Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo
Transkripsi bahasa daerah
 • JawaSidåarjå (Gêdrig)
سيداهرجا (Pégon)
ꦱꦶꦢꦲꦂꦗ (Hånåcåråkå)
 • MaduraSiḍuwarjhâ (Latèn)
سيڊووارجۤا (Pèghu)
ꦯꦶꦝꦸꦮꦂꦗ (Carakan)
 • Tionghoa徐圖利祖 (Hànzì)
Xútúlìzǔ (Pīnyīn)
Sî-tô͘-lī-chó͘ (Pe̍h-ōe-jī)
Searah jarum jam: Persimpangan Waru, Alun-Alun Sidoarjo, dan Stadion Gelora Delta
Lambang resmi Kabupaten Sidoarjo
Julukan: 
  • Udang
  • Delta
  • Petis
Peta
Peta
Kabupaten Sidoarjo di Jawa
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo
Peta
Kabupaten Sidoarjo di Indonesia
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo (Indonesia)
Koordinat: 7°27′11″S 112°43′02″E / 7.45303°S 112.71733°E / -7.45303; 112.71733
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri8 Agustus 1950
Dasar hukumUU No. 12/1950
Hari jadi31 Januari 1859; 166 tahun lalu (1859-01-31)
Ibu kotaSidoarjo
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 18
  • Kelurahan: 31
  • Desa: 322
Pemerintahan
 • BupatiSubandi
 • Wakil BupatiMimik Idayana
 • Sekretaris DaerahAchmad Zaini
 • Ketua DPRDUsman
Luas
 • Total714,24 km2 (275,77 sq mi)
Populasi
 • Total2.033.764
 • Kepadatan2.847/km2 (7,370/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 94,07% Islam
  • 0,31% Buddha
  • 0,23% Hindu
  • 0,03% Konghucu
  • 0,02% Kepercayaan[2]
 • BahasaIndonesia (resmi),
Jawa (dominan)
- Jawa Arekan,
Madura, Tionghoa,
Arab, dan Lainnya
 • IPMKenaikan 82,67 (2024)
sangat tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3515 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 31
Kode ISO 3166ID-JI
Pelat kendaraanW xxxx N**/O*/P*/
Q*/R*/S*/T*/U*/
V*/W*/X*/Y*/Z*
Kode Kemendagri35.15 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.104.580.340.000,- (2025)[4]
Semboyan daerahSidoarjo Berubah
"Berdaya Saing, Unggul, dan Sejahtera"
Flora resmiKetapang
Fauna resmiTrenggiling
Situs webwww.sidoarjokab.go.id


Kabupaten Sidoarjo (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦱꦶꦢꦲꦂꦗ, Pegon: سيداهرجا, translit. Sidåarjå; pengucapan bahasa Jawa: [sid̪ɔˈard͡ʒɔ]) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Sidoarjo. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Bersama dengan Gresik, Sidoarjo merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila. Penduduk kabupaten ini berjumlah 2.033.764 jiwa pada tahun 2021.[5] Kabupaten ini diduga merupakan bekas ibukota kerajaan Jenggala dan Kahuripan.

Sejarah

Sidoarjo dahulu dikenal sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Janggala.[6] Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, Sidoarjo merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya (saat ini Gresik).[7] Nama daerahnya pada masa itu ialah Sidokare. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo.[8]

Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum pada tahun 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A. Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan saja menjabat sebagai Bupati karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.

Pada masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942–15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946, Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.

Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949.

Pada 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia Serikat, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.

Geografi

Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112°5’ dan 112°9’ Bujur Timur dan antara 7°3’ dan 7°5’ Lintang Selatan.[5]

Batas Wilayah

Utara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
Timur Selat Madura
Selatan Kabupaten Pasuruan
Barat Kabupaten Mojokerto

Topografi

Dataran Delta dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter, ketinggian 0-3 meter dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%, merupakan daerah pertambakan yang berada di wilayah bagian timur. Wilayah bagian tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahan. Meliputi 40,81 %. Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian. Meliputi 29,20%

Hidrogeologi

Daerah air tanah, payau, dan air asin mencapai luas 16.312.69 Ha. Kedalaman air tanah rata-rata 0–5 m dari permukaan tanah.

