 film, see Jayaprada (film). Jaya Prada NahataJaya Prada in 2019Member of Parliament, Lok SabhaIn office13 May 2004[1] – 16 May 2014[2][3]Preceded byNoor BanoSucceeded byNaipal SinghConstituencyRampurMember of Parliament, Rajya SabhaIn office10 April 1996 – 9 April 2002ConstituencyAndhra Pradesh Personal detailsBornLalita Rani[4] (1962-04-03) 3 Apr…
Tunggal putra pada Kejuaraan Dunia Junior BWF 2023LokasiThe PodiumLokasiSpokane, Amerika SerikatTanggal2–8 OktoberPeserta109 dari 42 negaraPeraih medali Alwi Farhan Indonesia Hu Zhean Tiongkok Alex Lanier Prancis Ayush Shetty India ← Santander 20222024 → Kejuaraan Dunia Junior BWF 2023TunggalputraputriGandaputraputriCampurangandaberegulbs Turnamen tunggal putra pada Kejuaraan Dunia Juni…