Paus Eutikhianus menjabat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma sejak tahun 275 M hingga wafatnya pada tahun 283 M. Ia menggantikan Paus Feliks I dan digantikan oleh Paus Kaius. Masa kepausannya berlangsung pada masa yang relatif damai bagi umat Kristiani, yakni di bawah pemerintahan Kaisar Aurelianus yang pada awalnya bersikap toleran terhadap Kekristenan.
Awal Kehidupan
Eutikhianus dilahirkan di Luni, sebuah kota kecil di wilayah Toskana, Italia. Nama aslinya adalah Eutychianus, yang berarti "ia yang diberkati". Informasi tentang masa kecilnya sangat terbatas, tetapi ia dikenal sebagai seorang yang sangat setia dalam melayani Tuhan dan menunjukkan kesalehan yang mendalam sejak usia muda.
Kontribusi dalam Gereja
Selama masa kepausannya, Paus Eutikhianus tercatat membuat sejumlah keputusan penting yang memperkuat tradisi Gereja Katolik Roma. Salah satu keputusan utamanya adalah menetapkan bahwa para martir harus dikuburkan dengan kehormatan yang layak dan bahwa upacara penguburan harus dilakukan dengan penuh penghormatan sesuai ajaran Kristiani.
Ia juga diyakini menetapkan aturan yang melarang para klerus untuk mengenakan pakaian duniawi selama mereka menjalankan tugas-tugas keagamaan. Aturan ini bertujuan untuk membedakan para pelayan Tuhan dari masyarakat umum dan menekankan kesucian hidup mereka.
Penguburan Para Martir
Paus Eutikhianus terkenal karena dedikasinya dalam menguburkan para martirKristiani yang wafat dalam penganiayaan. Sebuah tradisi mencatat bahwa ia secara pribadi menguburkan lebih dari 300 martir, meskipun catatan ini diragukan oleh beberapa sejarawan modern. Namun, semangatnya dalam menghormati mereka yang telah mengorbankan hidup demi iman menunjukkan kepemimpinan rohani yang mendalam.
Kesalehan dan Tradisi Liturgis
Paus Eutikhianus juga memperkenalkan kebiasaan memberkati hasil panen pertama, yang melambangkan rasa syukur umat kepada Tuhan atas berkat-Nya yang melimpah. Kebiasaan ini kemudian berkembang menjadi salah satu tradisi liturgis yang dirayakan dalam berbagai komunitas Katolik hingga saat ini.
Masa Kepemimpinan yang Damai
Kepausan Eutikhianus berlangsung pada masa yang relatif damai bagi umat Kristiani. Kaisar Aurelianus, meskipun bukan seorang Kristiani, mengizinkan umat Kristiani untuk menjalankan ibadah mereka tanpa gangguan besar. Namun, penganiayaan yang lebih keras mulai muncul kembali menjelang akhir masa kepausannya, terutama setelah perubahan sikap Kaisar terhadap agama Kristen.
Akhir Hidup dan Warisan
Paus Eutikhianus meninggal dunia pada tanggal 7 Desember 283 M dan dimakamkan di Katakomba San Kalistus di Roma. Tradisi mencatat bahwa ia wafat sebagai martir, tetapi klaim ini juga diragukan oleh beberapa sumber sejarah. Namun demikian, Paus Eutikhianus tetap dihormati sebagai seorang pemimpin yang setia dan penuh kasih yang memberikan teladan dalam melayani Gereja dan umat Allah.
Peringatan dan Kanonisasi
Paus Eutikhianus dihormati sebagai santo dalam Gereja Katolik Roma, dan hari peringatannya dirayakan setiap tanggal 8 Desember. Ia dikenang sebagai seorang gembala yang mengabdikan hidupnya untuk membangun iman umat dan menjaga warisan para martir.
Referensi
Kelly, J. N. D. The Oxford Dictionary of Popes. Oxford University Press, 1986.
Loughlin, James. "Pope Eutychian." The Catholic Encyclopedia, Vol. 5. New York: Robert Appleton Company, 1909.
Mann, Horace K. The Lives of the Popes in the Early Middle Ages. Vol. 1. Kegan Paul, Trench, Trübner, & Co., Ltd., 1902.