Hidrologi

Sidoarjo terletak di antara dua aliran sungai yaitu Kali Mas dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas yang berhulu di Kabupaten Malang.

Klimatologi

Wilayah Sidoarjo beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Juni sampai Bulan Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus dan musim hujan pada bulan Desember sampai bulan April dengan bulan terbasah adalah Januari. Curah hujan tahunan di wilayah Sidoarjo berkisar antara 1.300–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80–120 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah ini bervariasi antara 21°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi ±76%.

Data iklim Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.5
(88.7)
30.9
(87.6)
31.1
(88)
31.5
(88.7)
31.6
(88.9)
31.6
(88.9)
31.4
(88.5)
31.5
(88.7)
32.4
(90.3)
33.6
(92.5)
33.5
(92.3)
32.3
(90.1)
31.91
(89.43)
Rata-rata harian °C (°F) 27.6
(81.7)
27.3
(81.1)
27.4
(81.3)
27.6
(81.7)
27.3
(81.1)
27.2
(81)
26.9
(80.4)
27.1
(80.8)
27.7
(81.9)
28.8
(83.8)
28.9
(84)
28.2
(82.8)
27.67
(81.8)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.7
(74.7)
23.6
(74.5)
23.7
(74.7)
23.7
(74.7)
23.1
(73.6)
22.9
(73.2)
22.4
(72.3)
22.6
(72.7)
23.1
(73.6)
24.1
(75.4)
24.4
(75.9)
24.1
(75.4)
23.45
(74.22)
Presipitasi mm (inci) 343
(13.5)
337
(13.27)
299
(11.77)
196
(7.72)
94
(3.7)
59
(2.32)
24
(0.94)
6
(0.24)
8
(0.31)
36
(1.42)
110
(4.33)
252
(9.92)
1.764
(69,44)
Rata-rata hari hujan 15 14 13 9 5 3 2 0 1 2 5 12 81
% kelembapan 83 81 80 79 75 71 69 67 65 68 72 77 73.9
Rata-rata sinar matahari bulanan 141 152 177 204 215 236 259 298 300 297 246 183 2.708
Sumber #1: Climate-Data.org [9]
Sumber #2: BMKG[10] & Weatherbase [11]

Struktur Tanah

Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha Assosiasi Alluvial kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha Alluvial Hidromart seluas 29.346,95 Ha Gromosal kelabu Tua Seluas 870,70 Ha

Pemerintahan

Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dijalankan berdasarkan asas desentralisasi dan otonomi daerah sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintahan daerah terdiri atas dua unsur, yaitu Pemerintah Daerah sebagai pelaksana fungsi eksekutif yang dipimpin oleh Bupati, serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai lembaga legislatif.

Bupati dan Wakil Bupati dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala daerah setiap lima tahun. Mereka bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, di antaranya bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perhubungan, dan lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri atas sekretariat daerah, dinas-dinas teknis, badan, dan lembaga lainnya.

Sementara itu, DPRD Kabupaten Sidoarjo memiliki fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran. DPRD beranggotakan 50 orang yang dipilih melalui pemilu legislatif, dan mewakili berbagai partai politik. Lembaga ini memiliki wewenang dalam pembentukan peraturan daerah, persetujuan anggaran, serta pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah.

Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo terbagi ke dalam 18 kecamatan, yang selanjutnya dibagi menjadi 28 kelurahan dan 322 desa.[12]

Bupati dan Wakil Bupati

Bupati merupakan pemimpin eksekutif tertinggi di Kabupaten Sidoarjo. Sejak kemerdekaan Indonesia, jabatan ini telah diemban oleh sejumlah tokoh dari latar belakang birokrasi dan militer. Dalam pemilihan kepala daerah tahun 2024, pasangan Subandi dan Mimik Idayana terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati untuk masa jabatan 2025–2030, menggantikan Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi yang menjabat pada periode sebelumnya.[13]

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPRD Kabupaten Sidoarjo merupakan lembaga legislatif yang berfungsi sebagai mitra Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Anggota DPRD dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali dan berasal dari berbagai partai politik. Komposisi keanggotaan DPRD periode 2019–2024 terdiri atas wakil dari Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, Partai Gerindra, dan partai lainnya.[14]

