Paus Eusebius

Infobox orangPaus Eusebius

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(la) Eusebius Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran190 ↔ 310 Edit nilai pada Wikidata
Sardinia (Kekaisaran Romawi) Edit nilai pada Wikidata
Kematian310 Edit nilai pada Wikidata
Sicilia (Kekaisaran Romawi) Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanKatakomba Santo Kalistus Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
31 Paus
18 April 309 – 17 Agustus 309
← Paus Marsellus IPaus Meltiades → Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaGereja Katolik Roma Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanimam Katolik Edit nilai pada Wikidata
PeriodeKekaisaran Romawi Edit nilai pada Wikidata
Exaltation (en) Terjemahkan
Tanggal perayaan26 September Edit nilai pada Wikidata

Find a Grave: 76906157 Modifica els identificadors a Wikidata


Paus Eusebius adalah Paus Gereja Katolik ke-31 dalam sejarah Gereja Katolik yang memimpin Tahta Suci selama periode singkat pada tahun 309. Masa jabatannya terjadi di tengah situasi gereja yang penuh dengan ketegangan akibat perpecahan internal yang timbul dari perdebatan mengenai penerimaan kembali umat Kristen yang telah murtad selama masa penganiayaan oleh Kaisar Romawi. Meski masa kepemimpinannya singkat, Paus Eusebius dikenang karena keteguhannya dalam mempertahankan ajaran gereja dan upayanya untuk menyelesaikan perselisihan doktrinal yang melanda umat beriman pada zamannya.

Latar Belakang Kehidupan

Eusebius diyakini lahir di Yunani pada akhir abad ke-3. Sedikit yang diketahui tentang kehidupan awalnya, tetapi sumber-sumber menyebutkan bahwa ia merupakan seorang yang sangat terpelajar dalam Kitab Suci dan ajaran Gereja. Sebelum menjabat sebagai Paus, ia adalah seorang imam yang dikenal atas kebijaksanaannya dalam mengajar dan kesetiaannya kepada iman Kristiani di tengah-tengah masa penganiayaan yang sulit.

Pontifikat

Paus Eusebius diangkat menjadi pemimpin Gereja Roma pada bulan April tahun 309, menggantikan Paus Marselus I yang meninggal setelah mengalami pengasingan akibat kebijakan Kaisar Maxentius yang menentang kekristenan. Namun, pontifikat Eusebius segera dihadapkan pada perpecahan besar dalam tubuh Gereja yang dikenal sebagai kontroversi lapsi.

Kontroversi Lapsi

Kontroversi ini berkaitan dengan status umat Kristen yang telah menyangkali iman mereka (lapsi) selama masa penganiayaan, tetapi kemudian ingin kembali ke pangkuan Gereja. Dua kelompok utama muncul dalam perdebatan ini:

  1. Kelompok Moderat, yang dipimpin oleh Eusebius, berpendapat bahwa lapsi harus diizinkan untuk kembali setelah menjalani penyesalan yang tulus dan disiplin gerejawi.
  2. Kelompok Rigoris, dipimpin oleh seorang tokoh bernama Heraklius, menolak pengampunan bagi lapsi, menganggap mereka tidak layak untuk diterima kembali dalam komunitas umat beriman.

Perselisihan ini menimbulkan kerusuhan di Roma dan menyebabkan pembagian umat, bahkan mengarah pada bentrokan fisik di kalangan jemaat.

Pengasingan dan Akhir Hidup

Kaisar Maxentius, yang khawatir akan stabilitas politik di Roma, menganggap perselisihan ini sebagai ancaman terhadap ketertiban umum. Akibatnya, baik Eusebius maupun Heraklius diasingkan dari kota Roma pada bulan Agustus 309. Eusebius diasingkan ke Sisilia, di mana ia meninggal tidak lama kemudian akibat penderitaan fisik dan tekanan emosional yang ia alami selama pengasingan.

Jenazahnya kemudian dipulangkan ke Roma dan dimakamkan di Katakomba Santo Kalistus di Katakomba Roma, tempat yang sering digunakan untuk pemakaman para martir dan paus pada masa itu. Pada makamnya, terdapat tulisan epitaf yang ditulis oleh Paus Damasus I, yang memuji keteguhan Eusebius dalam mempertahankan kedisiplinan gerejawi.

Peninggalan dan Penghormatan

Paus Eusebius dikenang sebagai seorang gembala yang teguh dalam memelihara kesatuan Gereja di tengah perpecahan. Ia dihormati sebagai seorang martir meskipun tidak wafat secara langsung karena penganiayaan. Gereja Katolik memperingati hari rayanya pada tanggal 17 Agustus.

Ajaran dan Kebijakan

Meskipun masa kepemimpinannya sangat singkat, Eusebius meninggalkan warisan berupa:

  1. Penekanan pada pentingnya disiplin gerejawi dalam memulihkan umat yang telah jatuh dari iman.
  2. Pendekatan pastoral yang penuh belas kasih namun tetap tegas terhadap mereka yang ingin kembali ke Gereja.

Pengaruh dalam Gereja

Keputusan Eusebius untuk mendamaikan kelompok-kelompok yang bertikai menjadi fondasi bagi penyelesaian serupa pada masa-masa mendatang. Gereja Katolik kemudian mengadopsi sikap moderat terhadap lapsi dalam Konsili-konsili berikutnya, mengikuti teladan kebijakan yang dirintis oleh Paus Eusebius.

Kanonisasi dan Relikui

Paus Eusebius secara resmi diakui sebagai santo oleh Gereja Katolik. Relikui suci dari tubuhnya disimpan di beberapa gereja di Roma, termasuk di Basilika Santo Petrus, sebagai tanda penghormatan atas kesetiaannya kepada iman Kristiani.


Didahului oleh:
Marselus I
Paus
sekitar 309 - 310
Diteruskan oleh:
Miltiades

Referensi

  1. Liber Pontificalis.
  2. Eusebius of Rome: Defender of the Faith.
  3. The Catacombs of St. Callixtus – Historical Records.


Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!