Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Peristiwa Rengasdengklok

Kamar peristirahatan Bung Karno di rumah Djiaw Kie Siong.

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta.[1]

Tempat persembunyian Bung Karno dan Hatta, berlokasi di Rengasdengklok, Karawang

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.[2][3]

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.[4]

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945. Ada dua lokasi pilihan untuk pembacaan teks proklamasi, yaitu Lapangan IKADA (yang sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Rumah Bung Karno akhirnya dipilih untuk menghindari kericuhan antara penduduk dan tentara Jepang karena tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga di Lapangan IKADA setelah mendapat informasi ada sebuah acara yang akan diselenggarakan di lokasi tersebut. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok. Awalnya, Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di sebuah gubuk tua, pinggir kali dekat sawah yang tak layak kondisinya. Atas usulan KH. Darip pejuang dari Klender kepada Soekarni dan kawan-kawan, agar Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di tempat yang layak, maka dipilih lah rumah saudagar Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Subardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Kriegsmarine, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[5]

Latar belakang

Altar ruang tamu

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.

Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

Pranala luar

Rujukan

  1. ^ Gischa, Serafica, ed. (2021-02-08). "Peristiwa Rengasdengklok: Tujuan dan Hasil Kesepakatan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-06-20. 
  2. ^ Adams, Cindy. (2007). Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia. Hadi, Syamsu., Yayasan Bung Karno (Jakarta). (edisi ke-Ed. rev). Jakarta: Yayasan Bung Karno. ISBN 979-96573-2-6. OCLC 230895721. 
  3. ^ "Ketika Sukarno Ditodong Pisau, Pedang dan Pistol". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-01. 
  4. ^ Gitiyarko, Vincentius (2020-08-14). "Peristiwa Rengasdengklok: Kisah Perjuangan Kaum Muda Memproklamasikan Kemerdekaan". Kompaspedia. Diakses tanggal 2021-06-20. 
  5. ^ "Proklamasi dan Kisah Mesin Ketik Jerman". Majalah Tempo. Diakses tanggal 02 Mei 2021. 

Baca informasi lainnya yang berhubungan dengan : Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa-Peristiwa Januari Peristiwa Situjuah Peristiwa Cicendo Horizon peristiwa Peristiwa 17 Oktober Peristiwa Sakai Seputar Peristiwa Peristiwa budi Peristiwa Tanjung Morawa Peristiwa Mandor Film dan Peristiwa Peristiwa Sanggoledo Peristiwa Rengasdengklok Peristiwa kepunahan Trias–Jura Peristiwa Asama-Sansō Peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen Peristiwa kepunahan Perm–Trias Peristiwa Doktor Mochtar Peristiwa 27 Juli Peristiwa Lavon Manusia dan Peristiwa Peristiwa Tunguska Peristiwa Tiga Daerah Peristiwa Cimanggis Peristiwa Oksigenasi Besar Peristiwa Kepunahan Devon Akhir Peristiwa Azo…

lla Peristiwa Olo Peristiwa Lapangan Banteng 1982 Peristiwa Kyūjō Peristiwa kepunahan Ordovisium-Silur Garis besar peristiwa dalam Wahyu kepada Yohanes Peristiwa Gejayan Peristiwa Cimareme Peristiwa 3 Oktober 1945 Peristiwa Kanigoro Peristiwa kepunahan pada periode Kuarter Peristiwa 3 Juli 1946 Peristiwa Tanjung Priok Peristiwa Mangkuk Merah 1967 Jejak Peristiwa Peristiwa Isshi Peristiwa Tiga Maret Monumen Perjuangan Peristiwa Merah Putih Sanga Sanga Peristiwa Talangsari 1989 Peristiwa 81-84 Peristiwa 19 November Peristiwa Penting Zaman Tiga Negara Merah Putih Peristiwa Peristiwa anoksik Peristiwa Andi Azis Peristiwa sebelum Perang Dunia II di Eropa Pemrograman terkandar-peristiwa Peristiwa Keluaran Peristiwa Arfai Peristiwa Memali Peristiwa Zhongli Peristiwa Sosis Peristiwa 19 Agustus 1966 Peristiwa 228 Peristiwa 77-81 Peristiwa Toko Roti Esing Peristiwa Ratu Anatahan Peristiwa 2 September 1985 Kepunahan massal Peristiwa 11 September 1926 Peristiwa Meteor Ordovisium Peristiwa Baal-Peor Pemberontakan Jeju Urutan waktu peristiwa sebelum Perang Dunia II Peristiwa Laplace Peristiwa Mudan Peristiwa Gedoran Depok Peristiwa Merah Putih (Manado) Peristiwa 8,2 kilo-warsa Peristiwa Padang

Kembali kehalaman sebelumnya