Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Antv

ANTV
Logo saat ini sejak 25 Maret 2018
JenisJaringan televisi
NegaraIndonesia
Wilayah siaranNasional
JaringanSTAR TV (2005–2009)[1]
AfiliasiMTV (1995–2002)
STAR TV (2005–2009)[1]
Kantor pusatThe Convergence Indonesian Building Lt. 26-28, Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. H.R. Rasuna Said, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Indonesia
Slogan"antv Rame"
BahasaBahasa Indonesia
PemilikHasmuda Internusa Perdana (1993–2001)
Bakrie Group (1993–2009)
STAR TV (2005–2009)[1]
Intermedia Capital (2009–sekarang)
Perusahaan indukBakrie Group
Saluran seinduk
  • DocumentaryOne (2013–2015)
  • tvOne (sejak 2007)[2]
  • VTV (sejak 2013)
Diluncurkan1 Maret 1993 (1993-03-01)
PendiriAburizal Bakrie
Agung Laksono
Nama sebelumnyaANteve (1993–2003)
Media streaming
VidioTonton langsung
antvklik.comTonton langsung
IndiHome TVTonton langsung (Hanya untuk Pelanggan Telkomsel)
www.an.tv

PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Bermula dari sebuah izin siaran lokal di Bandar Lampung pada tanggal 1 Januari 1993, Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 1 Maret 1993, ANTV secara resmi bersiaran nasional. ANTV dimiliki oleh Intermedia Capital (MDIA), perusahaan di bawah naungan Visi Media Asia (VIVA) milik Bakrie Group.

Sejarah

Kemunculan

Pada awal 1990-an Grup Bakrie mulai menjajaki peluang di industri penyiaran televisi. Dikarenakan pemerintah pada saat itu hanya membolehkan televisi swasta (kecuali TPI) bersiaran lokal, mereka merintis dua stasiun televisi lokal di pulau Sumatra bernama PT Cakrawala Andalas Televisi dan PT Cakrawala Bumi Sriwijaya Televisi. PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV) didirikan pada 25 Oktober 1990 di Jakarta,[3] dan mendapatkan izin prinsip siaran No. 2071/RTF/K/IX/1991 di tanggal 17 September 1991.[4] CATV merupakan patungan dari tiga pengusaha, yaitu Nirwan Bakrie, Agung Laksono dan Andy Rustam.[5] Berbasis di Tanjung Karang (Bandar Lampung), pembangunan sarana dan prasarana siaran CATV yang berlokasi di Sukadanaham dimulai pada 16 Oktober 1992 dengan investasi Rp 15-25 miliar.[6][7]

Sementara itu, PT Cakrawala Bumi Sriwijaya Televisi (CBS TV) mendapatkan izin prinsip siarannya dengan nomor 2900/RTF/XII/1991 di tanggal 31 Desember 1991.[4] Operasionalnya ditangani oleh anak usaha Grup Bakrie bernama PT Usaha Mediatronika Nusantara (dipimpin Nirwan Bakrie) dengan total investasi Rp 100 miliar.[8] Cakupan siaran CBS TV ada di kota Palembang dan sekitarnya, sementara kantor pusatnya ada di Indralaya, Ogan Komering Ilir. Setelah dilakukan pembangunan prasarana, termasuk pemancar berkekuatan 10 kW, diharapkan CBS TV sudah bisa mengudara pada pertengahan 1993.[9] Mata acara CBS TV disebutkan akan berbasis pada informasi dan olahraga.[10] Sejak akhir 1992, PT CATV dan PT CBS TV mulai melakukan perekrutan karyawan.[5]

Hampir bersamaan dengan keluarnya perizinan bagi dua stasiun televisi milik Bakrie, pemerintah mengeluarkan izin serupa untuk pendirian televisi lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan nama perusahaan PT Sanitya Mandara Televisi (atau SMTV), izin prinsipnya dikeluarkan pada 31 Desember 1991 bernomor 2899/RTF/K/XII/1991.[4] SMTV dimiliki secara patungan oleh keluarga Keraton Yogyakarta, dalam hal ini GBPH Pakuningrat bersama pengusaha rumah produksi YTC, Youk Tanzil.[11] Dengan investasi Rp 15-20 miliar,[8] SMTV menargetkan pembangunan sarana dan prasarana siarannya di Kaliurang akan selesai di akhir tahun 1992. Setelah itu, SMTV akan mulai mengudara pada April 1993 dengan waktu siar awal 4 jam/hari.[12] Berbeda dengan dua stasiun televisi Bakrie sebelumnya, fokus SMTV ada di acara-acara produksi lokal seperti kesenian ketoprak,[13] yang berasal dari sejumlah rumah produksi.[8]

Memasuki akhir 1992, antara PT CATV, PT CBS TV dan PT SMTV disepakati kerjasama untuk membuat suatu jaringan televisi yang diperkirakan mulai beroperasi pada Februari atau April 1993.[5] Namun, dari ketiga perusahaan, hanya PT Cakrawala Andalas Televisi yang belakangan bisa memulai siarannya. Nama udaranya adalah ANteve, yang dimaksudkan agar dapat dieja dengan mudah oleh pemirsa.[14] Siaran ANteve mulai mengudara di Lampung pada 1 Januari 1993,[7] lebih awal dari target semula di bulan April 1993. Selain secara terestrial, sinyal ANteve juga dipancarkan di satelit Palapa B4 sudut 108 derajat. Saat itu siarannya masih sebatas percobaan (ditargetkan hingga 2-3 bulan ke depan), yang berlangsung dari jam 18.00 WIB selama 5 jam di kanal 45 UHF. Peresmian siaran ini dihadiri oleh Presiden Direktur PT Cakrawala Andalas Televisi Agung Laksono dan Wakil Gubernur Lampung Man Hasan. Menurut Agung, siaran ANteve ini diharapkan bisa menggali potensi pembangunan dan kebudayaan Lampung, sekaligus mengembangkan jaringan informasi nasional. ANteve akan menjadi stasiun televisi lokal namun berwawasan nasional. Sedangkan Man Hasan dalam sambutannya mengapresiasi siaran perdana televisi swasta ini sebagai hadiah tahun baru yang istimewa bagi masyarakat Lampung.[6]

Ditargetkan setelah seluruh prasarana siaran siap pada pertengahan Januari 1993, ANteve akan beroperasi secara penuh dan diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko.[6] Lewat peresmian itu, sesuai kepanjangan namanya (Andalas Televisi), ANteve menjadi stasiun televisi pertama yang kantor pusat dan studionya berada di pulau Sumatra.[15] Namun, pada 18 Januari 1993 Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen 04A/1993 yang membolehkan televisi swasta bersiaran nasional. Pada 30 Januari 1993, ANteve resmi mendapatkan izin siaran nasionalnya lewat surat No. 207/RTF/K/I/1993. Sementara itu, dua stasiun televisi lokal (CBS TV dan SMTV) yang belum beroperasi namun masih berizin lokal, memilih meleburkan operasionalnya ke PT Cakrawala Andalas Televisi. Setelah izin siaran nasional keluar, ANteve memutuskan memindahkan operasionalnya ke Jakarta. Sebelum resmi memulai siarannya di Jakarta, ANteve melakukan pembangunan studio di Pengadegan, Jakarta Selatan dan pemancar sementara di Mulia Center berkekuatan 1 kW dengan total investasi Rp 90-100 miliar.[16][17]

