Daftar ini berisikan peristiwa-peristiwa pembakaran buku yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia. Dalam artikel ini, pembakaran buku juga mencakup cara-cara perusakan buku lainnya seperti pemusnahan fisik, peleburan, pembuangan dll. Dalam pengertian yang lebih kontemporer, buku tidak terbatas pada kumpulan kertas terjilid, melainkan juga dalam bentuk CD, kaset, dsb.
Prakemerdekaan
Pembakaran karya Hamzah Fansuri
Pada tahun 1637, ribuan buku karya Hamzah Fansuri, seorang penyair dan sufi Aceh, dibakar di halaman Masjid Raya Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Seorang ulama berpengaruh, Nuruddin ar-Raniri, menjatuhi fatwa atas kitab-kitab karangan Hamzah Fansuri sebagai kafir zindik karena memuat ajaran-ajaran sufistik wahdatul wujud. Masa ini merupakan masa peralihan kekuasaan dari Sultan Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Tsani. Karangan murid Hamzah Fansuri, Syamsuddin As-Sumatrani yang digantikan jabatannya oleh Nuruddin Ar-Raniri, juga turut dibakar. Buku-buku karangan mereka dicari-cari di seluruh Aceh untuk kemudian dimusnahkan. Bagi siapa saja yang kedapatan mengikuti/memercayai ajaran kedua tokoh tersebut akan mendapatkan hukuman. Peristiwa ini bertahan berbulan-bulan dan sempat dicatat oleh Peter Mundy, seorang penjelajah, saudagar dan penulis, dalam bukunya The Travel of Peter Mundy.[1][2][3][4]
Upaya pemberangusan ajaran Hamzah Fansuri juga sampai pada upaya penyensoran. Nama Hamzah Fansuri, kendatipun begitu berpengaruh pada masa itu, tidak dicatat dalam risalah kerajaan Aceh seperti Hikayat Aceh dan Bustan Al-Salatin yang dikarang oleh Nuruddin ar-Raniri. Akibat penghancuran sistematis yang didukung kerajaan, panganut ajaran tasawuf yang sebelumnya signifikan di Aceh menjadi sasaran diskriminasi. Meskipun begitu, pengikut-pengikut Hamzah Fansuri berhasil menyelamatkan sejumlah karya sehingga sebagian masih bisa dibaca hingga saat ini, seperti Asrarul-'Arifin, Syarabul-'Asyiqin, Al-Muntahi, Ruba'I Hamzah Fansuri, Bachrun-Nisa', dan Syair Ikan Tunggal.[1] Ajaran tasawuf kembali dikembangkan di Aceh pada abad ke-17 oleh Syekh Abdurrauf Singkil dan murid-muridnya, hingga tersebar ke pulau Jawa dan pulau-pulau lain di Nusantara.[5]
Pembakaran Pustaha Batak
Selama perang Padri terjadi di wilayah Mandailing, ribuan pustaha Batak dibakar karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Orang-orang Padri gencar memburu pustaha-pustaka Batak untuk dimusnahkan. Hal ini kemudian membuat pustaha Batak sangat langka di wilayah Angkola dan Mandailing. Hal serupa juga terjadi di kawasan Toba, misionaris Kristen membakar pustaha-pustaha Batak karena dianggap tidak sejalan dengan ajaran Kristen. Misionaris Meerwaldt misalnya, menulis bahwa pustaha Batak "sudah saatnya untuk dibakar."[6][7]
Pembakaran percetakan Laguboti
Jepang membakar percetakan Laguboti dan seluruh buku-buku di dalamnya, kemudian menggeledah rumah-rumah di Tapanuli untuk membakar buku apa pun yang berbau Belanda. Percetakan Laguboti didirikan oleh zending Belanda pada tahun 1904 untuk memproduksi buku-buku berbahasa Batak, seperti cerita rakyat, baik dalam aksara Batak maupun aksara Latin. Saat ini, buku-buku cetakan Laguboti yang berharga telah raib sepenuhnya.[8][9]
Pembakaran buku-buku berbahasa Belanda
Selama masa pendudukan Jepang, secara umum buku-buku berbahasa Belanda dan berbahasa Eropa lainnya, seperti Inggris dan Prancis, dilarang dan dibakar. Salah satu sumber menyatakan upacara pembakaran buku-buku ini dilakukan di depan umum dan tampak mirip dengan apa yang dilakukan oleh Nazi. Buku-buku pelajaran berbahasa Belanda untuk sekolah-sekolah juga turut dibakar.[10][11][12][13] Pada masa ini, Jepang melarang seluruh operasi perpustakaan di Hindia Belanda, kecuali perpustakaan di Museum Pusat. Jepang berniat untuk mengacaukan sistem perpustakaan yang dirancang Belanda dan juga membakar terbitan-terbitannya.[14]