Pembagian administratif

Kabupaten Sidoarjo secara administratif terbagi menjadi 18 kecamatan, yang mencakup 28 kelurahan dan 322 desa. Pembagian wilayah ini ditetapkan untuk menunjang efektivitas penyelenggaraan pemerintahan serta pelayanan publik di tingkat lokal.[15]

Perekonomian

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi paling dinamis di Provinsi Jawa Timur. Letaknya yang strategis, diapit oleh Kota Surabaya dan Kabupaten Pasuruan, menjadikan Sidoarjo sebagai wilayah penyangga utama dalam kegiatan industri dan perdagangan di kawasan Gerbangkertosusila. Kedekatannya dengan Pelabuhan Tanjung Perak dan Bandar Udara Internasional Juanda memberikan keuntungan logistik yang besar bagi pelaku usaha. Pertumbuhan sektor industri dan jasa di kabupaten ini juga ditunjang oleh ketersediaan tenaga kerja lokal serta infrastruktur transportasi yang memadai.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo tahun 2023, sektor industri pengolahan menyumbang lebih dari setengah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sidoarjo, yakni sebesar 52,11 persen.[16] Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sidoarjo termasuk salah satu daerah dengan kontribusi industri terbesar di Provinsi Jawa Timur.

Industri

Sektor industri di Sidoarjo mencakup berbagai bidang, mulai dari manufaktur ringan hingga industri berat. Kawasan industri tersebar di kecamatan Waru, Taman, Gedangan, dan Krian. Beberapa perusahaan nasional dan multinasional yang beroperasi di Kabupaten Sidoarjo antara lain:

  • PT Insera Sena (produsen sepeda Polygon)
  • PT Avia Avian Tbk (produsen cat Avian)
  • Maspion Group
  • PT Interbat (farmasi)
  • Integra Group (furnitur dan ekspor)

Di samping industri besar, industri kecil dan menengah juga berkembang pesat. Beberapa sentra industri terkenal di antaranya adalah:

Perikanan

Perikanan merupakan sektor ekonomi penting, terutama di wilayah timur Sidoarjo yang berbatasan dengan Selat Madura. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah penghasil ikan bandeng dan udang windu, yang dibudidayakan di tambak-tambak air payau. Pada tahun 2023, produksi ikan bandeng dari tambak di Sidoarjo tercatat lebih dari 34.000 ton.[18]

Simbol bandeng dan udang juga tercermin dalam lambang Kabupaten Sidoarjo. Komoditas ini menjadi bahan dasar kuliner khas seperti petis, kupang lontong, dan sate kerang. Oleh masyarakat, Sidoarjo kerap dijuluki sebagai Kota Petis.[19]

Perdagangan dan Jasa

Sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Sidoarjo mengalami pertumbuhan signifikan seiring meningkatnya mobilitas penduduk dan integrasi ekonomi dengan wilayah sekitarnya. Aktivitas perdagangan didukung oleh keberadaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan kawasan komersial, terutama di kecamatan urban seperti Sidoarjo Kota, Waru, dan Taman. Pesatnya pertumbuhan minimarket di ketiga kecamatan tersebut mencerminkan potensi ekonomi masyarakat yang tinggi dan posisi strategis sebagai perbatasan dengan Kota Surabaya.[20]

Sektor jasa mencakup berbagai bidang, mulai dari perhotelan, transportasi, pendidikan, hingga keuangan. Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata dan perhotelan, didukung oleh letaknya yang strategis dekat dengan pusat bisnis dan industri Kota Surabaya serta akses yang mudah melalui berbagai moda transportasi umum.[21] Selain itu, banyak rumah sakit besar seperti Rumah Sakit Siti Khodijah dan RS Mitra Keluarga Sidoarjo yang sering membuka lowongan untuk dokter, perawat, hingga staf administrasi, menunjukkan pertumbuhan sektor jasa kesehatan.[22]

Transportasi

Kabupaten Sidoarjo memiliki infrastruktur transportasi yang mendukung konektivitas regional dan nasional, meliputi moda udara, darat, serta sistem transportasi massal.