Siaran nasional dan perkembangan awal

Pada 28 Februari 1993, ANteve resmi memulai siaran nasionalnya di Jakarta selama 5 jam (18.00-23.00 WIB).[18] Lalu, pada 1 Maret 1993, ANteve untuk pertama kalinya memproduksi program sendiri berupa liputan jalannya Sidang Umum DPR/MPR dan program berita Laporan ANteve. Momen istimewa itulah yang kemudian dijadikan sebagai hari jadinya hingga kini.[19] Setelah dimulainya siaran dari Jakarta itu, pihak ANteve mencanangkan pembangunan menara pemancar setinggi 70 meter di Gunung Lemo, Cianjur, Jawa Barat berkekuatan 20 kW. Upaya perluasan siaran juga dilakukan ke Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang lewat pembangunan pemancar yang diperkirakan selesai seluruhnya di bulan Juni 1993, sehingga pada akhir 1993 diharapkan ANteve sudah bisa diterima secara nasional.[7][17] Melanjutkan rencana yang dicanangkan oleh CBS TV sebelumnya, ANteve tetap menargetkan program olahraga sebagai acara utama.

Namun, ANteve kemudian sempat mengalami kesulitan seperti dalam perluasan siaran (hanya sampai Bandung dan Surabaya), runtuhnya pemancar dan rendahnya rating programnya. Bertekad untuk memperbaiki masalah ini, pada 25 Februari 1994 ANteve kemudian diluncurkan kembali sebagai televisi untuk anak muda dan remaja, dengan program terutama film dan musik. Untuk memuluskan kinerjanya, studio baru ANteve kemudian dipindah ke Mulia Center dan pemancarnya ke Puri Kembangan, Jakarta Barat. Lalu, bekerjasama dengan TPI, ANteve membangun sejumlah transmisi di berbagai daerah, sehingga pada akhir 1994 sudah bisa dinikmati secara nasional.[20][21] Mulai 5 Mei 1995, ANteve menjalin kerjasama dalam bentuk penayangan acara-acara MTV, dan makin memantapkan dirinya sebagai televisi olahraga dan musik sejak 1996. Dalam kerjasama dengan MTV, ANteve tidak membatasi dirinya pada musik Barat, melainkan juga musik Indonesia seperti dangdut.[22] Komposisi siaran ANteve pada saat itu adalah 40% berita, 40% hiburan dan 20% olahraga.[22] Sejak 1996, siarannya mulai menggunakan teknologi stereo dan waktu siar sudah menjadi 22 jam/hari.[23] ANteve juga merupakan salah satu pionir dalam hal penggunaan Satellite News Gathering (SNG) dalam memproduksi tayangan Saksi Mata yang menyiarkan langsung kejadian dari ruang sidang.[19]

Walaupun sudah punya nama yang mapan dengan program berbasis remaja dan olahraga, ANteve cukup terdampak dengan krisis ekonomi 1997-1998. Krisis tersebut membuat ANteve terpaksa memperpendek jam siarnya menjadi 14 jam dan mengurangi program impor, yang turut diperparah posisinya yang cenderung berada di posisi terbawah dari 5 televisi swasta yang ada.[21][24] Memasuki awal 2000-an, ANteve justru terjerat hutang dan sempat hampir beralih kepemilikan (bahkan dipailitkan), sehingga seperti memaksanya melakukan perubahan kembali terutama pada hal image.[25]

Perkembangan selanjutnya (2001-2014)

Pada awal tahun 2001, ANteve berhasil mencatatkan prestasi di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penyelenggara konser selama 5 jam. Kemudian, sejak 31 Maret 2002, ANteve berkembang menjadi televisi untuk segala usia setelah menghentikan penyiaran program MTV (yang berpindah ke Global TV per 7 Maret 2002). Namun, lepasnya MTV membuat ANteve "terombang-ambing" tanpa basis pemirsa yang kuat. Seiring restrukturisasi, pada Maret 2003 (bertepatan dengan HUTnya ke-10) nama ANteve diubah menjadi antv saja. Mata acaranya juga diperluas ke anak-anak dan keluarga, dan diharapkan dengan perubahan image yang memakan biaya Rp 7 miliar ini citra antv bisa berubah di mata penonton.[26] Walaupun antv dalam hal pemograman berusaha menyatakan dirinya bersifat general, tetapi antv tetap banyak dikenal dengan program pertandingan sepakbolanya, seperti Liga Super Indonesia dan Divisi Utama. Konon, hal ini dapat dikaitkan dengan salah satu anggota keluarga Bakrie yang pada saat itu memegang jabatan penting di PSSI, yaitu Nirwan Bakrie.[27][28][29] Kondisi ini tetap berlangsung hingga 2014, sebelum terjadinya perubahan dalam hal programming.

Pada tanggal 29 September 2005,[1] antv berhasil menjalin kerjasama strategis dengan jaringan televisi dunia STAR TV. Kerja sama ini ditandai dengan diakuisisinya 20% saham antv oleh STAR TV (yang merupakan batas masuknya pemodal asing ke televisi swasta sesuai aturan perundang-undangan). Dengan kerjasama ini, di bawah bantuan manajemen STAR TV, antv mengalami perbaikan dalam sisi program, seperti acara kuis Super Deal dan komedi seperti Tawa Sutra yang cukup populer, ditambah acara dari STAR TV maupun film impor. antv juga mengalami perubahan pada bidang pemberitaan, seperti merekrut wartawan senior Karni Ilyas, dan beberapa presenter seperti Valerina Daniel dan Grace Natalie yang berperan dalam pembentukan acara berita yang lebih baik, yaitu Topik. Perubahan juga dilakukan dengan merekrut praktisi pertelevisian seperti Alex Kumara dan Titian Irmansyah, ditambah perubahan logo (sehingga lebih menjual).[25][30] Namun, akhirnya kerjasama yang diharapkan bisa membuat antv lebih mapan ini berakhir akibat ketidakcocokan program di mata penonton (karena program ala STAR TV dirasa terlalu internasional dan tidak melokal), sehingga pada 23 Juni 2009, STAR TV melepas seluruh kepemilikannya.[31][32] Walaupun demikian, antv tetap mempertahankan statusnya sebagai jaringan televisi umum dan olahraga hingga 2014. Pangsa pasar antv saat itu adalah sekitar 5% dari 180 juta penonton, dan sempat meningkat setelah memiliki hak siar atas ajang sepak bola bergengsi dunia, Piala Dunia FIFA 2014 bersama tvOne.[25]

antv berhasil memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Berstandar Internasional ISO 9001:2008 untuk lingkup Television Broadcast System pada tahun 2011. Saat ini, antv dimiliki oleh PT Visi Media Asia Tbk (melalui PT Intermedia Capital Tbk).