Orde Lama
Komunis membakar buku
Pada kisaran 1964-1965, Lembaga Kebudayaan Rakyat beserta ormas-ormas terafiliasi PKI lainnya, seperti Pemuda Rakyat dan CGMI, mendatangi perpustakaan United States of Information Service (USIS), bagian penerangan dan kebudayaan Kedutaan Besar Amerika Serikat, di Jakarta dan Surabaya, untuk merampas koleksi buku dan piringan hitam, termasuk musik The Beatles dan Koes Plus. Rampasan dari USIS ini kemudian dibakar bersama buku-buku lainnya, baik yang dianggap oldefo maupun karya-karya penyokong Manikebu. Harian Bintang Timur secara berlebihan memberitakan bahwa angka buku yang dibakar pada masa-masa ini mencapai 2 juta eksemplar. Meskipun demikian, Pramoedya selaku pemimpin Lekra kala itu membantah tuduhan-tuduhan bahwa ia terlibat dalam pembakaran ini.[15][16][17]
Untuk upaya pemberangusan film-film Amerika Serikat oleh kelompok komunis, bacaPAPFIAS.
Pembakaran buku pada Hari Pendidikan Nasional
Pada 2 Mei 1964, Pemerintah Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional dengan membakar sekitar 500 buku umumnya tentang sejarah dan bahasa yang dianggap bertentangan dengan ideologi Indonesia. Buku-buku berbahasa Inggris, Prancis, Jerman dan Belanda ini dibakar pada saat upacara di halaman dinas pendidikan dan bawah bendera merah-putih.[18]
Orde Baru
Pembakaran buku, arsip dan perpustakaan Pramoedya Ananta Toer
Pemerintahan Orde Baru melarang segala hal yang mengandung paham komunisme. Angkatan Darat menyapu buku-buku karangan penulis-penulis berhaluan komunis atau yang terindikasi komunis, salah satunya ialah Pramoedya Ananta Toer. Pada Oktober 1965, Angkatan Darat membakar karya-karya Pram berserta arsip dan perpustakaan pribadinya. Akibat pembakaran tersebut, beberapa karya Pram yang sedang ditulis ikut lenyap, seperti jilid kedua dan ketiga dari trilogi Gadis Pantai. Beberapa karangan Pram yang ikut dibakar adalah tulisan tentang sejarah perempuan Indonesia; yakni bagian ketiga dari buku mengenai Kartini, sejarah bahasa Indonesia, kajian tentang Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, beberapa cerita pendek, dan buku hariannya.[19][20]
Pemusnahan 10 ton buku tentang komunisme
Pada Oktober 1972, atas dasar TAP MPRS No. XXV/1966 tanggal 5 Juli 1966 dan UU No. 4/PNPS/1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang-barang Cetakan, Kejaksaan Agung membakar 10 ton buku, pamflet, poster, majalah dan buletin tentang komunisme. Barang-barang tersebut adalah barang sitaan yang terkumpul dari razia yang dilakukan dalam kurun waktu empat bulan (April-Juli 1972). Dari setiap karung yang hendak dilemparkan ke tungku raksasa, dibuka salah satu bukunya untuk diperlihatkan kepada wartawan. Sebagian buku lainnya didaur ulang menjadi kertas kembali.[21]
Reformasi
Pembakaran buku sentimentil di Bandung
Pada tahun 2001, sejumlah mahasiswa dilaporkan membakar buku-buku yang dianggap sentimentil seperti karya-karya Kahlil Gibran dan seri Chicken Soup. Tindakan ini adalah wujud protes kelompok tersebut terhadap minat baca mahasiswa pada buku-buku yang dinilai cengeng, pop dan tidak mencerdaskan. Disebutkan, piringan cakram grup musik Dewa yang menyitir karya Kahlil Gibran juga dihanguskan.[22][23]
Pembakaran buku oleh Aliansi Anti Komunis
Pada tahun 2001, Aliansi Anti Komunis (AAK) yang terdiri dari 33 organisasi, seperti Gerakan Pemuda Islam (GPI), Front Hizbullah, Front Merah Putih, Forum Pemuda Betawi, dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia, merazia buku-buku beraliran kiri di berbagai kawasan di Jakarta. Tidak hanya toko buku, gerakan ini juga masuk merazia ke dalam indekos dan kontrakan mahasiswa di kawasan Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Buku-buku berhaluan kiri tersebut dikumpulkan dan langsung dibakar di hadapan mahasiwa. Buku-buku karangan Pramoedya dilaporkan juga dibakar. Buku Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme karangan Franz Magnis Suseno dilaporkan dibakar di kantor pusat Gerakan Pemuda Islam, meskipun buku tersebut sesungguhnya merupakan kritik terhadap Marxisme. Buku-buku tulisan Hermawan Sulistyo, Imam Prakoso dan Indra Piliang juga dilaporkan ikut dibakar. Berbagai penerbit dan toko buku dikabarkan menarik buku-buku berhaluan kiri dari peredaran untuk mengantisipasi gerakan ini. Aliansi untuk Kebebasan Berpikir dan Bersuara (AKBB), Pengurus Pusat Ikatan Penerbit Indonesia dan Gabungan Toko Buku Indonesia menggelar konferensi pers untuk menentang gerakan ini. M. Nofal Donggio, Sekretaris Jenderal AAK, menyatakan bahwa setelah buku, mereka akan men-sweeping orang.[22][24][25][26]
Pembakaran buku pelajaran sejarah untuk SMP dan SMA
Pada 25 September 2007, Kejaksaan Negeri Bekasi membakar sebanyak 1.468 buku sejarah untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari berbagai penerbit karena tidak mengikutsertakan kata PKI untuk menyebut Gerakan 30 September. Tindakan ini merujuk pada pelarangan 13 judul buku pelajaran sejarah dari 10 penerbit yang diputuskan oleh Kejaksaan Agung.[27]
Pembakaran buku karya Soemarsono di Surabaya
Pada tahun 2009, Front Anti Komunis membakar buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono pada saat unjuk rasa di depan Gedung Graha Pena, Surabaya. Aksi ini adalah tanggapan terhadap kolom serial wartawan Jawa Pos Dahlan Iskan tentang Soemarsono, "Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya" yang dianggap mempromosikan tokoh komunis. Guru Besar Ilmu Sejarah Unesa Prof. Dr. Aminuddin Kasdi yang ikut dalam pembakaran, berkata sebagaimana yang dikutip pada Jawa Pos edisi 4 September 2009 ”Sejarah memang versinya yang menang. Lha, gimana, kalah kok njaluk (minta) sejarah." sebagai respons dari alternatif/pelengkap sejarah yang dipaparkan Soemarsono dalam karyanya.[28][29]
Pembakaran buku Susilo Bambang Yudhoyono di Magelang
Pada tahun 2011, Gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK (Cicak) Magelang membakar buku-buku tentang Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap sebagai propaganda karena diedarkan di perpustakaan-perpustakaan sekolah, bukannya toko buku. Selain itu, pengadaan buku-buku ini juga dicurigai sebagai penyelewengan uang negara. LSM ini membakar sembilan buku tentang Presiden Yudhoyono, yaitu Menata Kembali Kehidupan Bangsa, Jendela Hati, Diplomasi Damai, Merangkai Kata Menguntai Nada, Bintang Lembah Tidar, Jalan Panjang Menuju Istana, Adil Tanpa Pandang Bulu, Peduli Kemiskinan, dan Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan. Aksi pembakaran ini terjadi di depan kantor Kejaksaan Negeri Magelang. Semua buku itu diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung.[30][31]
Pembakaran buku 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia
Pada tahun 2017, Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Jember membakar buku IPS kelas VI SD karena memuat informasi Yerusalem sebagai ibu kota Israel.[35]
Pemusnahan buku, tesis dan disertasi koleksi LIPI
Pada awal tahun 2019, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI memusnahkan 32 ribu buku, tesis dan disertasi dari koleksinya tanpa proses digitalisasi. Pemusnahan itu dicetuskan Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dan dianggap sebagai "kabar duka bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia". Pengangkutan dan pemusnahan dilakukan pada malam hari dan bukti-bukti seperti rekaman CCTV dan laporan satpam juga tidak dapat terlacak. Pemusnahan ini dilakukan bahkan sebelum proses digitalisasi. Pihak LIPI berdalih bahwa proses tersebut lazim dalam dunia perpusakaan dan peraturan menteri tidak mewajibkan upaya digitalisasi, melainkan hanya dokumentasi.[36][37]
Pembakaran buku karangan Abuya Jamaluddin Waly
Pada Januari 2020 di Banda Aceh, buku karangan Abuya Jamaluddin WalyAliran-aliran yang Dianggap Menyimpang dibakar di hadapan 20 ribu jemaah, termasuk di dalamnya para cendekiawan, ulama, pemerintah, dan sejumlah hadirin dari berbagai daerah di Indonesia. Buku ini ditentang karena telah menyebut ajaran Abdul Karim Al-Jilly yang mengandung sufisme dan tasawuf sebagai menyimpang.[38] Beredarnya buku tersebut dituduh sebagai penyebab adanya pertentangan dalam masyarakat Aceh yang saling kafir-mengafirkan atau bahkan bertikai karena perbedaan aliran.[39]
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Gubernur jenderal – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR Gubernur jenderal (bahasa Inggris: governor general, Belanda: gouverneur-generaal) umumnya adalah seorang gubernur dengan pan...
Former British Army command Aldershot CommandActive1881–1941Country United KingdomBranch British ArmyTypeCommandGarrison/HQAldershotMilitary unit Aldershot Command was a Home Command of the British Army. History Military Headquarters Building, in use 1895 to 1995 (when it was handed over to 4th Division) After the success of the Chobham Manoeuvres of 1853, reformers of the British Army decided to create a permanent training camp at Aldershot. To begin the preliminary work a small party...
French sculptor (1730–1809) Portrait of Pajou by Adélaïde Labille-Guiard.[1] Bust of Michel-Jean Sedaine, 1775, The Victoria and Albert Museum, London. Mercury, 1780. Augustin Pajou (19 September 1730 – 8 May 1809) was a French sculptor, born in Paris. At eighteen he won the Prix de Rome, and at thirty exhibited his Pluton tenant Cerbère enchaîné (now in the Louvre). Selected works Pajou's portrait busts of Buffon and of Madame du Barry (1773), and his statuette of Bossuet (a...
جامعة ماكواري معلومات التأسيس 1964 المنحة المالية 900 مليون دولار النوع عامة الموقع الجغرافي إحداثيات 33°46′31″S 151°06′46″E / 33.775259°S 151.112915°E / -33.775259; 151.112915 المدينة سيدني البلد أستراليا سميت باسم لاكلان ماكواري[1] إحصاءات عدد الطلاب 38,753 (سنة ؟؟) عضوية أور...
Video gameCrazy Frog Racer 2Developer(s)Neko EntertainmentPublisher(s)Valcon GamesTurtle GamesPlatform(s)PlayStation 2, Microsoft WindowsGenre(s)RacingMode(s)Single-player, multiplayer Crazy Frog Racer 2 (known as Crazy Frog: Arcade Racer in North America) is a 2006 racing game developed by Neko Entertainment and the sequel to the 2005 racing game Crazy Frog Racer. It was published by Valcon Games in the United States and Turtle Games in the United Kingdom.[1] This game includes tradi...
2012 film MeteoraFilm posterDirected bySpiros StathoulopoulosWritten byAsimakis Alfa PagidasSpiros StathoulopoulosStarringTheo AlexanderCinematographySpiros StathoulopoulosRelease date 12 February 2012 (2012-02-12) (Berlin) Running time82 minutesCountryGreeceLanguageGreek Meteora (Greek: Μετέωρα) is a 2012 Greek drama film directed by Spiros Stathoulopoulos. It competed at the 62nd Berlin International Film Festival in February 2012.[1] The film takes its tit...
Perubahan albedo di Greenland Umpan balik es-albedo adalah proses umpan balik positif yang terjadi pada iklim setelah perluasan atau penyusutan tudung es, gletser, dan es laut. Pendinginan cenderung memperluas lapisan es, yang kemudian menambah albedo dan mengurangi jumlah energi surya yang terserap, yang semakin memperkuat pendinginan. Di sisi lain, jika pemanasan global menyusutkan lapisan es, albedo juga ikut turun, sehingga jumlah energi surya yang terserap pun bertambah dan semakin mempe...
Fightin' MarinesFightin' Marines #14, the first issue published by Charlton.Publication informationPublisherSt. John PublicationsCharlton ComicsScheduleBi-monthlyFormatAnthologyPublication dateOctober 1951 – September 1984No. of issues174Creative teamWritten byJoe GillArtist(s)Pat Boyette, Sam Glanzman, Jack Keller, Sanho Kim, Fran Matera, Warren Sattler Fightin' Marines was a bimonthly war comic magazine published by St. John Publications from 1951–1953, and Charlton Comics from 1955...
Головний офіс Газпрому, Москва Будинок Кабінету Міністрів України Кримінальні справи ЄЕСУ і Міноборони Росії — низка резонансних кримінальних справ, які розслідувалися в 2000 — 2003 роках в Росії та Україні; ці справи стосуються договорів (1996—1997 років) між ЄЕСУ і Міно...
Penumpang kereta di London Sejumlah anak kecil menumpang motor yang dikendarai oleh anggota TNI AD Penumpang adalah seseorang yang hanya menumpang, baik itu pesawat, kereta api, bus, maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak termasuk awak mengoperasikan dan melayani wahana tersebut. Penumpang bisa dikelompokkan dalam dua kelompok: Penumpang yang naik suatu mobil tanpa membayar, apakah dikemudikan oleh pengemudi atau anggota keluarga. Penumpang umum adalah penumpang yang ikut dalam perja...
CiccianoKomuneComune di CiccianoLokasi Cicciano di Provinsi NapoliNegara ItaliaWilayah CampaniaProvinsiNapoli (NA)Luas[1] • Total7,33 km2 (2,83 sq mi)Ketinggian[2]52 m (171 ft)Populasi (2016)[3] • Total12.698 • Kepadatan1,700/km2 (4,500/sq mi)Zona waktuUTC+1 (CET) • Musim panas (DST)UTC+2 (CEST)Kode pos80033Kode area telepon081Situs webhttp://www.comune.cicciano.na.it Cicciano adala...
Skulptur im Zentrum des Monuments Veranschaulichung der Größe des Denkmals durch eine davor befindliche Schulklasse Das Ramkhamhaeng-Denkmal (thailändisch พระบรมราชานุสาวรีย์พ่อขุนรามคำแหงมหาราช, RTGS Phra Borom Rachanusawari Pho Khun Ram Khamhaeng Maharat) ist eine Gedenkstätte für den dritten Herrscher des historischen Reiches von Sukhothai und mutmaßlichen Begründers der thailändischen Schrift, König Ram...
American horror punk band For the fictional band, see Jem (TV series). MisfitsThe Misfits performing live in 2012Background informationAlso known asThe Original Misfits (2016–present)OriginLodi, New Jersey, U.S.Genres Horror punk hardcore punk punk rock heavy metal Years active 1977–1983 1995–present Labels Plan 9/Blank Slash Caroline Geffen Roadrunner Misfits SpinoffsSamhainMembers Jerry Only Glenn Danzig Doyle Wolfgang von Frankenstein Acey Slade Dave Lombardo Past members Diane DiPia...
Italian activist, editor (1882–1952) BlessedArmida BarelliOFSBorn1 December 1882Milan, Kingdom of ItalyDied15 August 1952(1952-08-15) (aged 69)Marzio, Varese, ItalyVenerated inRoman Catholic ChurchBeatified30 April 2022, Santa Maria Nascente, Milan, Italy by Cardinal Marcello SemeraroFeast19 November Armida Barelli (1 December 1882 – 15 August 1952) was an Italian Roman Catholic who served in the educational field during her life and was also a professed member of the Secular Fr...
Strategi Solo vs Squad di Free Fire: Cara Menang Mudah!