Transportasi Udara

Bandar Udara Internasional Juanda terletak di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Bandara ini merupakan salah satu bandara tersibuk di Indonesia dan menjadi gerbang utama bagi wilayah Jawa Timur. Awalnya dibuka pada tahun 1964 sebagai pangkalan udara militer, bandara ini kemudian dikembangkan untuk melayani penerbangan sipil domestik dan internasional. Pada 1 Januari 1985, pengelolaan bandara dialihkan kepada Perum Angkasa Pura I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1984. Seiring waktu, frekuensi penerbangan sipil meningkat, dan pada 24 Desember 1990, Bandara Juanda ditetapkan sebagai bandara internasional dengan peresmian terminal penerbangan internasional. [23]

Transportasi Darat

Transportasi Bus

Transportasi bus merupakan moda utama yang menunjang mobilitas masyarakat di Kabupaten Sidoarjo. Letak geografisnya yang strategis, berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan menjadi bagian dari kawasan metropolitan Gerbangkertosusila, menjadikan Sidoarjo sebagai simpul penting dalam jaringan transportasi darat antarkota maupun antarprovinsi. Moda ini menghubungkan Sidoarjo dengan berbagai kota besar di Pulau Jawa dan daerah lainnya, serta memfasilitasi pergerakan harian masyarakat menuju pusat-pusat kegiatan ekonomi dan sosial.

Terminal Purabaya

Terminal utama di wilayah ini adalah Terminal Purabaya, atau yang lebih dikenal sebagai Terminal Bungurasih. Meskipun secara administratif terletak di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, terminal ini dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Terminal Purabaya merupakan salah satu terminal bus terbesar di Asia Tenggara dan berfungsi sebagai gerbang utama Kota Surabaya dari berbagai kota besar di Indonesia melalui jalur darat.[24]

Selain Terminal Purabaya, Kabupaten Sidoarjo memiliki sejumlah terminal lain yang berfungsi sebagai pusat angkutan lokal dan pedesaan. Terminal Larangan di Kecamatan Candi melayani jalur angkutan antarkecamatan dan kawasan selatan Sidoarjo. Terminal Krian di bagian barat berperan sebagai titik keberangkatan dan kedatangan kendaraan menuju Mojokerto dan daerah sekitarnya. Di selatan, terdapat Terminal Porong yang penting untuk mobilitas masyarakat di wilayah selatan Sidoarjo. Sementara itu, Terminal Prasung yang berada di Kecamatan Buduran melayani jalur pesisir timur serta angkutan dalam kota dan perdesaan.

Terminal-terminal tersebut menjadi simpul distribusi penumpang untuk berbagai jenis layanan, seperti bus antarkota dalam provinsi (AKDP), bus antarkota antarprovinsi (AKAP), serta angkutan kota dan pedesaan. Fasilitas yang tersedia di terminal umumnya mencakup ruang tunggu penumpang, loket tiket, area parkir, dan fasilitas dasar lainnya yang menunjang kenyamanan serta keamanan pengguna jasa. Peran terminal bus semakin penting dengan adanya integrasi sistem transportasi yang lebih luas, seperti koneksi ke jalur kereta api dan angkutan massal seperti Trans Jatim.

Trans Jatim

Sejak 20 Agustus 2022, Kabupaten Sidoarjo menjadi bagian dari jaringan layanan angkutan massal Trans Jatim yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Trans Jatim merupakan sistem bus antarkota yang terintegrasi, dirancang untuk melayani rute-rute strategis di kawasan metropolitan Surabaya, termasuk Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik. Program ini dikembangkan dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas transportasi publik serta mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi.[25]

Peresmian Trans Jatim oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Koridor utama yang melintasi wilayah Sidoarjo adalah Koridor 1, yang menghubungkan Terminal Porong, Terminal Purabaya, dan Terminal Bunder di Gresik dengan total panjang trayek sekitar 72 kilometer. Layanan ini beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 21.00 WIB dengan tarif yang ditetapkan sebesar Rp5.000 untuk penumpang umum dan Rp2.500 untuk pelajar.[26]

Di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Trans Jatim melayani sejumlah titik pemberhentian penting, antara lain Halte Terminal Porong, Halte Gedang, Halte Tanggulangin, Halte Keramean, Halte Terminal Larangan, Halte Lemah Putro, Halte Alun-Alun I, Halte Sun City I, Halte Pondok Mutiara, dan Halte Transit Point Trans Jatim. Sebagian besar halte ini terletak di sepanjang jalan utama dan dilengkapi dengan papan informasi serta area tunggu sederhana. Meskipun belum dilengkapi dengan jalur khusus seperti yang dimiliki oleh sistem Transjakarta, layanan Trans Jatim tetap mempertahankan frekuensi keberangkatan yang relatif konsisten.[27]

Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga tengah merencanakan perluasan jaringan Trans Jatim ke wilayah lain di Kabupaten Sidoarjo dan sekitarnya, termasuk integrasi dengan moda transportasi lain seperti layanan feeder dan angkutan kota. Upaya ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi sistem transportasi regional dan mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum. Perluasan layanan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi kemacetan di kawasan perkotaan serta mendukung mobilitas yang lebih berkelanjutan.[28]

Perkeretaapian

Stasiun Kereta Api

Stasiun Sidoarjo, stasiun kereta api utama di Kabupaten Sidoarjo yang melayani rute antarkota dan komuter.

Kabupaten Sidoarjo memiliki peran strategis dalam jaringan perkeretaapian di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur. Stasiun Sidoarjo (merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo. Stasiun ini melayani berbagai jenis layanan kereta api penumpang, termasuk kereta api antarkota, lokal, dan komuter, yang menghubungkan Sidoarjo dengan kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Banyuwangi.[29]

Selain Stasiun Sidoarjo, wilayah Kabupaten Sidoarjo juga dilayani oleh sejumlah stasiun lain, antara lain Stasiun Waru, Stasiun Gedangan, Stasiun Boharan, Stasiun Sepanjang, Stasiun Krian, Stasiun Tarik, dan Stasiun Porong. Beberapa stasiun tersebut, seperti Stasiun Waru dan Stasiun Krian, menjadi tempat pemberhentian bagi Kereta api Sri Tanjung, layanan kereta api ekonomi yang menghubungkan Banyuwangi dan Yogyakarta.[30]

Stasiun Tulangan, yang sebelumnya nonaktif sejak dekade 1970-an, diaktifkan kembali pada tahun 2009 sebagai bagian dari penanganan darurat terhadap bencana Lumpur Lapindo. Bencana tersebut menutup akses rel utama antara Stasiun Porong dan Sidoarjo, sehingga dilakukan pembangunan jalur alternatif melalui Mojokerto dan reaktivasi Stasiun Tulangan sebagai titik penghubung.[31]

Layanan Komuter

Kabupaten Sidoarjo merupakan bagian dari jaringan KAI Commuter yang mengoperasikan layanan Komuter Surabaya. Layanan ini dirancang untuk melayani mobilitas harian di kawasan metropolitan Gerbangkertosusila, menghubungkan Sidoarjo dengan Surabaya, Mojokerto, dan Lamongan. Jalur komuter melintasi sejumlah stasiun di Sidoarjo, seperti Gedangan, Waru, dan Sidoarjo, dan menjadi moda transportasi utama bagi para pekerja dan pelajar.[32]

Layanan ini memiliki jadwal keberangkatan yang relatif padat pada jam sibuk, serta tarif yang terjangkau, sehingga banyak digunakan sebagai alternatif kendaraan pribadi untuk perjalanan antarwilayah di dalam aglomerasi Surabaya.

Integrasi Moda

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama pemangku kepentingan transportasi seperti KAI dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur tengah mendorong integrasi antara layanan perkeretaapian dan moda transportasi lainnya, seperti Trans Jatim. Beberapa halte bus Trans Jatim dirancang berdekatan dengan stasiun kereta api untuk memfasilitasi perpindahan antar moda (intermodal transfer), misalnya Halte Terminal Porong yang dekat dengan Stasiun Porong dan Halte Terminal Larangan dengan akses ke Stasiun Sidoarjo.

Langkah integrasi ini juga didukung oleh pengembangan layanan pengumpan (feeder) dan penyesuaian jadwal antar moda, guna meningkatkan konektivitas dan efisiensi sistem transportasi publik di kawasan Sidoarjo dan sekitarnya.[33]

Transportasi Laut

Kabupaten Sidoarjo memiliki garis pantai di bagian timur yang berbatasan langsung dengan Selat Madura. Meskipun sebagian besar wilayah Sidoarjo merupakan kawasan daratan dan permukiman, terdapat aktivitas transportasi laut terbatas yang berperan dalam mobilitas warga di kawasan pesisir, khususnya di Kecamatan Sedati dan sekitarnya.