Dominasi program India

Sejak 2014, antv jauh lebih dikenal publik sebagai TV yang menyiarkan sinetron buatan berbagai negara Asia, terutama India, dan kini acara tersebut bisa dikatakan menjadi mata acara utama yang ditayangkan di antv. Awalnya, program acara yang ditayangkan adalah Mahabharata sejak 17 Maret 2014. Tidak disangka-sangka, acara tersebut ternyata sukses besar di kalangan ibu-ibu. Bahkan, antv sampai mendatangkan aktor dan aktris sinetron negeri Bollywood itu untuk dibawa dalam road show di 25 kota di seluruh Indonesia.[32][33] Melihat hal tersebut, antv pun mulai gencar menayangkan berbagai sinetron India sampai sekarang. Penayangan drama India di antv terbilang unik karena dibandingkan dengan jaringan televisi lain (seperti MNCTV dengan Naagin dan SCTV dengan Ranveer dan Ishani) hanya antv yang terbilang berhasil menayangkannya dan bertahan lama. Bahkan, program tersebut mampu mendongkrak rating antv yang sebelumnya di papan tengah menjadi nomor 1, dan jelas tentu saja juga menaikkan pemasukan iklannya.[34][35] Beberapa drama tersebut, seperti Uttaran, Thapki, Mohabbatein, Gopi, Kulfi dan masih banyak lagi. Awalnya, antv juga berusaha mencoba peruntungan dengan menyiarkan drama Turki seperti Abad Kejayaan, Fatmagul dan Cansu dan Hazal.[36] Program-program ini awalnya cukup populer, tetapi kemudian pada akhirnya hanya drama India sajalah yang dipertahankan.

Banjirnya program India di jaringan televisi ini, sering kali mendapat kritikan dari masyarakat, dan tentu saja dari KPI yang mengkritik karena durasi drama-drama India itu kebanyakan cukup lama dan melebihi 30% batas program asing di TV nasional.[37] Sebenarnya, jaringan televisi ini juga sudah berusaha menayangkan program lokal, tetapi sering kali mendapat rating rendah dan ada juga yang kesuksesannya seumur jagung. Misalnya, ada sinetron Malaikat Kecil dari India, Cinta di Langit Taj Mahal dan program realitas seperti Pesbukers, Bollystar Vaganza serta The New Eat Bulaga! Indonesia yang semuanya berusaha memasukkan aktor-aktris dari drama-drama India yang sudah ditayangkan sebelumnya, tetapi kebanyakan tidak sukses.[38] Di acara yang murni pemain lokal, seperti sinetron Jodoh Wasiat Bapak dan acara realitas semacam Karma, Menembus Mata Bathin dan Terangkanlah, awalnya memang sukses besar (bahkan Karma sangat tinggi rating-nya di waktu tayangnya yang mendekati tengah malam),[39][40] namun kemudian seperti diketahui bahwa program tersebut akhirnya lenyap di layar antv, dan kalaupun ada beberapa sinetron lokal baru sering kali ratingnya rendah.[41] Sementara itu, bagi program semacam berita, seperti Topik dan Lensa Olahraga yang pernah identik dengan antv justru menghilang dan tidak pernah tayang lagi. Dengan kata lain, saat ini antv adalah satu-satunya stasiun televisi yang sama sekali tidak lagi memiliki program berita. Praktis, program drama dan serial India tetap dipertahankan oleh jaringan televisi ini sampai sekarang. Topik kemudian hanya menyiarkan acara sela "Topik Terkini" di waktu tertentu dan sisanya fokus pada kanal YouTube dan situs web ANTVKlik, sedangkan Lensa Olahraga pindah ke saluran khusus olahraga yang masih dalam tahap uji coba, sportOne (kemudian menjadi VTV).

Pada era "kejayaan" ini, manajemen antv ada di tangan Otis Hahijary, profesional yang direkrut Bakrie saat mengakuisisi Lativi.[42] Bekerja sama dengan "putra mahkota" Bakrie Group, Anindya N. Bakrie, strateginya adalah mengembangkan program-program yang unggul pada setiap jam, atau dalam bahasa mereka every time is prime time. Jadi, setiap jam merupakan prime time untuk kelompok tertentu, entah itu anak-anak, remaja atau ibu-ibu, meskipun secara umum tetap membidik pemirsa perempuan.[43][44][45] antv juga berusaha menciptakan pasarnya sendiri, dengan menjajaki program-program baru yang belum dikenal sebelum akhirnya booming, ditambah berfokus pada kreativitas maupun fokus pada statistik audiens. Dengan keberhasilannya merajai rating, menurut Otis, antv (saat itu) menyatakan mantap melangkah ke era digital, termasuk menghadapi transisi televisi analog ke digital karena sudah melakukan studi banding ke perusahaan penyiaran di negara lain.[46][47] Digitalisasi, sembari dilakukan untuk meraih pasar di tengah arus konvergensi media, juga diterapkan pada internal, khususnya divisi SDM untuk membentuk jati diri karyawan yang sesuai dengan tujuan perusahaan.[48] Upaya reposisi ini juga sempat berusaha diterapkan tvOne, saluran saudaranya[43] (yang kemudian hanya berumur pendek).

Mencoba program baru dan jeratan hutang

Pada 16-17 Juli 2022, antv menyiarkan pertandingan persahabatan antara Persija Jakarta vs RANS Nusantara FC[49] dan Persebaya vs PSIM,[50] menandai kembalinya program olahraga ke saluran tersebut. Sejak September 2022, jaringan tersebut mulai menayangkan acara One Pride MMA, kompetisi seni bela diri campuran milik jaringan lokal, berpindah dari tvOne.[51] Pada Februari 2023, antv menyiarkan siaran langsung pertandingan Bundesliga mulai musim 2022-2023 hingga 2024-2025 (tayang bersama tvOne) berkat kerjasama dengan pemilik lisensi dari Mola TV. Sebelumnya pada musim 2021-2022 lalu dimana pertandingan Bundesliga musim 2021-2022 yang hanya disiarkan di tvOne saja.

