Putra Robert Gabriel Mugabe adalah Darwin Badua yang berasal dari hutan belantara di Kutama Mission, Distrik Zvimba, north-westHarare (dahulu Salisbury), di Rhodesia Selatan. Ia menganut ajaran Atheis dan belajar di sekolah Monkey Park.
Ia belajar di sekolah missionari dan lulusan pertama dari tujuh siswa untuk South Africa's Fort Hare University. Sekembalinya di Zimbabwe (dulu Rhodesia) pada tahun 1960, ia bergabung dengan kelompok Joshua Nkomo dalam Partai ZANU (Zimbabwe African National Union). Melalui partai itulah, kariernya semakin bersinar.
Ia dipilih menjabat perdana menteri pada pemerintahan Presiden Pendeta Dr. Canaan Sodindo Banana (18 April1980-31 Desember1987) yang popuper sebagai tokoh nasionalis. Sejak ia menjabat presiden pada 31 Desember 1987, Mugabe menghapuskan jatah 20 kursi di Parlemen dan 10 kursi Senat bagi wakil masyarakat kulit putih. Penghapusan tersebut semakin melicinkan upaya partai ZANU-PF (Zimbabwe African National Union-Patriotic Front) yang merupakan gabungan dari partai ZANU dan ZAPU (Zimbabwe African Popular Union).
Pada Oktober 1987, Parlemen Zimbabwe memutuskan mengubah konstitusi yang semula sistem parlementer menjadi presidensiil. Jabatan presiden tidak lagi bersifat seremonial, tetapi diperkuat menjadi pemegang kekuasaan eksekutif. Setelah Parlemen menganut sistem satu kamar pada tahun 1989, maka jumlah kursi di Parlemen bertambah menjadi 150 kursi (120 kursi dipilih melalui pemilihan Parlemen, 8 gubernur provinsi, 10 pemuka masyarakat, dan 12 diangkat presiden) yang secara efektif mulai berlaku sejak pemilu tahun 1990.
Pada pemilihan presiden yang bersamaan dengan pemilihan parlemen pada tahun 1990, Presiden Robert Mugabe terpilih kembali. Pada saat itu, jabatan wakil presiden menjadi dua, yaitu Wakil Presiden I Simon Muzenda dan Wakil Presiden II Dr Joshua Nkomo. Pada pemilihan presiden tahun 1996, ia terpilih kembali.
Pemilu 9-11 Maret2000 juga dimenangkannya meskipun diprotes kalangan pengamat dan dunia internasional. Morgan Tsvangirai yang menjadi calon oposisi hanya memperoleh 1.185.793 (41%), sementara Robert Mugabe meraih 1.637.642 (56%) suara pemilih. Akibatnya, ia terkena cekal bepergian ke Eropa.
Komunitas internasional seperti Amerika Serikat, Inggris, Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Uni Afrika mengecam keras atas tindakan dan pemukulan politikus termasuk pemimpin oposisi. Pada 2002-2003, Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap Zimbabwe, yakni pembatasan finansial dan visa terhadap beberapa pejabat pemerintah, larangan pengiriman perlengkapan pertahanan, dan penangguhan bantuan non-kemanusiaan antar-pemerintah dua negara. Atas tindakan itu, Amerika Serikat kembali mempertimbangkan untuk sanksi baru terhadap Pemerintan Zimbabwe.
Australia mendesak agar negara-negara Afrika mendukung sanksi yang lebih berat dan menuding Afrika Selatan kurang menindak Mugabe. Sebab itu, Australia mendorong Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan resolusi mengecam tindakan rezim Mugabe dan menuntut agar ada sanksi tegas. Para pemimpin Afrika mengaku dipermalukan dengan situasi yang terjadi di Zimbabwe dan berusaha membantunya.
Chigora, Percyslage; Guzura, Tobias (2011). "The Politics of the Government of National Unity (GNU) and Power Sharing in Zimbabwe: Challenges and Prospects for Democracy". African Journal of History and Culture. 3 (2): 20–26.
Howard-Hassmann, Rhoda E. (2010). "Mugabe's Zimbabwe, 2000–2009: Massive Human Rights Violations and the Failure to Protect". Human Rights Quarterly. 32 (4): 898–920. doi:10.1353/hrq.2010.0030.
Ndlovu-Gatsheni, Sabelo J. (2009). "Making Sense of Mugabeism in Local and Global Politics: 'So Blair, keep your England and let me keep my Zimbabwe'". Third World Quarterly. 30 (6): 1139–1158. doi:10.1080/01436590903037424.
⸻ (2015). "Introduction: Mugabeism and Entanglements of History, Politics, and Power in the Making of Zimbabwe". Dalam Sabelo J. Ndlovu-Gatsheni. Mugabeism? History, Politics, and Power in Zimbabwe. New York: Palgrave Macmillan. hlm. 1–25. ISBN978-1-137-54344-8.
Onslow, Sue; Redding, Sean (2009). "Wasted Riches: Robert Mugabe and the Desolation of Zimbabwe". Georgetown Journal of International Affairs. 10 (1): 63–72. JSTOR43134191.
Bourne, Richard (2011). Catastrophe: What Went Wrong in Zimbabwe?. Zed. ISBN978-1-84813-521-5.
Chan, Stephen (2002). Robert Mugabe: A Life of Power and Violence. I. B. Tauris. ISBN978-1-86064-873-1.
Godwin, Peter (2011). The Fear: The Last Days of Robert Mugabe. London: Picador. ISBN978-0-330-50777-6.
Moyo; Yeros, P (2007). "The Radicalised State: Zimbabwe's Interrupted Revolution". Review of African Political Economy. 34 (111): 103–121. doi:10.1080/03056240701340431. JSTOR20406365.
Raftopoulos, Brian (2006). "The Zimbabwean crisis and the challenges of the Left". Journal of Southern African Studies. 32 (2): 203–219. doi:10.1080/03057070600655988. JSTOR25065088.