Pelabuhan dan Dermaga

Salah satu titik transportasi laut yang aktif di Sidoarjo adalah Pelabuhan Tambak Cemandi yang terletak di Kecamatan Sedati. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pelabuhan rakyat dan dermaga perikanan yang melayani kegiatan transportasi laut skala kecil serta sebagai titik keberangkatan perahu nelayan dan kapal tradisional ke pulau-pulau di sekitar Selat Madura.[34]

Selain itu, terdapat sejumlah dermaga kecil di desa-desa pesisir seperti Kalanganyar dan Tlocor, yang digunakan oleh warga untuk transportasi antarwilayah dan akses ke kawasan konservasi seperti Kawasan Ekowisata Mangrove Tlocor. Beberapa di antaranya melayani penyeberangan tidak resmi menggunakan perahu motor, terutama menuju wilayah pesisir Kabupaten Gresik dan Pulau Sarinah.

Transportasi Wisata

Transportasi laut di Sidoarjo juga dimanfaatkan sebagai sarana wisata berbasis bahari, terutama di kawasan ekowisata Tlocor dan Kepetingan. Di wilayah ini, pengunjung dapat menggunakan perahu motor untuk menyusuri sungai dan hutan mangrove yang bermuara ke laut, serta mengakses pulau-pulau kecil dan kawasan tambak tradisional yang dikelola oleh masyarakat setempat.[35]

Kuliner Khas

Lontong kupang, salah satu hidangan khas Sidoarjo.

Kabupaten Sidoarjo memiliki kekayaan kuliner yang mencerminkan karakter pesisir serta tradisi masyarakat Jawa Timur. Salah satu makanan khas yang menonjol adalah kupang lontong, yaitu hidangan yang terdiri atas kupang yang direbus dan disajikan bersama irisan lontong, lentho, sambal, dan siraman petis. Petis, sebagai bahan pelengkap, merupakan bumbu khas Jawa Timur yang dibuat dari rebusan udang atau ikan, serta memberikan cita rasa gurih yang khas. Kupang lontong lazim dijumpai di daerah pesisir seperti Kecamatan Sedati dan Waru, serta sering dijajakan di warung-warung kaki lima.[36]

Petis, kondimen yang sering dihidangkan bersama makanan lain.

Produk olahan ikan bandeng juga menjadi ciri khas daerah ini, mengingat peran penting sektor perikanan tambak di Sidoarjo. Di antara olahan yang populer adalah otak-otak bandeng, yaitu bandeng tanpa duri yang diisi bumbu dan dipanggang dalam daun pisang, serta bandeng asap yang diawetkan melalui proses pengasapan tradisional. Produk-produk ini banyak dijual sebagai oleh-oleh di sentra kuliner seperti Pasar Larangan dan kawasan sepanjang Jalan Raya Porong.[37]

Selain makanan utama, terdapat pula beragam jajanan tradisional seperti sate kerang, ote-ote khas Porong, serta klepon, yaitu kue basah berbahan tepung ketan dengan isian gula merah cair dan balutan kelapa parut. Produk lain seperti kerupuk udang, bandeng presto, dan hidangan lokal seperti kothok asem, yakni sup ikan dengan kuah asam segar menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner daerah ini. Keanekaragaman tersebut mencerminkan perpaduan antara sumber daya alam perairan dan warisan budaya masyarakat pesisir Sidoarjo.[38]

Pariwisata

Museum Mpu Tantular, salah satu destinasi wisata di Sidoarjo.

Kabupaten Sidoarjo memiliki beragam tujuan wisata, mulai dari wisata sejarah, budaya, religi, hingga wisata alam dan belanja. Sejumlah tempat telah menjadi ikon daerah dan menarik kunjungan dari berbagai wilayah.

Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Lumpur Lapindo di Porong. Kawasan ini merupakan lokasi bencana semburan lumpur panas sejak 2006, yang kemudian berkembang menjadi objek wisata edukasi dengan keberadaan monumen dan galeri dokumentasi warga terdampak.[39]

Di bidang sejarah dan budaya, Sidoarjo memiliki sejumlah peninggalan zaman Kerajaan Majapahit seperti Candi Pari, Candi Sumur, Candi Dermo, Candi Tawangalun, dan Candi Mendalem. Museum Mpu Tantular di kawasan Buduran menyimpan koleksi arkeologi, sejarah, dan budaya Jawa Timur.[40] Selain itu, Kampung Batik Jetis dikenal sebagai pusat batik tradisional dengan motif khas Sidoarjo yang sudah ada sejak abad ke-17.[41]

Alun-alun Sidoarjo.

Destinasi wisata religi meliputi makam tokoh-tokoh penting seperti KH. Ali Mas’ud di Pagerwojo dan Dewi Sekardadu di Buduran. Beberapa tempat ibadah yang sering dikunjungi wisatawan antara lain Masjid Agung Sidoarjo, Masjid Jami' Al Abror, Pura Jala Siddhi Amertha, Kelenteng Tjong Hok Kiong, dan Gereja Pantekosta Elohim.

Wisata alam dan rekreasi keluarga tersedia di Delta Fishing, Wisata Bahari Tlocor di kawasan Sungai Porong, serta Pulau Lusi yang muncul akibat sedimentasi lumpur dan kini dapat diakses dengan perahu.[42] Wisata Sungai Karanggayam juga menawarkan pengalaman susur sungai di wilayah Krian.

Sidoarjo memiliki berbagai taman kota dan ruang terbuka hijau yang difungsikan sebagai tempat rekreasi warga:

  • Taman Abhirama, Pagerwojo
  • Taman Tanjung Puri, Sidoarjo
  • Taman Apkasi, Porong
  • Taman Dwarakerta, Porong
  • Taman Porong Indah
  • Taman Beringin Krian
  • Taman GOR Delta Sidoarjo
  • Alun-Alun Sidoarjo

Sementara itu, beberapa pusat ekonomi kreatif seperti Kampung Krupuk di Desa Kedungrejo, Jabon, dan Sentra tas dan koper Tanggulangin menjadi tujuan wisata belanja khas Sidoarjo.[43]