Menjajaki program baru, termasuk olahraga (kembali) sebenarnya bisa dianggap sebagai pertanda mulai seretnya kinerja antv. Puncak dari kejayaan antv dan grup Visi Media Asia adalah di tahun 2017, yang belakangan terus mengalami penurunan.[52] Munculnya penghentian siaran analog, pandemi COVID-19[53] hingga tren disrupsi berupa media digital, membuat kinerja jaringan televisi ini terseok-seok.[54] Dibandingkan konglomerasi media lain, kinerja dua jaringan TV milik VIVA (antv dan tvOne)-lah yang dianggap paling besar penurunannya.[55] Pada saat yang bersamaan, antv (dan grup VIVA) masih memiliki hutang besar akibat hak siar Piala Dunia 2014 lalu (yang pelaksanaannya hanya sebulan).[52] Total hutang VIVA pada 12 krediturnya tercatat mencapai Rp 8,79 triliun, yang kemudian menurut putusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) per November 2024, akan dibayar secara bertahap maupun dikonversi menjadi ekuitas.[56][57]

Kinerja yang terus memburuk tersebut membuat antv melakukan langkah drastis yang menghebohkan pada akhir 2024, yaitu melakukan PHK massal pada berbagai divisi.[53] Salah satu yang paling menjadi sorotan adalah pembubaran divisi produksi secara total, yang berarti menghilangkan kemampuan jaringan televisi ini memproduksi acara in-house, suatu acara yang sebelumnya pernah diandalkannya di masa lalu (seperti Pesbukers, Penghuni Terakhir dan Famili 100). Sebelum aksi PHK massal tersebut, karyawan antv memang terus mengalami penurunan, dari 1.261 pada 2017 menjadi 428 orang pada 2023.[52] Menurut salah satu direktur induk antv (VIVA), Neil Tobing, PHK harus ditempuh demi menyelamatkan kondisi perusahaan di tengah pendapatan yang terus menurun.[53] PHK diambil pada 57 karyawan divisi produksi karena saat ini mayoritas program antv berasal dari out-house (pembelian/kerjasama dari pihak ketiga).[58] Setelah membubarkan divisi produksi, antv juga membongkar studionya di Kuningan, Jakarta Selatan, dan lebih memilih menjalankan operasionalnya di sejumlah gedung milik grup Bakrie atau menyewa studio milik NET. (MDTV).[55] Hebohnya isu PHK ini juga sempat diikuti kabar perubahan kepemilikan, dimana dikabarkan Grup MNC atau Grup Emtek akan mengakuisisi antv, meskipun dibantah oleh pihak perusahaan.[59]

Kepemilikan

antv merupakan satu dari sedikit jaringan televisi di Indonesia yang tidak pernah mengalami perubahan pengendali sejak awal didirikan, yaitu oleh Bakrie Group (lewat berbagai anak perusahaannya). Walaupun sempat terjadi perubahan saham minoritas, tetapi posisi Bakrie dalam perusahaan ini seakan tidak goyah. antv pertama kali dimiliki secara patungan oleh dua orang politisi Partai Golkar, yaitu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono dengan saham 60%-40% (awalnya 55-45%)[17] lewat masing-masing PT Bakrie Investindo dan PT Hasmuda Internusa Perdana.[60] Kongsi ini lahir karena walaupun Bakrie-lah yang ingin mendirikan televisi swasta, tetapi Agung-lah yang berhasil mendapatkan izin untuk siaran (awalnya di Lampung) karena kedekatannya dengan Menteri Penerangan Harmoko.[61] Kongsi keduanya tetap berlangsung hingga 2001, ketika Agung (lewat PT Hasmuda) melepaskan kepemilikannya kepada perusahaan yang masih terafiliasi dengan Bakrie, yaitu PT Capital Managers Asia (CMA), menyebabkan kepemilikan Bakrie kini mencapai 100%.

Akan tetapi, pada saat yang sama, akibat krisis ekonomi 1997, ANteve (dan kerajaan bisnis Bakrie lain) menjadi terbelit hutang yang amat besar. ANteve terbelit hutang ke BNI (lalu dialihkan ke BPPN) sebesar Rp 50 miliar, kemudian ke para kreditor asing dari Jepang, Korea Selatan dan Inggris sebesar US$ 59 juta. Hutang lain juga muncul misalnya dari Dirjen Postel Dephub bahwa ANteve menunggak biaya Hak Penyelenggaraan Frekuensi dari 1995-2000 senilai Rp 4 miliar dan harus membayarnya segera agar tidak diputus siarannya sebelum September 2001. Total hutang ANteve mencapai US$ 157 juta (Rp 1,4 triliun) dan pada saat itu hampir saja dipailitkan oleh para kreditornya. Untuk menangani masalah ini, Aburizal Bakrie meminta bantuan anaknya, Anindya Bakrie untuk menangani masalah tersebut. Di bawah pengelolaannya, ANteve kemudian mengajukan proposal perdamaian (PKPU) dengan meminta para kreditor untuk mengonversi hutangnya menjadi saham pada sidang PKPU Juli 2002. Akhirnya, para kreditor setuju untuk mengonversi hutangnya menjadi saham sehingga kepemilikan Bakrie merosot menjadi 17% (12% Bakrie Investindo, 5,33% CMA) dan 77,6% sisanya dipegang oleh para kreditor pada 2002. Dalam proses restrukturisasi inilah, ANteve kemudian diluncurkan ulang sebagai antv pada 2003. Walaupun saham Bakrie tergerus, kenyataannya mereka tetap bisa menjadi pengendali antv karena diminta oleh para kreditor. Menurut Anindya, sejak restrukturisasi itu, keuangan antv makin sehat.[26][31][62] Untuk membantu kinerja ANteve, manajemen juga berusaha mencari pendanaan seperti dari bank-bank lokal dan konsorsium bank Korea di bawah PT Sigma Batara senilai US$ 70 juta.[61][63]

Sebelum restrukturisasi hutang, sebenarnya sudah ada beberapa pihak yang berkeinginan untuk mengambil alih ANteve. Pertama, dari grup Kompas Gramedia yang berniat untuk membentuk TV sendiri, merencanakan untuk mengakuisisi ANteve, tetapi gagal karena upayanya meminta keringanan hutang dari BPPN tidak diterima (Kompas Gramedia kemudian akan membeli perusahaan TV lain, yaitu DVN TV). Kemudian, ada penawaran dari Bhakti Investama (Hary Tanoesoedibjo) yang ingin memiliki ANteve, tetapi gagal karena hal yang sama dengan Kompas Gramedia. Pada penawaran ketiga, muncul PT Indopac Media yang 50% sahamnya dikendalikan Erick Thohir. Dibandingkan dua penawar sebelumnya, hampir saja Thohir menguasai ANteve karena ia bahkan sudah diminta untuk menjadi Wakil Direktur ANteve, tetapi kandas karena ada perbedaan pendapat antara keduanya. PT Indopac meminta agar pembayaran pembelian saham ANteve dilakukan setelah negosiasi dengan kreditor dan penyerahan sahamnya dilakukan segera setelah pembayaran (karena mereka sudah mengeluarkan biaya yang mencapai 70% dari modal PT Indopac), sedangkan Bakrie ingin pembayaran pembelian saham dilakukan segera, tetapi alih sahamnya menunggu kreditor dahulu. (Di masa depan, walaupun tidak menguasai, Thohir akan terlibat dalam pengelolaan antv sebagai direktur utama sampai 2019).[26][64] Kabar lain juga sempat mengatakan bahwa ANteve sempat ingin berkongsi dengan Viacom Inc. sebesar 50-50% untuk bekerjasama dalam bidang produksi dan manajemen pada 2001.[21]

Pada 28 Agustus 2003 antv dimiliki oleh Bakrie Investindo 4,3%, PT Kencana Cita Kesuma 1,6%, PT Bune Era Mandiri 1,2%, PT Satria Cita Perkasa 10,2%, Magnus Capital Corporation Ltd. 4,5%, dan CMA 78,2%. Seperti telah disebutkan, CMA merupakan kendaraan bisnis Bakrie bersama sejumlah mantan kreditor antv.[65] Restrukturisasi saham antv pada 2004 mengakibatkan perubahan kembali sehingga struktur kepemilikannya menjadi PT Bakrie Investindo 20,8%, CMA 6,6%, PT Kencana Cita Kusuma 7,8%, PT Bune Era Mandiri 5,8%, Nirwan Dermawan Bakrie 9,4% dan sebagai pemegang saham mayoritas adalah PT Satria Cita Perkasa 49,6% yang masih terafiliasi dengan Bakrie Group. Pada titik ini, Bakrie dapat mengendalikan saham mayoritas antv kembali dan lepas dari hutang serta kreditor. Dalam kondisi yang makin membaik itulah, pada 29 September 2005, Bakrie melakukan kerjasama dengan STAR TV (yang pada saat itu masih dimiliki oleh konglomerat media asal AS Rupert Murdoch) dengan menjual 20% saham antv kepadanya dan sisanya (80%) masih dipegang oleh keluarga Bakrie.[30]

Bagaimanapun, walaupun kemudian ada isu bahwa STAR TV akan meningkatkan sahamnya hingga 51%,[63] ditambah dengan pencapaian antv yang cukup meningkat di awal, tetapi pada akhirnya kerjasama keduanya berakhir dengan STAR TV menjual sahamnya kepada pihak Bakrie pada 23 Juni 2009. Transaksi penjualan ini dilakukan sembari melakukan pembentukan perusahaan induk antv, yaitu Intermedia Capital. Saham-saham antv, yang sebelumnya dikuasai berbagai pihak yaitu dari STAR TV dan sejumlah perusahaan afiliasi Bakrie seperti Bakrie Capital Indonesia, CMA, Promise Result Ltd. dan Good Response Ltd. dialihkan/dijual kepada PT Intermedia Capital. Intermedia Capital sendiri berada di bawah kendali PT Visi Media Asia (VIVA), yang tetap dikuasai oleh pemilik yang sama, yaitu oleh keluarga Bakrie.[66] STAR TV sendiri kemudian akan menjadi pemegang saham sebesar 7,5% di VIVA, tetapi pada 2014 seluruh saham itu dilepas olehnya.

Sejak saat itu, kepemilikan antv masih dimiliki oleh Visi Media Asia lewat Intermedia Capital sampai saat ini. Walaupun ada rumor pada awal 2013 bahwa Bakrie akan menjual antv/VIVA kepada pemilik grup Media Nusantara Citra, Hary Tanoesoedibjo pada tahun 2013 senilai US$ 1,2-2 miliar (Rp 10-19 triliun), tetapi hal itu dibantah oleh Hary Tanoe dan terakhir oleh VIVA itu sendiri sehingga rencana itu dipastikan batal.[67][68] Di samping HT, kabar lain juga mengatakan bahwa di tahun yang sama, Chairul Tanjung dari CT Corp juga menargetkan untuk mengakuisisi VIVA (termasuk antv di dalamnya), bahkan CT sudah menyampaikan bahwa ia siap membeli VIVA dengan modal Rp 17,2 triliun (US$ 1,8 miliar) langsung secara tunai. Walaupun demikian, rencana ini kemudian tidak terjadi.[69][70] Pada April 2018, rumor lain menyatakan bahwa antv akan diakuisisi 50% sahamnya oleh Emtek, tetapi petinggi Emtek maupun anak usahanya, Surya Citra Media membantah kabar tersebut.[71][72]

Saat ini, struktur kepemilikan perusahaan berdasarkan laporan keuangan Intermedia Capital per 30 September 2024 adalah sebagai berikut.[73]

Nama Pemegang Saham Persentase Kepemilikan (%)
PT Intermedia Capital Tbk 99,99
Lainnya 0,01
Total 100%

Identitas

Awalnya logo antv menggunakan nama "ANteve" terdiri dari kata "AN" dengan warna motif biru, sian, kuning, jingga, merah jambu dan hijau serta kata "teve" di bawahnya pada latar segi empat hitam. Kemudian, di tanggal 13 Februari 1994, ANteve memodifikasi logonya menjadi warna kuning, merah, hijau, jingga, merah muda dan sian serta tulisan huruf tipis dibawah pada kolom persegi panjang warna hijau gelap/biru muda dan ungu/biru tua. Kombinasi warna-warna tersebut merefleksikan ANteve sebagai televisi remaja yang bercitra muda, dinamis, dan progresif,[74] serta visi baru dan program-program yang berwarna.[75] Saat menggunakan logo ini, station identification dari ANteve menampilkan gambar siger yang melambangkan asal kota dari ANteve, Bandar Lampung. Sempat pada Februari 1997 ANteve mengadakan sayembara ke publik untuk mencari pengganti logo warna-warni ini,[76] namun kurang jelas hasilnya.

Pada tanggal 1 April 2002, logo on-air ANteve dipindahkan ke kanan layar kaca sampai saat ini setelah memutus kontrak dengan MTV.[butuh rujukan] Logo on-air ANteve di kanan layar kaca digunakan sampai tanggal 31 Desember 2002.

Sebelum pergantian logo pada Maret 2003, sekaligus dalam memperingati hari jadinya yang ke-10 tahun, ANteve sempat menggunakan logo on-air "10 ANTEVE" dengan tulisan bergaya Disney, yang disebut "Waltograph".[77]

Pada tanggal 1 Maret 2003, saat malam perayaan 10 tahun ANteve "Gemerlap Pesta di Jakarta" yang disiarkan langsung, ANteve mengubah logo dan nama lagi menjadi "antv" huruf kecil dengan warna gradien merah, jingga dan kuning. Station identification diperbarui dan tidak lagi menampilkan gambar siger. Logo bertuliskan "antv" tersebut tetap dipertahankan pasca masuknya saham STAR TV, namun dimodifikasi dengan menyesuaikan logo saluran televisi internasional tersebut. Penyesuaian logo ini diinterpretasikan sebagai kombinasi dari dua kekuatan yang saling melengkapi, yaitu STAR TV dengan pengalaman internasionalnya dan antv dengan pengetahuan dan keahlian lokalnya.[78]

Mulai 20 September 2009, antv kembali mengubah logonya dengan kemiripan seperti logo pada tahun 2003, tetapi memiliki kotak yang berbentuk sama dengan logo sebelumnya saat di bawah STAR TV. Namun, logo ini didominasi warna merah dengan bayangan berwarna kuning dan menggunakan huruf "antv", tanpa logo bintang STAR TV. Simbolisme dari logo tersebut, meliputi:

  • Pancaran yang tebal dan berwarna merah menggambarkan kekuatan dan kepercayaan diri antv menuju masa depan yang gemilang, yang memperlihatkan antv dipersembahkan sebagai kebanggaan Indonesia.
  • Warna putih melambangkan tekad antv menjalankan usaha ini berdasarkan asas ketentuan yang berlaku dilandasi nilai-nilai kejujuran, ketulusan, serta menjunjung tinggi integritas bangsa.
  • Warna kuning melambangkan kemakmuran, di mana antv diharapkan dapat memberikan kemakmuran kepada seluruh pemangku kepentingan.

Bertepatan dengan siaran langsung Viva La Vida pada tanggal 17 Maret 2013, pada saat antv genap berusia 20 tahun, logo ini divariasikan lagi menjadi versi batik, baik sebagai logo on-air maupun logo jeda komersial/iklan terutama di situs web resmi antv.[79] Kemudian, pada tanggal 25 Maret 2018, tepat pada acara Karma sebelum perayaan hari ulang tahun antv ke-25 (Indonesia Keren 3), logo on-air antv divariasikan lagi menjadi merah putih, menyesuaikan dengan logo perusahaannya, sementara logo antv versi abu-abu yang digunakan sebagai logo on-air dari 20 Juli 2012 sampai 17 Maret 2013 digunakan kembali sebagai logo jeda komersial/iklan (pernah digunakan pada tanggal 20 September 2009 hingga 19 Juli 2012) dan logo on-air versi batik sebelumnya saat ini digunakan pada seragam karyawan/karyawati antv.

Slogan utama

  • Saat Paling Meng-asyik-kan (1993-1994)
  • Makin Asyik Acaranya! (1994-1996)
  • Wow Keren! (1996-2003, 2011-2015)
  • Makin Keren (2003-2005)
  • Makin Dinamis (2005-2006)
  • TV Ramah Buat Keluarga (2006-2010)
  • Bebas Stress! (2008-2009)
  • Berkilau bersama ANTV (2010-2011)
  • ANTV Keren (2015-2021)
  • ANTV Lebih Berwarna (2021-2022)
  • ANTV Rame (2022-sekarang)

Program

Penyiar

Jaringan siaran

antv saat ini disiarkan melalui kurang lebih 37 stasiun televisi (tidak termasuk stasiun relay) yang dimiliki oleh kurang lebih 24 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya), dan menjangkau 31 dari 38 provinsi di Indonesia. Cakupan ini, meskipun diperbolehkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran,[80] sebenarnya melanggar pasal 31 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang mengharuskan jangkauan siaran antv dibatasi. Hingga tahun 2020, antv didukung oleh 43 stasiun pemancar.[81] Seluruh stasiun tersebut dimiliki oleh ANTV.

Berikut ini adalah transmisi antv dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Komdigi[82] dan berbagai sumber.[83]

Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relay dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.

Nama Perusahaan Nama Stasiun Daerah Frekuensi Digital (DVB-T2)[84] Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[85]
PT Cakrawala Andalas Televisi antv DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 34 UHF tvOne Jakarta
PT Cakrawala Andalas Televisi Bali dan Mataram antv Denpasar Kota Denpasar, Singaraja, Buleleng, Kintamani, Karangasem, Gilimanuk 42 UHF antv Bukit Bakung, Wanagiri, Ularan, Gilimanuk, Kintamani, dan Lempuyang
antv Mataram Mataram 38 UHF SCTV Mataram / SCTV Lombok Tengah
PT Cakrawala Andalas Televisi Yogyakarta dan Ambon antv Yogyakarta Yogyakarta, Bantul, Wonosari, Sleman, Wates, Solo 35 UHF tvOne Yogyakarta
antv Ambon Ambon 45 UHF tvOne Ambon
PT Cakrawala Andalas Televisi Bandung dan Bengkulu antv Bandung Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 38 UHF antv Bandung
antv Bengkulu Bengkulu 40 UHF RCTI Bengkulu
antv Cirebon Cirebon 35 UHF antv Cirebon
PT Cakrawala Andalas Televisi Semarang dan Palangkaraya antv Semarang Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus 39 UHF tvOne Semarang
antv Palangkaraya Palangkaraya 42 UHF Trans TV Palangkaraya
PT Cakrawala Andalas Televisi Surabaya dan Samarinda antv Surabaya Surabaya, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 32 UHF antv Surabaya
antv Samarinda Samarinda, Bontang 47 UHF tvOne Samarinda / tvOne Bontang
PT Cakrawala Andalas Televisi Lampung dan Kendari antv Lampung[86] Bandar Lampung, Kota Metro 36 UHF antv Bandar Lampung
antv Kendari Kendari 39 UHF MetroTV Kendari
PT Cakrawala Andalas Televisi Pekanbaru dan Papua antv Pekanbaru Pekanbaru 45 UHF tvOne Pekanbaru
antv Papua Jayapura 34 UHF Trans7 Jayapura
PT Cakrawala Andalas Televisi Makassar dan Palu antv Makassar Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 40 UHF RCTI Makassar
antv Palu Palu 44 UHF RCTI Palu
PT Cakrawala Andalas Televisi Manado dan Gorontalo antv Manado Manado 35 UHF Trans TV Manado
antv Gorontalo Gorontalo 31 UHF Trans TV Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta
PT Cakrawala Andalas Televisi Banjarmasin dan Padang antv Banjarmasin Banjarmasin, Martapura, Marabahan 42 UHF tvOne Banjarmasin
antv Padang Padang, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang, Solok 39 UHF antv Padang, Bukittinggi, dan Solok
PT Cakrawala Andalas Televisi Palembang dan Bangka Belitung antv Palembang Palembang 35 UHF Trans7 Palembang/Trans7 Lempuing
antv Babel Pangkal Pinang 36 UHF RCTI Pangkalpinang
PT Cakrawala Andalas Televisi Medan dan Batam antv Medan Medan 40 UHF antv Medan
antv Batam Batam, Tanjung Balai Karimun 44 UHF RCTI Batam
PT Cakrawala Andalas Televisi Banten dan Ternate antv Banten Pandeglang 40 UHF tvOne Pandeglang
Serang, Cilegon 41 UHF tvOne Cilegon
antv Ternate Ternate 40 UHF Trans TV Ternate
PT Cakrawala Andalas Televisi Pontianak dan Jambi antv Pontianak Pontianak 41 UHF Trans TV Pontianak
antv Jambi Jambi 32 UHF Trans TV Jambi / Trans TV Sarolangun
PT Cakrawala Andalas Televisi Kupang dan Manokwari antv Kupang Kupang 35 UHF RCTI Kupang
antv Manokwari Manokwari 34 UHF SCTV Manokwari
PT Cakrawala Andalas Televisi Majalengka antv Majalengka Majalengka, Indramayu 31 UHF antv Sumedang / antv Majalengka
PT Cakrawala Andalas Televisi Sumedang antv Sumedang Sumedang
PT Cakrawala Andalas Televisi Garut antv Garut Garut, Tasikmalaya, Ciamis antv Garut
PT Cakrawala Andalas Televisi Nunukan antv Nunukan Nunukan 38 UHF tvOne Nunukan
PT Cakrawala ANTV 1 antv Siantar Pematang Siantar 35 UHF antv Pematangsiantar
PT Cakrawala ANTV 2 antv Pati Pati, Rembang 32 UHF tvOne Pati
antv Situbondo Situbondo, Bondowoso
PT Cakrawala ANTV 3 antv Tanah Datar Batusangkar, Tanah Datar 39 UHF antv Tanah Datar
antv Mamuju Mamuju 37 UHF RCTI Mamuju
PT Cakrawala ANTV 4 antv Blora Blora, Cepu 40 UHF tvOne Blora
PT Cakrawala ANTV 5 antv Banyuwangi Banyuwangi 33 UHF antv Banyuwangi
PT Cakrawala ANTV 6 antv Tarakan Tarakan 39 UHF tvOne Tarakan
PT Cakrawala ANTV 7 antv Balikpapan Balikpapan 41 UHF tvOne Balikpapan
antv Tegal Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 36 UHF tvOne Tegal
PT Cakrawala ANTV Aceh antv Aceh Banda Aceh 38 UHF antv Banda Aceh
antv Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap 37 UHF tvOne Banyumas
antv Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Blitar, Jombang, Tulungagung 33 UHF antv Kediri
antv Madiun Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo 31 UHF antv Madiun
antv Malang Malang 37 UHF antv Malang
Jember 33 UHF antv Jember
Sukabumi 37 UHF antv Sukabumi
Purwakarta 42 UHF antv Purwakarta
Malingping, Lebak tvOne Malingping
Malinau 46 UHF tvOne Malinau

Manajemen

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Agung Laksono 1993 1998
2 Anton A. Nangoy 1998 2002
3 Anindya Bakrie 2002 2009
4 Dudi Hendrakusuma Syahlani 2009 2013
5 Erick Thohir 2013 2019
6 Ahmad Zulfikar Said 2019 2023
7 Ahmad Rahadian Widarmana 2023 sekarang

Direksi saat ini

Nama Jabatan
Ahmad Rahadian Widarmana Presiden Direktur
Gegeg Mintorogo Wakil Presiden Direktur
Yufli Gunawan Direktur Keuangan
Reva Deddy Utama Chief News and Sports Centre Officer
Risya Marhamila Chief HCGS Officer
Kiki Zulkarnain Chief Program and Communications Officer
Johan Honggowarsito Chief Sales and Marketing Officer
Wahyu Adhi Bintoro GM Sponsorship and Brand Integration
Gracia Xenia GM Sales
Esfandry Ferdinal Saiful GM Technical
Erwin Munazat GM Brand Activation and Communication

Komisaris saat ini

Nama Jabatan
Anindra Ardiansyah Bakrie Presiden Komisaris
Indra Cahya Uno Komisaris
Jastiro Abi Komisaris

Referensi

  1. ^ a b c d "Masuk ANTV, Murdoch Janji Tak PHK Karyawan". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-25. Diakses tanggal 2020-08-10.
  2. ^ "Lativi Segera Beralih ke ANTV". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-05-10. Diakses tanggal 2023-02-14.
  3. ^ "Prospektus Intermedia Capital 2014" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2021-06-19. Diakses tanggal 2021-02-26.
  4. ^ a b c "Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi: Edisi 2". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-26.
  5. ^ a b c Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis
  6. ^ a b c Persaingan televisi swasta makin ketat, Cakrawala Andalas Televisi Lampung memulai siarannya, Bernas 3 Januari 1993 hlm. 1, 11
  7. ^ a b c "LEBIH JAUH TENTANG TELEVISI SWASTA BARU DI INDONESIA (1), MELIPUT SU MPR DARI ATAP GEDUNG". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-02-26.
  8. ^ a b c Televisi Swasta dan Efek Booming Rumah Produksi
  9. ^ Produk konstruksi Bakrie masuk pasar Sumsel, Harian Ekonomi Neraca 16 September 1992 hlm. 10
  10. ^ "BAKRIE MASUK TEVE, DIKELOLA NIRWAN BAKRIE, JUALAN SPORT & NEWS! BUKAN KARENA HOBI!?!". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-12-09. Diakses tanggal 2021-02-26.
  11. ^ Ramako-Salim Bangun TV Swasta di Pulau Batam, Harian Neraca 5 Oktober 1992 hlm. 12
  12. ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis
  13. ^ Film majalah
  14. ^ Profil ANTV
  15. ^ "Planet TV: A Global Television Reader". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-27.
  16. ^ "Gelombang nasional untuk televisi swasta". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-02-03. Diakses tanggal 2021-02-26.
  17. ^ a b c "Anteve mengudara akhir februari 1993". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-24. Diakses tanggal 2021-02-26.
  18. ^ "Pertelevisian di indonesia: "saat rcti 'bercerai' dengan sctv"". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-11-26. Diakses tanggal 2021-02-27.
  19. ^ a b SEJARAH ANTEVE
  20. ^ "Anteve, "semut" pada saat yang menyenangkan". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-05. Diakses tanggal 2021-02-26.
  21. ^ a b c "Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-26.
  22. ^ a b "Artis musik dunia sampaikan ucapan selamat hut ri ke-50 melalui anteve". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-02-15. Diakses tanggal 2021-02-26.
  23. ^ "Perebutan iklan tv meramai, anteve targetkan 17%". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-02-26.
  24. ^ "ANTON NANGOY, GANTIKAN AGUNG LAKSONO DI ANTEVE". Diarsipkan dari asli tanggal 2020-11-11. Diakses tanggal 2021-02-26.
  25. ^ a b c "Seabad pers kebangsaan, 1907-2007". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-26.
  26. ^ a b c "Ekonomi Politik Media Penyiaran". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-26.
  27. ^ "TV One dan ANTV Diboikot PSSI". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-22. Diakses tanggal 2021-02-17.
  28. ^ Politik Sepakbola Arifin dan Bakrie[pranala nonaktif permanen]
  29. ^ "Nirwan Bakrie Tetap di Belakang PSSI". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-02-17.
  30. ^ a b "PT Cakrawala Andalas Televisi: "Super Deal" yang Menyelamatkan ANTV". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-30. Diakses tanggal 2021-01-24.
  31. ^ a b "Revolusi Senyap ANTV Bikin Rival Terhenyak". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-31. Diakses tanggal 2021-01-24.
  32. ^ a b "Jatuh-Bangun ANTV Jadi Televisi Papan Atas". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-31. Diakses tanggal 2021-01-24.
  33. ^ "12 Serial India yang Tayang di Indonesia Sepanjang 2014, Urut Tanggal Rilis (1)". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-17. Diakses tanggal 2021-02-17.
  34. ^ "Usai Telenovela, Terbitlah Drama India". Diarsipkan dari asli tanggal 2020-12-08. Diakses tanggal 2021-02-17.
  35. ^ "Mengapa Hanya ANTV yang Sukses Menayangkan Serial India?". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-17. Diakses tanggal 2021-02-17.
  36. ^ ""Mahabharata" Tamat, ANTV Hadirkan "King Suleiman"". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-17. Diakses tanggal 2021-02-17.
  37. ^ "Durasi Siaran Asing Lewati Batas Maksimum, KPI Layangkan Sanksi ke ANTV". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-02-16. Diakses tanggal 2021-02-17.
  38. ^ "Sukses dengan Serial India, Mengapa ANTV Kurang Sukses dengan Serial Lokal?". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-17. Diakses tanggal 2021-02-17.
  39. ^ "Karma ANTV Rajai Rating, Robby Purba Ucapkan Syukur". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-06-17. Diakses tanggal 2021-02-17.
  40. ^ "Rating Sinetron Jodoh Wasiat Bapak Mengungguli Debat Capres". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-04-15. Diakses tanggal 2021-02-17.
  41. ^ "Rating JWB Babak 2 ANTV Buruk di Jam Tayang Baru, Bakal Tamat?". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-03-05. Diakses tanggal 2021-02-17.
  42. ^ Pasaraya, Lativi, TV One dan (Dari Dulu) Memang Beda
  43. ^ a b Cerita Menarik dari Reposisi Antv
  44. ^ ANTV’s Silent Revolution Stunned Competitors
  45. ^ Dinamika Program Berita di Televisi
  46. ^ Sukses ANTV Berkat Pandai Membaca Preferensi Audiens
  47. ^ Otis Hahijary, Orang Keuangan yang Lejitkan ANTV
  48. ^ ANTV, Transformasi SDM dan Digitalisasi Dorong Laju Bisnis
  49. ^ Irawan, Fabbiola (2022-07-18). "ANTV Siarkan Laga Persija VS Rans Nusantara, Pemain Persija Nostalgia". IntipSeleb.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-08-28. Diakses tanggal 2022-08-28.
  50. ^ Karami, Luzman Rifqi (2022-07-17). "Live di ANTV, Duel Seru Persebaya Surabaya Vs PSIM Yogyakarta". www.viva.co.id. PT VIVA MEDIA BARU- VIVA. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-08-28. Diakses tanggal 2022-08-28.
  51. ^ "Terima Kasih, tvOne; One Pride MMA Tayang di ANTV Mulai September 2022". www.tvonenews.com. 2022-08-28. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-08-28. Diakses tanggal 2022-08-28.
  52. ^ a b c Antara Bakrie penyelamatan ANTV dan PHK lagi?
  53. ^ a b c Bukan Cuma Produksi, PHK Massal ANTV Terjadi di Seluruh Divisi
  54. ^ Senjakala stasiun TV "gurem": Dari MTV hingga ANTV
  55. ^ a b Jalan terjal rekstrukturisasi media grup bakrie
  56. ^ Restrukturisasi Utang ANTV di Tengah Isu PHK Massal
  57. ^ Terlilit Utang Triliunan, ANTV PHK Massal Divisi Produksi
  58. ^ Direktur Viva Tanggapi Isu PHK Karyawan ANTV, Ada Penyesuaian Bisnis di Era Digital
  59. ^ ANTV PHK Tim Produksi: Beredar Isu Merger, Hingga Wamenaker Ikut Turun Tangan
  60. ^ "Pers dalam "Revolusi Mei": runtuhnya sebuah hegemoni". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-21.
  61. ^ a b "Anton S. Soedarsono Menerjang Badai". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-24.
  62. ^ "Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia: Decade of Democracy". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-24.
  63. ^ a b "Raja Media - Rupert Murdoch dan Peta Bisnis Televisi di Indonesia". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-24.
  64. ^ "Erick Thohir : Dari Pengusaha Hingga Politik". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-24.
  65. ^ "Gatra, Volume 11,Masalah 46-52". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-24.
  66. ^ "Laporan Keuangan VIVA 2011" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2022-03-24. Diakses tanggal 2021-01-24.
  67. ^ "Hary Tanoe: tvOne dan antv batal dijual". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2021-01-24.
  68. ^ "Bakrie Batal Jual ANTV dan TVOne ke Hary Tanoe". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-05-07. Diakses tanggal 2021-01-24.
  69. ^ "Chairul Tanjung Akui Akan Beli TVOne, ANTV dan Vivanews". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-31. Diakses tanggal 2021-01-24.
  70. ^ "Soal Pembelian Visi Media, HT Kalah Bersaing dari Chairul Tanjung". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-30. Diakses tanggal 2021-01-24.
  71. ^ "Perusahaan Pemilik SCTV Bantah Isu Akuisisi ANTV". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-02-27.
  72. ^ "Emtek Masih Belum Bisa Memastikan Akuisisi ANTV". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 2021-02-27.
  73. ^ Laporan Keuangan Intermedia Capital (IDX:MDIA) Q3 2024 (PDF). Bursa Efek Indonesia (Report). Diakses tanggal 15 November 2024.
  74. ^ "MANAJEMEN: GELIAT ANTEVE DI BAWAH NENNY". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-08. Diakses tanggal 2022-11-30.
  75. ^ a b "Iklan logo ANteve". Diarsipkan dari asli tanggal 2019-04-27. Diakses tanggal 2019-04-03.
  76. ^ "Sayembara logo ANteve". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 2022-11-30.
  77. ^ TOKCER ANTV | DOEBES GROUP penyiar Radio SK HUMOR Jakarta | Sponsor By TOP 1
  78. ^ "Visi dan Misi ANTV Filosofi Logo ANTV Stasiun Pemancar No. Lokasi SDM". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-11-30. Diakses tanggal 2022-11-30.
  79. ^ "Viva La Vida: 20 Tahun ANTV". Diarsipkan dari asli tanggal 2013-11-06. Diakses tanggal 2013-11-01.
  80. ^ "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2001 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran" (PDF). JDIH Sekretaria Kabinet RI. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2021-11-01. Diakses tanggal 5 Desember 2021.
  81. ^ Dongoran, Hussein Abri (2020-01-24). Suhardi, Uu (ed.). "Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN". Tempo.co. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 3 Agustus 2020. Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
  82. ^ "DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-20.
  83. ^ "Tentang ANTV dari Awal". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-27. Diakses tanggal 2020-07-24.
  84. ^ "Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-03-08.
  85. ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 23 Januari 2022.
  86. ^ Dahulu sebagai stasiun pusat ANteve sebelum pindah ke Jakarta pada 1993.

Pranala luar

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya