corona.banyuwangikab.go.id infocovid19.jatimprov.go.id
Pandemi koronavirus/COVID-19 di Banyuwangi 2020 pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 29 Maret 2020. Pasien merupakan suspeck covid 19 asal Kecamatan Muncar yang kemudian dikonfirmasi terinfeksi COVID-19 selama menjalani perawatan di RSUD Blambangan.[1]
Hingga saat ini 29/08/2020 terdapat 275 suspeck covid 19, dan 687 Positif Covid-19 di banyuwangi. Ke enamratus delapanpuluh tujuh pasien yang positif covid-19 yakni masing masing dari Kecamatan Muncar 6 orang, Kecamatan Cluring 4 orang, Kecamatan banyuwangi 39 orang, Kecamatan siliragung 4 orang, Kecamatan tegaldlimo 2 orang, Kecamatan glagah 2 orang, Kecamatan Genteng 16 orang, Kecamatan bangorejo 16 orang, Kecamatan srono 13 orang, Kecamatan kabat 9 orang, Kecamatan kalipuro 11 orang, Kecamatan gambiran 4 orang, Kecamatan tegalsari 502 orang, Kecamatan purwoharjo 13 orang, Kecamatan glenmore 10 orang, Kecamatan kalibaru 5 orang, Kecamatan singojuruh 2 orang, Kecamatan rogojampi 11 orang, Kecamatan blimbingsari 2 orang, Kecamatan giri 7 orang, Kecamatan sempu 2 orang, dan Kecamatan wongsorejo 4 orang.
Penularan covid-19 terbesar di kabupaten banyuwangi berada di kecamatan tegalsari, tepatnya di desa blokagung, setelah ditemukanya klaster pondok pesantren darussalam pada 20 agustus 2020. Klaster ponpes tersebut menyumbang 77 kasus positif baru di kabupaten banyuwangi pada 21 agustus 2020.
Sedangkan total kasus COVID-19 DI INDONESIA positif covid-19: 169,195, sembuh: 122,802, dan yang Meninggal dunia sebanyak: 7,261. sumber: Badan nasional penanggulangan bencana. Indonesia sendiri menjadi negara dengan kasus positif terbanyak ke 23 di dunia dari 216 negara yang mengonfirmasi kasus covid-19, sedangkan di asia tenggara indonesia berada di posisi kedua setelah Filipina.
Hingga saat ini, COVID-19 telah menginfeksi sebanyak 24,955,305 orang, dengan 842,198 kematian, dan 17,338,032 orang sembuh di seluruh dunia.
Pandemi koronavirus pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada 17 November 2019. Pandemi COVID-19 yang disebabkan salah satu jenis koronavirus yang diberi nama SARS-CoV-2[2] ini mengakibatkan pneumonia dan kegagalan multiorgan lainnya.[3] Pengidap infeksi ini akan menunjukkan gejala demam, batuk kering, hingga kesulitan bernafas,[4][5] namun penelitian selanjutnya menemukan adanya kemungkinan pengidap khususnya mereka yang berusia muda tidak menunjukkan gejala klinis apapun yang menjadikannya justru lebih berbahaya dalam hal penyebarannya.[6] Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada 11 Maret 2020.[7][8][9][10]
(8/6/2020).
Semenjak ditetapkan menjadi zona merah setelah konfirmasi kasus COVID-19 pertama, pemerintah Kabupaten Banyuwangi kemudian bergerak dengan mengimbau warga menjaga jarak fisik, beberapa ruas jalan ditutup pada waktu-waktu tertentu untuk membatasi gerak warga. Pemerintah juga menambah kapasitas ruang isolasi di beberapa rumah sakit rujukan dan ruang isolasi darurat lainnya dengan total lebih dari 350 ranjang. Penyemprotan disinfektan dilakukan hampir setiap hari di sejumlah ruang publik.[17]
Pemerintah juga menyatakan telah merelokasi anggaran APBD 2020 sebesar 21 miliar rupiah yang ditujukan untuk penambahan tempat isolasi, alat tes cepat, pengadaan alat pelindung diri, hingga penambahan ventilator dan respirator sebagai alat bantu pernapasan pasien.[18]
Untuk menjaga konsumsi makanan bagi pekerja informal seperti pengemudi ojek, becak, PKL, ultramikro, dan pengemudi angkutan kota yang terdampak kebijakan jaga jarak fisik, pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga membagikan kupon makan gratis kepada kelompok tersebut. Bahan makanan yang disebarkan juga diambil dari pemilik-pemilik warung makan kecil yang juga turut terdampak pandemi.[19]
Sebagai kota yang dikenal dengan atraksi pariwisata alam, budaya, dan festival, pemerintah Kabupaten Banyuwangi memutuskan untuk menunda seluruh acara festival yang seharusnya dilakukan bulan Maret-April, festival lain di bulan-bulan selanjutnya juga diprediksi akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Diantara agenda festival besar yang akan tertunda selama bulan Maret-April tersebut adalah Wongsorejo Corn Festival, Banyuwangi Art Week, Banyuwangi Fashion Festival, International BMX Competition, Bangsring Underwater Festival, Banyuwangi Fishing Week, Festival Lembah Ijen, Muncar Food Festival[20].