Referensi

  1. ^ "Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2025". BPS Kabupaten Sidoarjo. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  2. ^ "Jumlah Pemeluk Agama Menurut Agama dan Kecamatan". sidoarjokab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-10. Diakses tanggal 10 Februari 2022. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sidoarjo Tahun 2024". BPS Kabupaten Sidoarjo. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  4. ^ "Keputusan Menteri Keuangan Nomor 29 Tahun 2025 tentang Penyesuaian Rincian Alokasi TKD". Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  5. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama SIDO
  6. ^ "Indonesia - Spice Trade, Hindu-Buddhist Kingdoms, Maritime Trade | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). 2024-10-24. Diakses tanggal 2024-10-26. 
  7. ^ Sukandar, dkk. (Desember 2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur) (PDF). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. hlm. 69. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  8. ^ Rahmawati, Dina. "Sejarah Sidoarjo yang Dulunya Pusat Kerajaan Jenggala". detikjatim. Diakses tanggal 2024-10-26. 
  9. ^ "Sidoarjo, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 21 Agustus 2020. 
  10. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 21 September 2024. 
  11. ^ "Sidoarjo, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 21 Agustus 2020. 
  12. ^ "Profil Kabupaten Sidoarjo 2023". Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. Badan Pusat Statistik. 28 Februari 2023. Diakses tanggal 20 April 2025. 
  13. ^ "Rekapitulasi Hasil Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo 2024". Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. Diakses tanggal 20 April 2025. 
  14. ^ "DPRD Kabupaten Sidoarjo Periode 2019–2024". Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 24 Agustus 2019. Diakses tanggal 20 April 2025. 
  15. ^ "Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo". Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Diakses tanggal 20 April 2025. 
  16. ^ Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2024). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sidoarjo Menurut Lapangan Usaha 2019–2023. Diakses dari https://sidoarjokab.bps.go.id
  17. ^ Kompas.id. (2021). "Kabupaten Sidoarjo: Dari Bumi Jenggala Sampai Sentra Industri". Diakses dari https://www.kompas.id/baca/daerah/2021/11/18/kabupaten-sidoarjo-dari-bumi-jenggala-sampai-sentra-industri
  18. ^ Pangannews.id. (2023). "Selain Jadi Lumbung Udang, Sidoarjo Panen Puluhan Ribu Ton Ikan Bandeng". Diakses dari https://pangannews.id/berita/1683091446/selain-jadi-lumbung-udang-sidoarjo-panen-puluhan-ribu-ton-ikan-bandeng
  19. ^ Dailysports.id. (2022). "5 Makanan Khas Sidoarjo yang Lezat dan Legendaris". Diakses dari https://www.dailysports.id/umum/13407/makanan-khas-sidoarjo
  20. ^ UPN Veteran Jawa Timur. (2020). Analisis Pertumbuhan Minimarket di Kecamatan Sidoarjo, Taman, dan Waru. Diakses dari https://repository.upnjatim.ac.id/2507/2/1.PDF
  21. ^ Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. (2024). Indikator Ekonomi Kabupaten Sidoarjo Tahun 2024. Diakses dari https://satudata.sidoarjokab.go.id/assets/document/DC20241118083022.Indikator%20Ekonomi%202024%20rev%202%20-%20belum%20ttd.pdf
  22. ^ JobStreet Indonesia. (2025). Berapa UMK Sidoarjo Terbaru? Ini Besaran dan Peluang Kerjanya. Diakses dari https://id.jobstreet.com/id/career-advice/article/umk-sidoarjo-terbaru
  23. ^ "Bandar Udara Internasional Juanda". Wikipedia bahasa Indonesia. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  24. ^ "Terminal Purabaya (Bungurasih)". Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  25. ^ "Bus Trans Jatim: Jadwal, Rute dan Tarifnya". Detikcom. 20 Agustus 2022. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  26. ^ "Koridor 1 Trans Jatim". Wikipedia bahasa Indonesia. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  27. ^ "Informasi Rute Pemberhentian, Tarif dan Halte Bus Transjatim Koridor I Terbaru Agustus 2024". Pikiran Rakyat. Agustus 2024. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  28. ^ "Dishub Jatim Kembangkan Trans Jatim dengan Feeder dan Angkot, Ini Rencananya". JPNN Jatim. 30 November 2023. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  29. ^ "Stasiun Sidoarjo". Wikipedia bahasa Indonesia. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  30. ^ "Kereta Api Sri Tanjung". Wikipedia bahasa Indonesia. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  31. ^ "Reaktivasi Jalur KA Porong–Tulangan Jadi Solusi Sementara". Kompas.com. 28 Oktober 2009. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  32. ^ "KAI Commuter Perluas Layanan Komuter Surabaya". KAI.id. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  33. ^ "Integrasi Moda Transportasi Jadi Fokus Pengembangan Transportasi Jatim". JPNN Jatim. 15 Desember 2023. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  34. ^ "Pelabuhan Tambak Cemandi, Pelabuhan Rakyat yang Tak Pernah Sepi Aktivitas". Radar Surabaya. 14 September 2023. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  35. ^ "Menjelajah Wisata Mangrove dan Pulau Sarinah, Surga Tersembunyi di Sidoarjo". Kompas.com. 30 Juli 2023. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  36. ^ "Kupang Lontong Khas Sidoarjo, Makanan Tradisional yang Unik". Kompas.com. 2 Maret 2021. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  37. ^ "Bandeng Asap, Oleh-oleh Khas Sidoarjo yang Melegenda". Detik.com. 18 Desember 2022. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  38. ^ "Kuliner Khas Sidoarjo: Kelezatan dari Pesisir Jawa Timur". Sidoarjo.go.id. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Diakses tanggal 19 April 2025. 
  39. ^ Prabowo, Dhimas Ginanjar (18 September 2022). "Monumen Lumpur Lapindo dan Cerita Wisata Bencana di Porong". Kompas.com. Diakses tanggal 18 April 2025. 
  40. ^ "Museum Negeri Mpu Tantular". Direktorat Jenderal Kebudayaan RI. Diakses tanggal 18 April 2025. 
  41. ^ "Kampung Batik Jetis Sidoarjo, Destinasi Edukasi Batik di Tengah Kota". Antara News Jawa Timur. Diakses tanggal 18 April 2025. 
  42. ^ Sutrisno, Galih (30 Januari 2023). "Pulau Sarinah, Pulau Baru di Delta Sungai Porong yang Jadi Wisata Baru". Tempo.co. Diakses tanggal 18 April 2025. 
  43. ^ "Tanggulangin, Sentra Tas yang Masih Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor". CNN Indonesia. Diakses tanggal 18 April 2025. 

Pranala luar

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya